GAMBARAN UMUM
Pada kehamilan setelah 37 minggu, didapatkan 5-7% letak sungsang / presentasi bokong.
Pada kehamilan trimester ke 2 (21-24 minggu) 33%, dan pada awal trimester ke 3 (29-32
minggu) 14%
Mortalitas perinatal : kematian perinatal 13 kali lebih tinggi daripada kematian perinatal
pada presentasi kepala. Morbiditas perinatal : 5-7 kali lebih tinggi daripada presentasi
kepala. Gambaran ini dipengaruhi usia kehamilan, berat janin dan jenis presentasi
bokong.
Sebab utama kematian perinatal pada presentasi bokong : hipoksia, trauma persalinan,
prematuritas dan kelainan kongenital. Kelainan kongenital terdapat 6-18% pada
presentasi bokong, dibandingkan 2-3% pada presentasi kepala.
ETIOLOGI
Maternal : kelainan uterus (septum, uterus unikornis), tumor ginekologik (mioma uteri,
tumor adneksa)
Fetal : kelainan cairan ketuban ( poli / oligohidramnion) , kelainan fetus ( anensefalus,
hidrosefalus, kelainan neuromuskular seperti distrofia miotonik)
Versi spontan
Presentasi bokong yang dijumpai pada 29-32 minggu, 75% mengalami versi spontan
pada kehamilan 38 minggu. Pada keamilan 37 minggu, versi spontan sebesar 18%.
Posisi knee-chest ibu selama 15 menit tiap 2 jam selama 5 hari berturut-turut, diharapkan
dapat memperbesar kemungkinan terjadinya versi spontan pada trimester 3 akhir.
JENIS PRESENTASI
BOKONG
1. Presentasi bokong
sempurna (complete breech).
Fetus berada dalam posisi
duduk dalam jalan lahir tetapi bokong masih merupakan presenting part. Seluruh anggota
gerak janin fleksi sempurna (tungkai dan lutut fleksi).
2. Presentasi bokong murni (frank breech).
Bagian terbawah ( presenting part ) dari fetus adalah bokong , kedua tungkai dalam fleksi
dan sejajar toraks (lutut ekstensi).
Risiko : kepala terjebak (head entrapment) pada aftercoming head akibat tidak
terjadinya moulage kepala, atau pembukaan serviks yang tidak lengkap. Peristiwa ini
terjadi pada 88/1000 persalinan. Risiko ini dapat dikurangi dengan mempertahankan
fleksi dengan menekan suprapubik eksternal dan tidak melakukan ekstraksi.
Penyebab utama kematian perinatal tanpa kelainan kongenital : robekan tentorium
cerebelli akibat traksi pada hiperekstensi kepala, trauma pada medulla spinalis.
Hiperekstensi kepala pada persalinan presentasi bokong, menyebabkan sudut antara
geraham dan vertebra lebih dari 105 derajat. Prolapsus tali pusat juga terjadi pada 0.5%
persalinan dengan presentasi bokong murni; bokong sempurna 4-5%; kaki 10%.
Histerostomatomi atau insisi Duhressen : bila kepala terjebak akibat pembukaan serviks
uteri yag tidak lengkap. Dilakukan insisi pada daerah serviks jam 2, jam 6 dan jam 10.
Bahaya insisi ini adalah perdarahan dan pelebaran robekan ke segmen bawah uterus.
Sirkumferensia abdomen dan sirkumferensia kepala janin relatif seimbang pada
kehamilan sebelum 36 minggu. Di atas 36 minggu, sirkumferensia kepala lebih besar dari
abdomen atau toraks.
Penatalaksanaaan persalinan pervaginam : 90% persalinan presentasi bokong di Amerika
Serikat dilakukan dengan sectio cesarea. Sebenarnya, sectio cesarea juga merupakan
risiko morbiditas dan mortalitas ibu yang lebih tinggi daripada persalinan pervaginam.
Versi luar
Melakukan putaran pada fetus dari
dinding abdomen sehingga menjadi
presentasi kepala.
Bahaya : perdarahan fetomaternal, separasi plasenta, kegagalan versi.
Kegagalan versi : kembalinya janin pada posisi semula setelah versi.
