Evaluasi Holistik Terhadap
Evaluasi Holistik Terhadap
DAMPAK LINGKUNGAN
Evaluasi dampak penting dimaksudkan sebagai penelaahan dampak penting dari
rencana kegiatan pembangunan secara holistik. Hasil evaluasi selanjutnya menjadi
masukan bagi lembaga yang berwenang untuk memutuskan kelayakan lingkungan dari
rencana usaha atau kegiatan pembangunan. Dalam mengevaluasi dampak penting akan
dilakukan dengan pendekatan secara holistik antara berbagai komponen lingkungan yang
terkena dampak. Berbagai dampak positif maupun negatif akan ditelaah sebagai satu
kesatuan yang saling terkait dan saling pengaruh-mempengaruhi sehingga diketahui
sampai sejauh mana perimbangan antara resiko dan manfaat yang akan diterima. Dampak
penting yang dihasilkan dari evaluasi adalah dampak-dampak yang akan dikelola dalam
Rencana Pengelolaan Lingkungan) (RKL) dan dipantau dalam Rencana Pemantauan
Lingkungan (RPL). Dalam evaluasi dampak akan dilakukan analisis dengan
pendekatan:
(1) Sebab akibat dampak dengan bantuan bagan alir.
(2) Sifat dan karakteristik dampak, misalnya positif atau negatif, sinergik atau
antagonistik atau saling menetralisir.
(3) Hasil analisis di atas akan memberikan 2 pendekatan yang dapat dilakukan
yaitu : menemukan alternatif kegiatan yang dapat dilakukan atau meminimalkan
penyebab dampak/gabungan kedua tindakan tersebut.
Metode yang digunakan dalam evaluasi dampak penting adalah Metode Bagan Alir
Keterkaitan Dampak dan Metode Matrik karena dianggap dapat memperlihatkan
keholistikan, interaksi antar dampak, dan aliran dampak, sehingga bisa dengan mudah
diketahui dimana dan kapan upaya pengelolaan dan pemantauan dilakukan. Evaluasi
penilaian sifat penting dampak berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 27
tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. Evaluasi dampak ini bertujuan untuk:
(1) Memberikan informasi tentang komponen apa saja yang terkena dampak dan
seberapa besar dampak itu terjadi.
(2) Memberi bahan untuk mengambil keputusan terutama komponen apa saja yang
terkena dampak. Sementara itu dengan informasi ini akan dapat diputuskan
macam dan jenis mitigasinya. Lebih jauh dapat diketahui seluruh komponen yang
terkena dampak serta kepastian apakah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) mampu mencegah dan menanggulangi dampak negatif yang timbul.
4.1.
4.1.1
Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bogor Tahun 2010 2031, padaPasal 49 Ayat (1) huruf
b disebutkan bahwa Kelurahan Margajaya masuk ke dalam WP (wilayah
pengembangan) B yang sebagian peruntukannya ditetapkan sebagai perumahan
kepadatan rendah, sedangkan Pasal 14 Ayat (2) Huruf b disebutkan bahwa WP B
tersebut dapat diarahkan sebagai wilayah pengembangan kegiatan perdagangan dan
jasa serta pembangunan prasarana dan utilitas skala WP dan skala kota di sub pusat
kota, maka berdasarkan Peraturan Daerah tersebut, lokasi rencana lahan
pembangunan Toko Swalayan Yogya yang sebagian berada pada kawasan dengan
peruntukan sebagai kawasan perdagangan dan jasa, serta sebagian lagi berada pada
kawasan dengan peruntukan sebagai kawasan perumahan kepadatan rendah sebagian
sudah sesuai dengan peruntukkannya.
