Anda di halaman 1dari 14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian ini
difokuskan pada sejauh mana hubungan antara kecerdasan spasial terhadap
nilai psikomotorik siswa kelas XI TGB 1 semester 2 SMK N 1 Nganjuk
Tahun Ajaran 2014/2015 dalam menggambar dengan perangkat lunak.
Metode penelitian yang digunakan adalah korelasional, yaitu suatu penelitian
untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau
lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak
terdapat manipulasi variabel (Faenkel dan Wallen, 2008:328). Adanya
hubungan dan tingkat variabel ini penting karena dengan mengetahui tingkat
hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan
tujuan penelitian. Jenis penelitian ini melibatkan ukuran statistik/tingkat
hubungan yang disebut dengan korelasi (Mc Millan dan Schumacher, dalam
Syamsuddin dan Vismaia, 2009:25). Penelitian korelasional menggunakan
instrumen untuk menentukan apakah, dan untuk tingkat apa, terdapat
hubungan antara dua variabel atau lebih yang dapat dikuantitatifkan.
Penelitian ini akan menghasilkan tingkat signifikansi pengaruh dari
kecerdasan

spasial

terhadap

proses

menggambar cad.

19

belajar

siswa

dalam

pelajaran

20

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi dalam penelitian ini adalah di SMK Negeri 1 Nganjuk.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 1 Nganjuk kelas XI
jurusan TGB tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 36. Penelitian ini
dilakukan dengan tes untuk mengetahui kemampuan spasial siswa dan
observasi untuk mengetahui kemampuan psikomotorik siswa dalam
menggambar cad. Tes ini dikuti oleh kelas XI yang sedang melaksanakan
proses pembelajaran materi menggambar rumah tinggal sederhana.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah gejala yang bervariasi misalnya jenis kelamin,
karena jenis kelamin mempunyai variasi: laki-laki dan perempuan, berat
badan dan sebagainya (Hadi dalam Arikunto, 2006: 53) adapun variabelvariabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas (X) yaitu variabel yang mempengaruhi/varibel penyebab
(Arikunto, 2006: 119). Terdapat satu variabel bebas pada penelitian ini
yaitu kecerdasan spasial (X).
2. Variabel terikat (Y) yaitu variabel yang dipengaruhi/variabel akibat
(Arikunto, 2006: 119). Variabel terikat pada penelitian ini adalah nilai

21

psikomotorik siswa dalam materi menggambar rumah tinggal sederhana


pada mata pelajaran menggambar cad.
E. Rancangan Penelitian
1. Potensi dan Masalah
Kecerdasan spasial

adalah

kecerdasan

yang

mencakup

kemampuan berpikir dalam gambar, serta kemampuan untuk menyerap,


mengubah dan menciptakan kembali berbagai macam aspek dunia visualspasial. Kemampuan siswa dalam mempraktikan gambar cad berbedabeda, maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya
hubungan antara kecerdasan spasial siswa terhadap proses belajar
menggambar cad.
2. Validasi Instrumen
Ada dua macam data yang mendukung penelitian ini yaitu data
yang berasal dari variabel bebas dan data yang berasal dari variabel
terikat.

Data

ini

diperoleh

menggunakan

metode

tes

dan

observasi/pengamatan. Metode tes terdiri dari dua tipe soal dan masing
masing berisi 30 soal yang digunakan untuk mendapatkan data mengenai
kemampuan

spasial

siswa

.Metode

observasi

digunakan

untuk

mengetahui nilai psikomotorik siswa pada materi mengambar rumah


tinggal sederhana.
Sebelum tes digunakan untuk pengambilan data maka tes
tersebut diuji cobakan terlebih dahulu pada siswa untuk mengetahui
validitas dan reliabilitas angket, daya pembeda butir soal, dan tingkat
kesukaran soalnya. Suatu tes bisa dikatakan baik bila memenuhi
persyaratan validitas dan reliabilitas.
a. Validasi instrumen kecrdasan spasial

