Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM BATUBARA

LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL


PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BAB II
SAMPLING
2.1. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum kali ini adalah mendapatkan sejumlah sampel
batubara yang mewakili suatu satuan tertentu dengan jumlah massa dan
ukuran yang sesuai untuk dipakai pada proses selanjutnya.
2.2. Dasar Teori
Sampling adalah pengambilan contoh secara random/acak dan
teratur sesuai dengan standar yang digunakan dari sejumlah besar
barang, yang mana contoh yang diambil mewakili dari barang tersebut,
untuk kemudian diuji secara kimiawi dan fisik. Contoh yang diambil
harus mendapat kesempatan yang sama jika terambil dengan cara
random/acak secara teratur, sehingga dapat mewakili barang tersebut.
Proses pengambilan contoh dari suatu tubuh material (batubara) yang
representatif

untuk

tes/analisis

dan

dipakai

untuk

mengetahui

karakteristik material asalnya. (Anonim, 2014)

Gambar 2.1.
Proses Sampling
Ada beberapa istilah yang dipergunakan dalam proses sampling
batubara, yaitu :
1.

Singkapan adalah tempat batubara yang sudah terekspos akibat


kejadian alam seperti longsor, gerusan sungai atau akibat ulah
manusia namun bukan sebagai akibat kegiatan penambangan.

2.

Seam adalah lapisan batubara yang berada di antara dua batuan


lainnya.

Eko Nopiadie
H1C112078

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
3.

Roof atau batuan di atas batubara adalah semua lapisan batuan di


atas batubara

4.

Floor atau batuan di bawah batubara adalah semua lapisan batuan di


bawah batubara.

5.

Ash content atau kandungan abu adalah jumlah kandungan sisa-sisa


residu anorganik sebagai akibat proses pembakaran batubara.

6.

Moisture atau kelembaban di batubara adalah air di dalam dan pada


batubara yang diuji sesuai metode uji standar. Semua batubara
memiliki pori-pori yang mengandung air (inherent moisture) yang
terbentuk oleh pembusukan termal dari bahan-bahan organik. Ketika
batubara ditambang/tersingkap air dapat hadir dan menjadi bagian
dari batubara (surface moisture).

7.

Mineral

partings

atau

parting-parting

mineral

adalah

lapisan

tersendiri dari mineral/sedimen kaya akan mineral yang terlapiskan


dengan batubara.
(Hendra, 2013)
8.

Bulk sample adalah sampel yang diambil secara keseluruhan dari


lapisan yang ada tanpa membagi-bagi dalam sub-bagian.

9.

Play sample adalah sampel yang diambil dari lapisan batubara


berdasarkan perbedaan litotipe, adanya lapisan pengotor atau
ketebalan secara sistematis dari top sampai bottom.

10. Composite sample adalah sampel yang diambil dari masing-masing


ply sample secara representatif untuk selanjutnya dicampur menjadi
satu sebelum dilakukan analisi di laboratorium.
11. Run of mine (ROM) coal adalah batubara yang dihasilkan dari suatu
operasi penambangan sebelum mengalami proses lebih lanjut.
12. Raw (uncleaned) coal adalah batubara yang belum mengalami
pencucian walaupun mungkin telah mengalami pengayakan.
13. Cleaned coal adalah batubara yang telah mengalami proses
pencucian baik dengan cara basah maupun dengan cara kering.
14. Large coal/lump coal adalah batubara yang berukuran lebih besar
dari ukuran yang disetujui tanpa batas top size.
15. Graded coal/size coal adalah batubara yang mempunyai ukuran
tertentu setelah mengalami proses pengayakan.

