Anda di halaman 1dari 31

Jawaban Tugas I

AERODINAMIKA I

Budi
Darmawan
13608051

1. Riset dan Pengembangan Aerofoil


Penelitian serius untuk mengembangkan
aerofoil mulai dilakukan sejak akhir abad
19. Meskipu
n saat itu telah diketahui
bahwa
plat
datar
pun
dapat
membangkitkan gaya angkat pada sudut
serang
tertentu,
namun
ada
kecenderungan pemikiran bahwa bentuk
aerofoil melengkung yang menyerupai
bentuk sayap burung dapat menghasilkan
gaya angkat yang lebih efektif.
Paten bentuk aerofoil pertama tercatat
atas nama Horatio F. Phillips pada tahun
1884. Phillips adalah seorang kebangsaan
Inggris yang yang pertama kali melakukan
pengujian terowongan angin terhadap
aerofoil secara serius.
Pada waktu yang hampir bersamaan, Otto Lilienthal memiliki ide yang sama.
Setelah melakukan pengukuran yang teliti terhadap bentuk sayap burung, ia
menguji bentuk aerofoil dengan kelengkungan pada mesin pemutar dengan
diameter 7 meter.
Lilienthal percaya bahwa kunci sukses untuk melakukan penerbangan adalah
dengan menggunakan aerofoil lengkung atau ber-chamber. Ia juga mengujinya
dengan radius nose yang berbeda-beda.
Tahun 1902 Wright bersaudara melakukan pengujian aerofoil mereka di
terowongan angin, untuk mengembangkan bentuk yang efisien yang kemudian
memicu keberhasilan mereka pada penerbangan pertama 17 Desember 1903.
Aerofoil yang digunakan Wright bersaudara sangat mirip dengan desain dari Otto
Lilienthal, yaitu tipis dan melengkung. Hal ini dimungkinkan karena pengetesan
aerofoil pada masa awal dilakukan pada bilangan Reynold yang sangat rendah.
Pemikiran salah bahwa aerofoil yang efektif harus memiliki bentuk tipis dan
kelengkungan tinggi merupakan alasan pesawat udara yang pertama
menggunakan sayap ganda (biplanes).
Bentuk aerofoil tipis dan kelengkungan tinggi kemudian semakin ditinggalkan
dan menyusut jumlahnya secara bertahap dalam kurun waktu satu dekade
berikutnya.

Aerofoil dengan cakupan luas kemudian dikembangkan, yang umumnya secara


trial and error. Beberapa bentuk yang cukup sukses adalah Clark Y dan Gottingen
398 yang digunakan sebagai basis bentuk aerofoil yang diuji oleh NACA pada
awal tahun 1920-an.

Aerofoil NACA
NACA aerofoil adalah bentuk aerofoil sayap pesawat udara yang dikembangkan
oleh National Advisory Committee for Aeronautics (NACA). Sampai sekitar Perang
Dunia II, aerofoil yang banyak digunakan adalah hasil riset Gottingen. Selama
periode ini banyak pengujuan arifoil dilakukan diberbagai negara, namun hasil
riset NACA lah yang paling terkemuka. Pengujian yang dilakukan NACA lebih
sistematik denga membagi pengaruh efek kelengkungan dan distribusi ketebalan
atau thickness serta pengujiannya dilakukan pada bilangan Reynold yang lebih
tinggi dibanding yang lain.

Konstruksi Geometri aerofoil NACA


Aerofoil yang saat ini umum digunakan sangat dipengaruhi oleh hasil penelitian
yang dilakukan oleh NACA ini.

NACA Seri 4 Digit


Sekitar tahun 1932, NACA melakukan pengujian beberapa bentuk aerofoil yang
dikenal dengan NACA seri 4 digit. Distribusi kelengkungan dan ketebalan NACA
seri empat ini diberikan berdasarkan suatu persamaan. Distribusi ini tidak dipilih
berdasarkan teori, tetapi diformulasikan berdasarkan pendekatan bentuk sayap
yang efektif yang digunakan saat itu, seperti yang dikenal adalah aerofoil Clark Y.
Penggunaan aerofoil NACA 4 digit dalam contoh ini NACA 2412 dipakai untuk
pesawat seperti Avia B-534, Burnelli UB-14, Baumann B-100 Mercury, Beagle
B.242, Bell 65 ATV, dan lain-lain
Nomenklatur - Pada aerofoil NACA seri empat, digit pertama menyatakan persen
maksimum chamber terhadap chord. Digit kedua menyatakan persepuluh posisi
maksimum chamber pada chord dari leading edge. Sedangkan dua digit terakhir
menyatakan persen ketebalan aerofoil terhadap chord. Contoh : aerofoil NACA
2412 memiliki maksimum chamber 0.02 terletak pada 0.4c dari leading edge dan
memiliki ketebalan maksimum 12% chord atau 0.12c. Aerofoil yang tidak
memiliki kelengkungan, dimana chamber line dan chord berhimpit disebut
aerofoil simetrik. Contohnya adalah NACA 0012 yang merupakan aerofoil simetrik
dengan ketebalan maksimum 0.12c.

