Anda di halaman 1dari 6

masalah di manusia seperti 2 subtipe HPV dengan risiko tinggi keganasan yaitu tipe 16

dan 18 yang ditemukan pada 70% kanker leher rahim serta HPV tipe 6 dan 11, yang
menyebabkan 90% kasus genital warts (kutil kelamin).
Faktor seksual dan reproduksi
Hubungan seksual pertama kali sebelum usia 16 tahun berkaitan dengan peningkatan
risiko kanker leher rahim 2 kali dibandingkan wanita yang melakukan hubungan
seksual setelah usia 20 tahun. Kanker leher rahim juga berkaitan dengan jumlah partner
seksual. Semakin banyak partner seksual maka semakin meningkat risiko kanker leher
rahim. Peningkatan paritas (jumlah kehamilan) juga merupakan faktor risiko kanker
leher rahim.
Merokok
Merokok merupakan penyebab penting terjadinya kanker leher rahim jenis karsinoma
sel skuamosa. Faktor risiko meningkat 2 kali dengan risiko tertinggi didapatkan pada
orang yang merokok dalam jangka waktu lama dengan intensitas yang tinggi (jumlah
yang banyak).
Kontrasepsi
Penggunaan kontrasepsi pil dalam jangka waktu lama (5 tahun atau lebih)
meningkatkan risiko kanker leher rahim sebanyak 2 kali. Penggunaan metode
kontrasepsi barrier (penghalang), terutama yang menggunakan kombinasi mekanik dan
hormon memperlihatkan penurunan angka kejadian kanker leher rahim yang
diperkirakan karena penurunan paparan terhadap agen penyebab infeksi.
Kondisi imunosupresi (penurunan kekebalan tubuh)
Pada wanita imunokompromise (penurunan kekebalan tubuh) seperti transplantasi
ginjal dan HIV, dapat mengakselerasi (mempercepat) pertumbuhan sel kanker dari
noninvasif menjadi invasif (tidak ganas menjadi ganas).
PENYEBAB KANKER SERVIKS

Hingga saat ini Human Papilloma Virus (HPV) merupakan penyebab 99,7%
kanker serviks. Virus papilloma ini berukuran kecil, diameter virus kurang lebih 55 nm.
Terdapat lebih dari 100 tipe HPV, HPV tipe 16, 18, 31, 33, 35, 45, 51, 52, 56 dan 58
sering ditemukan pada kanker maupun lesi pra kanker serviks. HPV tipe 16 dan 18
merupakan 70 % penyebab kanker serviks.
Sebenarnya sebagian besar virus HPV akan menghilang sendiri karena ada sistem
kekebalan tubuh alami, tetapi ada sebagian yang tidak menghilang dan menetap. HPV
yang menetap inilah yang menyebabkan perubahan sel leher rahim menjadi kanker
serviks. Perjalanan kanker serviks dari infeksi HPV, tahap pre kanker hingga menjadi
kanker serviks memakan waktu 10 - 20 thn.
PERKEMBANGAN KANKER LEHER RAHIM
Dari infeksi virus HPV sampai menjadi kanker serviks memerlukan waktu
bertahun-tahun, bahkan lebih dari 10 tahun. Pada tahap awal infeksi virus akan
menyebabkan perubahan sel-sel epitel pada mulut rahim, sel-sel menjadi tidak terkendali
perkembangannya dan bila berlanjut akan menjadi kanker.
Pada tahan awal infeksi sebelum menjadi kanker didahului oleh adanya lesi
prakanker yang disebut Cervical Intraepthelial Neoplasia (CIN) atau Neoplasia
Intraepitel Serviks (NIS). Lesi prakanker ini berlangsung cukup lama yaitu memakan
waktu antara 10 - 20 tahun. Dalam perjalanannya CIN I (NIS I) akan berkembang
menjadi CIN II (NIS II) kemudian menjadi CIN III (NIS III) yang bila penyakit berlanjut
maka akan berkembang menjadi kanker serviks.
Konsep regresi spontan serta lesi yang persiten menyatakan bahwa tidak semua
lesi pra kanker akan berkembang menjadi lesi invasive atau kanker serviks, sehingga
diakui masih banyak faktor yang mempengaruhi. CIN I (NIS I) hanya 12 % saja yang
berkembang ke derajat yang lebih berat, sedangkan CIN II (NIS II) dan CIN III (NIS III)
mempunyai risiko berkembang menjadi kanker invasif bila tidak mendapatkan
penanganan.

