Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 8

SI-3151 Manajemen Konstruksi


Dosen: Muhamad Abduh, Ph.D.

Indah Sri Wahyuningtyas


15011124

Program Studi Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
2013
PERBANDINGAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

UU 18/1999 tentang Jasa Konstruksi &


No

Parameter

PP 29/2000 tentang Penyelenggaraan Jasa

Perpres 54/2010 tentang Pengadaan


Barang/Jasa Pemerintah

Konstruksi
keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan

perjanjian tertulis antara PPK (Pejabat Pembuat

Kontrak Kerja

hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa

Komitmen) dengan Penyedia

Konstruksi

dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi

Barang/Jasa atau pelaksana Swakelola

Pada PP 29/2000 Bab III pasal 20 ayat 3

Pada paragraf keenam tentang penetapan jenis

1. Pengertian

2. Jenis-jenis

Kontrak Kerja1. Bentuk pembayaran:


Konstruksi

a. Lump sum;
b. Harga satuan;
c. Biaya tambah imbalan jasa;
d.

1. (ayat 3) Kontrak Pengadaan Barang/Jasa


berdasarkan cara pembayaran:
a. Kontrak Lump Sum;

Gabungan Lump Sum dan harga satuan; atau b. Kontrak Harga Satuan;

e. Aliansi;
2.

kontrak pasal 50 ayat 3,4,5, dan 6

c. Kontrak gabungan Lump Sum dan Harga Satuan;

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan konstruksi


d. Kontrak Persentase; dan
terdiri dari:

a. Tahun tunggal; atau


b. Tahun jamak;

e. Kontrak Terima Jadi (Turnkey).


2. (ayat 4) Kontrak Pengadaan Barang/Jasa
berdasarkan pembebanan Tahun Anggaran:

3. Cara pembayaran hasil pekerjaan:

a. Kontrak Tahun Tunggal; dan

a. Sesuai kemajuan pekerjaan; atau

b. Kontrak Tahun Jamak.

b. Secara berkala.

3. (ayat 5) Kontrak Pengadaan Barang/Jasa


berdasarkan sumber pendanaan:
a. Kontrak Pengadaan Tunggal;
b. Kontrak Pengadaan Bersama; dan
c. Kontrak Payung (Framework Contract).
4. (ayat 6) Kontrak Pengadaan Barang/Jasa
1

berdasarkan jenis pekerjaan:


a. Kontrak Pengadaan Pekerjaan Tunggal; dan
3. Pihak yang
Terlibat

Pada PP 29/2000 Bab III pasal 23 ayat 1a

1. Akta badan usaha atau usaha orang


perseorangan;
2. Nama wakil/kuasa badan usaha sesuai
kewenangan pada akta badan usaha atau
sertifikat keahlian kerja dan sertifikat
keterampilan kerja bagi usaha orang
perseorangan;

b. Kontrak Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi.


Pada bab III tentang para pihak dalam
pengadaan barang/jasa , bagian pertama
tentang organisasi pengadaan, pasal 7 ayat
1,2,3, dan 4
1. Organisasi Pengadaan Barang/Jasa untuk
Pengadaan melalui penyedia Barang/Jasa terdiri
atas:

3. Tempat kedudukan dan alamat badan usahaa. PA/KPA;


atau usaha orang perseorangan;

b. PPK;
c. ULP/Pejabat Pengadaan; dan
d. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.
2. Organisasi Pengadaan Barang/Jasa untuk
Pengadaan melalui Swakelola terdiri atas:
a. PA/KPA;
b. PPK; dan
c. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.
3. PPK dapat dibantu oleh tim pendukung yang
diperlukan untuk pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa.
4. Perangkat organisasi ULP ditetapkan sesuai
2

a.
b.
a.
b.
4. Rumusan
Pekerjaan

Pada PP 29/2000 Bab III pasal 23 ayat 1b

kebutuhan yang paling kurang terdiri atas:


kepala;
sekretariat;
staf pendukung; dan
kelompok kerja.
Pada bab IV tentang rencana umum pengadaan

1. Pokok-pokok pekerjaan yang diperjanjikan;

barang/jasa pasal 22 ayat 4

2. Volume atau besaran pekerjaan yang harus

Kerangka Acuan Kerja (KAK):

dilaksanakan;
3. Nilai pekerjaan dan ketentuan mengenai
penyesuaian nilai pekerjaan akibat fluktuasi

1. Uraian kegiatan yang akan dilaksanakan;


2. Waktu pelaksanaan yang diperlukan;
3. Spesifikasi teknis Barang/Jasa yang akan

harga untuk kontrak kerja konstruksi bertahun diadakan; dan


jamak;

4. Besarnya total perkiraan biaya pekerjaan.

4. Tata cara penilaian hasil pekerjaan dan


pembayaran;
5. Jaminan

5. Jangka waktu pelaksanaan;


Pada UUJK 18/1999 pasal 13

Bagian kedelapan tentang jaminan pengadaan

1. Jaminan Penawaran

barang/jasa pasal 67 ayat 2

2. Jaminan Pelaksanaan

1. Jaminan Penawaran

3. Jaminan Uang Muka

2. Jaminan Pelaksanaan

4. Jaminan atas Mutu Hasil Perkerjaan

3. Jaminan Uang Muka

5. Jaminan Pertanggungan terhadap Kegagalan

4. Jaminan Pemeliharaan

Bangunan

5. Jaminan Sanggahan Banding

6. Jaminan terhadap Kegagalan Pekerjaan


Konstruksi
7. Jaminan Sosial Tenaga Kerja
8.