22

1) Validitas instrumen kecerdasan spasial


Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan
tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen
(Arikunto, 2006: 168). Suatu instrumen yang valid mempunyai
validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid
berarti memiliki validitas yang rendah.
Untuk menghitung validitas digunakan rumus korelasi
product momen, yaitu: (Arikunto, 2006: 170)
n Y 2i ( Y i 2 )

2
n X i ( X i 2 )
{

n X i Y i X i Y i
r xy =

Keterangan:
rxy
n
X i
Y i
XiYi

= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y


= jumleh subyek
= jumlah skor angket
= jumlah skor total
= jumlah perkalian skor angket (X) dan skor total (Y)
Interprestasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah:

0,00 sampai 0,20 korelasi hampir tidak ada


0,21 sampai 0,40 korelasi hampir rendah
0,41 sampai 0,60 korelasi hampir sedang
0,61 sampai 0,80 korelasi hampir tinggi
0,81 sampai 1,00 korelasi hampir sempurna
(Arikunto, 2006: 72)
2) Reliabilitas tes kemampuan spasial
Sebuah instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen
tersebut mempunyai atau dapat memberikan hasil yang tetap dan
dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data.

23

Adapun untuk mengukur reliabilitas instrumen yang


skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian
digunakan rumus Alpha.
2b
k
r 11 =
1 2
k 1
t

( )(

Keterangan:
r11
= reliabilitas instrumen
k
= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2
b
= jumlah varian skor tiap-tiap butir
2t

= varian total
Instrumen butir soal perlu diuji terlebih dahulu.
Klasifikasi reliabilitas soal adalah sebagai berikut:

0,800-1,000
0,600-0,799
0,400-0,599
0,200-0,399
0,000-0,199

= tinggi
= cukup
= agak rendah
= rendah
= sangat rendah
(Arikunto, 2007: 75)

a. Validasi instrumen penilaian proses


1) Teknik Analisis Data Validasi
Analisis Penilaian Validator (butir soal, respon)
Hasil dari lembar validasi digunakan untuk mengetahui
kelayakan media yang telah dibuat. Penilaian untuk kelayakan
media

pembelajaran

ini

dilakukan

dengan

memberikan

tanggapan sesuai kriteria.


a) Penentuan ukuran penelitian beserta skor nilainya.

24

Tabel 3.1 Skor Skala Likert


Bobot
Kriteria

Penilaian Kuantitatif

Sangat valid
Valid
Cukup valid
Tidak valid
Sangat tidak valid
(Riduwan, 2006: 41)

81% - 100%
61% - 80%
41% -60%
21% - 40%
0% - 20%

nilai
4
3
2
1
0

b) Menentukan skor maksimal validasi


skor maksimal validator = n x p
Keterangan : n
p

= jumlah validator
= skor maksimal nilai kualitatif
(Sugiyono, 2010: 137)

c) Menentukan skor validasi


Penentuannya adalah dengan mengkalikan jumlah
validator pada tiap-tiap penilaian kualitatif dengan skor
nilainya, kemudian menjumlahkan hasilnya.
Sangat valid

nx4

Valid

nx3

Cukup valid

nx2

Tidak valid

nx1

Sangat tidak valid

nx0
+

Skor validasi

.............

25

Keterangan : n = jumlah validator


d) Hasil Rating (HR)
Hasil rating merupakan jawaban dari responden.
Menentukan hasil rating yang dapat dihitung dengan rumus
HR

jawaban validator x100%


validator

(Sugiyono, 2010: 141)