4.1.2 Dampak penting kumulatif
Kondisi lingkungan yang akan terjadi merupakan interaksi antara srencana
kegiatan dengan komponen lingkungan (fisika-kimia, biologi, sosial ekonomi dan
budaya, kesehatan lingkungan masyarakat). Dampak penting ditelaah di dalam batas
-batas wilayah studi yang direncanakan. Meskipun
masing-masing
parameter
lingkungan yang akan terkena dampak akibat kegiatan, namun interaksi dari
berbagai parameter lingkungan yang terkena dampak itu sendiri akan memberikan
sifat dampak yang khusus.Adapun Dampak Penting Hipotetik (DPH) dari setiap
komponen lingkungan adalah sebagai berikut:
Komponen Fisik dan kimia
1. Fisik kimia
2. Topografi
3. Hidrologi dan sumber daya air
4. Geologi dan jenis tanah
Komponen biologi
1. Flora
2. Fauna
Komponen sosial ekonomi dan budaya
1. Persebaran dan kepadatan penduduk
2. Tingkat kelembagaan mayarakat
3. Tingkat pendidikan dan sarana
4. Kegiatan perekonomian
Komponen kesehatan lingkungan masyarakat
1. Penurunan sanitasi lingkungan
Ruang dan transportasi
1. Ruang dan penggunaan lahan
2. Sistem transportasi darat
Dampak penting tersebut diatas mesti dapat dikelola dengan baik dan
cermat agar tidak menimbulkan akibat akumulatif di masa mendatang dan
dalam jangka waktu yang panjang. Jika dampak akumulatif terjadi maka akan
menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem termasuk lingkungan manusia.
Untuk itu, diperlukan upaya untuk menanggulangi dan mengelola semua dampak
yang timbul agar sejak dini dapat diantisipasi sehingga dampak negatifnya bisa
diminimalisir atau ditiadakan. Berdasarkan hasil prakiraan dampak pada bab
sebelumnya dapat diketahui keseluruhan jumlah dampak yang diperkirakan timbul
akibat akibat dari setiap tahapan rencana kegiatan. Rekapitulasi dampak disajikan
pada tabel berikut.
Jumlah
dampak
5
2
5
3
1
Dampak
positif
3
-
Dampak
negatif
5
2
1
3
1
Dampak
Positif/negatif
1
-
18
14
matriks
digunakan
untuk
No
Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak
Komponen Fisik-Kimia
1
Penurunan kualitas udara
2
Peningkatan kebisingan
3
Peningkatan getaran
4
Penurunan
kualitas
air
permukaan
5
Peningkatan limpasan air
permukaan
Komponen Biologi
1
Perubahan vegetasi darat
2
Prakonstruksi
1
Konstruksi
1
2
3
X
X
Komponen Sosekbud
1
Kesempatan kerja
2
Peluang berusaha
3
4
Peningkatan
pendapatan
masyarakat
Kecemburuan sosial
Persepsi masyarakat
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
4
X
X
X
X
X
X
Komponen Keslingmas
1
Penurunan sanitasi lingkungan
Peningkatan limbah
Kecelakaan kerja
Komponen Kamtibmas
1
Bahaya Kebakaran
Ruang, Lahan, dan Transportasi
1
Gangguan lalu lintas
2
Kerusakan jalan
Operasi
1
2
X
X
X
Rencana Kegiatan
Prakonstruksi
1. Perencanaan
perizinan
2. Sosialisasi
konsultasi publik
dan
dan
Konstruksi
1. Rekruitmen tenaga kerja
konstruksi
2. Mobilisasi
dan
demobilisasi alat dan
material
3. Pembangunan
dan
pengoperasian basecamp
4. Pekerjaan
konstruksi
bangunan
5. Pembangunan fasilitas
penunjang
Operasi
1. Rekruitmen tenaga kerja
operasional
2. Operasional
Toserba
Yogya
3. Pemeliharaan bangunan
dan fasilitas penunjang
4. Pengelolaan limbah
4.1.3
tersebut
berdasarkan
keterkaitannya
atau
banyaknya dampak turunan, dikelompokkan menajdi tiga prioritas dampak penting (isu
pokok) yaitu 1) Penurunan kualitas lingkungan fisik kimia biologi; 2) konflik social; 3)
isu ekonomi masyarakat lokal; 4) gangguan lalu lintas. Uaraian dari masing-masing
keterkaitan dampak penting terhadap isu pokok adalah sebagai berikut:
1. Kualitas lingkungan fisik kimia biologi
Isu kualitas lingkungan merupakan isu yang selalu mengikuti dari suatu kegiatan.
Isu tersebut dapat berupa kerusakan maupun peningkatan kualitas lingkungan.
Kerusakan lingkungan ini apabila tidak ditangani dapat mengarah pada munculnya
isu sosial. Isu kualitas lingkungan merupakan kumulatif dan interaksi antar berbagai
dampak, baik primer maupun sekunder pada lingkungan fisik dan biotik serta ruang.
Dampak penting hipotetik yang langsung berkontribusi terhada isu lingkungan
diantaranya adalah penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan, penurunan
kualitas air permukaan, penurunan kuantitas air tanah dan peningkatan limpasan air
permukaan.
