Anda di halaman 1dari 10

M - VI

JIG

6.1

Maksud dan Tujuan

6.1.1

Maksud
Maksud dari praktikum ini adalah untuk memenuhi salah satu kewajiban

dalam mengikuti program Praktikum Pengolahan Bahan Galian di Teknik


Pertambangan Universitas Islam Bandung Periode 2014 - 2015
6.1.2

Tujuan
1. Mencari nilai recovery (perolehan) mineral berharga dengan alat JIG
2. Mencari nilai Ratio of Concentration dari mineral berharga dari alat
JIG
3. Memisahkan mineral mineral berharga dari mineral pengotor
demgam JIG (melalui perbedaan berat jenis)

6.2

Landasan Teori
Jig merupakan salah satu alat pemisahan yang berdasarkan perbedaan

berat jenis, bekrja secara mekanis yang menggunakan adanya perbedaan


kemampuan menerobos dari butiran yang akan dipisahkan terhadap suatu
lapisan pemisah (bed). Secara umum jig merupakan suatu tangki terbuka yang
berisi air dengan saringan horizontal terletak pada bagian atasnya dimana
terdapat lapisan pemisah. Tangki jig

dilengkapi dengan lubang pengeluaran

konsentrat (spigot) pada bagian bawahnya. Disaning itu jig juga memiliki suatu
mekanisme penyebab terjadinya tekanan (pulsion) yang diimbangi dengan
pemakaian air tambahan.
6.2.1

Parameter Yang Dapat Ditentukan Dari Proses Jigging


Pada proses pemisahan dengan menggunakan alat jig, terdapat

beberapa parameter yang mempengaruhi efektifitas kerja jig. Adapun parameter


yang mempengaruhi proses pemisahan tersebut antara lain :
a.

Ukuran lubang spigot


Lubang

spigot adalah suatu

lubang yang berfungsi sebagai tempat

keluarnya konsentrat hasil pemisahan. Besarnya ukuran lubang spigot ini akan
mempengaruhi volume air yang terdapat dalam tangki jig. Apabila ukuran lubang

spigot terlalu besar, maka volume air yang keluar melalui lubang spigot akan
menjadi besar.
b.

Amplitudo membran atau frekuensi stroke


Amplitudo membran adalah jarak yang ditempuh oleh torak atau

membran dari awal dorongan (pulsion) hingga akhir hisapan (suction),


sedangkan frekuensi stroke merupakan banyaknya dorongan per menit. Bila
jumlah (rpm) pukulan besar, maka panjang langkahnya (amplitudo) lebih pendek
demikian sebaliknya.
c.

Kecepatan aliran horizontal


Kecepatan aliran horizontal adalah kecepatan air yang mengalir di atas

lapisan bed . Fungsi kecepatan horizontal adalah untuk membawa material


ringan, baik yang berukuran besar ataupun kecil. Kecepatan aliran horizontal ini
sangat berpengaruh terhadap pengendapan mineral.
d.

Ketebalan bed dan ukuran batu pada lapisan bed yang digunakan
Bed merupakan bahan padat yang terdiri dari lapisan batu hematite yang

digunakan sebagai media pemisah mineral berat pada jig. Ketebalan dan ukuran
bed sangat mempengaruhi hasil pemisahan dan tergantung kepada mineral yang
akan dipisahkan . Semakin tebal dan besar ukuran butir bed, maka akan
semakin sulit kecepatan aliran vertical ke atas untuk mendorong lapisan bed,
sehingga semakin sedikit partikel mineral berharga yang mengendap sebagai
konsentrat. Sebaliknya semakin tipis dan kecil ukuran butir bed, maka ada
kemungkinan aliran vertical ke atas akan melontarkan bed, sehingga ruangan
antara bed menjadi terlalu besar. Hal ini menyebabkan mineral ringan yang
berukuran besar akan menerobos lapisan bed dan mengendap sebagai
konsentrat, sehingga kadar konsentrat menjadi rendah.
e.

Volume air tambahan (Under water)


Selama proses pemisahan berlangsung dengan baik sesuai rencana, air

di dalam tangki ada yang masuk ada pula yang keluar. Air yang masuk adalah air
yang bercampur bersama feed dan air yang berasal dari header tank (air
tambahan). Sedangkan air yang keluar adalah air yang keluar bersama-sama
dengan tailing dan air yang keluar melalui spigot bersama konsentrat.

f.

