Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ALAT KONSTRASEPSI IUD


Topik

: Alat Konstrasepsi IUD

Sub Topik

: Definisi, Jenis-Jenis, Kelemahan dan Kelebihan, Efek Samping,


Indikasi dan Kontraindikasi, Konstrasepsi IUD dengan benar.

Sasaran

: Ibu Nani

Tempat

: Ruang Rawat Gabung RSUD Karawang

Hari/tanggal

: Rabu, 18 Maret2015

Waktu

: 30 menit

Penyuluh

: Ahmad Rifai

I.

TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan 80% Ibu Nani mampu mengetahui dan
memahami konsep, kelemahan dan kelebihan serta efek samping, indikasi dan
kontraindikasi dengan bantuan penyuluh.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit diharapkan Ibu Nani
mampu:
a. Menjelaskan definisi alat konstrasepsi IUD dengan baik dan benar.
b. Menyebutkan jenis-jenis konstrasepsi IUD dengan benar.
c. Menyebutkan dari kelemahan dan kelebihan konstrasepsi IUD dengan benar.
d. Menyebutkan dari efek samping, indikasi dan kontarindikasi dengan benar.
III. MATERI (TERLAMPIR)
1. Definisi Alat Konstrasepsi IUD
2. Jenis-jenis Konstrasepsi IUD
3. Kelemahan dan Kelebihan Konstrasepsi IUD
4. Efek Samping, Indikasi dan Kontraindikasi Konstrasepsi IUD.
IV. METODE
1. Ceramah
2. Leaflet
3. Tanya Jawab
V. MEDIA
1. Leaflet
VI. PROSES KEGIATAN PENYULUHAN
No
Waktu
1. Pembukaan 7 menit

Kegiatan Penyuluhan
Memberi salam pembuka dan

Kegiatan Peserta
Menjawab

perkenalan diri

2. Inti 30 menit :

salam

Menjelaskan TIU dan TIK

Menyebutkan materi yang

dan

akan diberikan
Menanyakan (review) tentang

memperhatikan
Menjawab

Mendengarkan

alat konstrasepsi menurut

pertanyaan

salah satu ibu-ibu yang

penyuluh
Mendengarkan

berkunjung ke poli KIA


Menjelaskan materi tentang:
1. Definisi Alat
Konstrasepsi
2. Jenis-jenis

dengan penuh

perhatian
Bertanya pada
penyuluh bila

Konstrasepsi IUD
3. Kelemahan dan

masih ada yang


belum jelas

Kelebihan IUD.
4. Efek Samping,
Indikasi dan
3. Penutup 8 menit:

Kontraindikasi.
Tanya jawab

Menyimpulkan hasil

hal yang belum

penyuluhan

jelas

Memberikan salam penutup

Menanyakan

Aktif bersama
dalam
menyimpulkan

Membalas
salam

VIII. EVALUASI
1. Mengajukan pertanyaan lisan.
a.

Tes awal.

b.

Menanyakan apa yang dimaksud dengan alat konstrasepsi IUD?.

Tes akhir

Menanyakan kepada salah satu ibu jenis-jenis konstrasepsi IUD.

Menanyakan kepada salah satu ibu kelemahan dan kelebihan IUD

Menanyakan kepada beberapa ibu efek samping, indikasi dan

kontraindikasi IUD benar.


2. Observasi.
Respon/tingkah laku ibu-ibu saat diberi pertanyaan: apakah diam atau

menjawab (benar atau kurang tepat).

Ibu-ibu antusias atau tidak.

Ibu-ibu mengajukan pertanyaan atau tidak.

IX. REFERENSI
Retna, Diah. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha medika.
Roesli, Utami. 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Niaga Swadaya.
Salehah, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba
Medika.
LANDASAN TEORI
ALAT KONTARASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) atau
INTRA UTERINE DEVICES (IUD)
A.

PENGERTIAN
IUD ( Intra uterine devices) atau AKDR (Alat kontrasepsi dalam rahim)
adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke dalam
rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu.
IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang. Nama populernya adalahJenisjenis IUD di Indonesia.

B.