2. Konflik sosial
Isu sosial dapat terjadi akibat turunan dari isu kerusakan lingkungan apabila tidak
ditangani atau dikelola secara benar. Isu sosial merupakan isu yang penting dan
harus menjadi prioritas penanganan karena dampaknya dapat mengganggu
keberlanjutan kegiatan. Pada dasarnya munculnya isu sosial disebabkan dari adanya
persepsi masyarakat (positif maupun negatif) yang diakibatkan oleh adanya
kegiatan pembangunan Toserba Yogya. Persepsi masyarakat dapat terjadi pada
setiap tahapan kegiatan yang akan dilakukan.
3. Isu Ekonomi Masyarakat Lokal
Isu ekonomi masyarakat lokal bisa timbul sebagai interaksi dampak terbukanya
kesempatan kerja dan terciptanya peluang berusaha, dimana kedua dampak tersebut
dapat mengakibatkan peningkatan pendapatan masyarakat sebagai dampak
turunannya. Dengan meningkatnya pendapatan masyarakat baik secara langusng
maupun tidak langsung dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Hal ini
tentunya dapat menciptakan persepsi masyarakat yang bersifat positif karena
adanya dampak yang dirasakan oleh masyarakat sekitar dari keberadaan kegiatan
pembangunan sarana pendidikan.
4. Ruang, lahan dan transportasi
Berdasarkan di BAB III dampak penting yang perlu mendapat perhatian yang lebih
intensif adalah masalah gangguan lalu lintas yang dapat berdampak pada
Pendekatan Pengelolaan
Pendekatan
pengelolaan
dirumuskan
sebagai
mekanisme
dan
pijakan
untuk
c.
Pendekatan institusi yakni pendekatan ini adalah mekanisme kelembagaan yang akan
ditempuh pemrakarsa dalam rangka menanggulangi dampak penting lingkungan hidup.
1.3.3
Pendekatan teknologi
a. Menyediakan kendaraan antar jemput bagi karyawan sehingga karyawan tidak harus
membawa kendaraan sendiri.
b. Menyediakan tenaga pengatur lalu lintas di depan pintu keluar masuk perusahaan
c. Pembangunan sistem drainase yang baik untuk mencegah terjadinya genangan air dan
penurunan sanitasi.
d. Pembangunan septic tank yang baik untuk mencegah terjadinya pencemaran air
permukaan dan tanah.
e. Pembangunan sumur resapan ataupun lubang penampungan air/tandon untuk
mengurangi volume air limpasan dan menangkap air hujan lebih besar meresap
kedalam tanah.
f. Melakukan pemantauan rutin dari setiap bentuk komponen lingkungan yang
terkena dampak.
g. Pembuatan Standar Operation Procedure (SOP) pada setiap tahapan kegiatan
produksi.
1.3.4 Pendekatan social, ekonomi dan Budaya
merupakan pendekatan pengelolaan secara sosial-ekonomi dan budaya. Tindakantindakan yang diambil dalam pengelolaan ini didasarkan pada interaksi sosial dan
bantuan pihak lain misalnya pemerintah, LSM atau mediator lainnya. Kegiatan
pengelolaan lingkungan yang menggunakan pendekatan sosial-ekonomi antara lain
adalah:
a. Memberikan prioritas kepada masyarakat lokal/sekitar kawasan pembangunan
Toserba Yogya untuk memanfaatkan dampak positif yang muncul misalnya
kesempatan kerja dan peluang berusaha. Hal ini perlu diperhatikan karena
masyarakat lokal pula yang menjadi kesempatan pertama untuk terkeda dampak
b.
c.
d.
untuk
e.
1.3.5
Pendekatan institusi
Pendekatan institusi yang dapat dilakukan dalam pengelolaan lingkungan adalah
a. melakukan koordinasi dengan instansi yang terkait dalam setiap pengelolaan
lingkungan.
b. Melakukan pertemuan rutin dengan lembaga atau instansi terkait baik
pemerintah maupun non pemerintah seperti lembaga sosial masyarakat,
serikat pekerja/buruh dan asosiasi lain untuk membahas terkait masalah
penting yang berhubungan dengan adanya
juga menjadi arahan untuk mengoptimalisasikan dampak negatif yang muncul dari
rencana kegitan tersebut.
Untuk itu, rancangan pengelolaan yang cermat, teliti dan mendalam mesti disusun
tersendiri dalam satu dokumen khusus. Merujuk Permen LH No. 16 tahun 2012, dokumen
tersebut adalah Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Psemantauan
Lingkungan (RPL).
a.