NACA 2412
y/c

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

x/c

Cl vs alfa

Cm vs alfa
0
Cl

Cl
0

alfa

8 10 12

Cm -0.05

0 2 4 6 8 10 12

Cm

-0.1
alfa

Name = NACA 2412


Mach = 0; Re = 100000; T.U. = 1.0; T.L. = 1.0
Surface Finish = 0; Stall model = 0; Transition model = 1; Aspect
Ratio = 0; ground effect = 0

Cl
Cd
Cm
T.U.
T.L.
S.U. S.L.
L/D
A.C. C.P.

[
]
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0

0.25
[-]

[-]

[-]

0.25
9
0.37
7
0.49
6
0.61
4
0.73

0.012
8
0.013

-0.049

0.013
4
0.014
1
0.015

-0.052

0.84
2
0.95
1
1.05
1
1.13
9
1.20
8
1.07
7

0.016
3
0.018
6
0.021
8
0.024
2
0.027
4
0.069
9

-0.056

-0.051

-0.053
-0.055

-0.057
-0.058
-0.059
-0.06
-0.037

[-]

[-]

[-]

[-]

[-]

[-]

[-]

0.53
1
0.44
8
0.41
2
0.37
5
0.33
5
0.27
2
0.16

0.67
8
0.78
3
0.84
5
0.88
3
0.90
9
0.92
7
0.93
9
0.94
9
0.95
8
0.96
3
0.96
8

0.98
4
0.98
4
0.98
1
0.97
7
0.97
2
0.96
4
0.95
2
0.92
7
0.89
3
0.83

0.99
1
0.98
9
0.98
5
0.98
2
0.98
1
0.98
2
0.98
2
0.98
4
0.98
5
0.98
7
0.98
9

20.18
7
29.08
8
36.89

0.26
1
0.26
1
0.26
1
0.26
1
0.26
1
0.26
2
0.26
1
0.26
1
0.26

0.44
1
0.38
5
0.35
5
0.33
7
0.32
5
0.31
7
0.31

0.03
4
0.01
9
0.01
5
0.01
1

0.06
3

43.49
8
48.66
2
51.66
8
51.12
5
48.14
7
47.02
4
44.08
8
15.40
4

0.61
5
0.42
8

0.30
6
0.30
2
0.3
0.28
4

NACA Seri 5 Digit

Pengembangan aerofoil NACA 5 digit dilakukan sekitar tahun 1935 dengan


menggunakan distribusi ketebalan yang sama dengan seri empat digit. Garis
kelengkungan rata-rata (mean chamber line) seri ini berbeda dibanding seri
empat digit. Perubahan ini dilakukan dalam rangka menggeser maksimum
chamber kedepan sehingga dapat meningkatkan CL max. Jika dibandingkan
ketebalan (thickness) dan chamber, seri ini memiliki nilai CL max 0.1 hingga 0.2
lebih tinggi dibanding seri empat digit. Sistem penomoran seri lima digit ini
berbeda dengan seri empat digit.
Penggunaan aerofoil NACA 5 digit dalam contoh ini NACA 23012 dipakai untuk
pesawat seperti CallAir S-1B1 Super Cadet, Canadair CL-2 DC-4M North Star,
Carma Weejet VT-1 , Cessna 208 Caravan (U-27), Chrislea CH.3 Super Ace, dan
lain-lain
Nomenklatur - Pada seri ini, digit pertama dikalikan 3/2 kemudian dibagi sepuluh
memberikan nilai desain koefisien lift. Setengah dari dua digit berikutnya
merupakan persen posisi maksimum chamber terhadap chord. Dua digit terakhir
merupakan persen ketebalan/thickness terhadap chord. Contohnya, aerofoil
23012 memiliki CL desain 0.3, posisi maksimum chamber pada 15% chord dari
leading edge dan ketebalan atau thickness sebesar 12% chord.

NACA 23012
y/c

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

x/c

Cl vs alfa

Cm vs alfa
0
Cl

Cl
0

alfa

8 10 12

Cm

-0.01 0 2 4 6 8 10 12

Cm

-0.02
-0.03
alfa

Name = NACA 23012


Mach = 0; Re = 100000; T.U. = 1.0; T.L. = 1.0
Surface Finish = 0; Stall model = 0; Transition model = 1; Aspect
Ratio = 0; ground effect = 0

Cl

Cd

]
0

[-]

[-]

0.14
2
0.26
1
0.38

1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0

0.49
9
0.61
6
0.73
2
0.84
4
0.94
7
1.03
1
1.09
2
1.14
3

Cm
0.25
[-]

T.U.

T.L.

S.U.

S.L.

L/D

A.C.

C.P.

[-]

[-]

[-]

[-]

[-]

[-]

[-]

0.012
6
0.013
2
0.014
4
0.015
1
0.016

-0.009

0.45
2
0.34

0.98
9
0.98
9
0.98
7
0.98
4
0.98

-0.016

0.018
4
0.020
4
0.023
8
0.030
8
0.040
7

-0.017

0.98
4
0.98
3
0.98
2
0.98
2
0.98
2
0.98
4
0.98
7
0.99
8
0.99
8
0.99
8
0.99
8

11.30
4
19.78
4
26.34
5
32.98
8
38.54
5
42.99
4
45.88

0.26
1
0.26
1
0.26
1
0.26
2
0.26
2
0.26
2
0.26
3
0.26
3
0.26
2
0.26

0.31
3
0.28
9
0.28

0.017

0.69
5
0.75
7
0.80
5
0.84
2
0.87
3
0.89
4
0.91
4
0.93
1
0.94
4
0.95
8
0.97

-0.01
-0.012
-0.013
-0.014

-0.019
-0.02
-0.02
-0.021

0.19
1
0.17
0.15
2
0.13
8
0.12
2
0.10
6
0.08
9
0.06
7
0.03
7

0.97
0.94
9
0.90
6
0.80
8
0.64
8
0.51
4

46.32
4
43.29
2
35.49
3
28.07
4

0.26

0.27
6
0.27
3
0.27
1
0.27
0.27
0.26
9
0.26
9
0.26
8

NACA Seri-1 (Seri 16)