3. Tahap Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini ada dua, yaitu
kemampuan spasial siswa dan kemampuan psikomotorik siswa pada
materi menggambar rumah tinggal sederhana. Tahap-tahap dalam
mengumpulkan data yang diperlukan adalah sebagai berikut:
a. Melakukan uji tes kemampuan spasial.
b. Melakukan pengamatan pada kemampuan psikomotorik siswa pada
tiap-tiap pertemuan.
4. Analisis Data
Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan
analisis awal dengan uji homogenitas sampel dan uji normalitas dan
dilanjutkan dengan analisis akhir menggunakan uji regresi linier dan uji
korelasi.
1. Tahap analisis awal
a. Uji normalitas
Uji normalitas yang digunakan adalah menggunakan uji
lilifors sebagai berikut:
1) Hipotesis
Ho = sampel dari populasi berdistribusi normal

26

Ha = sampel tidak dari populasi berdistribusi normal


2) Prosedur
a) Pengamatan x1, x2, ..., xn dijadikan bilangan baku z1, z2, ...,
zn dengan rumus:
x i

z i=
b) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar
distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(zi) =
p (z zi)
c) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, ..., zn yang zi. Jika
proporsi ini dinyatakan oleh S(zi), maka
S ( zi ) =

z 1 , z 2 ,... , z n yang z i
n

d) Menghitung selisih F(zi) - S (zi), kemudian tentukan harga


mutlaknya.
e) Mengambil harga yang paling besar di antara harga-harga
mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar tersebut.
Sebutlah harga terbesar ini Lo.
Untuk menerima atau menolak Ho, kita bandingkan Lo
dengan nilai kritis L untuk taraf nyata = 5%. Dengan
kriteria Ho diterima jika Lo < Ltabel dan Ho ditolak jika Lo >
Ltabel (Sudjana, 2005: 466-467).
b. Uji homogenitas
Untuk mengetahui seragam tidaknya variasi sampel-sampel
yang diambil dari populasi yang sama, maka perlu melakukan
pengujian terhadap kesamaan (homogenitas) beberapa bagian

27

sampel. Untuk menguju homogenitas sampel digunakan Uji Barlett,


yang bentuknya sebagai berikut:
Tabel 3.2 Tabel Uji Barlett
1
Sampel ke
Dk
Si2 Log Si2
dk

dk-log Si2

n1-1

1
n11

S12

Log S12

(n1-1) Log S12

n2-1

1
n21

S22

Log S22

(n2-1) Log S22

nk-1

1
nk 1

Sk2

Log Sk2

(nk-1) Log Sk2

.
.
K
Jumlah

(n i1)

( n 11 )
k

( ni1 ) log S 2k

Di daftar tersebut kita hitung harga-harga yang diperlukan, yaitu:


2
(ni1) Si
1) S2 =
( ni1)

2) Harga satuan B dengan rumus


B = (Log S2) (ni-1)
Ternyata untuk uji Barlett digunakan statistika chi kuadrat:
2
2 = (ln 10) { B ( ni1 ) log Si }
Dengan ln 1o = 2,3026, disebut logaritma asli dari pada
bilangan 10. Dengan kriteria jika 2hitung < 2tabel, dengantaraf
signifikansi 5%, maka dapat dikatakan homogen (Sudjana,
2002:261).
c. Uji Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk menguji kelinieran regresi,
adapun yang diuji dalam penelitian ini adalah:
Ho = hubungan antara veriabel bebas dan variabel terikat

28

adalah tidak linier.


Ha = hubungan antara veriabel bebas dan variabel terikat
adalah linier.
Berikut ini adalah daftar analisis varians yang digunakan
untuk menguji kelinieran regresi. Hipotesisnya adalah:
Ho = model regresi tidak signifikan.
Ha = model regresi signifikan.