Komponen fisika-kimia
- Pengelolaan sumber dampak penurunan kualitas udara. Hal ini bertujuan untuk
meminimalkan dampak negatif yang timbul. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan
sebelumnya maka sumber dampak pencemaran udara adalah berasal dari aktivitas
kendaraan disekitar Toserba Yogya, diharapkan dengan dibangunnya Toserba Ygya
-
b.
positif yang ditimbulkan akibat penerimaan tenaga kerja pada tahap konstruksi dan
operasi.
Pengelolaan dampak berupa kesempatan kerja, lapangan usaha baru serta
peningkatan pendapatan baru juga melahirkan dampak sekunder kearah konflik
sosial dan keresahan masyarakat. Untuk itu pengelolaan dilakukan secara adil
dan transparan serta rekruitmen tenaga kerja yang mengutamakan masyarakat
setempat. Aktivitas dan event rutin yang melibatkan masyarakat juga dilakukan
untuk mencegah terjadinya konflik sosial baik antara pihak perusahaan dengan
karyawan, pihak perusahaan dengan masyarakat maupun pihak karyawan dengan
masyarakat. Event tersebut dapat berupa event olah raga maupun event seni budaya
c.
d.
Prosedur (SOP) yang baik dan efektif, penggunaan peralatan keselamatan kerja
standar dan pemeriksaan kesehatan pekerja secara rutin serta jaminan asuransi
kesehatan kepada pekerja
Hal lain yang penting dilakukan pihak pemrakarsa adalah komitmen untuk
melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan rencana
pembangunan fasilitas penunjang Pembangunan dan Pengoperasian Toserba Yogya.
Beberapa dampak bisa ditangani dengan pendekatan ganda. Masing-masing dampak dan
pendekatan penanganannya diuraikan sebagai berikut.
No. Dampak penting
Pendekatan
Keterangan
Teknologi
Sosek
Institusi
Komponen Fisik-Kimia
Penggunaan alat yang
1
Penurunan kualitas udara
Peningkatan kebisingan
Peningkatan getaran
Penurunan
permukaan
air
kualitas
Komponen Biologi
1
Perubahan vegetasi darat
Penggunaan
alat
dengan kebisingan
yang kecil dan
pengaturan
jam
kerja
Penggunaan
alat
dengan
getaran
yang kecil dan
pengaturan
jam
kerja
Mengurangi
kontribusi cemaran
padatan tersus-pensi
dari
kegiatan
pematangan
lahan
dan Pembangunan
dermaga
dan
.
kualitas air.
Melakukan
penghijauan
di
sekitar
Toserba
Yogya
Melakukan
monitoring kondisi
perubahan vegetasi
darat terutama pada
lokasi pembangunan
Toserba
dan
lingkungan
sekitarnya.
Komponen Sosekbud
1
Kesempatan kerja
Meminimalisasi
tingkat
kerusakan/gangguan
terhadap gangguan
biota air kegiatan
pembangunan
Toserba
tahap
kontruksi
yang
menjadi
sumber
dampaknya.
Memberikan
informasi
tentang
peluang kerja secara
transparan kepada
masyarakat sekitar
yang
dikoordinasikan
dengan
aparat
kelurahan di sekitar
proyek;
Peluang berusaha
Peningkatan
masyarakat
Kecemburuan sosial
Persepsi masyarakat
pendapatan
Ditunjang
oleh
sektor pekerjaan
lain
di
dalam
Toserba Yogya dan
disekitar Toserba
Yogya
Ditunjang
oleh
sektor pekerjaan
lain
di
dalam
Toserba Yogya dan
disekitar Toserba
Yogya
Membentuk
dan
membangun
komunikasi
yang
harmonis,
Melaksanakan
Corporate Social
Responsibilty,
kompensasi
Membentuk
membangun
komunikasi
harmonis,
dan
yang
Melaksanakan
Corporate Social
Responsibilty,
kompensasi
dan
Mengutamakan
tenaga kerja lokal
dan menyelesaikan
setiap
masalah
dengan
musyawarah
mufakat
Komponen Keslingmas
1
Penurunan
lingkungan
sanitasi
Melakukan
gerakan
pemberantasan sarang
nyamuk secara teratur.
