Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tumbuhan dan bagian-bagiannya, mengalami pertumbuhan dan
perkembangan secara terus menerus, dari mulai perkecambahan sampai
mati. Selama masa pertumbuhan dengan bertambahnya umur suatu
tumbuhan, akan diikuti pula dengan proses penurunan kondisi yang
mengarah pada kematian organ atau organisme. Sel-sel pada organisme
yang telah berdiferensiasi pada dasarnya mempunyai masa hidup terbatas.
Bagian akhir dari proses perkembangan dari dewasa sampai hilangnya
pengorganisasian dan fungsi organ ini sering disebut dengan senecence atau
penuaan. Penuaan akan dialami oleh semua sel pada saat yang berbedabeda. Proses penuaan pada tingkat sel terjadi penyusutan struktur dan
rusaknya membran seluler.
Tanpa disadari peristiwa gugurnya

dedaunan tumbuhan tampak

seperti kejadian alam biasa. Namun jika ditinjau lebih lanjut, proses
pengguguran daun tersebut merupakan fenomena yang diistilahkan dengan
abscission atau absisi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penuaan?
2. Apa sebab-sebab penuaan pada daun?
3. Bagaimana proses penuaan pada daun?
4. Apa akibat dari proses penuaan daun?
1.3 Tujuan Penulisan
1.
2.
3.
4.

Mahasiswa dapat menjelaskan pengetian penuaan.


Mahasiswa dapat menjelaskan sebab-sebab penuaan pada daun.
Mahasiswa dapat menjelaskan proses penuaan pada daun.
Mahasiswa dapat menjelaskan akibat dari proses penuaan daun.

BAB II
PEMBAHASAN

Penuaan (senescence) adalah proses penurunan kondisi dan aktivitas


metabolisme yang menyertai pertambahan umur dan mengarah pada
kematian organ atau organisme. Dimana semua proses tersebut dikendalikan
oleh ruang dan waktu, selain itu proses penuaan biasanya diikuti dengan
absisi (pengguguran). Proses penuaan dimulai dengan berkurangnyasuplai
nutrient pada suatu organ, penurunan aktivitas metabolism dan pertumbuhan
menurun.

Penuaan (senescence) dapat diartikan sebagai proses menuju tua yang


terprogram

dan

mengarah

kematian.

Penuaan

terjadi

bisa

untuk

penyembuhan, pembuangan bagian yang terserang penyakit, terluka dan


lain-lain. Pola penuaan bisa menyeluruh pada tanaman semusim, baik pada
bagian atas tanaman saja, herba tahunan, tumbuhan yang mengugurkan
daun, maupun tanaman berkayu yang gugur tiap tahun. Ada pula yang
bersifat progresif dan adaptif dimana beberapa daun gugur akibat faktor
lingkungan seperti suhu, kekeringan, dan kekurangan hara. Penuaan dapat
terjadi pada bunga, daun dan pada buah. (Firdaus, dkk. 2006)
Penuaan ditandai dengan layunya daun dan perubahan warna daun
menjadi memudar dan timbul bercak-bercak hitam yang disebabkan daun
mengalami kekurangan kloroplas sehingga lama kelamaan daun tersebut
berwarna kuning dan akhirnya akan mati.
Loveless (1987), menyatakan bahwa sebuah contoh penuaan adalah
menguningnya daun-daun, yang terjadi ketika protein pecah dan klorofil
rusak. Saat daun menua, daerah nekrosis ini sering dikelilingi oleh sel yang
berwarna hijau dan banyak mengandung pati juga ketika bagian daun lainya
mengalami kuning dan menua.
Proses penuaan pada tumbuhan dialami oleh semua sel kecuali
meristematik pada saat yang berbeda-beda. Daun tumbuhan herba menahun
menua mulai dari daun tuanya sampai daun mudanya diikuti oleh batang,
akar dan juga organ generatifnya. Proses penuaan terprogram secara genetic
oleh masing-masing tumbuhan. Penuaan merupakan suatu proses dimana
terjadi kehilangan klorofil, RNA dan protein tersasuk didalam berbagai
enzim.