Aerofoil NACA seri 1 yang dikembangkan sekitar tahun 1939 merupakan seri
pertama yang dikembangkan berdasarkan perhitungan teoritis. Aerofoil seri 1
yang paling umum digunakan memiliki lokasi tekanan minimum di 0.6 chord, dan
kemudian dikenal sebagai aerofoil seri-16. Chamber line aerofoil ini didesain
untuk menghasilkan perbedaan tekanan sepanjang chord yang seragam.
Penggunaan aerofoil NACA Seri 16 dalam contoh ini biasanya digunakan untuk
pesawat tempur.
Nomenklatur - Penamaan aerofoil seri 1 ini menggunakan lima angka. Misalnya
NACA 16-212. Digit pertama menunjukkan seri 1. Digit kedua menunjukkan
persepuluh posisi tekanan minimum terhadap chord. Angka dibelakang tanda
hubung: angka pertama marupakan persepuluh desain CL dan dua angka
terakhir menunjukkan persen maksimum thickness terhadap chord. Jadi NACA
16-212 artinya aerofoil seri 1 dengan lokasi tekanan minimum di 0.6 chord dari
leading edge, dengan desain CL 0.2 dan thickness maksimum 0.12.

NACA 16-212
y/c

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

x/c

Cm vs alfa

Cl vs alfa

0
Cl

Cl
0

alfa

8 10 12

0 2 4 6 8 10 12
Cm -0.05
-0.1
alfa

Cm

Name = NACA 16-212


Mach = 0; Re = 100000; T.U. = 1.0; T.L. = 1.0
Surface Finish = 0; Stall model = 0; Transition model = 1; Aspect
Ratio = 0; ground effect = 0

Cl
Cd
Cm
T.U.
T.L.
S.U. S.L.
L/D
A.C.
C.P.
0.25
[
[-]
[-]
[-]
[-]
[-]
[-]
[-]
[-]
[-]
[-]
]
0 0.22 0.012
-0.048 0.79 0.79 0.92 0.92 18.19
0.27 0.46
3
3
7
5
6
2
4
3
1 0.33 0.012
-0.05 0.78 0.80 0.92 0.92 26.86
0.27 0.39
8
6
1
5
5
5
3
4
9
2 0.45 0.012
-0.053 0.76 0.81 0.92 0.93 35.36
0.27 0.36
5
9
5
6
2
3
3
7
3 0.57 0.013
-0.056 0.74 0.82 0.91 0.93 42.98
0.27 0.34
3
8
8
8
2
4
6
8
4 0.68 0.018
-0.059 0.02 0.83 0.96 0.93 38.12
0.27 0.33
8
1
8
7
5
3
7
6
5 0.79 0.019
-0.062 0.00 0.84 0.96 0.93 41.58
- 0.32
3
1
8
6
4
8
1
0.85
8
8
6 0.71 0.046
-0.025 0.00 0.85 0.00 0.94 15.58
5.14 0.28
8
1
6
4
9
1
6
4
5
7 0.78 0.053
-0.025 0.00 0.86 0.00 0.94 14.75
0.25 0.28
5
2
5
4
7
3
5
2
2
8 0.84 0.061
-0.026 0.00 0.87 0.00 0.94 13.61
0.25 0.28
7
5
2
7
4
3
8
1
9 0.88 0.072
-0.026 0.00 0.87 0.00 0.94 12.18
0.25 0.28
1
3
4
8
6
7
9
4
1 0.90 0.085
-0.026 0.00 0.88 0.00 0.95 10.55
0.24 0.27
0
5
8
3
4
5
1
5
4
9

NACA Seri 6
Aerofoil NACA seri 6 didesain untuk mendapatkan kombinasi drag,
kompresibilitas, dan performa CL max yang sesuai keinginan. Beberapa
persayaratan ini saling kontradiktif satu dan lainnya, sehingga tujuan utama
desain aerofoil ini adalah mendapatkan drag sekecil mungkin.
Geometri seri 6 ini diturunkan dengan menggunakan metode teoritik yang telah
dikembangkan dengan menggunkan matematika lanjut guna mendapatkan
bentuk geometri yang dapat menghasilkan distribusi tekanan sesuai keinginan.
Tujuan pendekatan desain ini adalah memperoleh kombinasi thickness dan
chamber yang dapat memaksimalkan daerah alirah laminer. Dengan demikian
maka drag pada daerah CL rendah dapat dikurangi.