Feeding dan proses padatan

Feeding adalah proses pemasukan bahan baku campuran mineral baik


bijih berharga atau

mineral lainnya dengan mengalir kepermukaan jig, yang

disesuaikan dengan kapasitas alat pencucian. Distribusi feed dipermukaan jig


harus diatur dengan baik agar proses jigging dapat berjalan dengan sempurna.
g.

Jig screen
Jig screen merupakan saringan yang terbuat dari kawat (ketebalan kawat

1,5 mm) yang dipasang diantara rooster bawah dan rooster atas. Posisi
pemasangan jig screen berpengaruh terhadap jumlah dan luas lubang bukaan jig
screen tersebut.
h.

Motor jig
Motor jig merupakan motor penggerak stroke yang menyebabkan

terjadinya pulsion dan suction pada proses pemisahan. Penentuan daya atau HP
motor yang digunakan berdasarkan beban yang akan didorong pada saat
pulsion, jumlah putaran gear box dan panjang pukul motor yang digunakan.
i.

Kemiringan jig
Kemiringan jig berpengaruh terhadap kecepatan aliran horizontal pada

kondisi yang stabil, dengan perbandingan kemiringan jig 1:12, dalam artian bila
kemirinagan jig ditambah satu derajat maka kecepatan akan bertambah dua
belas kali dari kecepatan pada posisi jig yang datar.
j.

Kecepatan aliran didalam jig tank


Kecepatan aliran didalam tangki jig berpengaruh terhadap proses

pengendapan mineral berharga. Apabila kecepatan aliran vertikal keatas akibat


pulsion lebih besar dari kecepatan jatuh butir mineral berharga, maka mineral
berharga tidak memiliki kesempatan untuk turun mengendap sebagai konsentrat.
Sebaliknya jika kecepatan aliran vertikal

ke atas terlalu kecil maka kadar

konsentrat akan menjadi rendah. Hal ini disebabkan karena mineral pengotor
yang kecepatan jatuhnya juga kecil akan turun sebagai konsentrat.

6.3

Alat dan Bahan

Splitter
Screening (6 hingga 70 mesh)
Timbangan (neraca ohaus)
Kantong Plastik
Nampan
Sendok

Loope
JIG
Stopwatch
Gelas Ukur
Ember
Pan Pemanas
Pemanas
Alas Plastik/Karpet

6.4 Prosedur

Mixing (Kasiterit & Kuarsa)


Coning & Quartering
Tentukan kadar dengan cara grain counting
Hitung debit air yang akan digunakan
Mixing (campuran kasiterit kuarsa & air)
Nyalakan JIG
Masukan feed pada feeder jig tiap 15 detik

Sumber : Kegiatan Praktikum


Foto 6.1
Kegiatan Pengolahan (jigging)

Atur kecepatan air hingga feed habis semuanya


Matikan JIG
Ambil konsentrat lalu saring
Masukan ke pan pemanas lalu keringkan hingga suhu 100 0 higga 1050 C
(air hilang)

Sumber : Kegiatan Praktikum


Foto 6.2

Pengeringan Konsentrat (Dewatering)

Timbang berat konsentrat


Tentukan kadar menggunakan cara grain counting
Tentukan berat tailing (T) dan kadarnya (t)

6.5 Rumus Rumus yang Digunakan

Metalurgical Balance
F=C+T

Metallurgical Balance
F.f = C.c +
T.t

Recovery

R=

Cc
100
Ff

Ratio Of Concentration

K=

F
C

Keterangan :
F = Berat Feed (gr)
f = Kadar Feed (%)
C = Berat Konsentrat(gr)
c = Kadar Konsentrat (%)
T = Berat Tailing (gr)
c = Kadar Tailing

6.6 Hasil Percobaan


Tabel 6.1
Grain Counting 3

Tabel Grain Counting


SiO SnO
No. Kotak
2
2
1
8
10
2
38
31
3
48
60
4
32
44
5
16
30
6
12
19

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Jumlah

23
24
9
16
38
49
43
17
22
39
31
37
17
7
14
20
16
18
11
610

19
47
46
14
17
44
47
34
31
39
49
46
46
19
12
23
20
24
16
787

Sumber : Kegiatan Praktikum

Tabel 6.2
Grain Counting 2

Tabel Grain Counting


SiO SnO
no. Kotak
2
2
1
7
6
2
25
20
3
17
12
4
16
7
5
23
10
6
19
18
7
13
12
8
11
4
9
4
4
10
6
5
11
20
21
12
15
37
13
25
10

