Status Jiwa Depresi
Status Jiwa Depresi
Nama :
Tanda tangan
: 0504xx
Nama pasien
: Ibu I
: dr.Bhineka, Sp. KJ
: 7 Maret 2014
Rujukan/datang sendiri/keluarga
: Keluarga
Riwayat Perawatan
IDENTITAS PASIEN
Nama (inisial)
: Ibu I
Umur
: 32 Tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Suku bangsa
: Sunda
Agama
: Islam
Pendidikan
: SLTA (Tamat)
1
II.
Pekerjaan
Status perkawinan
: Bercerai
Alamat
RIWAYAT PSIKIATRIK
Autoanamnesis di ruang Nuri pada tanggal 8 Maret 2014 Pukul 08.15 WIB
Alloanamnesis
Maret 2013
Maret 2014
b. Masa remaja
Pada masa ini pasien kurang begitu mempunyai banyak teman. Pasien
lebih suka menutup diri dan tidak menceritakan masalah yang
dialaminya pada teman ataupun keluarganya.
c. Masa dewasa
Pada masa ini pasien bekerja menjahit di konveksi selama 6 bulan.
Kemudian tidak bekerja karena menikah dan ingin mengurus rumah
4
5. Kehidupan beragama :
Pasien beragama Islam dan sejak kecil ia belajar tentang agamanya dengan
baik. Rajin beribadah dan mengaji.
6. Kehidupan sosial dan perkawinan :
Pasien merupakan anak yang tidak mudah bergaul dengan teman seusianya.
Pasien mengaku berpacaran 1x, dan kemudian menikah (tahun 2004) pada
umur 22 tahun. Pasien dikaruniai 3 orang anak.
Satu tahun yang lalu (Maret 2013), pasien berpisah dengan suami dan ketiga
anaknya karena suaminya tidak mau tinggal bersama pasien.
Usia perkawinan 9 tahun.
E. RIWAYAT KELUARGA
Pasien merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara (saudara kandung) dan
mempunyai dua saudara tiri. Pasien tinggal bersama dengan ayahnya, kakak
perempuan kedua, suami dari kakak perempuan kedua, dan ketiga anak dari kakak
perempuan kedua. Tidak ada riwayat gejala yang sama dalam keluarga.
: Laki-laki
: Meninggal
: Perempuan
: Menikah
: Pasien
STATUS MENTAL
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Pasien perempuan, 32 tahun, penampilan fisik sesuai dengan usianya,
berambut hitam, berbadan kurus, kulit sawo matang, menggunakan
pakaian RSJ Provinsi Jawa Barat berwarna ungu.
2. Kesadaran
Kesadaran Neurologis
: Compos mentis
Kesadaran Psikiatri
: Tampak tidak terganggu
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Sebelum wawancara
: pasien duduk tenang di tempat tidur.
Selama wawancara
: pasien duduk tenang, kontak mata baik,
menjawab pertanyaan sesuai namun lambat, kooperatif. Selama
6
B. ALAM PERASAAN
1. Suasana perasaan (mood) : Hipotym
2. Afek ekspresi afektif
a. Arus
: Lambat
b. Stabilitas
: Stabil
c. Kedalaman
: Dangkal
d. Skala Diferensiasi
: Sempit
e. Keserasian
: Serasi
f. Pengendalian impuls
: Cukup
g. Ekspresi
: Tumpul
h. Dramatisasi
: Tidak ada
i. Empati
: Tidak dinilai
C. GANGGUAN PERSEPSI
a. Halusinasi
: Auditorik (pasien mendengar suara yang menyuruhnya
untuk bunuh diri)
b. Ilusi
: Tidak ada
c. Depersonalisasi : Tidak ada
d. Derealisasi
: Tidak ada
D. SENSORIUM DAN KOGNITIF (FUNGSI INTELEKTUAL)
1. Taraf pendidikan
: Tamat SMA
2. Pengetahuan umum
: Baik
3. Kecerdasan
: Baik
4. Konsentrasi
: Cukup
5. Orientasi
a. Waktu
: Baik (dapat menyebutkan waktu pagi)
b. Tempat
: Baik (mengetahui ini di RSJ)
c. Orang
: Baik (mengetahui dengan siapa sedang
berbicara)
d. Situasi
: Baik
6. Daya ingat
:
a. Tingkat
:
Jangka panjang
: Baik (dapat mengingat ketika pasien
pada masa kanak-kanak)
7
Jangka pendek
atau belum)
Segera
pemeriksa)
b. Gangguan
: Tidak ada
7. Pikiran abstraktif
: Baik
8. Visuospatial
: Baik (dapat menggambar jam 12)
9. Bakat kreatif
: Tidak didapatkan informasi
10. Kemampuan menolong diri sendiri: Baik
E. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
a. Produktifitas
PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS INTERNUS
1. Keadaan umum
2. Kesadaran
3. Tensi
4. Nadi
5. Suhu badan
: Baik
: Compos mentis
: 110/70 mmHg
: 78 kali/menit
: afebris
8
6. Frekuensi pernafasan
7. Bentuk tubuh
8. System kardiovaskular
9. System respiratorius
: 24 kali/menit
: Asthenicus
: Auskultasi: BJ I-II regular murni,
murmur ( - ), gallop ( - )
: Auskultasi: kiri: vesikuler, rhonki -/-,
wheezing: -/-, kanan: vesikuler,
rhonki -/-, wheezing: -/-
B. STATUS NEUROLOGIK
1. Saraf
a. Kranial I
b. Kranial II
c. Kranial III
d. Kranial IV
e. Kranial V
f. Kranial VI
g. Kranial VII
h. Kranial VIII
i. Kranial IX
j. Kranial X
k. Kranial XI
l. Kranial XII
3. Mata
4. Pupil
5. Ofthalmoscopy
6. Motorik
7. Sensibilitas
V.