Penggunaan aerofoil NACA Seri 6 dalam contoh ini NACA 641-212 dipakai untuk
pesawat seperti General Dynamics F-16 Fighting Falcon dan Lockheed Martin F16 Fighting Falcon.
Nomenklatur - Aturan penamaan seri 6 ini cukup membingungkan dibanding seri
lain, diantaranya karena adanya banyak perbedaan variasi yang ada. Contoh
yang umum digunakan misalnya NACA 641-212, a=0.6. Angka 6 di digit pertama
menunjukkan seri 6 dan menyataan family ini didesain untuk aliran laminer yang
lebih besar dibanding seri 4 digit maupun 5 digit. Angka 4 menunjukkan lokasi
tekanan minimum dalam persepuluh terhdap chord ( 0.4c ). Subskrip 1
mengindikasikan bahwa range drag minimum dicapai pada 0.1 diatas dan
dibawah CL design yaitu 2 dilihat angka 2 setelah tanda hubung. Dua angka
terakhir merupakan persen thickness terhadap chord, yaitu 12% atau 0.12.
Sedangkan a= __ mengindikasikan persen chord aerofoil dimana distribusi
tekanannya seragam, dalam contoh ini adalah 60 % chord.

NACA 64A-212
y/c

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

x/c

Cl vs alfa

Cm vs alfa
0
Cl

Cl
0

alfa

8 10 12

Cm -0.02

0 2 4 6 8 10 12

Cm

-0.04
alfa

Name = NACA 64A-212


Mach = 0; Re = 100000; T.U. = 1.0; T.L. = 1.0
Surface Finish = 0; Stall model = 0; Transition model = 1; Aspect
Ratio = 0; ground effect = 0

Cl
Cd
Cm
T.U.
T.L. S.U. S.L.
L/D
A.C.
C.P.
0.25
[
[-]
[-]
[-]
[-]
[-]
[-]
[-]
[-]
[-]
[-]

]
0 0.09 0.021
-0.02 0.56 0.55
1 0.99
4.6
0.26 0.45
7
9
6
4
5
7
1 0.21 0.020
-0.022 0.53 0.59
1 0.99 10.40
0.26 0.35
6
8
8
4
6
5
1
2 0.33 0.020
-0.024 0.51 0.62
1 0.99 16.48
0.26 0.32

0.63
2

3
0.020
1
0.024
4
0.023
9
0.047
8

0.70
7
0.77
4
0.83
1
0.87
4

0.052
6
0.060
1
0.068
7
0.080
2

3
4
5

8
9
1
0

5
0.45
3
0.56
9
0.68

-0.026
-0.027
-0.029
-0.015

-0.013
-0.014
-0.014
-0.015

3
0.49
0.02
7
0.01
9
0.00
9
0.00
7
0.00
6
0.00
6
0.00
5

4
0.65
6
0.68
7
0.71
7
0.75
5
0.90
5
0.92
0.92
9
0.93
8

5
22.59
5
23.33
8
28.5

0.02
7

5
0.99
5
0.99
5
0.99
6
0.99
6

0.01
2
0.00
9
0.00
8
0.00
8

0.99
6
0.99
4
0.99
4
0.99
4

13.44
2
12.87
4
12.08
8
10.90
1

1
1
1

13.23
7

6
0.26
6
0.26
6
0.05
7
0.33
5
0.24
0.25
4
0.25
9
0.26
3

1
0.30
6
0.29
8
0.29
3
0.27
4
0.26
9
0.26
8
0.26
7
0.26
7

NACA Seri 7
Seri 7 merupakan usaha lebih lanjut untuk memaksimalkan daerah aliran laminer
diatas suatu aerofoil dengan perbedaan lokasi tekanan minimum dipermukaan
atas dan bawah.
Nomenklatur - Contohnya adalah NACA 747A315. Angka 7 menunjukkan seri.
Angka 4 menunjukkan lokasi tekanan minimum di permukaan atas dalam
persepuluh (yaitu 0.4c) dan angka 7 pada digit ketiga menunjukkan lokasi
tekanan minimum di permukaan bawah aerofoil dalam persepuluh (0.7c). A,
sebuah huruf pada digit keempat, menunjukkan suatu format distribusi ketebalan
dan mean line yang standardisasinya dari NACA seri awal. Angka 3 pada digit
kelima menunjukkan CL desain dalam persepuluh (yaitu 0.3) dan dua angka
terakhir menunjukkan persen ketebalan maksimum terhadap chord, yairu 15%
atau 0.15.
NACA

NACA Seri 8
Airfiol NACA seri 8 didesain untuk penerbangan dengan kecepatan supercritical.
Seperti halnya seri sebelumnya, seri ini didesain dengan tujuan memaksimalkan
daerah aliran laminer di permukaan atas permukaan bawah secara independen.