Construction All Risk Insurance

9.

Professional Liability Insurance


3

10. Professional Indenmity Insurance


6. Cidera Janiji

Pada PP 29/2000 Bab III pasal 23 ayat 1g

Bagian keempat tentang sanksi Pasal 122

1. Bentuk cidera janji:

PPK yang melakukan cidera janji terhadap

a. Oleh penyedia jasa yang meliputi: tidak

ketentuan yang termuat dalam Kontrak, dapat

menyelesaikan tugas; tidak memenuhi mutu;

dimintakan ganti rugi dengan ketentuan sebagai

tidak memenuhi kuantitas; dan tidak

berikut:

menyerahkan hasil pekerjaan; dan

1. Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh PPK

b. Oleh pengguna jasa yang meliputi: terlambat atas keterlambatan pembayaran adalah
membayar; tidak membayar; dan terlambat

sebesar bunga terhadap nilai tagihan yang

menyerahkan sarana pelaksanaan pekerjaan;

terlambat dibayar, berdasarkan tingkat suku

2. Dalam hal terjadi cidera janji yang dilakukan oleh bunga yang berlaku pada saat itu menurut
penyedia jasa atau pengguna jasa, pihak yang
dirugikan berhak untuk memperoleh

ketetapan Bank Indonesia; atau

2. Dapat diberikan kompensasi sesuai ketentuan

kompensasi, penggantian biaya dan atau

dalam Kontrak.

perpanjangan waktu, perbaikan atau


pelaksanaan ulang hasil pekerjaan yang tidak
sesuai dengan yang diperjanjikan atau pemberian
7. Pemutusan
Kontrak

ganti rugi;
Pada PP 29/2000 Bab III pasal 23 ayat 1g

Paragraf keenam tentang pemutusan kontrak

1. Bentuk pemutusan yang meliputi pemutusan


yang disepakati para pihak atau pemutusan
secara sepihak, dan

pasal 93

1. PPK dapat memutuskan Kontrak secara sepihak


apabila:

2. Hak dan kewajiban pengguna jasa dan penyedia


a. Denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan
jasa sebagai konsekuensi dari pemutusan kontrak akibat kesalahan Penyedia Barang/Jasa sudah
kerja konstruksi.

melampaui 5% (lima perseratus) dari nilai


Kontrak;
4

b. Penyedia Barang/Jasa lalai/cidera janji dalam


melaksanakan kewajibannya dan tidak
memperbaiki kelalaiannya dalam jangka waktu
yang telah ditetapkan;
c. Penyedia Barang/Jasa terbukti melakukan KKN,
kecurangan dan/atau pemalsuan dalam proses
Pengadaan yang diputuskan oleh instansi yang
berwenang; dan/atau
d. Pengaduan tentang penyimpangan prosedur,
dugaan KKN dan/atau pelanggararan
persaingan sehat dalam pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa dinyatakan benar oleh
instansi yang berwenang.
2. Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan
karena kesalahan Penyedia Barang/Jasa:
a. Jaminan Pelaksanaan dicairkan;
b. Sisa Uang Muka harus dilunasi oleh Penyedia
Barang/Jasa atau Jaminan Uang Muka dicairkan;
c. Penyedia Barang/Jasa membayar denda;
dan/atau
d. Penyedia Barang/Jasa dimasukkan dalam Daftar
8. Penyelesaian
Perselisihan

Pada PP 29/2000 Bab VI tentang penyelesaian

Hitam.
Paragraf ketujuh tentang penyelesain

sengketa

perselisihan pasal 94

pasal 49

1. Penyelesaian di luar pengadilan melalui

1. Dalam hal terjadi perselisihan antara para


pihak dalam Penyediaan Barang/Jasa

alternatif penyelesaian sengketa, atau arbitrase, Pemerintah, para pihak terlebih dahulu
5

dan
2. Penyelesaian melalui secara mediasi atau
konsiliasi, dibantu penilai ahli

menyelesaikan perselisihan tersebut melalui


musyawarah untuk mufakat.
2. Dalam hal penyelesaian perselisihan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
tercapai, penyelesaian perselisihan tersebut
dapat dilakukan melalui arbitrase, alternatif
penyelesaian sengketa atau pengadilan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

Anda mungkin juga menyukai