9. Fungsi luhur
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium Hematologi
Hb
14,4 g/dL
Ht
41%
Trombosit
375000 /mm3
Leukosit
9100 /mm3
VI.
Eosinofil
1%
Netrofil batang
Neutrofil segmen
66%
Limfosit
32%
Monosit
1%
LED 1 jam
20 mm/jam
SGOT
15,2 /L
SGPT
12,4 /L
teman seusianya. Pasien lebih suka menutup diri dan tidak menceritakan masalah
yang dialaminya pada teman ataupun keluarganya. Pasien sudah bercerai sejak 1
tahun yang lalu dan dikaruniai 3 orang anak. Alasan perceraian sebab suami tidak
mau tinggal bersama pasien dikarenakan penyakit pasien, dan membawa 3 orang
anaknya. Pada saat dilakukan wawancara pasien cukup kooperatif, pandangan
pasien ke arah pemeriksa menjawab pertanyaan dengan lambat namun relevan,
dan jari-jari tangannya melakukan gerakan yang mengulang.
Pasien dibawa oleh ayahnya karena mencoba bunuh diri dengan minum
baygon (suicide attempt) sebab tidak tahan mendengar suara yang terus-menerus
menyuruhnya untuk bunuh diri (halusinasi auditorik), masih tampak sering
melamun (autistik), gelisah (agitasi), terlihat sedih sendiri (depresi), sulit tidur
(insomnia), dan nafsu makan berkurang (anoreksia). Pasien mengaku masih dapat
mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan membantu pamannya di pasar.
Pada Maret 2013, pasien sudah mulai muncul gejala seperti gelisah (agitasi),
sering melamun (autistik), suka terlihat sedih sendiri (depresi), sulit tidur
(insomnia), dan mendengar suara yang menyuruhnya untuk bunuh diri (halusinasi
auditorik). Pasien dibawa oleh keluarganya ke dukun dan mendapatkan terapi
tetapi tidak mengingat apa terapinya. Dua minggu setelahnya, pasien dibawa ke
RSJ Provinsi Jawa Barat karena mencoba bunuh diri dengan menyayat urat
nadinya dengan pecahan beling (suicide attempt) dan tidak ada perubahan sama
sekali pada gejalanya. Pasien dirawat di RSJ Provinsi Jawa Barat selama 1 bulan
dan mendapatkan terapi ECT sebanyak 3x. Kemudian ayah pasien meminta untuk
pengobatan rawat jalan karena tidak cukup biaya. Menurut ayah pasien, obat yang
diberikan adalah trihexiphenidil, amitriptilin, dan clozapin. Namun setelah obat
habis, pasien tidak pernah kontrol lagi karena ayah pasien menganggap pasien
telah sembuh.
VII.
FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I
: Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik (F32.3)
Aksis II : Gangguan kepribadian skizoid (F60.1)
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Ibu meninggal, masalah ekonomi, perceraian dengan suami, anakanak dibawa oleh suami, putus obat
Aksis V : GAF 50-41
11
bunuh diri
Tidur terganggu
12
X.
PROGNOSIS
Ad functionam
: bonam
Ad vitam
: bonam
Ad sanationam
: dubia ad bonam
DAFTAR PROBLEM
Organobiologik
Psikologik/psikiatri
: Hiposerotonin
: Halusinasi auditorik
13
Sosial budaya
PENATALAKSANAAN
Rawat Inap
Psikofarmaka
Anti psikotik
Anti depresi
: Risperidone
Clozapine
: Amitriptilin
2 x 2 mg ( 1 0 1 )
1 x 100 mg ( 0 0 )
1 x 25 mg ( 0 0 1)
Psikoterapi
Psikoterapi suportif
Psikoterapi ini dapat dilakukan dengan bimbingan serta terapi kelompok
seperti grouping, morning meeting. Pendekatan lain yang bisa dilakukan
adalah dengan cara:
o Ventilasi : memberi kesempatan kepada pasien untuk
meluapkan isi hatinya.
o Sugesti : menanamkan kepada pasien bahwa gejala-gejala
gangguannya akan hilang.
