TINJAUAN PUSTAKA
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir
sampai bayi belum berusia satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan
kematian bayi.Secara garis besar,dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua
(2) macam yaitu :
1
Endogen
Eksogen.
Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian Neonatal
adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan dan
umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa oleh anak sejak lahir,
yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama satu
bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor
yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar.
Angka Kematian bayi atau Infant Mortality Rate (IMR) adalah jumlah
kematian bayi dibawah satu (1) tahun pada setiap 1.000 kelahiran
hidup.Angka
ini
merupakan
indikator
yang
sensitif
terhadap
222
Pada dasarnya penyebab utama kematian ibu dan neonatal adalah sama, yaitu
akses perawatan yang kurang baik serta status sosial ibu yang rendah. Bayi
meninggal pada bulan pertama kehidupannya dapat di sebabkan karena ibunya
meninggal. Kematian maternal mempunyai implikasi yang luas kepada
333
Selain peran kesehatan ibu ketika hamil, perawatan yang tidak adekuat dan
tidak tepat selama hamil, bersalin, dan beberapa jam setelah melahirkan juga
mempunyai konsekuensi terhadap terjadinya kematian bayi baru lahir. Untuk
menurunkan angka kematian neonatal, kunci utama terletak pada kualitas
perawatan neonatal emergensi.
Masih ada factor lain yang berkontribusi terhadap kematian neonatal, seperti
status social-ekonomi ibu yang rendah, status gizi ibu dan fertilitas yang
tinggi. Data menunjukan bahwa ada korelasi antara tingkat tingkat pendidikan
ibu dan angka kematian bayi. Agama, budaya, pengalaman yang lalu dan
pendidikan mempengaruhi persepsi ibu. Factor tersebut mewarnai dengan kuat
kepercayaan masyarakat, pengertian dan penerimaan terhadap pengobatan
tradisional dan modern.
444
Pelaksanaan pelayanan
555
Resiko
terbesar
kematian
neonatus
terjadi
pada
24
jam
pertama
1; Asfiksia Neonatorum
a; definisi
Asfiksia neonaturium ialah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal
bernafas secara spontan dan teratur segera setelah (Hutchinson,1967).
Keadaan ini disertai dengan hipoksia,hiperkapnia dan berakhir dengan
asidosis. Hipoksia yang terdapat pada penderitaa asfiksia ini merupakan
fackor terpenting yang dapat menghambat adaptasi bayi baru lahir
terhadap kehidupan ekstrauterin (Grabiel Duc,1971). Penilaian statistik
dan pengalaman klinis atau patologi anatomis menunjukkan bahwa
keadaan ini merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas bayi
baru lahir. Hal ini dibuktikan oleh Drage dan Berendes (1966) yang
mendapatkan bahwa skor Apgar yang rendah sebagai manifestasi hipoksia
berat pada bayi saat lahir akan mmperlihatkan angka kematian yang tinggi
sebagai
akibat
hipoksia
sangat
tinggi.
Asidosis,gangguan
666
sindrom
gangguan
pernafasan
pada
hari-hari
pertama
setelah
"Vigorous baby'' skor apgar 7-10, dalam hal ini bayi dianggap sehat dan
tidak memerkikan istimewa.
2;
b; etiologi
777
ibu
Terjadi
karena
hipoventilasi
akibat
2; Faktor plasenta
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan
kondisi plasenta. Asfiksia janin akan terjadi bila terdapat gangguan
888
Depresi pusat pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi karena
1
c; patofisiologi
Pernafasan spontan bayi baru lahir bergantung kepada kondisi janin pada
masa kehamilan dan persalinan. Proses kelahiran sendiri selalu
menimbulkankan asfiksia ringan yang bersifat sementara pada bayi
999
penurunan
frekuensi
jantung
selanjutnya
bayi
akan
101010
d; Manifestasi klinis
Apnea
Pucat '
sianosis
e; Penatalaksanaan Klinis
1; Tindakan Umum
111111
2; Tindakan khusus
;
Asfiksia berat
Berikan O2 dengan tekanan positif dan intermiten melalui
pipa endotrakeal. dapat dilakukan dengan tiupan udara yang
telah diperkaya dengan O2. Tekanan O2 yang diberikan
tidak 30 cm H 20. Bila pernafasan spontan tidak timbul
lakukan message jantung dengan ibu jari yang menekan
pertengahan sternum 80 100 x/menit.