Tabel 3.3 Daftar analisis varians uji kelinieran regresi


Sumber
Jumlah kuadrat
dk
KT
Variansi
(JK)
Total
N
Yi2
Yi2
2

Regresi (a)

Regresi ( b|a )

Residu

n-2

( Y i )

2
JK reg = ( Y i Y^ )

Tuna cocok
k-2

JK(TC)

S reg =JK ( b|a )


S 2res =

JK(E)

( Y iY^ )

S 2(TC )=

Kekeliruan
n-k

( Y i )

JK reg =JK ( b|a )

n2
JK (TC)
k 2

JK (TC )
S =
nk
2
(E)

S 2reg
S2res

2
S(TC)

S2(E )

Dari daftar diatas didapatkan dua hasil yaitu:


2
reg
2
res

S
S

2
S(TC)

S2(E )

untuk uji independen

yang akan dipakai untuk menguji tuna cocok regresi linier.


Dalam hal ini, kita tolak hipotesis model regresi linier jika F

F(1-)(k-2,

n-k).

Untuk distribusi F yang digunakan diambil dk

pembilang = (k-2) dan dk penyebut = )(n-k). (Sudjana, 2005: 331332).

29

2. Uji Deskripsi
Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan hasil perhitungan
kedua variabel beserta hasil belajarnya dengan menggunakan rata-rata
(mean), median, modus, serta dibuat diagramnya dengan histogram dan
pologon.
Sebelum mencari rata-rata, median, dan modus diperlukan tabel
distribusi frekuensi guna memudahkan dalam perhitungan. Pertama,
menentukan rata-ratanya dngan meggunakan rumus:
f i xi
x =
fi
Dimana:
x = rata-rata (mean)

fi

= jumlah frekuensi

f i xi

= jumlah dari perkalian antara frekuensi dengan nilai

tengah
Selanjutnya menghitung median (nilai tengah) dngan rumus:
1
( n )F
2
M e =b+ p
f

Keterangan:
Me = median
b
= batas bawah kelas median
p
= panjang kelas median
n
= banyak data
F
= frekuensi komulatif sebelum kelas median
f
= frekuensi kelas median
Kemudian

menentukan

menggunakan rumus:
b
M o=b+ p
b1 +b2

Keterangan:

modus

(data

terbanyak)

dengan

30

Mo
b
b1
b2

= modus
= batas bawah kelas modus
= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya
= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya f
Dari hasil perhitungan ketiganya kemudian dideskripsikan

sehingga menghasilkan penjabaran yang jelas.


3. Analisis akhir
a. Koefisien korelasi
Dengan kriteria pengujian Ho diterima pada taraf signifikan
= 5% dan dk = n-1, apabila r hitung < rtabel. Langkah-langkah
menentukan koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
1) Menentukan hubungan antara satu variabel bebas (X) dengan
variabel terikat (Y).
n Y 2( Y 2 )

2
n X i ( X i 2 )
{

n X i Y X i Y
r xy =

Misal:
Menentukan hubungan antara kecerdasan spasial (X) dengan
hasil

proses

belajar

menggambar

perangkat lunak (Y) atau ry1.


2

n Y ( Y )

2
2
n X 1( X 1 )
{

n X 1 Y X 1 Y
r xy =

dengan

menggunakan

31

Dengan cara yang sama, kita dapat menentukan pola hubungan


antara model pembelajaran project based learning (X2) dengan
hasil proses belajar menggunakan perangkat lunak (Y) atau ry2.
b. Persamaan regresi
1) Regresi linier sederhana atau tunggal
Regresi linier digunakan karena terjadi sebuah fenomena yang
terdiri dari sebuah variabel bebas (X) dan sebuah variabel terikat
(Y), untuk regresi linier yang terdiri dari sebuah variabel terikat
(Y) persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Y^ = a + bX
Dimana :
Yi
Xi
Xi

Xi Y i

Xi

a=

32

Xi Y i
Xi

Yi

Xi

b=
Dengan n = ukuran sampel
Persamaan regresi diatas akan digunakan untuk mengetahui
hubungan antara variabel bebas X1, X2, dan variabel terikat Y.
a) Untuk mengetahui pengaruh kemampuan spasial siswa (X)
terhadap proses belajar menggambar cad (Y), maka
persamaannya:
Y^

= a + bX

Anda mungkin juga menyukai