Menyediakan
TPSTPS sampah yang
tertutup
disekitar
lokasi proyek untuk
menampung sampah
domestic dan untuk
melindungi
dari
gangguan
vector
penyakit.
melakukan
pengangkutan sampahsampah tersebut ke
TPA secara rutin setiap
hari
untuk
menghindari
penumpukkan sampah.
Melakukan
pemisahan
sampah
organic dan anorganik
2
Peningkatan limbah
3
Kecelakaan kerja
Komponen Kamtibmas
1
Bahaya Kebakaran
Adanya SOP
Pemasangan
pemadam
kebakaran di area
kering
mengikuti
standar
NFPA
(National
Fire
Protection
Assosiation)
dan
untuk area dermaga
mengikuti
rekomendasi
OCIMF
(Oil
Companies
International
Marine Forum)
Kerusakan jalan
Pemrakarsa (PT. AP
menmyusun
&merumuskan
sistim pengelolaan
kawasan
Toserba
Yogya
memaksimalkan alur
transportasi masuk
& keluar
Dampak Penting
kemudahan pendekatan
Potensi
kemampuan
PT. AP
Komponen Fisik-Kimia
1
Penurunan kualitas udara
sedang
mampu
2
3
4
mudah
mudah
sedang
Teknologi
&sosek
Teknologi
Teknologi
Teknologi
&sosek
Teknologi
&sosek
sedang
sedang
Teknologi
Teknologi
mampu
mampu
sedang
sedang
sedang
sosek
sosek
sosek
mampu
mampu
mampu
sedang
sedang
sosek
sosek
mampu
mampu
Peningkatan kebisingan
Peningkatan getaran
Penurunan kualitas air
permukaan
5
Peningkatan limpasan air
permukaan
Komponen Biologi
1
Perubahan vegetasi darat
2
Gangguan biota air
Komponen Sosekbud
1
Kesempatan kerja
2
Peluang berusaha
3
Peningkatan
pendapatan
masyarakat
4
Kecemburuan sosial
5
Persepsi masyarakat
sedang
mampu
mampu
mampu
mampu
Komponen Keslingmas
sedang
1
Penurunan
sanitasi sedang
lingkungan
2
Peningkatan limbah
sedang
3
Kecelakaan kerja
Komponen Kamtibmas
1
Bahaya Kebakaran
Ruang, Lahan, dan Transportasi
1
Gangguan lalu lintas
2
Kerusakan jalan
sosek
sosek
mampu
Teknologi
sosek
Teknologi
sosek
& mampu
sulit
teknologi
mampu
sulit
sulit
sedang
& mampu
Rekomendasi
Berdasarkan kajian cermat dan mendalam terhadap dampak penting dan kondisi rona dan rencana
kegiatan, maka Toserba Yogya berkomitmen:
a. Selama melaksanakan kegiatan yang terkait atau berdampak pada sektor lain akan
berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan, Kepolisian,
Dinas Pekerjaan Umum, Pemerintah Kecamatan dan Kelurahan sekitar.
b. Melaksanakan rencana kegiatan Pra AMDAL, pra konstruksi, konstruksi dan operasi dengan
cara/teknik/manajemen/prosedur/peralatan/bahan yang telah diuraikan dalam dokumen
ANDAL.
c. Melakukan pengelolaan dan pemantauan dampak sebagaimana diuraikan dalam Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).
d. Menjalankan proses-proses konstruksi dan operasi dengan limbah minimal, melalui cara
menekan limbah pada sumbernya (reduce), mengolah limbah dan mendaur ulang (recycle),
pemanfaatan kembali (reuse) dan pemulihan kondisi lingkungan yang rusak (restore).
e. Membuat instalasi pengolah limbah dengan kapasitas yang sesuai dengan volume limbah yang
dihasilkan.
f. Melakukan perencanaan teknis yang memadai terhadap kapasitas kolam retensi dan saluran
drainase untuk sanggup menampung sementara seluruh limpasan dari kawasan yang akan
terbangun
g. Melakukan upaya-upaya konservasi air dengan cara Reduce atau penghematan pemakaian,
Reuse atau pemakaian ulang dan Recycle atau mendaur ulang air limbah sehingga dapat
dipergunakan kembali.
h. Memperhatikan dan mengelola/mengatasi setiap kegiatan yang bersifat kondisional yang
menimbulkan dampak kedepannya, dengan tetap memperhatikan keberlanjutan usaha,
hubungan sosial dan ekologi disekitar kegiatan dengan tetap berlandaskan pada peraturanperaturan yang berlaku