Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Anathazsa
Aprilia Ratna Hapsari
Husnun Hanifah
Matthew Haris Candra
Niken Larasati
Veronika Rengganis C.R
Virda Yuandha
2013340030
2013340069
3013340018
2013340004
2013340033
2013340013
2013340050
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana. Tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Inneke
yang telah memberikan penjelasan mengenai materi dalam makalah ini. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam membuat makalah.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi dari makalah ini
sehingga kedepannya akan lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan - masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
yang diperlukan oleh tubuh manusia, baik digunakan sebagai bahan pangan, dan dapat
dipakai berulang-ulang untuk menggoreng bahan pangan.
1.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimana komposisi kimia minyak kacang tanah sebagai sumber minyak
nabati?
2. Bagaimana sifat fisika dan kimia minyak kacang tanah sebagai sumber minyak
nabati yang baik untuk bahan pangan dan minyak goreng?
3. Bagaimana manfaat minyak kacang tanah dibidang kesehatan?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui komposisi kimia minyak kacang tanah sebagai sumber
minyak nabati.
2. Untuk mengidentifikasi sifat fisik dan kimia minyak kacang tanah sebagai
sumber minyak nabati yang baik untuk bahan pangan.
3. Untuk mengetahui manfaat minyak kacang tanah dibidang kesehatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lemak dan Minyak
Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan
lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi
larut
dalam
pelarut
organik
non-polar,
misalnya
dietil
eter
(C 2H5OC2H5),
Kloroform(CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya, lemak dan minyak dapat larut
dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan minyak mempunyai polaritas
yang sama dengan pelaut tersebut.
Bahan-bahan dan senyawa kimia akan mudah larut dalam pelarut yang sama
polaritasnya dengan zat terlarut . Tetapi polaritas bahan dapat berubah karena adanya
proses kimiawi. Misalnya asam lemak dalam larutan KOH berada dalam keadaan
terionisasi dan menjadi lebih polar dari aslinya sehingga mudah larut serta dapat
diekstraksi dengan air. Ekstraksi asam lemak yang terionisasi ini dapat dinetralkan
kembali dengan menambahkan asam sulfat encer (10 N) sehingga kembali menjadi
tidak terionisasi dan kembali mudah diekstraksi dengan pelarut non-polar.
Lemak dan minyak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang
berarti triester dari gliserol. Jadi lemak dan minyak juga merupakan senyawaan ester.
Hasil hidrolisis lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol. Asam
karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang
panjang dan tidak bercabang.
2.1.1
dibedakan
berdasarkan
beberapa
penggolongan, yaitu:
a. Berdasarkan kejenuhannya (ikatan rangkap)
Asam Lemak Jenuh
Nama Asam
Butirat
Palmitat
Stearat
Nama Asam
Palmitoleat
Oleat
Linoleat
Linolenat
Struktur
CH3(CH2)2CO2H
CH3(CH2)14CO2H
CH3(CH2)16CO2H
Sumber
Lemak susu
Lemak hewani dan nabati
Lemak hewani dan nabati
Struktur
CH3(CH2)5CH=CH(CH2)7CO2H
CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7CO2H
CH3(CH2)4CH=CHCH2CH=CH(CH2)7CO2H
CH3CH2CH=CHCH2CH=CHCH2=CH(CH2)7CO2H
Sumber
Lemak hewani dan nabati
Lemak hewani dan nabati
Minyak nabati
Minyak biji rami
b. Berdasarkan sumbernya
Sumber
Berasal
dari
tanaman
Keterangan
- Biji-biji palawija (minyak jagung, biji
(Minyak Nabati)
Berasal
dari
Hewan
(Lemak Hewani)
kapas)
Kulit buah tanaman tahunan (minyak
sapi, oleosterin)
Hasil laut (minyak ikan sardine,
minyak ikan paus)
c. Berdasarkan kegunaannya
Nama
Kegunaan
Minyak Mineral (Minyak Bumi)
Sebagai bahan bakar
Minyak Nabati/ Hewani (Minyak/ Bahan pangan bagi manusia
Lemak)
Minyak Atsiri (Essential oil)
2.1.2
Obat-obatan
yang
efektif
dibandingkan
dengan
protein
dan
1.
2.
3.
4.
5.
halogen.