JENIS-JENIS IUD
ALAT

MASA

BENTUK

PENGGUNAAN
Multiload

3 tahun

Batang

tegak

3,6cm;250mm2

lurus
lilitan

dengan
tembaga

panjang

mengelilingi

batang

Multiload

3 tahun

Batang tegak lurus dengan panjang 2,5cm;250


mm2 lilitan tembaga menggelilingi batang

CU250
Pendek
Multiload

5 tahun

375mm2 lilitan embaga menglilingi batan

CU375
Flexi-T300 5 tahun

300mm2 lilitan tembaga mengelilingi batang

Nova T 300 5 tahun

380mm2 lilitan kawat tembaga dengan inti perak


mengelilingi batang

T safe 380A 8 tahun

380mm2 liiltan mengelilingi batang dan cincin


tembaga mengeliligi tiap ujung masing-masing
lengan

GyneFix

5 tahun

IUD tanpa bingkai dengan 6 tabung tembaga


dengan

panjang

diameter2,2mm

masing-masing
dengan

5mm

total330mm2

dan
lilitan

tembaga mengelilingi batang dn lengan

C.

PENJELASAN METODE
Sebuah IUD dimasukan melalui saluran serviks dan dipasang dalam uterus.
IUD memiliki benang yang menggantung turun kedalam vagina, yang dapat
diperiksa oleh wanita guna memastikan alat tersebut pada posisi yang benar. IUD
mencegah kehamilan dengan merusak kemampuan hidup sperma dan ovum
melalui perubahan tuba falopii dan cairan uterus, ada reaksi terhadap benda asing
disertai peningkatan leukosit .
Kondisi ini mengurangi kesempatan ovum dan sperma bertemu dan
menghambat pembuahan. Tembaga pada IUD ipercaya bersifat toksik terhadap
sperma dan ovum.

D.

PROSEDUR PEMASANGAN
Sebelum pemasangan,hasil pemeriksaan klamidia harus diperiksa, masa
menstruasi terakhr diabil untuk menyingkirkan kehamilan yang telah ada, dan test
kehamilan bila dibutuhkan. Wanita harus mengosongkan kandung kemih karen

akan membuat pemasangan lebih muda meraba uterus pada abdomen dan lebih
nyaman bagi wanita.
Selama pemasangan IUD/AKDR. klien anda mungki seseorang menggegam
tanganya dan membuat dirinya merasa nyaman. Sebelum dipasang pemeriksann
bimanul sangat diperlukan untuk memastikan ukuran, posisi, dan arah uterus dan
guna memeriksa bahwa tidak ada nyeri tekan.
Keterampilan dan pengalaman pemasangan akan membantu mengurangi
masalah dan efek sampin. Namun bila wanita ingin mendapat anestesi lokal guna
mengurangi nyeri atau pernah mengalami pengalaman masa lalu, maka AKDR
dapat dipasang dengan membeikan gel lignokain atau blok paraservikal.
Pemasangan AKDR dilakukan dengan suatu tehnik tanpa sentuhan
sehingga harus dignakan sepasang sarung tangan bersih setelah pemeriksaan
bimanual. Spekulum steril dimasukan kedalam vagina dan letak serviks dicari;
spekulum ini dibersihkan dengan bol kapas steril dan larutan antiseptik. Sonde
uterus dimasukan kedalam uterus melalui saluran serviks umtuk mengkur
panjang, arah, dan patensi uterus. tindakan ini dapat menyebabkan kram seperti
nyeri menstruasi yang seharusnya berkurang saat saat sonde uterus dikeluarkan.
Serviks dapat distabilkan dengan korsep Allis atau tenkulum sehingga AKDR
dapat dipasang lebih mudah, hl ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman karena
serviks sangat peka. Selanjutnya AKDR dimasukan melalui kanalis servikalis ke
dalam uterus. Benang AKDR dipendekan saat telah berada diposisinya dan dilipat
keatas kebelakang serviks.
E.