Nomenklatur - Sistem penamaannya sama dengan seri 7, hanya saja digit


pertamanya adalah 8 yang menunjukkan serinya. Contohnya adalah NACA
835A216 adalah aerofoil NACA seri 8 dengan lokasi tekanan minimum di
permukaan atas ada pada 0.3c, lokasi tekanan minimum di permukaan bawah
ada pada 0.5c, memiliki CL desain 2 dan ketebalan atau thickness maksimum
0.16c.
NACA

Supercritic Airfoil
Aerofoil Superkritis adalah aerofoil yang dirancang, terutama, untuk menunda
terjadinya gelombang kejut di rentang kecepatan transonik. Aerofoil superkritis
ditandai dengan permukaan atas rata, sangat melengkunga bagian belakang,
dan radius depan lebih besar dibandingkan dengan bentuk airfoil tradisional.
Aerofoil superkritis dirancang pada tahun 1960. Sedangkan desain awalnya
dikembangkan sebagai bagian dari transportasi supersonik di proyek NASA, sejak
saat itu telah diterapkan untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar pesawat high
subsonik. Pada penelitian tahun 1950-an dan 60-an adalah hal yang sulit untuk
memecahkan hambatan suara, atau bahkan mencapai Mach 0,9, dengan airfoils
konvensional. Karena bentuk airfoil yang digunakan, sayap superkritis mengalami
masalah kurang berat pada kecepatan lebih tinggi, sehingga memungkinkan
sayap untuk mempertahankan kinerja tinggi pada kecepatan mendekati Mach 1.
Teknik belajar dari studi tentang bagian aerofoil superkritis asli yang digunakan
untuk merancang airfoil untuk dan transonik pesawat berkecepatan subsonik
tinggi dari Boeing 777 dengan Hawker Siddeley Harrier .

NASA TF-8A in 1973 TF-8A NASA pada tahun 1973


Selain peningkatan kinerja transonik, aerofoil superkritis memberikan
karakteristik gaya angkat yang baik baik. Akibatnya, sayap pesawat

memanfaatkan superkritis telah lepas landas unggul dan kinerja pendaratan. Hal
ini membuat sayap superkritis favorit bagi desainer pesawat kargo transportasi.
Sebuah contoh penting dari satu pesawat angkat berat seperti yang
menggunakan sayap superkritis adalah C-17 Globemaster III .
Daftar Tabel Geometri Aerofoil
NACA 2412
1
0
0.997
0.000
37
568
0.989
0.002
256
255
0.975
0.005
825
004
0.957
0.008
215
729
0.933
0.013
621
311
0.905
0.018
287
614
0.872
0.024
512
483
0.835
0.030
642
755
0.795
0.037
069
26
0.751
0.043
228
829
0.704
0.050
592
291
0.655
0.056
665
478
0.604
0.062
982
224
0.553
0.067
099
367
0.500
0.071
588
752
0.448
0.075
032
232
0.395
0.077
987
675
0.344
0.078
68
764
0.295
0.078
081
288
0.247
0.076
774
247
0.203
0.072
313
692

0.162
221
0.124
973
0.091
996
0.063
657
0.040
261
0.022
051
0.009
206
0.001
838
0
0.003
64
0.012
647
0.026
892
0.046
194
0.070
318
0.098
987
0.131
882
0.168
649
0.208
902
0.252
226
0.298
182
0.346

0.067
727
0.061
503
0.054
21
0.046
065
0.037
295
0.028
125
0.018
752
0.009
341
0
0.008
79
0.016
59
0.023
37
0.029
11
0.033
78
0.037
38
0.039
93
0.041
47
0.042
08
0.041
87
0.040
96
-

303
0.396
102
0.447
439
0.499
412
0.551
429
0.602
929
0.653
352
0.702
145
0.748
772
0.792
716
0.833
489
0.870
633
0.903
73
0.932
405
0.956
33
0.975
232
0.988
892
0.997

0.039
51
0.037
68
0.035
49
0.032
86
0.029
95
0.026
85
0.023
68
0.020
52
0.017
44
0.014
5
0.011
74
0.009
19
0.006
9
0.004
88
0.003
17
0.001
81
0.000
81
-

152
1

NACA
1
0.997
297
0.989
136
0.975
631
0.956
932
0.933
241
0.904
817
0.871
971
0.835
061
0.794
49
0.750
701
0.704
174
0.655
417
0.604
961
0.553
36
0.501
175
0.448
977
0.397
335
0.346
814
0.297
964
0.251
318
0.207
388
0.166
048

0.000
2
0

23012
0
0.000
448
0.001
779
0.003
956
0.006
92
0.010
595
0.014
891
0.019
707
0.024
938
0.030
473
0.036
199
0.041
999
0.047
751
0.053
325
0.058
587
0.063
395
0.067
602
0.071
067
0.073
652
0.075
238
0.075
729
0.075
061
0.073
079

0.127
316
0.092
293
0.062
005
0.037
273
0.018
62
0.006
26
0.000
138
0
0.005
341
0.015
592
0.030
323
0.049
182
0.071
97
0.098
69
0.129
539
0.164
821
0.204
827
0.248
682
0.295
3
0.344
169

0.069
084
0.062
624
0.053
815
0.043
244
0.031
771
0.020
299
0.009
563
0
0.007
9
0.013
97
0.018
61
0.022
35
0.025
69
0.029
01
0.032
56
0.036
3
0.039
82
0.042
44
0.044
02
0.044
6

0.394
753
0.446
495
0.498
825
0.551
169
0.602
95
0.653
6
0.702
563
0.749
299
0.793
296
0.834
07
0.871
174
0.904
2
0.932
784
0.956
614
0.975
425
0.989
012
0.997
224
1

0.044
26
0.043
09
0.041
2
0.038
71
0.035
75
0.032
41
0.028
83
0.025
1
0.021
32
0.017
59
0.014
01
0.010
65
0.007
62
-0.005
0.002
87
0.001
29
0.000
33
0