Titik didih asam lemak semakin meningkat dengan bertambahnya panjang rantai
6.
karbon
Rasa pada lemak dan minyak selain terdapat secara alami juga terjadi karena asamasam yang berantai sangat pendek sebaggai hasil penguraian pada kerusakan minyak
7.
atau lemak.
Titik kekeruhan ditetapkan dengan cara mendinginkan campuran lemak atau minyak
8.
9.
lemak.
10. Slipping point digunakan untuk pengenalan minyak atau lemak alam serta pengaruh
kehadiran komponen-komponennya.
dilakukan
melalui reaksi
kimia
yang disebut
2.1.4
1. Pada temperatur kamar lemak berwujud padat dan minyak berwujud cair.
2. Gliserida pada hewan berupa lemak (lemak hewani) dan gliserida pada
tumbuhan berupa miyak (minyak nabati).
3. Komponen minyak terdiri dari gliserida yang memiliki banyak asam lemak tak
jenuh sedangkan komponen lemak memiliki asam lemak jenuh.
2.1.5
oksidasi ikatan ganda dua. Hidrolisis lemak atau minyak sering dikatalisis oleh
enzim lipase yang terdapat dalam bakteri di udara. Ketengikan hidrolitik dapat
dicegah atau ditunda dengan menyimpan bahan pangan dalam lemari pendingin.
Bau keringat timbul apabila lipase mengkatalisis hidrolisis minyak dan lemak
pada kulit. Tetapi proses oksidasi (bukan hidrolisis) adalah penyebab ketengikan
bahan pangan. Udara hangat dan membiarkan pangan di udara terbuka
merangsang ketengikan oksidatif.
Pada ketengikan oksidatif, ikatan ganda dua dalam ikatan komponen
asam lemak tak jenuh dari trigliserida terputus, membentuk aldehid berbobot
molekul rendah dengan bau tak sedap. Aldehid kemudian dioksidasi asam lemak
berbobot molekul rendah yang juga berbau tidak enak. Ketengikan oksidatif
memperpendek masa simpan biscuit dan makanan sejenisnya. Antioksidan adalah
senyawa yang menunda awal ketengikan oksidatif. Dua senyawa alami yang
sering digunakan sebagai antioksidan ialah asam askorbat (vitamin C) dan
tokoferol (vitamin E).
2.2 Kacang Tanah
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berasal dari Brasilia yang diduga masuk ke
Indonesia pada pertengahan abad ke-16 yang konon memiliki beberapa nama antara
lain kacang brudul (Jawa), kacang cina dan kacang brol. Pola tanam kacang tanah
sudah tersebar di seluruh penjuru dunia dengan total luas panen 21 juta hektar, dimana
produktivitas rata-ratanya 1,1 ton/hektar polong kering. Adapun di Asia ternyata
Indonesia menempati urutan ketiga terbesar menurut luas arealnya 650.000 hektar
setelah India 9 juta hektar dan Cina 2,2 juta hektar, sedangkan di dunia merupakan
urutan ketujuh sebagai produsen kacang tanah terbesar setelah India, Cina, Amerika
Serikat, Senegal, Nigeria dan Brazil (Indrasti, 2003).
Namun demikian yang memprihatinkan kita adalah produktivitas kacang tanah
Indonesia yang masih sangat rendah yaitu sekitar 1 ton per hektar, dimana tingkat
produktivitas yang dicapai baru setengahnya dari potensi hasil riil apabila dibandingkan
dengan Amerika Serikat dan Cina yang sudah mencapai lebih dari 2 ton per hektar. Hal
tersebut bukan semata-mata disebabkan oleh perbedaan teknologi produksi, namun juga
karena adanya pengaruh faktor-faktor lain seperti karakter agroklimat, umur panen,
intensitas dan jenis hama penyakit, cara usaha taninya serta varietas yang ditanam.
Survei membuktikan bahwa potensi biologis tertinggi tingkat produktivitas kacang
tanah yang pernah dicapai oleh Indonesia antara 3,0 4,5 ton per hektar (Indrasti,
2003).
Kacang tanah berasal dari Amerika Selatan. Di Indonesia dari sekian jenis
kacang-kacangan, produksi kacang tanah menempati urutan kedua setelah kacang
kedelai. Kacang tanah merupakan tanaman bahan makanan dan bahan industri yang
sudah lama dikenal oleh masyarakat luas di Indonesia. Bijinya mengandung protein dan
lemak yang cukup (http://docstoc.com, 2010).