Hilangnya

keempat

unsur

tersebut

secara

terus-menerus

mengakibatkan kerusakan organ. (Lakitan. 2007)


Walaupun meristem tidak menua dan barangkali memang tak pernah
mati, semua sel yang sudah berdiferensiasi yang dihasilkan dari meristem
mempunyai massa hidup terbatas, oleh karena itu penuaan dialami semua
sel bukan hanya meristem saja pada yang berbeda-beda banyak spesies hijau

lestari mempertahankan daunnya hanya selama 2 atau 3 tahun sebelum mati


dan gugur (Loveless, 1987).
Penyebab penuaan (senescence) dapat disebabkan oleh beberapa hal
seperti adanya kompetensi nutrisi antara organ vegetatif dan generatif,
pengaruh hormon, faktor genetik, dan faktor luar seperti cahaya, defisiensi
nitrogen, suhu, dan serangan pathogen.
Daun dengan umur muda akan berubah warna menjadi daun yang
lebih hijau. Hal ini terkait dengan jumlah nutrisi yang didistribusikan ke
daun. Daun yang mengalami penuaan cenderung menerima nutrisi yang
lebih banyak, sehingga daun tua mendapat lebih banyak klorofil. Oleh sebab
itu warna daun yang berumur tua lebih hijau.
Pertambahan umur tanaman akan mengarah pada penurunan kondisi
bahkan kematian pada organ atau organisme. Bagian akhir dari
perkembangan sampai hilangnya fungsi dan pengorganisasian disebut
penuaan. Penuaan akan dialami semua sel di waktu yang berbeda-beda.
Salah satu bagian tanaman yang mengalami penuaan adalah daun. Bagian
daun memiliki umur terbatas, daun yang tua akan berubah warna lagi
menjadi kekuning-kuningan dan akhirnya merah kecoklatan, lalu daun akan
gugur. Proses menggugurkan daun akan diikuti oleh perubahan warna daun.
Warna daun yang gugur akan berbeda dengan daun yang masih segar
(kondisi optimal). Kondisi yang terjadi pada saat penguguran daun adalah
ketersediaan air tanah yang berada pada level rendah (Anonim b, 2011).
Penguapan air yang terjadi tidak seimbang dengan kemampuan penyerapan
air oleh akar. Pengguguran daun dilakukan tanaman sebagai adaptasi untuk
mencegah kehilangan air yang berlebih dan membantu daur ulang zat-zat
makanan.
Kondisi tersebut dapat diamati pada musim kemarau pada jenis
tanaman tertentu. Ketersediaan air penting dalam proses fotosintesis, dengan
berkurangnya air maka fotosintesis akan terhambat, sehingga yang terjadi
adalah air terus menguap dan klorofil berkurang. Akibatnya warna daun
berubah menjadi kuning, kecoklatan dan akhirnya gugur.
Selama musim kemarau, tanaman memproduksi klorofil terus untuk
membantu meningkatkan produksi glukosa, yang digunakan pohon sebagai

makanan mereka. Sampai suatau saat ketika durasi panjang suatau hari
menurun, dan menyebabkan matahari bersinar lebih singkat, pohon tersebut
secara bertahap akan mulai menurunkan produksi klorofil dan pembuluh
darah yang menuju ke daun lambat laun akan menutup. Ketika hal ini
terjadi, maka yang tersisa pada daun hanyalah karotenoid dan antosianin,
sehingga daun pun akan tampak berubah warna menjadi oranye, kuning
merah, atau ungu.
Zat kimia dalam daun, aksin juga mengatur sel-sel pada batang daun.
Auksin mencegah lapisan absisi terbentuk sempurna. Pada musim gugur
akan memicu terhambatnya produksi auksin sehingga lapisan absisi
terbentuk menghalangi sirkulasi air, nutrien, dan gula ke daun. Klorofil
mengalami disintergrasi dan memicu pigmen lain seperti karoten ataupun
anthocyanin menampakkan warnanya.
Hal utama yang memicu perubahan warna pada daun adalah berapa
lama matahari menyinari daun tersebut dan panjang pendeknya hari.
Beberapa pohon tergantung dari species pohon tersebut memiliki
mekanisme yang akan memicu proses penutupan pembuluh darah pohon
yang menuju ke daun dan akhirnya menggugurkan daun tersebut, mencegah
agar pohon itu tidak membeku karena vena masih terbuka, yang berpotensi
dapat membahayakan pohon. Selain hal tadi, kelembaban dan suhu juga
berperan penting dalam proses ini.
Suhu juga berperan dalam perubahan warna daun. Namun, suhu hanya
berperan kecil mengingat bahwa pohon yang berasal dari spesies yang sama
pada ketinggian yang sangat tinggi, di mana suhu lebih dingin, akan
memiliki perubahan warna daun pada waktu yang hampir sama persis
dengan pohon yang berada di ketinggian yang lebih rendah. Proses penuaan
daun dimulai pada tanaman umur 44 hari yang ditandai dengan menurunnya
kandungan klorofil. Pada umur ini diduga terjadi perubahan warna daun dari
umur daun muda dengan warna lebih terang ke warna daun yang lebih tua
(lebih hijau).

Anda mungkin juga menyukai