PASCA PEMASANGAN
Setelah pemasangan AKDR, wanita harus dianjurkan datang kembali lebih
awal dari janji pertemuan 4-6 minggu bila mereka mengalami tanda-tanda infeksi,
karena 20 hari pertama setelah pemasangan adalah masa infeksi paling tinggi.
Apabila klien menderita nyeri abdomen bawah atau pireksia, ia harus kembali
lebih awal.
Menganjurkan wanita pantang koitus selama 48 jam merupakan tindakan
yang tepat sehinnga lendir serviks dapat kembali normal, yang membantu
memberi perlindungan dari infeksi yang lebih berat.

G.

INDIKASI

Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga


rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut
peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah
bersalin dan pada akhir haid. Yang boleh menggunakan IUD adalah:

Usia reproduktif

Keadaan nulipara

Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang

Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi

Setelah melahirkan dan sedang menyusui

Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi

Risiko rendah dari IMS

Tidak menghendaki metoda hormonal

Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari

Tidak boleh menggunakan alat kontrasepsi hurmonal, kombinasi

Gemuk ataupun kurus


Pemasangan IUD dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih

secara khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan


satu minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan
selanjutnya dilakukan setiap enam bulan sekali.

H.

KONTRAINDIKASI
Yang tidak diperkenankan menggunakan IUD adalah

Belum pernah melahirkan

Hamil atau di duga hamil

Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak


normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim.

Perdarahan vagina yang tidak diketahui

Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)

Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau
abortus septik

Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat
mempengaruhi kavum uteri

I.

J.

Penyakit trofoblas yang ganas

Diketahui menderita TBC pelvik

Kanker alat genital

Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

Miom submukosum

Sering ganti pasangan

KEUNTUNGAN

Efektif dengan proteksi jangka panjang

Tidak menggangu hubungan suami istri

Tidak berpengaruh terhadap ASI

Kesuburan kembali setelah IUD di angkat

Efek sampingnya sangat kecil

Memiliki efek sistemk yang sangat kecil

KERUGIAN

Menoragie

Dismenorea

Sedikit peningkatan resiko kehamilan ethopik bila ada kegagalan IUD

Peningkatan resiko infeksi radang panggul

IUD terlepas keluar

Perforasi uterus, usus dan kandung kemih

Malposisi IUD

Kehamilan yang disebabkan oleh pengeluaran perforasi atau malposisi.

J.

EFEK SAMPING DAN KOMPLIKASI


Efek samping umum terjadi: perubahan siklus haid, haid lebih lama dan
banyak, perdarahan antar mensturasi, saat haid lebih sakit
Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah
pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang
memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang
apabila pemasangan benar)
Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti
pasanganPenyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS
memakai IUD, PRP dapat memicu infertilitas
Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan
IUD
Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan IUD.
Biasanya menghilang dalam 1 2 hari
Klien tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih yang dapat
melepas
Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila IUD
dipasang segera setelah melahirkan)
Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD mencegah
kehamilan normal
Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu.

L.

WAKTU PEMASANGAN

2 sampai 4 hari setelah melahirkan

40 hari setelah melahirkan

Setelah terjadinya keguguran

Hari ke 3 haid sampai hari ke 10 dihitung dari hari pertama haid

Menggantikan metode KB lainnya

Pada akhir masamenstruasi karena serviks agak erbuka pada waktu ini

M.

KEADAAN YANG MEMERLUKAN PRHATIAN KHUSUS


Keadaan

Anjuran

Nyeri haid hebat

Dapat disebabkan oleh AKDR. Klien perlu


dirujuk. Umumnya terjadi pada permulaan
pemakaian.

Riwayat kehamilan ektopik

Jelaskan kepada klien tanda-tanda kehamilan


ektopik dan bila ada segera mencari pertolongan
di rumah sakit

Gejala penyakit katup jantung

Berikan antibiotik saat insersi AKDR. Bila


anemia (hb<9),ganti>

Menderita nyeri kepala atau

Paling sering ditemukan pada AKDR yang

migrain

mengandung progestin. Bila sakitnya berat, rujuk


klien dan cabut AKDR.keluhan ringan berikan
analgetik.

Penyakit jantung

Sebaiknya
mengandung

jangan

diberi

progestin,

AKDR

karena

yang

progestin

mempengaruhi lipid dan vasokontriksi


Stroke/ riwayat stroke

Sebaiknya

jangan

diberi

AKDR

yang

mengandung progestin

Anda mungkin juga menyukai