Budidaya tanaman kacang tanah disamping dapat mengembalikan kesuburan
tanah dan memotong siklus hidup hama dan penyakit, juga merupakan penganeka
ragaman hasil pertanian. Kacang tanah merupakan hasil petanian yang mempunyai nilai
gizi yang sangat tinggi dan dapat diolah menjadi berbagai produk makanan (Duniaji
dan Wisaniyasa, 2008).
Cara pertumbuhan kacang tanah secara garis besarnya dapat dibedakan menjadi
dua tipe yaitu tipe tegak (bunch type) dan tipe menjalar (runner type). Biasanya kacang
tanah dengan pertumbuhan tipe tegak dipanen pada umur 100 130 hari setelah
penanaman, sedangkan tipe menjala dipanen pada umur 130 150 hari setelah
penanaman (Weiss, 1983).
Sebagai tanaman budidaya, kacang tanah terutama dipanen bijinya yang kaya
protein dan lemak. Biji ini dapat dimakan mentah, direbus (di dalam polongnya),
digoreng, atau disangrai. Di Amerika Serikat, biji kacang tanah diproses menjadi
semacam selai dan merupakan industri pangan yang menguntungkan. Produksi minyak
kacang tanah mencapai sekitar 10% pasaran minyak masak dunia pada tahun 2003
menurut FAO. Selain dipanen biji atau polongnya, kacang tanah juga dipanen
hijauannya (daun dan batang) untuk makanan ternak atau merupakan pupuk hijau
(Wikipedia, 2010).
Kacang tanah pada mulanya hanya digunakan untuk makanan hewan terutama
babi, sapi dan ayam. Di Amerika sekitar 48% dari jumlah produksi rata-rata
dipergunakan untuk pembuatan peanut butter, sebanyak 23% untuk kembang gula, 22%
untuk kacang asin, dan 4% untuk disangrai. Di India digunakan untuk pembuatan susu
secara besar-besaran sebagai pengganti susu sapi, karena terbatasnya produksi susu sapi
dalam negeri (Ketaren, 1986).
a. Komposisi Kimia
Polong kacang tanah yang sudah matang (cukup tua) mempunyai ukuran panjang
1,25 7,50 cm berbentuk silinder. Tiap-tiap polong kacang tanah terdiri dari kulit
(shell) 21 29%, daging biji (kernel) 69 72,40%, dan lembaga (germ) 3,10 3,60%
(Ketaren, 1986).
Komposisi kacang tanah dipengaruhi oleh varietas, lokasi geografis dan kondisi
pertumbuhan. Umumnya kacang tanah mengandung 20,0 30,0% protein, kandungan
lemak antara 40,0 50,0%. Kacang tanah juga merupakan sumber serat dan mineral
yang baik. Kandungan mineral antara 2,0 5,0% bervariasi menurut tipe dan varietas
kacang tanah. Kacang tanah juga kaya akan kalsium, besi dan vitamin larut air seperti
thiamine, riboflavin dan asam nikotin (Salunkhe, dkk, 1985).
Dilihat dari kandungan gizinya, kacang tanah memiliki nilai gizi yang tinggi.
Kadar protein mencapai 25 gram per 100 gram. Protein kacang merupakan protein
nabati berkualitas tinggi yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan anak, vegetarian
dan orang yang mengkonsumsi sedikit daging. Kadar lemak kacang tanah merupakan
bahan pangan sumber minyak. Kadar lemak kacang tanah mencapai 43 gram per 100
gram. Kacang tanah kaya akan asam lemak tidak jenuh yang dapat menurunkan
kolesterol darah (Astawan, 2009).
Kacang tanah sebagai salah satu komoditi tanaman pangan memiliki nilai gizi
yang tinggi dan lezat rasanya. Kacang tanah dapat digunakan sebagai bahan pangan,
makanan ternak dan bahan minyak goreng. Selain itu, kacang tanah dapat diolah
menjadi peanut butter. Sebagai bahan pangan, kacang tanah mempunyai senyawasenyawa tertentu yang sangat dibutuhkan organ-organ tubuh untuk kelangsungan hidup,
terutama kandungan protein, karbohidrat dan lemak (Susanto dan Saneto, 1994).