NACA 16-212
1
0
0.9974 0.0010
44
73
0.9893 0.0039
74
77
0.9759
NACA 0.0084
64A84
47
212
0.9573
0.0141
1
0
89
95
0.993
0.002
0.9337
0.0208
018
059
71
0.980 93
0.003
0.9053
0.0281
888
735
76
0.964 82
0.005
0.8725
0.0356
07
826
06
0.942 9
0.008
0.8355
0.0430
776
682
16
0.917 57
0.012
0.7948
0.0499
239
479
11
0.887 52
0.016
0.7508
0.0560
675
955
40.854 91
0.021
0.7040
0.0612
334
835
89
59
0.817
0.027
0.6550
0.0653
554
203
76
1
0.777
0.032
0.6043
0.0681
666
841
47
0.735 75
0.038
0.5524
0.0698
043
613
63
0.690 6
0.044
0.5
0.0704
086
392
0.643 39
0.049
0.4475
0.0700
208
949
37
0.594 14
0.055
0.3956
0.0686
844
032
52
0.545 41
0.059
0.3449
0.0663
451
438
17
78
0.495
0.062
0.2958
0.0633
507
967
90.445 01
0.065
0.2491
0.0594
494
355
11
94
0.395
0.066
0.2050
0.0550
917
338
95
0.347 46
0.065
0.1643
0.0500
292
704
25
0.300 47
0.063
0.1272
0.0445
123
86
50.254 83
0.061
0.0942
0.0387
887
012
81
0.212 36
0.057
0.0657
0.0325
037
283
82
0.172 81
0.052
0.0420
0.0261
008
768
73
92
0.135
0.047
0.0234
0.0196
2
601
25
42
0.0100 0.0130
61
14
0.0021 0.0064

0.101
991
0.072
738
0.047
75
0.027
376
0.012
029
0.002
556
-3.8E05
0.002
345
0.011
94
0.027
591
0.048
222
0.073
402
0.102
789
0.136
072
0.172
902
0.212
906
0.255
688
0.300
821
0.347
856
0.396

0.041
897
0.035
718
0.029
238
0.022
437
0.015
288
0.007
646
0.000
818
0.006
07
0.013
44
0.019
75
0.025
47
0.030
76
0.035
7
0.040
19
0.044
19
0.047
61
0.050
36
0.052
35
0.053
49
-

326
0.445
731
0.495
569
0.545
35
0.594
597
0.642
843
0.689
634
0.734
54
0.777
151
0.817
077
0.853
937
0.887
355
0.917
003
0.942
61
0.963
948
0.980
792
0.992
95
1

0.053
59
0.052
24
0.049
67
0.046
16
0.041
97
0.037
31
0.032
38
0.027
44
0.022
73
0.018
48
0.014
76
0.011
41
0.008
38
0.005
85
0.004
05
0.002
79
0.001
71
0

2. Ringkasan Catatan Kuliah


Teori Aerofoil Tipis
Pada kasus airfoil tipis, airfoil dapat disimulasikan dengan sebuah lembaran
vortex yang diletakan sepanjang garis bagi. Teori ini hanya berlaku untuk air foil
dengan chamber yang kecil dan sudut serang yang juga kecil. Tujuannya adalah
menghitung variasi (s) sehingga garis bagi menjadi garis arus aliran dan kondisi
kutta terpenuhi di ekor yaitu (TE)=0. Pola kecepatannya merupakan gabungan
antara aliran seragam ditambah medan kecepatan dari vortex sheet.

Gambar : Vortex pada chamber dan aliran seragam V.


Agar garis bagi menjadi garis arus, komponen kecepatan normal pada
chamber harus nol di semua tempat sepanjang chamber. Kecepatan disetiap titik
dalam medan aliran adalah jumlah antara kecepatan arus bebas (free stream)
dan kecepatan yang diimbas oleh vortex.
V n+w ( s )=0

(1)

Di setiap titik P pada camber line dengan kemiringan dz/dx didapat:

V n=V sin + tan1

( dzdx )]

Untuk sudut serang yang kecil nilai dan

tan1

(2)

( dxdz )

juga kecil, persamaan diatas

dapat ditulis:

V n=V +

( dzdx )]

(3)

Untuk airfoil yang tipis chamber line dapat diasumsikan berimpit dengan chord
line sehingga w(s) sama dengan w(x), w(s) merupakan komponen kecepatan
normal dari vortex sheet sepanjang chamber line. Kecepatan dw di titik x yang
terimbas oleh vortex di titik adalah:

dw=

w=
0

( ) d
2 ( x )

(4)

() d ( )
2 ( x )

(5)

Subtitusi persamaan 3 dan 5 ke persamaan 1 didapat:

[ ( )]

[ ( )]

V +

V +

( )d ( )
dz

=0
dx
0 2 ( x )
( )d ( )
dz
=
dx
0 2 ( x )

(6)

Untuk kasus airfoil simetri yang chambernya berimpit dengan chord atau
dz/dx=0 persamaan 6 diatas menjadi:
c

( ) d
1
=V

2 0 x

(7)

c
= (1cos )
2

(8)

c
x= ( 1cos )
2
c
d= sin d
2

(9)

(10)

Subtitusi persamaan diatas menjadi :

( ) sind
1
=V

2 0 cos coso

(11)

1+cos

( )=2 V

(12)

Total sirkulasi untuk airfoil adalah:


c

= ( ) d
0

(13)