o Reassurance : meyakinkan kembali kemampuan pasien bahwa
dia sanggup mengatasi masalahnya.
o Bimbingan : memberikan bimbingan yang praktis yang
berhubungan dengan masalah kesehatan jiwa pasien, agar
Sosioterapi
14
Jawa Barat
Melibatkan pasiendalam kegiatan keagamaan di RSJ Propinsi Jawa Barat
Menasihati lingkungan supaya menerima dan tidak mendiskriminasi
pasien dengan gangguan kejiwaan. Contohnya dalam hal pekerjaan
LAMPIRAN
Dialog Wawancara Dokter-Pasien
Tanggal 8 Maret 2013, jam 8.15, hari perawatan ke-2
D : Dokter Muda
P : Pasien
D : Selamat pagi Pak, perkenalkan saya Jimmy, dokter muda, nama ibu siapa?
P : Ida, Ida Irmawati
D : Bu, boleh kita ngobrol-ngobrol sebentar? Sekitar 15 menit?
P : Boleh Dok
D : Sudah makan Bu?
P : Sudah tadi
D : Ibu ke sini sama sapa?
P : Sama bapak
D : Ibu tahu ini di mana?
P : Rumah Sakit Jiwa, Dok
D : Kapan diantar ke sini Bu?
P : Kemaren Dok
D : Kenapa dianter Bapak ke sini Bu?
15
P : Saya mau bunuh diri dengan minum baygon Dok (suicide attempt)
D : Kenapa Ibu mau bunuh diri?
P : Saya ga tahan lagi Dok, sering dengar suara
D : Suara seperti apa Bu?
P : Suara yang nyuruh saya untuk bunuh diri Dok
D : Ibu dengar suara tapi ga ada orangnya?
P : Iya Dok, ada suara yang nyuruh saya bunuh diri (halusinasi auditorik)
D: Sudah berapa lama Bu dengar suaranya?
P : Sudah sekitar 2 bulanan Dok, bulan Januari
P : Saya dulu juga dirawat disini Dok.
D : Kapan Bu?
P : Setahun yang lalu Dok, bulan Maret juga
D : Dirawat karena apa Bu?
P : Karena mau bunuh diri Dok (memperlihatkan tangan kirinya, masih terdapat bekas luka)
(suicide attempt)
D : Kenapa mau bunuh diri Bu?
P : Sama Dok, dengar suara yang nyuruh saya bunuh diri (halusinasi auditorik)
D : Berapa bulan Ibu dirawat dulu?
P : 1 bulan Dok, habis itu saya pulang
D : Ibu pulang dikasih obat apa saja Bu?
P : Ga tahu Dok, ga ingat
D : Warna obatnya?
P : Ga tahu Dok
16
17
P : Iya Dok
Follow up tanggal 11 Maret 2014, jam 8.25 WIB, hari perawatan ke-5
D : Selamat pagi Bu Ida, masih ingat dengan saya Bu?
P : Ingat, dr. Jimmy kan?
D : Iya Bu. Hari ini sudah makan pagi Bu?
P : Sudah Dok, sudah minum obat juga
D : Masih dengar suara lagi Bu?
P : Masih dikit Dok
D : Masih sama Bu suaranya?
P : Iya Dok, masih sama, nyuruh saya bunuh diri
D : Tidurnya kemaren nyenyak Bu?
P : Nyenyak Dok, jam 7 malam saya sudah tidur
D : Bangun jam berapa Bu?
P : Jam 5.30 Dok
D : Ibu tadi sholat?
P : Iya Dok, tadi sholat
D : Ibu pernah marah-marah di rumah?
P : Ga pernah Dok
D : Ibu terkadang suka sedih sendiri ga?
P : Iya Dok, saya kadang depresi Dok
D : Pernah kadang-kadang perasaan Ibu tiba-tiba senang?
P : Ga pernah Dok, perasaan saya sedih terus
19
Follow up tanggal 12 Maret 2014, jam 8.00 WIB, hari perawatan ke-6
D : Selamat pagi Bu Ida
P : Selamat pagi dokter Jimmy
D : Gimana Bu perasaannya hari ini?
P : Sudah agak enak Dok
D : Kemarin tidurnya gimana Bu?
P : Nyenyak Dok
D : Ibu masih dengar suara lagi?
P : Masih dikit Dok
D : Sudah makan Bu?
P : Sudah Dok, sudah makan obat juga
D : Ada lagi Bu yang ga enak?
P : Ga ada Dok
D : Ga gelisah lagi Bu?
P : Ga ada Dok, sudah ga gelisah lagi
D : Baik, makasih Bu buat ngobrol-ngobrolnya, Ibu sudah kelihatan tenang ya.
P : Iya Dok, terima kasih
Follow up tanggal 13 Maret 2014, jam 8.10 WIB, hari perawatan ke-7 di ruang Merpati
D : Selamat pagi Bu Ida
P : Selamat pagi Dok
D : Gimana Bu perasaannya hari ini?
21
22