Dumbo
Dumbo
Tuan Stork terbang dan mendarat di atap gerbong kereta api sambil berseru.
Oh, Nyonya Jumbo! Paket istimewa untuk Nyonya Jumbo! Ia melompat masuk ke
salah satu gerbong sambil bertanya, Siapa yang sedang menunggu kedatangan si
buah hati?
Dia ini, jawab para gajah, sambil menunjuk Nyonya Jumbo.
Semua berseru gemas waktu bungkusan paket itu terbuka.
Haaaatchiiii! si gajah kecil bersin. Telinganya, yang dari tadi terlipat rapi di
belakang kepala, sekarang terkembang. Telinganya besar sekali!
Gajah-gajah tertawa melengking. Coba lihat telinganya, kata salah satu
gajah sambil cekikikan. Wah, dengan telinga sebesar itu, kaunamai saja dia
Dumbo!
Ejekan gajah-gajah itu membuat Nyonya Jumbo marah. Ia memunggungi yang
lain dan mengangkat anaknya, membawanya ke sudut gerbong kereta api lalu
berbaring di sebelahnya.
Ia tidak peduli telinga anaknya besar. Menurutnya, anaknya tampan apa adanya.
Keesokan harinya, warga kota mengikuti pawai ke lapangan sirkus.
Cepat, cepat, cepat! Ayo kemari dan beli karcisnya! penjual karcis sirkus
berteriak pada orang-orang yang berkerumun.
Di dalam tenda gajah, Nyonya Jumbo dengan tenang memandikan Dumbo ketika
segerombolan anak nakal berlari masuk.
Lihat kupingnya! teriak mereka waktu melihat Dumbo.
Belum pernah ya kita lihat yang selucu itu. Anak-anak tersebut
menggoyang-goyang telinga mereka dan menjulurkan lidah ke arah Dumbo sambil
menarik telinga Dumbo.
Nyonya Jumbo ingin melindungi anaknya. Ia mengangkat seikat jerami dan
melemparkannya ke arah anak-anak itu supaya mereka ketakutan dan pergi.
Tolong! Gajah ngamuk! jerit mereka.
RingmasterPemimpin Pertunjukan Sirkuscepat-cepat masuk tenda. Tenang,
Nyonya Jumbo! ia berteriak, sambil mengayunkan cambuk.
Lalu ada yang berusaha menarik Dumbo. Karena murka, Nyonya Jumbo meraung
dan menerjang.
Kurung dia, perintah Kingmaster.
Dumbo cuma bisa memandangi saat para pelatih menyeret ibunya pergi,
mengurungnya di gerbong yang diletakkan terpisah dari rombongan sirkus. Di sana,
dengan kaki-kaki dirantai, Nyonya Jumbo berdiri sendirian, menangisi anaknya.
Dumbo, sambil menangis karena kehilangan ibu, mengira ia tak punya teman di
dunia ini, sebab gajah-gajah lain mengabaikannya.
Tetapi, Dumbo salah. Ada yang ingin menjadi temannya.
Di pojok tenda, duduklah tikus kecil bernama Timothy. Ia melihat dan mendengar
semuanya. Ketika melihat bagaimana gajah-gajah lain memperlakukan Dumbo,
Timothy jadi marah.
Lihatlah makhluk kecil malang itu, kata si tikus kecil. Semua mengolok-olok
telinganya. Memangnya kenapa telinganya? Menurutku manis kok.
Aw, kau tidak takut pada si gaek ini, kan? tanya Timothy pada Dumbo, yang
bersembunyi. Aku Timothy Tikus dan aku temanmu, Dumbo. Aku punya rencana
untuk membebaskan ibumu.
Mendengar itu, Dumbo jadi lupa sama sekali pada rasa takutnya.
Aku tahu kau malu pada telingamu, Nak, ujar Timothy. Tapi banyak kok orang
terkenal yang bertelinga besar. Jadi yang harus kita lakukan adalah membuatmu
jadi bintang besar. Tapi pertama-tama, kita membutuhkan aksi yang sangat kolosal.
Dan akulah orang yang tepat untuk memikirkannya. Serahkan semuanya padaku.
Keesokan harinya, Timothy melaksanakan rencananya menjadikan Dumbo
bintang. Ringmaster meniup peluit, dan gajah pertama naik ke bola besar.
Dumbo dan Timothy menonton ketika piramid gajah itu makin lama makin tinggi,
sampai hampir mencapai atap tenda.
Dan sekarang, Ibu-ibu dan Bapak-bapak, teriak Ringmaster, gajah paling kecil
sedunia akan melompat ke puncak piramid!
Tetapi sebelum Dumbo bisa melakukan lompatan, ikatan telinganya terbuka dan
ia terpeleset karena menginjaknya, langsung menabrak piramid gajah.
Sesaat kerumunan penonton yang terpana memandangi tanpa suara ketika
piramid gajah bergetar dan bergoyang. Kemudian mereka berlari menyelamatkan
diri saat gajah-gajah mulai berjatuhan.
Tenda besar itu mulai berayun dan miring.
Kemudian tenda pun roboh. Dumbo hanya bisa terduduk sendirian dan merana
di tengah reruntuhan.
Pada pertunjukan berikutnya, para badut mengecat muka Dumbo dan
mendandaninya jadi bayi. Mereka menaruhnya di pelataran kecil, jauh tinggi di
bangunan yang dikelilingi api palsu berderak-derak.