Penanganan pada lesi prekanker adalah krioterapi, laser ablasi, konisasi pisau
dingin, Eksisi laser cone, LEEP (Loop Electrosurgical Exicion Procedure).
CARA PENULARAN VIRUS HPV
Setiap orang bisa terinfeksi HPV baik pada wanita maupun pria, infeksi HPV
ditularkan melalui kontak kelamin, bukan hanya melalui hubungan seks. Infeksi ini
mudah menular sehingga semua wanita yang sudah melakukan hubungan seks berisiko
terkena kanker leher rahim. Resiko menderita kanker leher rahim meningkat pada wanita
perokok, berganti-ganti pasangan seksual, menikah usia muda dan penderita dengan
penurunan kekebalan tubuh/HIV+ (AIDS).
PERJALANAN PENYAKIT
Proses karsinogenesis pada kanker serviks sudah mulai terbuka. HPV yang merupakan
faktor inisiator dari kanker serviks yang menyebabkan terjadinya gangguan sel serviks.
Onkoprotein E6 dan E7 yang berasal dari HPV merupakan penyebab terjadinya
degenerasi keganasan. Onkoprotein E6 akan mengikat p53 sehingga Tumor Suppressor
Gene (TSG) p53 akan kehilangan fungsinya. Sedangkan onkoprotein E7 akan mengikat
TSG pRb, ikatan ini menyebabkan terlepasnya E2F, dan E2F merupakan faktor
transkripsi sehingga siklus sel berjalan tanpa kontrol.
GEJALA KANKER LEHER RAHIM
Infeksi HPV tidak menimbulkan gejala, bahkan orang tidak menyadari bahwa dia
sudah terinfeksi bahkan sudah menularkannya kepada orang lain.
Pada tahap/stadium awal (prekanker) tidak ada gejala yang jelas, setelah
berkembang menjadi kanker timbul gejala-gejala keputihan yang tidak sembuh walaupun
sudah diobati, keputihan yang keruh dan berbau busuk, perdarahan setelah berhubungan
seks, perdarahan di luar siklus haid dan lain-lain. Pada stadium lanjut dimana sudah
terjadi penyebaran ke organ-organ sekitar mungkin terdapat keluhan nyeri daerah
panggul, sulit BAK, BAK berdarah dan lain-lain.

Pembagian stadium kanker seviks berdasarkan FIGO 1994


Stadium 0
: karsinoma insitu, cervical intraepithelial neoplasia 3 (CIN3)
Stadium I :karsinoma hanya terbatas pada serviks (perluasan ke korpus uteri harus
dikesampingkan)
Stadium Ia :karsinoma preklinik, hanya bisa didiagnosa dengan menggunakan
mikroskop. Invasi stromal dengan kedalaman 5mm dan perluasan horisontal 7 mm.
Kedalaman invasi harus tidak melebihi 5 mm dari basal epitel jaringan asal-superfisial
atau glanduler.

Keterlibatan vascular space- venous atau limfatik tidak merubah

stadium.
Stadium Ia1: Kedalaman invasi stromal 3mm, perluasan

horisontal

tidak

melebihi 7 mm.
Stadium Ia2: Kedalaman invasi stromal >3 mm dan 5 mm.
Stadium Ib : Lesi-lesi yang tampak secara klinik terbatas pada servik

atau kanker

preklinik yang lebih besar daripada stadium Ia


Stadium Ib1: Lesi 4 cm
Stadium Ib2: Lesi > 4 cm
Stadium II : Karsinoma meluas di luar serviks, tetapi belum sampai ke dinding
pelvis; karsinoma tumbuh ke dalam vagina tetapi tidak sampai sepertiga bagian bawah.
Stadium IIa : Tidak ada perluasan ke parametrium.
Stadium IIb : Jelas ada perluasan ke parametrium.
Stadium III : Karsinoma meluas sampai ke dinding pelvis; pada pemeriksaan
tidak terdapat ruangan bebas karsinoma

rektal

antara tumor dan dinding pelvis; tumor

tumbuh sampai sepertiga bagian bawah vagina. Adanya hidronefrosis atau ginjal yang
tidak berfugsi masuk dalam stadium ini, kecuali disebabkan karena kelainan lain.
Stadium IIIa: Tidak ada perluasan sampai dinding pelvis, tetapi pertumbuhan

tumor

sampai sepertiga bawah vagina.


Stadium IIIb: Perluasan sampai dinding pelvis atau hidronefrosis atau ginjal yang
tidak berfungsi.

Stadium IV : Karsinoma telah meluas sampai di luar pelvis minor atau secara

klinik

telah tumbuh ke dalam mukosa kandung kencing atau rektum (terbukti dari hasil
biopsi)
Stadium IVa: Pertumbuhan tumor ke dalam organ-ogan sekelilingnya
Stadium IVb: Perluasan ke organ-organ jauh

.
PROGNOSIS
Prognosis kanker serviks dipengaruhi oleh stadium, jenis histologi, derajat
diferensiasi serta faktor pengobatan.

Stadium

5-Year Survival

IA

100%

IB

88%

IIA

68%

IIB

44%

III

18-39%

IVA

18-34%

PENCEGAHAN
Menjaga perilaku seksual yang sehat dan melakukan skrining dan deteksi dini
secara teratur merupakan langkah terbaik yang dapat dilakukan. Sekarang telah
dikembangkan vaksin untuk mencegah kanker leher rahim, untuk menimbulkan
kekebalan yang cukup diperlukan 3 kali penyuntikan vaksin

Anda mungkin juga menyukai