Asfiksia sedang/ringan
Pasang relkiek pernafasan (hisap lendir, rangsang nyeri)
selama 30-60 detik. Bila gagal lakukan pernafasan kodok
(Frog breathing) 1-2 menit yaitu : kepala bayi ektensi
maksimal beri Oz 1-2 1/mnt melalui kateter dalam hidung,
buka tutup mulut dan hidung serta gerakkan dagu ke atasbawah secara teratur 20x/menit
121212
f;
Pemeriksaan Diagnostik
;
Gambaran patologi
2. BBLR
Kelahiran bayi prematur BBLR merupakan salah satu masalah kesehatan
utama dalam masyarakat dan merupakan penyebab utama kematian
neonatal serta gangguan perkembangan saraf dalam jangka panjang.
Penelitian epidemiologi dan mikrobiologi-imunologi akhir-akhir ini telah
mengatakan bahwa penyakit periodontal dapat menjadi faktor risiko untuk
terjadinya kelahiran bayi prematur BBLR. Mekanismenya mencakup
perpindahan patogen periodontal ke jaringan plasenta serta aksi dari
lipopolisakarida dan mediator inflamasi.
131313
kehamilan ini dihitung dari hari pertama setelah siklus menstruasi terakhir.
Prematuritas ini juga dibedakan dalam dua kelompok. Prematuritas murni.
Merupakan bayi yang lahir dengan berat badan sesuai dengan masa
kehamilan, seperti masa kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat
badan 1800-2000 gram.
Bayi dismatur/ small for gestational age. Merupakan bayi dengan berat
badan lahir tidak sesuai dengan masa kehamilan, seperti bayi lahir setelah
sembilan bulan dengan berat badan tidak mencapai 2500 gram.
Bayi Berat Lahir Rendah atau Low Birth Weight (LBW) adalah berat lahir
kurang dari atau sama dengan 2500 gram. Very Low Birth Weight (VLBW)
adalah berat bayi lahir kurang dari 1500 gram dan Extremely Low Birth
Weght (ELBW) adalah berat bayi lahir kurang dari 1000 gram. Kelahiran
bayi prematur berberat badan lahir rendah atau prematur BBLR adalah
kelahiran bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram dan lahir sebelum
37 minggu usia kehamilan.
141414
1. Faktor Demografik
Ras telah dipelajari secara luas sebagai faktor risiko selama
beberapa tahun. Wanita berkulit hitam mengalami rasio kelahiran prematur
dua kali lebih banyak dari wanita berkulit putih dan dihitung untuk hampir
sepertiga dari seluruh bayi prematur. Selain itu, usia ibu hamil yang
kurang dari 17 tahun atau lebih dari 34 tahun serta status soal ekonomi
yang rendah.
151515
4. Faktor Janin
Kehamilan kembar, infeksi kronis janin (seperti infeksi TORCH
yaitu
toxoplasmosis,
rubella,
and
cytomegalovirus),dan
anomali
5. Polusi Udara
161616
6. Infeksi
Infeksi bakteri vaginosis dan intraurin merupakan faktor risiko
umum dari kelahiran prematur. Bakteri vaginosis dapat meningkatkan
faktor risiko kelahiran sangat prematur sebanyak dua kali lipat, dan infeksi
intraurin berhubungan dengan risiko yang lebih tinggi. Infeksi yang
terlokalisasi pada organ lain selain saluran reproduksi juga penting, salah
satunya infeksi periodontal yang memiliki risiko lebih dari dua kali lipat
untuk kelahiran prematur.
3; IUFD
a. Pengertian
IUFD adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam
kandungan baik pada kehamilan yang besar dari 20 minggu atau kurang
dari 20 minggu (Rustam Muchtar, 1998). IUFD adalah kematian hasil
konsepsi sebelum dikeluarkan dengan sempurna dari rahim ibunya tanpa
memandang tuanya kehamilan (Sarwono, 2005)
171717
Pada 25-60% kasus penyebab kematian janin tidak jelas. Kematian janin
dapat disebabkan oleh factor maternal, fetal, atau kelainan patologik
plasenta.
infeksi,
hipertensi,
preeklmpsia,
eklampsia,
181818
Eritroblastosis fetalis.
2;
Stadium maserasi I
Timbul lepuh-lepuh pada kulit, mula-mula terisi cairan jernih tapi
kemudian menjadi merah. Stadium ini berlangsung 48 jam setelah
mati.
3;
Stadium maserasi II
Lepuh-lepuh pecah dan mewarnai air ketuban menjadi merah
coklat, stadium ini berlangsung 48 jam setelah anak mati.
4;
Diagnosis
Anamnesa/keluhan
a. Ibu tidak merasakan gerakan janin
191919
Auskultasi
DJJ (-)
Radiologi.
