S Bio 0704379 Chapter1 (1) DFGDFGDFGFD
S Bio 0704379 Chapter1 (1) DFGDFGDFGFD
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hakekat belajar IPA adalah sebagai produk dan sebagai proses, maka
dalam penilaian belajar biologi pun terdapat penilaian produk atau hasil belajar
dan proses belajar. Penilaian hasil belajar sering dikaitkan dengan penilaian
formatif dan sumatif, sementara penilaian yang melibatkan proses belajar dikenal
sebagai asesmen. Walaupun antara keduanya dapat dipertukarkan, terdapat
perbedaan mendasar antara penilaian dengan asesmen. Penilaian biasanya lebih
menekankan hasil, jadi meninjau ke belakang atau yang sudah dilakukan,
sedangkan asesmen melibatkan penilaian dan sekaligus melihat potensi ke depan
perorangan siswa (Rustaman et al., 2003).
Dalam pembelajaran biologi, terdapat konsep yang dianggap sulit baik
oleh guru maupun siswa sendiri, misalnya tentang klasifikasi makhluk hidup.
Handayani (2008), mengemukakan bahwa guru sangat kesulitan untuk
mengajarkan konsep klasifikasi makhluk hidup, salah satunya materi tentang
klasifikasi tumbuhan. Materi klasifikasi makhluk hidup yang dipelajari oleh siswa
SMP kelas VII memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan materi biologi
yang lain, yaitu diperlukan kemampuan siswa untuk memahami ciriciri
kelompokkelompok makhluk hidup dan mengingat berbagai nama makhluk
hidup dengan namanama ilmiah yang sebagian besar siswa merasa sangat
kesulitan dalam mempelajarinya.
Kondisi yang terjadi sekarang ini adalah motivasi belajar siswa ketika
mempelajari materi klasifikasi makhluk hidup cenderung menurun dan hasil
belajar mereka kurang memuaskan. Hal lainnya adalah mereka kurang memahami
pentingnya mempelajari keanekaragaman dan klasifikasi makhluk hidup, serta
tidak dapat mengaplikasikan materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari, karena
tidak dapat memahami konsepnya secara utuh. Dengan demikian yang terjadi di
lapangan sekarang adalah banyak terjadi kerusakan lingkungan dan menyebabkan
hilangnya beberapa spesies makhluk hidup.
Keanekaragaman makhluk hidup khususnya keanekaragaman tumbuhan
merupakan salah satu materi yang sangat penting untuk dipelajari, agar siswa
mengetahui berbagai macam tumbuhan, mengetahui manfaatnya bagi kepentingan
manusia, dan mengetahui peranan tumbuhan di lingkungannya. Hal lainnya adalah
karena Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman
tumbuhan yang tinggi, dengan banyaknya bioma hutan hujan tropis, karena
terletak di daerah tropik, memiliki curah hujan tinggi dan tanah vulkanik yang
subur (Syamsuri et al., 2007). Maka sudah seharusnya peserta didik dapat
memahami konsep keanekaragaman tumbuhan dengan sebaik-baiknya.
Penilaian yang seharusnya dilakukan seorang guru dalam menilai
ketercapaian kompetensi siswa adalah penilaian yang tidak hanya menilai hasil
belajar, tetapi proses belajar siswa selama kegiatan pembelajaran di kelas perlu
pula untuk dinilai. Penilaian dalam hal ini sering disebut dengan istilah asesmen.
Seperti menurut Stiggins (Wulan, 2007) mengartikan asesmen sebagai penilaian
proses, kemajuan, dan hasil belajar siswa. Selain itu penilaian yang dilakukan
harus bisa membantu siswa dalam belajar, yaitu yang dapat mendiagnosis
kesulitan belajar yang dialami siswa. Oleh karena itu, guru perlu melakukan
penilaian diagnosis supaya siswa dapat mencapai kompetensi. Karena penilaian
diagnosis dapat mengidentifikasi masalah atau kesulitan yang dialami siswa dan
merencanakan tindak lanjut berupa upaya-upaya pemecahan sesuai masalah atau
kesulitan yang telah teridentifikasi (Depdiknas, 2007).
Dalam melakukan penilaian kesulitan belajar dibutuhkan instrumen
penilaian yang tepat berupa butir-butir tes yang sesuai dengan kompetensi yang
memang dianggap sulit oleh siswa dengan belum tercapainya standar kompetensi
minimal yang disyaratkan. Instrumen penilaian tersebut bisa berupa tes (seperti
soal pilihan ganda atau essay) dan non tes (misalnya angket dan wawancara).
Agar dapat menilai kesulitan belajar siswa dengan tepat diperlukan perangkat
penilaian yang baik dan teruji. Sementara itu para guru di sekolah seringkali gagal
dalam mengungkap kesulitan belajar tersebut karena asesmen yang kurang tepat
sasaran dan kualitas instrumen yang kurang memadai (Wulan et al., 2010).
Perangkat asesmen yang digunakan guru dalam mengukur kesulitan
belajar siswa pada umumnya berupa soal tes biasa, tes ini hanya mengungkap
benar atau salah jawaban siswa dari pertanyaan yang diajukan dalam soal tersebut.
Setelah itu guru tidak memberikan feedback atau umpan balik kepada siswa,
sehingga guru tidak mengetahui letak kesulitan belajar siswa dan tidak dapat
mengatasinya.
2.
3.
Kelebihan dan kelemahan apa sajakah yang dimiliki oleh perangkat penilaian
yang telah dikembangkan?
4.
5.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini menjadi terarah, ruang lingkup masalah yang diteliti
dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:
1. Asesmen kesulitan belajar yang digunakan yaitu tes diagnostik berupa soal
essay dan pilihan ganda yang memuat aspek kognitif berdasarkan Taksonomi
Bloom revisi, serta nontes berupa angket dan wawancara.
2. Kesulitan belajar yang dimaksud adalah kesulitan yang dialami siswa dalam
bidang akademik yang terkait dengan sulitnya menguasai kompetensi dasar
minimal yang disyaratkan kurikulum.
3. Konsep keanekaragaman makhluk hidup yang dimaksud adalah tentang
klasifikasi pada dunia tumbuhan.
4. Asesmen yang digunakan merujuk pada penelitian Wulan et al. (2010).
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui asesmen
kesulitan belajar siswa dalam mempelajari konsep keanekaragaman makhluk
hidup. Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu:
1. Menghasilkan perangkat penilaian dan mendeskripsikan penerapan asesmen
kesulitan belajar siswa untuk menilai kesulitan siswa SMP dalam mempelajari
konsep keanekaragaman makhluk hidup.
2. Mengungkap kelebihan dan kelemahan serta kendala yang dimiliki oleh
perangkat penilaian asesmen kesulitan belajar siswa SMP untuk menilai
kesulitan siswa SMP dalam mempelajari konsep keanekaragaman makhluk
hidup.
3. Menggali tanggapan guru tentang penerapan asesmen kesulitan belajar siswa
untuk
menilai
kesulitan
siswa
SMP
dalam
mempelajari
konsep
dan
kelemahannya
sehingga
dapat
dijadikan
sebagai
bahan