Eko Nopiadie
H1C112078

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
16. Small coal adalah batubara dengan ukuran <50 mm dan tidak ada
batas under size.
17. Fine coal adalah batubara halus yang umumnya mempunyai ukuran
partikel < 1,5 mm dengan sangat jarang yang berukuran di atas 3
mm
18. Consignment adalah sejumlah komoditi batubara yang dikirim pada
suatu waktu tertentu, yang dapat terdiri dari satu atau lebih batch
atau satuan.
19. Batch adalah sejumlah komoditi batubara yang dihasilkan pada satu
waktu tertentu dalam keadaan yang relatif seragam.
20. Incerement adalah sejumlah contoh batubara yang terambil oleh
satu kali gerakan alat sampling atau pengambil sampel.
21. Gross sample adalah sample yang terbentuk dari suatu gabungan
semua increment yang diperoleh dari sebuah consignment.
22. Replicate sample adalah pengambilan increment dari consignment
pada selang waktu, berat dan ruang yang sama. Kemudian
increment tersebut ditempatkan ke dalam kontainer atau tempat
yang berbeda.
23. Duplicate sample adalah pengambilan sampel replikat dengan hanya
2 buah sampel untuk memperkirakan presisi rata-rata dari sampling
sejumlah consignment.
24. Bias adalah kesalahan sistematis yang mengakibatkan hasil yang
lebih tinggi atau lebih rendah dari hasil yang sebenarnya.
25. Presisi adalah suatu ukuran untuk menilai apakah hasil dari suatu
rangkaian pengamatan sesuai satu dengan yang lain.
26. Sistematis sampling adalah sampling yang dilakukan secara
sistematis

berdasarkan

waktu

atau

posisi

dari

unit

yang

bersangkutan.
27. Random sampling adalah sampling yang dilakukan pada waktu dan
posisi unit secara sembarang (acak).
(Heru, 2012)
28. Channel sampling adalah pengambilan sampel dari suatu seam
batubara dengan cara membuat channel/saluran dari bagian top
sampai ke bottom seam batubara atau sebagian dari tebal seam
tersebut.
Eko Nopiadie
H1C112078

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
29. Coring sampling adalah pengambilan sampel batubara dengan cara
drilling/pengeboran terhadap seam batubara.
30. Stationary sampling adalah pengambilan sampel yang hanya
terambil di bagian permukaan saja dan bagian dalam tumpukannya
tidak terambil.
31. Moving sampling adalah pengambilan sampel yang dilakukan pada
saat batubara bergerak lebih representatif, karena kemungkinan
terambilnya contoh pada setiap bagian atau posisi batubara lebih
besar.
(Anonim, 2014)
Untuk menghindari kesalahan dalam proses sampling maka
dibutuhkan beberapa persyaratan, yaitu :
1.

Metode standar harus benar ( ISO, BS, ASTM, atau JIS )

2.

Penentuan jumlah Increment harus benar

3.

Peralatan sampling serta ukuran harus standar

4.

Pengambilan contoh harus benar


Ada beberapa hal yang perlu diketahui sebelum pelaksanaan

sampling, yaitu :
1.

Tujuan

pengambilan

contoh

untuk

penentuan

analisa

apa?

(Parameter yang akan di uji)


2.

Top size batubara

3.

Kondisi batubara jenis unclean/clean-blending/tunggal

4.

Cara pemuatan batubara

5.

Berat/tonage dari barang (batubara)


Ada

beberapa

jenis

sampling

berdasarkan

tempat

proses

kegiatannya, yaitu :
1.

Sampling dari stopped belt conveyor, metode sampling ini dilakukan


dengan cara menghentikan belt conveyor.

2.

Sampling dari Kapal


a. Sampling dari tongkang, jika kedalaman batubara dalam hold
lebih kecil dari 4m, batubara harus disampling dalam satu tahap
selama pembongkaran.
b. Sampling dari kapal, kapal harus di samping dalam dua tahap
atau lebih, satu tahap dengan kedalaman 4m di dalam palka.

Eko Nopiadie
H1C112078

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
3.

Sampling

dari

stockpile,

contoh

seringkali

diambil

selama

penimbunan ataupun pengurukan stockpile untuk memperoleh


contoh dari memotong silang keseluruhan.
4.