Adapun komposisi kimia kacang tanah dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1. Komposisi kimia kacang tanah (per 100 gram bahan kering)
Komposisi
Kadar air (g)
Protein (g)
Lemak (g)
Karbohidrat (g)
Fosfor (mg)
Kalori (kal)
BDD (%)
Sumber : Departemen Kesehatan, RI, (1996).
Jumlah
4,0
25,3
42,8
21,1
335,0
425,0
100,0
Untuk memperoleh mutu yang baik kacang tanah harus disimpan dengan kadar
air 12 13%. Penyimpanan yang tidak sesuai akan menghasilkan biji kacang tanah
yang mutunya menurun akibat pertumbuhan kapang Aspergillus flavus, kadar air tinggi,
atau keberadaan insekta. Kacang tanah yang terkontaminasi dengan aflatoksin akan
mempengaruhi hasil olahan (Obrien, 2001).
b. Persyaratan Mutu
Adapun syarat mutu biji kacang tanah yang diajukan oleh konsumen (luar negeri)
sebagai berikut :
Tabel 2. Syarat mutu biji kacang tanah
Karakteristik
Kadar aflatoksin
Kadar air maksimum (%)
Diameter minimum (mm)
Weevil kernels, Unperfect kernel, Other
Jumlah
negatif
7
7
persyaratan
Karakteristik
Syarat Mutu
I
8
5-7
II
7
Maks 7
III
6
Maks 7
0,5
3,0
tidak ada
2,0
2,0
4,0
maks. 1,0
6,0
10,0
Serangga
tidak ada
tidak ada
tidak ada
*)
*)
*)
kesan sudah mati pada umur 115 hari. Sebetulnya penyakit becak daun
ini telah dapat menyerang tanaman yang masih muda (50 hari setelah
ditanam). Beberapa spesies cendawan yang menyebabkan penyakit
becak daun adalah Cercospora personata (early cercospora) dan
Cercospora arachidicola (late cercospora). Tanaman telah dapat
dipanen bila daun-daun telah mulai menguning, karena pada saat
tersebut telah tercapai pertumbuhan maksimum dari biji kacang tanah.
b. Gejala yang Terlihat pada Pohon
Polong kacang tanah telah tua bila:
1) Polong telah berpinggang dan keras.
2) Kulit ari menjadi tipis, berwarna merah muda serta telah dikelupas.
3) Kulit buah sebelah dalam berwarna merah.
4) Bijinya mudah terkelupas dari kulit buah, dna saat panen yang tepat
adalah bila dari polong telah tua.
c. Menurut Umur Tanaman
Umur yang dibutuhkan untuk
berbunga
sampai
berbuah
menggunakan pelarut etil asetat. Setelah contoh uji bebas air dan dihancurkan dengan
cara digiling, sebelum melakukan proses ekstraksi yang pertama dilakukan adalah
menggerus secara halus sampel kacang. Hal ini dilakukan untuk mempermudah minyak
yang ada di dalam kacang tersebut terekstrak oleh pelarut yang digunakan, yaitu etil
asetat. Hal ini juga berhubungan dengan ukuran partikel yang semakin kecil sehingga
memperluas bidang sentuh supaya lebih mudah terekstrak. Proses ekstraksi
menggunakan pelarut etil asetat yang mempunyai titik didih kurang dari titik didih air,
maka penangas yang digunakan adalah penangas air karena suhu yang dibutuhkan
dalam proses ekstraksi di bawah titik didih air. Lalu biarkan hingga pelarutnya yaitu etil
asetat menguap dan mengembun dengan membawa ekstraksi minyak dari bahan yang
diekstrak yaitu kacang ke dalam labu dasar bulat . seharusnya proses ekstraksi
dilakukan hingga 15 siklus, hal ini dilakukan agar memastikan bahwa kandungan
minyak yang berada di dalam sampel kacang telah terekstrak seluruhnya. Namun
karena keterbatasan waktu praktikum maka proses ekstraksi hanya dilakukan hingga
siklus ke tujuh. Hal ini bisa menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kadar minyak
dalam sampel rendah karena minyak dalam sampel belum terekstrak dengan sempurna.