Perlu alat ultrasonografi untuk pemandu reposisi janin, dan sebelum dan sesudah versi
luar perlu diberi tokolisis.
Awasi perubahan frekuensi denyut jantung janin, kemungkinan terjadi gawat janin pada
tindakan versi akibat terganggunya sirkulasi janin dari manipulasi yang mungkin terjadi
pada janin / plasenta / talipusat
3. Tahap ketiga : fase lambat, lahirnya mulut sampai seluruh kepala. Kepala harus
dilahirkan lambat untuk menghindari terjadinya perdarahan intrakranial (ruptura
tentorium cerebelli) akibat dekompresi yang mendadak.
Teknik : hiperlordosis badan bayi
Keuntungan :
1. tangan penolong tidak masuk jalan lahir, sehingga mengurangi risiko infeksi.
2. mendekati persalinan fisiologik, mengurangi trauma pada janin.
Kerugian :
1. 5-10% mengalami kegagalan.
2. tidak dilakukan pada panggul sempit, janin besar, jalan lahir kaku (primipara), nuchal
arm (lengan menjungkit).
Melahirkan bahu dan lengan secara klasik adalah melahirkan bahu dan lengan belakang
lebih dahulu, karena lengan belakang berada di ruangan yang lebih luas (sakrum), baru
kemudian melahirkan lengan depan yang berada di bawah simfisis. Bila lengan depan
sukar, maka lengan depan diputar menjadi lengan belakang, yaitu dengan memutar
gelang bahu ke arah belakang dan kemudian lengan belakang ini dilahirkan.
Teknik cara Mueller
Melahirkan bahu dan lengan cara
Mueller adalah melahirkan bahu dan
lengan depan lebih dahulu dengan
ekstraksi, baru kemudian
melahirkan bahu dan lengan belakang.
Teknik cara Lovset
Prinsip persalinan cara Lovset adalah memutar badan janin dalam setengah lingkaran
bolak-balik sambil dilakukan traksi cunam ke bawah sehingga bahu yang sebelumnya
berada di belakang akhirnya lahir di bawah simfisis.
Keuntungan :
1. sederhana dan kegagalan jarang
2. tangan penolong tidak masuk ke dalam jalan lahir,
sehingga risiko infeksi minimal.
Nuchal arm (lengan menjungkit)
Menolong persalinan letak bokong dengan tarikan ringan sampai skapula lahir. Sampai
batas ini ini tubuh bayi diputar sehingga diameter biakromialis dalam posisi
anteroposterior. Sebatas aksilla bahu siap dilahirkan. Traksi berlebihan untuk melahirkan
bahu menyebabkan lengan tertinggal di atas kepala dan tersangkut lengannya di leher
(nuchal arm). Untuk itu penolong meletakkan dua jari sepanjang humerus dan
mengusapkan ke muka dan dada bayi sampai lahir lengan tersebut sambil didorong ke
atas. Humerus bayi harus displint dengan jari penolong dan bukan digaet. Nuchal arm
kadang-kadang dapat dibebaskan dengan memutar badan bayi searah dengan jari bayi
menunjuk, sehingga tangan yang menjungkit dapat terbebas melewati muka bayi.
mendekati perut ibu. Dengan laring sebagai sumbu (hipomoklion), kepala bayi dapat
dilahirkan.
Cunam Piper
Cunam Piper memiliki lengkung kepala dan
lengkung panggul yang panjang, dapat
dipergunakan untuk melahirkan kepala yang
menyusul, ditarik ke bawah.
Indikasi cunam ini setara dengan pertolongan
pengeluaran kepala cara Mauriceau.
ke dalam jalan lahir dan diletakkan pada lipat paha. Lipat paha ditarik curam ke bawah.
2. Setelah trochanter depan dilahirkan, maka jari telunjuk yang lain segera mengait lipat
paha belakang, dan ditarik curam ke bawah sampai bokong lahir.
3. Tangan penolong memegang femuro-pelvik bayi dan melahirkan bayi dengan cara
manual aid.
kepala
6. Cedera pleksus brakialis, hematoma otot-otot.
DAFTAR PUSTAKA