Sampling dari truk, pengambilan sampel dilakukan pada waktu


batubara dibongkar dari stockpile yang selanjutnya dimuat ke truk
(dump truck).

(Anonim, 2014)
2.3. Alat dan Bahan
1.

Alat
Alat manual yang digunakan untuk proses pengambilan
sampel batubara (sampling), yaitu :
a. Laddle adalah alat sampling dengan bukaan minimal 2,5 kali
ukuran batubara top size. Alat ini tidak cocok untuk batubara
dengan ukuran >80 mm.

Gambar 2.2.
Laddle
b. Sekop adalah alat sampling yang digunakan untuk batubara yang
diam (di tumpukan). Bukaan sekop minimal 2,5 kali ukuran
batubara top size. Tidak cocok untuk batubara yang sedang
bergerak dan ukuran top size >80 mm.

Eko Nopiadie
H1C112078

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 2.3.
Sekop
c. Sampling frame adalah alat sampling untuk batubara di atas
conveyor. Jarak antara sisi frame paling tidak 2,5 kali ukuran
batubara top size. Tinggi frame lebih besar dari ketebalan
batubara di atas conveyor.

Gambar 2.4.
Sampling Frame
Alat mekanis yang digunakan untuk proses pengambilan
sampel batubara (sampling), yaitu :
a. Breeches chute adalah alat sampling untuk batubara yang sudah
dicurahan.

Gambar 2.5.
Breeches Chute Spiral

Eko Nopiadie
H1C112078

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

b. Slotted arm adalah alat sampling pada curahan. Alat ini biasanya
tidak digunakan untuk batubara yang berukuran >20 mm. Lebar
slot tidak kurang dari 2,5 kali ukuran batubara top size.
c. Swinging arm adalah alat sampling pada curahan di ujung
conveyor dan sesuai untuk posisi dimana tinggi ruangan
terbatas.
d. Ram operated cart adalah alat sampling untuk batubara yang
sedang dicurahkan.
e. Scrapper Arm adalah alat sampling di conveyor yang sedang
bergerak terutama untuk batubara yang berukuran sampai 50
mm.
2.

Bahan
Bahan yang digunakan adalah sampel batubara yang sudah
didapat dari lapangan.

2.4. Prosedur Sampling


Prosedur-prosedur

yang

dilakukan

dalam

proses

sampling

batubara, yaitu :
1.

Menelusuri lintasan yang telah direncanakan dengan melakukan


tracking dengan memakai GPS, sambil mengamati setiap unsur
geologi yang ada, seperti morfologi, tataguna lahan bahkan jenis
flora dan fauna bila diketahui.

2.

Pada

lintasan

dimana

terdapat

singkapan

batubara

dengan

intensitas cukup tinggi maka akan dilakukan measuring section


dengan memakai kompas suunto-klino dan pita ukur (meteran), guna
mendapatkan statigrafi batubara detil dari lintasan tersebut.
3.

Pengukuran koordinat dan elevasi singkapan batubara maupun


unsur

geologi dan non geologi lainnya dilakukan dengan GPS,

apabila tidak berhasil dikarenakan tidak adanya signal satelit


dilakukan dengan membuat traverse yang diikat terhadap titik GPS
yang teramati atau terhadap titik survei/titik traverse yang telah
didapat dari pemetaan topografi.
4.

Diskripsi singkapan batubara.

Eko Nopiadie
H1C112078

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
5.

Pengukuran struktur geologi (seperti strike/dip, kekar dan patahan)

6.

Pengambilan sampel batubara dapat dilakukan dengan metode


channel atau trenching, membuat test pit yang disesuaikan dengan
kondisi dan posisi singkapan.

7.

Setiap lokasi baik itu test pit, singkapan, struktur dan sampel diberi
kode tertentu dan dibuat sketsa atau dipotret.

8.

Pengiriman sampel ke laboratorium untuk dianalisis.

Eko Nopiadie
H1C112078

Anda mungkin juga menyukai