Setelah sirkulasi proses ekstraksi selesai, dilakukan distilasi atau pemisahan
pelarut dengan minyak hasil ekstraksi. Proses destilasi dilakukan dengan menggunakan
alat rotavapor. Rotavapor atau rotary evaporator adalah suatu alat yang menggunakan
prinsip vakum destilasi. Pelarut etil asetat dan minyak dapat dipisahkan karena prinsip
utama alat ini terletak pada penurunan tekanan, sehingga etil asetat dapat menguap
dibawah titik didihnya dan hal ini membuat zat yang terkandung di dalam pelarut tidak
rusak oleh suhu yang tinggi. Penguapan yang terjadi saat proses destilasi dapat terjadi
karena adanya pemanasan yang dipercepat oleh putaran dari labu alas bulat dibantu
dengan penurunan tekanan. Dengan bantuan pompa vakum, uap larutan akan naik ke
kondensor dan mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni
yang ditampung dalam labu alas bulat penampung. Proses penguapan dilakukan hingga
diperoleh ekstrak kental yang ditandai dengan terbentuknya gelembung-gelembung
udara yang pecah-pecah pada permukaan ekstrak atau jika sudah tidak ada lagi pelarut
yang menetes pada labu alas bulat penampung. Ketika proses destilasi sudah selesai dan
saat ingin melepaskan labu alas bulat, kami mengalami kesulitan. Jika labu alas bulat
sulit untuk dilepaskan maka kemungkinan masih tersisa tekanan pada kondensor dan
sebaiknya kran pengatur dibuka dengan cepat. Dan hal penting yang harus diperhatikan
adalah suhu yang digunakan dalam waterbath. Suhu yang digunakan harus sesuai
dengan pelarut yang digunakan.
3.3 Komposisi Minyak
Minyak kacang mengandung 76-82 % asam lemak tidak jenuh, yang terdiri dari
40-45 % asam oleat dan 30-35 % asam linoleat. Asam lemak jenuh sebagian besar
terdiri dari asam palmitat, sedangkan kadar asam miristat sekitar 5 %. Kandungan asam
linoleat yang tinggi akan menurunkan kestabilan minyak.
Kestabilan minyak akan bertambah dengan cara hidrogenasi atau dengan
penambahan antioksida. Dalam minyak kacang tanah terdapat senyawaan tokoferol
yang merupakan antioksidan alami dan efektif dalam menghambat proses oksidasi
minyak kacang tanah.
Komposisi
Asam lemak jenuh
1
Miristat
.
2
Palmitat
.
3
Stearat
.
4
Behenat
.
Asam lemak tidak jenuh
1
Oleat
.
2
Linoleat
.
3
Heksa dekanoat
.
Sumber : Bailey, A. E. (1950).
(%)
17,1
1934 Afrika
Barat
(%)
17,7
1945
Argentina
(%)
21,9
0,4
6,3
8,2
11,4
4,9
3,4
2,8
5,9
6,1
7,3
61,1
60,4
42,3
21,8
21,5
33,3
1921 USA
2,4
Sebelum dimurnikan
tipe virginia
tipe spanis
94,80
90,10
187,80
188,20
0,29
0,12
Sesudah dimurnikan
bermacam-macam varietas
90,0-94,0
186,0-192,0
0,2-0,7
0,21
0,27
0,1-1,0
9,5
0,9136
8,7
0,9148
9,0-9,1
28-30
-5,5-2,2
226,6
1,4558
0,910-0,915
Karateristik
Derajat asam
Bilangan penyabunan
Bilangan Iod
Bilangan thioainogen
Bilangan hidroksil
Bilangan ReichertMeissl
Bilangan Polenske
Zat tak tersabunkan
Indeks bias n 40C
Bobot jenis: 15/15C
Bobot jenis: 25/25C
Titer, C
Kisaran
0,08-6,0
188,0-195,0
84,0-102,0
67,0-73,0
2,5-9,5
Macam standar
British
ACCS
standard
188,0-195,0
188 min
100,0-84
82-99
63
8,6-9,6
-
Spesies
spanis
1,5
-
N.C
runner
1,5
-
0,2-1,0
0,5
0,2-0,7
0,2-0,8
1,46051,4645
0,91-0,915
26-32
0,5
1
0,8 max
0,64
0,7
1,4683
1,4681
0,917-0,921
0,910-0,915
26,32
0,17-0,92
-
Adapun syarat mutu biji kacang tanah yang diajukan oleh konsumen (luar negeri)
sebagai berikut:
Kadar aflatoksin .............................................................. negatif
Kadar air maksimum ....................................................... 7%
Uji fisik :
Diameter, minimum ........................................................ 7 mm
Weevil kernels, Unperfect kernel,
Other damage, broken kernel,
............. persyaratan bervariasi
Discolored kernel, split kernel Admixture
3.5 Daya Guna
A. Biji Kacang Tanah
Kacang tanah pada mulanya hanya digunakan untuk makanan hewan terutama
babi, sapi, dan ayam. Di Amerika sekitar 48% dari jumlah produksi rata-rata
dipergunakan untuk pembuatan Peanut butter : sebanyak 23% untuk kembang gula,
22% untuk kacang asin, dan 4% untuk disangrai.
