Sub Topik
Sasaran
: Ibu Nani
Tempat
Hari/tanggal
: Rabu, 18 Maret2015
Waktu
: 30 menit
Penyuluh
: Ahmad Rifai
I.
Kegiatan Penyuluhan
Memberi salam pembuka dan
Kegiatan Peserta
Menjawab
perkenalan diri
2. Inti 30 menit :
salam
dan
akan diberikan
Menanyakan (review) tentang
memperhatikan
Menjawab
Mendengarkan
pertanyaan
penyuluh
Mendengarkan
dengan penuh
perhatian
Bertanya pada
penyuluh bila
Konstrasepsi IUD
3. Kelemahan dan
Kelebihan IUD.
4. Efek Samping,
Indikasi dan
3. Penutup 8 menit:
Kontraindikasi.
Tanya jawab
Menyimpulkan hasil
penyuluhan
jelas
Menanyakan
Aktif bersama
dalam
menyimpulkan
Membalas
salam
VIII. EVALUASI
1. Mengajukan pertanyaan lisan.
a.
Tes awal.
b.
Tes akhir
IX. REFERENSI
Retna, Diah. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha medika.
Roesli, Utami. 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Niaga Swadaya.
Salehah, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba
Medika.
LANDASAN TEORI
ALAT KONTARASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) atau
INTRA UTERINE DEVICES (IUD)
A.
PENGERTIAN
IUD ( Intra uterine devices) atau AKDR (Alat kontrasepsi dalam rahim)
adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke dalam
rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu.
IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang. Nama populernya adalahJenisjenis IUD di Indonesia.
B.
JENIS-JENIS IUD
ALAT
MASA
BENTUK
PENGGUNAAN
Multiload
3 tahun
Batang
tegak
3,6cm;250mm2
lurus
lilitan
dengan
tembaga
panjang
mengelilingi
batang
Multiload
3 tahun
CU250
Pendek
Multiload
5 tahun
CU375
Flexi-T300 5 tahun
GyneFix
5 tahun
panjang
diameter2,2mm
masing-masing
dengan
5mm
total330mm2
dan
lilitan
C.
PENJELASAN METODE
Sebuah IUD dimasukan melalui saluran serviks dan dipasang dalam uterus.
IUD memiliki benang yang menggantung turun kedalam vagina, yang dapat
diperiksa oleh wanita guna memastikan alat tersebut pada posisi yang benar. IUD
mencegah kehamilan dengan merusak kemampuan hidup sperma dan ovum
melalui perubahan tuba falopii dan cairan uterus, ada reaksi terhadap benda asing
disertai peningkatan leukosit .
Kondisi ini mengurangi kesempatan ovum dan sperma bertemu dan
menghambat pembuahan. Tembaga pada IUD ipercaya bersifat toksik terhadap
sperma dan ovum.
D.
PROSEDUR PEMASANGAN
Sebelum pemasangan,hasil pemeriksaan klamidia harus diperiksa, masa
menstruasi terakhr diabil untuk menyingkirkan kehamilan yang telah ada, dan test
kehamilan bila dibutuhkan. Wanita harus mengosongkan kandung kemih karen
akan membuat pemasangan lebih muda meraba uterus pada abdomen dan lebih
nyaman bagi wanita.
Selama pemasangan IUD/AKDR. klien anda mungki seseorang menggegam
tanganya dan membuat dirinya merasa nyaman. Sebelum dipasang pemeriksann
bimanul sangat diperlukan untuk memastikan ukuran, posisi, dan arah uterus dan
guna memeriksa bahwa tidak ada nyeri tekan.
Keterampilan dan pengalaman pemasangan akan membantu mengurangi
masalah dan efek sampin. Namun bila wanita ingin mendapat anestesi lokal guna
mengurangi nyeri atau pernah mengalami pengalaman masa lalu, maka AKDR
dapat dipasang dengan membeikan gel lignokain atau blok paraservikal.
Pemasangan AKDR dilakukan dengan suatu tehnik tanpa sentuhan
sehingga harus dignakan sepasang sarung tangan bersih setelah pemeriksaan
bimanual. Spekulum steril dimasukan kedalam vagina dan letak serviks dicari;
spekulum ini dibersihkan dengan bol kapas steril dan larutan antiseptik. Sonde
uterus dimasukan kedalam uterus melalui saluran serviks umtuk mengkur
panjang, arah, dan patensi uterus. tindakan ini dapat menyebabkan kram seperti
nyeri menstruasi yang seharusnya berkurang saat saat sonde uterus dikeluarkan.
Serviks dapat distabilkan dengan korsep Allis atau tenkulum sehingga AKDR
dapat dipasang lebih mudah, hl ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman karena
serviks sangat peka. Selanjutnya AKDR dimasukan melalui kanalis servikalis ke
dalam uterus. Benang AKDR dipendekan saat telah berada diposisinya dan dilipat
keatas kebelakang serviks.
E.
PASCA PEMASANGAN
Setelah pemasangan AKDR, wanita harus dianjurkan datang kembali lebih
awal dari janji pertemuan 4-6 minggu bila mereka mengalami tanda-tanda infeksi,
karena 20 hari pertama setelah pemasangan adalah masa infeksi paling tinggi.
Apabila klien menderita nyeri abdomen bawah atau pireksia, ia harus kembali
lebih awal.
Menganjurkan wanita pantang koitus selama 48 jam merupakan tindakan
yang tepat sehinnga lendir serviks dapat kembali normal, yang membantu
memberi perlindungan dari infeksi yang lebih berat.
G.
INDIKASI
Usia reproduktif
Keadaan nulipara
H.
KONTRAINDIKASI
Yang tidak diperkenankan menggunakan IUD adalah
Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau
abortus septik
Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat
mempengaruhi kavum uteri
I.
J.
Miom submukosum
KEUNTUNGAN
KERUGIAN
Menoragie
Dismenorea
Malposisi IUD
J.
L.
WAKTU PEMASANGAN
Pada akhir masamenstruasi karena serviks agak erbuka pada waktu ini
M.
Anjuran
migrain
Penyakit jantung
Sebaiknya
mengandung
jangan
diberi
progestin,
AKDR
karena
yang
progestin
Sebaiknya
jangan
diberi
AKDR
yang
mengandung progestin