Dengan mengunakan persamaan


ditransformasi menjadi:

8,

10,

persamaan

13

diatas

dapat

c
= ( ) sin d
20

(14)

Subtitusi persamaan 12 ke 14 didapat:

1+ cos

(15)

=cV
0

Dengan menggunakan persamaan Kutta-Joukowski untuk mencari lift dari


sirkulasi didapat:
L= V =ac V

Untuk koefisien gaya angkat didapat :


Cl=

L
1
2
V S
2
Cl=2

Metoda Panel
Teori airfoil tipis hanya terbatas untuk kasus airfoil dengan chamber yang
kecil dan sudut serang yang juga kecil, jelaslah teori airfoil tipis menjadi sangat
terbatas bila kita ingin membahas pemakaian aerodinamika secara luas. Seperti
pada teori airfoil tipis pada metoda panel ini kita akan kembali menempatkan
lembaran vortex pada permukaan airfoil. Kita ingin mendapatkan (s) yang
sedemikian rupa sehingga permukaan airfoil menjadi garis arus aliran. Untuk
metoda panel ini kiat akan mencari jawaban secara numeric. Lembaran vortex
didekati dengan panel-panel lurus.
Potensial kecepatan di P yang diimbaskan oleh panel j adalah,

j=

1
y ds
2 j pj j j

(1)

Dengan yj adalah kekuatan panel vortex persatuan panjang, pj adalah sudut


antara garis rpj dan sumbu x. Dengan nilai pj didapat dari,

yyj
xx j

pj =arc tan

Potensial total di P yang diimbas oleh semua panel vortex adalah


n

j=1

j=1

( P ) = j =

j
ds
2 j pj j

Karena titik P dapat dipilih sembarang, kita letakan titik P di titik atur panel I
dengan koordinat (Xi,Yi). persamaan diatas dapat ditulis menjadi,
ij =arc tan

y y j
x x j

(4)

Dan
n

j
( Xi , Yi )= j=
ij d s j
j=1
j=1 2 j

(5)

Persamaan 5 merupakan penjumlahan seluruh panel vortex pada potensial


kecepatan di titik control panel i. Komponen kecepatan normal di titik I adalah
nol, yang merupakan super posisi dari kecepatan free stream dan kecepatan
imbas dari vortex,
V n +V n=0

(6)

V n=V cos i

(7)

j ij

2 j d si
n

V n=

(8)

j =1

Subtitusi persamaan 7 dan 8 ke persamaan 6 menghasilkan,


j ij
=0

2 j d si
n

V cos i

(9)

j=1

Harga integral dari persamaan 9 hanya tergantung dari bentuk geometri panel
bukan merupakan sifat aliran. Kondisi kutta diberlakukan di ekor dengan (TE)
=0, untuk mendekatinya bila titik atau panel I dan i-1 cukup dekat ke ekor dapat
kita tetapkan,

i= i1

(10)

sehingga kekuatan vortex di ekor akan saling menghilangkan, jadi persamaan 10


harus ditambahkan agar kondisi kutta dapat terpenuhi. Sirkulasi total dan gaya
angkat yang dihasilakn dapat diperoleh dapat diperoleh dengan cara berikut.
Misalkan panjang panel j adalah s j, mak sirkulasi sekeliling panel j adalah s j.
Selanjutnya sirkulasi total yang ditimbulkan oleh semua panel adalah,
n

= j s j
j=1

(11)

sehingga gaya angkat persatuan panjang adalah,


n

L= v j s j
j=1

(12)

Metode Conformal Mapping


Idenya yaitu untuk memetakan atau mentransformasikan kurva dalam suatu
bidang menjadi kurva lain dalam bidang lain pula. Misalnya yaitu kurva tertutup
berbentuk lingkaran di bidang a dapat dipetakan menjadi sebuah kurva
berbentuk airfoil di bidang , demikian juga daerah di luarnya. Selanjutnya fungsi
transformasi dinyatakan oleh deret:
= f ( z ) = + c-2 z2 + c-1 z + c0 + c1/z + c2/z2 + . . .

(1)

Selanjutnya dipilih batasan agar titik-titik yang jau dari kurva lingkaran tidak
terjangkau ole pemetaan, dengan kondisi yag harus dipenuhi,
c-2 = c-3 = . . . . . . = 0

(2)

dan
c-1 = 1
Sehinga persamaan (1) dapat ditulis menjadi
= f ( z ) = c-1 z + c0 + c1/z + c2/z2 + . . .

(4)

Sebagai catatan yaitu, titik singularharus berada dalam kurva lingkaran, karena
titik tersebut nantinya merupakan titik patahan yang akan menjadi ekor airfoil.