Di India digunakan untuk pembuatan susu secara besar-besaran sebagai pengganti
susu sapi, karena terbatasnya susu sapi dalam negeri. Susu kacang tanah ini dibuat
dengan melarutkan tepung kacang tanah dalam air, kemudian direbus dan disaring.
Susu kacang tanah yang dihasilkan mengandung protein sebesar 3,3% dan lemak
sekitar 4,2%.
B. Minyak Kacang Tanah
Minyak kacang tanah seperti juga minyak nabati lainnya merupakan salah satu
kebutuhan manusia, yang dipergunakan baik sebagai bahan pangan (edible purpose)
maupun bahan nonpangan (non edible purpose). Sebagai bahan pangan minyak kacang
tanah dipergunakan untuk minyak goreng, bahan dasar pembuatan margarin mayonaise,
salad dressing dan mentega putih (shortening), serta mempunyai keunggulan bila
dibandingkan dengan minyak jenis lainnya, karena dapat dipakai berulang-ulang untuk
menggoreng bahan pangan.
Sebagai bahan non pangan, minyak kacang tanah banyak digunakan dalam
industri sabun, face cream, shaving cream, pencuci rambut dan bahan kosmetik lainnya.
Dalam bidang farmasi minyak kacang tanah dapat digunakan untuk campuran
pembuatan adrenalin dan obat asma.
C. Tepung Kacang Tanah
Tepung kacang tanah dibuat dari pemanggangan kacang tanah, penghalusan
hingga berbentuk pasta (seperti selai kacang tanah tetapi tanpa penambahan garam,
gula, dan minyak) dan mengeluarkan minyak dari dalam kacang tanah. Biasanya
tepung kacang tanah digunakan untuk melengkapi komposisi minyak dan sebagai
penambah cita rasa pada makanan. Tepung kacang tanah dibuat dari refining kacang
tanah yang telah dikeluarkan minyaknya.
Pengeluaran minyak dari dalam kacang tanah menyebabkan tepung kacang
tanah rendah lemak. Tetapi tetap mempertahyankan nutrisi yang lain, seperti protein,
serat, dan nutrisi lainnya yang berguna bagi tubuh.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Minyak juga merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan
karbohidrat dan protein. Satu gram minyak dapat menghasilkan 9 kkal,
padat.
Minyak kacang tanah mengandung Omega 3 yang merupakan lemak tak
jenuh ganda dan Omega 9 yang merupakan lemak tak jenuh tunggal yang
dapat membina ketahanan tubuh dalam mencegah beberapa penyakit
misalnya dapat mencegah penyakit jantung.
4.2 Saran
Lemak Tak Jenuh/LTJ adalah lemak yang menyehatkan karena dibutuhkan tubuh
untuk pembentukan sel-sel baru, serta proses imunologis/ pertahanan tubuh
terhadap infeksi dan alergi. Oleh karena itu disarankan untuk mengkonsumsi
minyak yang memiliki kandungan lemak tak jenuh yang tinggi salah satunya
adalah minyak kacang tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Ketaren, S. 2005. Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: UI Press
Ketaren, S. 2008. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia (UI-Press).
Herlina, Netti. 2002. Lemak dan Minyak.Padang: USU digital library
Ismail. 2009. Kandungan dan Penggunaan Minyak Kacang Tanah. http//www.chemis-try.org(20/03/2015)
Lembaga Minyak dan Gas Bumi. 1999. Kamus Minyak dan Gas Bumi, Edisi keempat,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi. Jakarta :
Lemigas
Suprianta,
dkk.
2009.
Minyak
Kacang
Tanah
dan
http://id.wikipedia.org/wiki/minyak_kacang_tanah_nuts(20/03/2015)
Penggunaanya.