Pemeriksaan radiologi bila dilakukan 5 hari setelah kematian
janin, akan tampak gambaran sebagai berikut:
a
Pemeriksaan USG
USG merupakan sarana penunjang diagnostic yang baik untuk
memastikan kematian janin dimana gambarannya menunjukan:
a
202020
Komplikasi
1;
2;
3;
Penanganan
Selama menunggu diagnosa pasti, ibu akan mengalami ketakutan
memikirkan bahwa bayinya telah meninggal. Pada tahap ini bidan
berperan sebagai motivator untuk meningkatkan kesiapan mental ibu
dalam menerima segala kemungkinan yang ada.
212121
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya kesehatan primer yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan kesehatan ibu dalam menjalankan
fungsi reproduksi
perkembangan dan perlindungan bayi, anak bawah lima tahun (balita), dan
anak usia prasekolah dalam proses tumbuh kembang.
Tujuan Umum
222222
Tujuan Khusus
a; Memberikan pelayanan kebidanan dasar dan KIA kepada ibu hamil
termasuk KB berupa pelayanan antenatal, pertolongan persalinan dan
pelayanan nifas serta perawatan bayi baru lahir.
b; Memberikan pertolongan pertama penanganan kedaruratan kebidanan dan
neonatal serta merujuk ke fasilitas rujukan primer sesuai dengan
kebutuhan.
c; Memantau cakupan pelayanan kebidanan dasar dan penanganan
kedaruratan kebidanan neonatal
d; Menumbuhkan, mengoptimalkan dan memelihara peran serta masyarakat
dalam upaya KIA.
e; Memberikan pelayanan kesehatan neonatal esensial seluruh bayi baru lahir
yang meliputi usaha pernafasan spontan, menjaga bayi tetap hangat,
menyusui dini dan eksklusif, mencegah infeksi serta tata laksana neonatal
sakit.
f; Melaksanakan pemeliharaan kesehatan kepada seluruh balita dan anak pra
sekolahyang meliputi perawatan bayi baru lahir,pemeriksaan kesehatan
rutin, pemberian imunisasi dan upaya perbaikan gizi.
232323
Sasaran
Sasaran pelayanan KIA adalah ibu, bayi, balita, anak usia pra sekolah dan
keluarga yang tinggal dan berada di wilayah kerja Puskesmas serta yang
berkunjung ke Puskesmas.
Kegiatan
Pelayanan KIA meliputi penyelenggaraan:
242424
Posyandu
Dalam program KIA para kader berperan serta dalam pendataan ibu hamil di
wilayah kerjanya sehingga Puskesmas mendapatkan sasaran yang tepat untuk
pencapaian target pelayanan kesehatan. Melalui para kader promosi kesehatan
dapat dilakukan sehingga masyarakat (ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui).
252525
untuk
memantau
cakupan
pelayanan
KIA
di
suatu
wilayah
Tujuan PWS KIA adalah meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan KIA di
wilayah kerja Puskesmas, melalui pemantauan cakupan pelayanan KIA di tiap
desa secara terus-menerus.
1; Memantau cakupan pelayanan KIA yang dipilih sebagai indikator secara
teratur (bulanan) dan terus menerus untuk tiap desa.
2; Menilai kesenjangan antara target yang ditetapkan dan pencapaian
sebenarnya untuk tiap desa.
262626
272727
kunjungan 1 x sejak 6 hari- 7 hari setelah lahir, kunjungan ke-2 hari ke-8
sampai hari ke-28.
7; Cakupan akses : Presentase ibu hamil di suatu wilayah, dalam kurun waktu
tertentu yang pernah mendapat ANC sesuai standar minimal 1 x selama
masa kehamilan.
8; Cakupan Bumil : Presentasi ibu hamil di suatu wilayah dalam kurun waktu
tertentu yang mendapatkan ANC sesuai standar paling sedikit 4 x (1 x
triwulan ke-1, 1 x triwulan ke-2, 2 x triwulan ke-3)
9; Sasaran ibu hamil : Jumlah semua ibu hamil di suatu wilayah dalam satu
tahun
10; Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan : Presentase ibu
bersalin di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang ditolong tenaga
kesehatan.
11; Cakupan penjaringan ibu hamil beresiko yang ditemukan kader/dukun
bayi dalam waktu tertentu.
12; Cakupan bumil beresiko oleh tenaga kesehatan : Presentase ibu hamil
beresiko yang ditemukan oleh tenaga kesehatan, kader/dukun bayi yang
dirujuk ke tenaga kesehatan dalam kurun waktu tertentu.
13; Ibu hamil beresiko : Ibu hamil yang mempunyai faktor resiko dan resiko
tinggi kecuali ibu hamil normal.Cakupan kunjungan neonatal : Presentase
Neonatal (bayi umur kurang dari satu bulan) yang memperoleh pelayanan
kesehatan minimal 2 x dari tenaga kesehatan (1 x hari 1-7 dan 1 x hari 828)
282828
292929
303030