Transformasi Joukowski
Transformasi yang paling sederhana yang memetakan kurvaberbentuk lingkaran
ke dalam kurva airfoil

=z +

a
z

(5)

dimana a adalah bilangan real positif. Turunanannya adalah


d
a2
=1
dz
z

(6)

Persamaan dalam z, sebuah lingkaran dengan jari-jari z = a, dengan


pusat di ( x,iy) = (0,0) yang dinyatakan sebagai,
z= a ei

(7)

kemudian transformasikan lingkaran ke dalam bidang , dengan subtitusi


persamaan (7) ke (5)
= a ei + a e

-i

atau = 2a cos
80
60
40
20

-150

Pada Bidang Zet


-100
-50

0
-20

Pada Bidang Ceta


50
100

150

-40
-60
-80

3. Ringkasan Catatan Teori Linier Pengaruh Kompresibilitas pada Aerofoil


Efek kompresibilitas dapat meningkatkan harga Cl dan Cm pada suatu aerofoil,
hal ini dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.
Pada Aliran Kompresibel
u v
+
=0
x
y

+u
+
+v
=0
x
x
y
y

2
2

+
+

+v
=0
2
2
2
x
x
y
y2

2 2
+
+
+
=0(1.1)
x2 y2 x x y y

dp p
=
s
d

( )

Untuk aliran dengan gelombang tekanan lemah, di dapat


p
s=a2 dp=a2 d

( )

d=

[( ) ( ) ]
[
]
[
]
2
+
x
y

d
2 a2

2 2
untuk arah x
=
+
(1.2)
x 2 a2 x x2 y x y
2

untuk arah y



= 2
+
(1.3)
y 2 a x x y y y2

Hasil substitusi 1.2 dan 1.3 ke persamaan 1.1


1 2 2
1 2 2 2
1 2
+
1
2
2
2
2
a x x
a y y a x

[( )( ) ] [( )( ) ]

2
=0(1.4 )
y xy

( )( )

Kita pilih situasi dimana perubahan-perubahan parameter aliran hanya kecil saja
(gangguan kecil), berlaku untuk aerofoil tipis, alfa kecil, dan mach number kecil.
2 2 2 2 2
2
=
;
=
;
=
(1.6)
x2 x2 y2 y2 x y x y


=v +
;
=
( 1.5)
x
x y y

Substitusikan 1.5 dan 1.6 ke dalam 1.4

[ ( )]

2 2

a v+
+ a2
2
x x
x
2

2 2
2 2
a 2 v +
=0
x y x y
y2

Gunakan u dan v untuk semua

dan

y
'

Sehingga
Persamaan 1.1 dapat menjadi
2
2
(1M 2 ) 2 + 2 =0
x y
2 2
+
=0
2 2

'

(1M 2 ) ux + vy =0

=1M
=x
=y

( , )=( x , y)
Sehingga:
Cp=

Cp 0

1M

Cl=

Cl 0

1M

Cm=

Koreksi ini disebut koreksi Prandtl-Glauert

Cm0

1M

Aerofoil Pribadi dengan karakteristik dan mach berdasarkan digit terakhir nim

NACA 0011
y/c

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

x/c

Cl vs alfa
1
0.8
0.6
0.4
Cl

Clo

0.2

Cl

0
-5

-0.2

-0.4
-0.6
alfa

10

Cm vs alfa
0.01
0
0
0
Cm

-5

10

Cmo
Cm

0
-0.01
-0.01
-0.01
alfa

Name = NACA 0011


Mach = 0; Re = 100000; T.U. = 1.0; T.L. = 1.0
Surface Finish = 0; Stall model = 0; Transition model = 1; Aspect Ratio = 0;
ground effect = 0
Cmo

Clo
Cl
Cd
Cm
T.U.
T.L.
S.U.
S.L.
L/D
A.C.
C.P.
0.25
[
[-]
[-]
[-]
[-]
[-]
[-]
[-]
[-]
[-]
[-]
[-]
[-]
]
- 0.01 0.00 0.00 0.82 0.32 0.98
0.99
- 0.26
0.26
3 0.355
0.37
3
4
4
1
3
26.4
9
4
- 0.01 0.00 0.00 0.77 0.42 0.98 0.991
- 0.26
0.26
2 0.238
0.25
3
2
2
3
9
6
18.4
4
2
- 0.01 0.00 0.00 0.71 0.53 0.98 0.991
- 0.26
0.26
1 0.119
0.12
2
1
1
1
2
9
9.62
7
1
0
0
0 0.01
0
0 0.62 0.62 0.99
0.99
0 0.26
0.25
2
9
9
1 0.119
0.12 0.01
- 0.53 0.71 0.99 0.989 9.62 0.26
0.26
7
2 0.00 0.00
2
1
1
1
1
1
2 0.238
0.25 0.01
- 0.42 0.77 0.99 0.986 18.4 0.26
0.26
4
3 0.00 0.00
9
3
1
2
2
2
3 0.355
0.37 0.01
- 0.32 0.82 0.99 0.983 26.4 0.26
0.26
9
3 0.00 0.00
1
4
4
4

0.472

0.50
4

0.01
5

0.585

0.62
4

0.01
6

0.693

0.74

0.01
8

0.791

0.84
4

0.01
9

0.722

0.77
1

0.05
7

0.00
5
0.00
6
0.00
7
0.00
8
0.00
5

0.00
5
0.00
6
0.00
7
0.00
9
0.00
5

0.19
1

0.85
4

0.98
9

0.981

32.5
3

0.26

0.26

0.04
1

0.88

0.98
2

0.98

35.5
9

0.26

0.26

0.02
1

0.90
1

0.97
3

0.98

39.1
4

0.26
1

0.26

0.01
7

0.91
5

0.94
5

0.981

41.2
4

0.17
1

0.26

0.01
2

0.92
9

0.03
4

0.98

12.7
3

0.29
8

0.25
7

Anda mungkin juga menyukai