14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Jumlah

28
26
18
13
12
7
6
18
26
32
21
22
610

19
21
7
9
11
3
4
10
16
19
13
14
787

Sumber : Kegiatan Praktikum

6.7 Pengolahan Data


Kadar SnO2 setelah pengolahan Kelompok 3

K Sn O 2=

K Sn O2=

Sn O 2+ Sn O 2

( Sn O2 + SnO2 ) +( SiO2 + Si O2)


5509
100 =77,3
( 5509 )+(1616,5)

Berat Konsentrat
437 123 = 314 gr

Material Balance
T=F+C
T = 500 314 = 186 gr
Metalurgical Balance

100

F.f = C.c + T.t

500 0,54=( 314 0,773 )+ ( 186 t )


t=

27,28
100 =14,7
186

Recovery

Ratio Of Concentration

C c
314 0,773
100 =
100 =89,89
F f
500

F 500
K= =
=1,59 gr
C 314
Tabel 6.3
Nilai Hasil Pengolahan 3

Sumber : Kegiatan Praktikum


Tabel 6.4
Nilai Hasil Pengolahan 2

Sumber : Kegiatan Praktikum

6.8 Analisa
Besar kecilnya hasil konsentrat yang didapat, tergantung dari lamanya
kegiatan pengolahan. Pada saat pengolahan dengan jig dilakukan 3 kali kegiatan
pengolahan dengan tujuan untuk mengeningkatkan nilai kadar & konsentrat dari
suatu bahan galian. Hal ini karena semakin banyak/lama kegiatan pengolahan,
maka tailing yang akan terbuang akan semakin banyak. Dalam hal ini metode
pengolahan jig menggunakan perbedaan berat jenis untuk memisahkan antara
BJ konsentrat dengan BJ tailing. Jika dilihat dari data pengolahan 2 dan 3,
kegiatan pengolahan menggunakan alat jig memiliki efektifitas yang lebih tinggi.
Hal ini terlihat dari nilai berat konsentrat serta kadar dari pengolahan jig lebih
besar dengan total konsentrat 314 gr (kadar 77,3%) sedangkan pada
pengolahan 2 menggunakan sluice box total konsentrat yang didapat dalah 242,5
gr (kadar 21,55%).

Perbandingan Nilai Konsentrat & Kadar antara Jig dengan Sluice Box
350
300

314
242.5242.72

250

Konsentrat jig
Konsentrat Sluice BOx
Kadar Jig

200

Kadar Sluice Box

150
100

53.35

50
0
1
Sumber : Kegiatan Praktikum
Grafik 6.1
Perbandingan nilai konsentrat Jig dengan Sluice Box

Selain itu juga maka berlaku sebaliknya yakni nilai tailing dari jig yang
lebih sedikit dibandingkan dengan tailing pada sluice box yang lebih banyak.

6.9 Kesimpulan
Pada Pengolahan bahan galian (concentration) dengan menggunakan jig
didapat nilai recovery

89,89 , ratio of concentration

1,59 gr . Terdapat 2

jenis mineral yang dipisahkan berdasarkan berat jenisnya yakni kasiterit SnO 2(7
gr/cc) dan Kuarsa (2,65 gr/cc). Dalam praktikum ini alat jig terhitung lebih efisien
dibandingkan dengan sluice box jika dilihat dari data

DAFTAR PUSTAKA

Oburnilasp.

2012.

Laporan

Pengolahan

Bahan

Galian.

https://www.scribd.com/doc/212888917/Jigging#download.

Diakses

pada tanggal 21 Maret 2015


Roelef. 2009. Bahan Galian. http://roelef.blogspot.com/. Diakses pada tanggal
21 Maret 2015
Tambang UNHAS. .2009. Bahan Galian Industri. https://tambangunhas.
wordpress.com/tag/pengolahan-bahan-galian/. Diakses pada tanggal 21
Maret 2015

Anda mungkin juga menyukai