Oleh:
Bayu Wijayanto
1402083
PENDIDIKAN GEOGRAFI
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sang pencipta alam
semesta, manusia, dan kehidupan beserta seperangkat aturan-Nya, karena
berkat limpahan rahmat, taufiq, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan observasi dengan judul Jenis
Keanekaragaman Hayati di Kab. Tegal.
Maksud dan tujuan dari penulis laporan ini tidaklah lain untuk
memenuhi salah satu dari sekian kewajiban mata kuliah Keanekaragaman
Hayati serta merupakan bentuk langsung tanggung jawab saya pada tugas
yang di berikan.
Pada kesempatan ini, saya juga menyampaikan ucapan terimakasih
kepada teman-teman dan juga semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan laporan ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Demikian pengantar yang dapat saya sampaikan dimana penulis pun
sadar bahwasanya penulis hanyalah manusia yang tidak luput dari kesalahan
dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Azza
Wajala hingga dalam penulisan dan penyusunan masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan sarannya agar dapat terciptanya
perubahan yang lebih baik.
Semoga laporan yang penulis buat dapat bermanfaat atau hikmah bagi
saya, pembaca terutama bagi seluruh mahasiswa mahasiswi Universitas
Pendidikan Indonesia.
Bandung, 19 November 2014
Penulis,
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keanekaragaman hayati merupakan salah satu potensi kekayaan
sumberdaya alam hayati yang pada saat ini menjadi masalah yang sangat
menarik. Hal ini dikarenakan potensi keanekaragaman hayati merupakan salah
satu pendorong bagi berkembangnya bioteknologi. Kekayaan sumberdaya alam
hayati ini tergolong yang dapat diperbaharui (Renewable Resources) sehingga
dapat dimanfaatkan dan dikembangkan secara terus menerus sebagai salah satu
komponen aset pembangunan suatu negara. Namun banyak negara belum melihat
potensi yang patut dikembangkan ini sebagai aset yang bermanfaat dan berguna
bagi peningkatan ekonomi suatu negara. Karena diabaikannya dalam
keikutsertaan sebagai bagian dari konsep pembangunan nasional di banyak
negara, tingkat penurunan dan perusakan keanekaragaman hayati meningkat
tajam. Di lain pihak, beberapa negara sudah mulai memanfaatkan
keanekaragaman hayati ini. Tapi hanya sebagian kecil saja yang berhasil karena
keterbatasan kemampuan yang dimilikinya seperti keterbatasan riset, teknologi
yang belum memadai, dana yang belum diprioritaskan dan beberapa masalah
lainnya. Keadaan ini menimbulkan keinginan negara-negara di dunia untuk
meningkatkan kerjasama internasional. Tujuan kerjasama ini tidak hanya untuk
memanfaatkan serta mengembangkan keanekaragaman hayati sebagai suatu
kekayaan dunia, akan tetapi juga melakukan tindakan konservasi agar tidak
mengalami degradasi yang cepat. Dan hal yang terpenting adalah diterapkannya
konsep sustainable use yaitu penggunaan berkelanjutan terhadap sumber genetika
keanekaragaman hayati ini yang akan diwariskan pada generasi mendatang.
Keanekaragaman hayati (Biodiversity) dapat dikatakan sebagai suatu
variasi atau perbedaan yang ada pada organisme-organisme hidup dan
lingkungan ekologi. Karena adanya variasi maka sering dikatakan sebagai jumlah
jenis yang ada. Maka makin besar jumlah jenis, makin tinggi tingkat
keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati juga dapat dikatakan sebagai
suatu istilah yang menekankan pada semua jenis spesies tumbuhan, hewan dan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teoritis
Indonesia memiliki keragaman flora dan fauna (keanekaragaman hayati)
yang sangat besar. Bahkan, keanekaragaman hayati Indonesia termasuk tiga besar
di dunia bersama-sama dengan Brazil di Amerika Selatan dan Zaire di Afrika.
Berdasarkan data dari Departemen Kehutanan dan Perkebunan, pada tahun 1999
jumlah spesies tumbuhan di Indonesia mencapai 8.000 spesies yang sudah
teridentifikasi dan jumlah spesies hewan mencapai 2.215 spesies. Spesies hewan
terdiri atas 515 mamalia, 60 reptil, 1.519 burung, dan 121 kupu-kupu.Besarnya
keanekaragaman hayati di Indonesia berkaitan erat dengan kondisi iklim dan
kondisi fisik wilayah. Suhu dan curah hujan yang besar memungkinkan
tumbuhnya beragam jenis tumbuhan. Tumbuhan memerlukan air dan suhu yang
sesuai. Makin banyak air tersedia makin banyak tumbuhan yang dapat tumbuh
dan karena itu makin banyak hewan yang dapat hidup di daerah tersebut.
Iklim
Jenis tanah
Daerah panas (0 650 meter), tumbuhan yang cocok di daerah ini adalah
kelapa, padi, jagung, tebu, karet.
Daerah sedang ( 650 1500 meter), tumbuhan yang cocok di daerah ini
adalah kopi, tembakau, teh, sayuran.
Daerah sejuk ( 1500 2500 meter), tumbuhan yang cocok di daerah ini
adalah teh, sayuran, kina, pinus.
Daerah dingin (di atas 2500 meter) tidak ada tanaman budidaya
Beberapa jenis flora di Indonesia yang dipengaruhi oleh iklim antara lain sebagai
berikut :
yang curah hujannya sangat sedikit atau rendah. Stepa terda- dapat di Nusa
Tenggara Timur, baik untuk peternakan.
Hutan Bakau atau Mangrove, adalah hutan yang tumbuh di pantai yang
(a). Hutan Hujan Tropis, (b). Sabana, (c). Steppa, (d). Hutan Mangrove
Berbagai jenis flora tersebut telah dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
manusia, baik sebagai bahan furniture, bahan bangunan, bahan makanan, dan lainlain. Sebagai contoh, rotan banyak dimanfaatkan sebagai bahan utama pembuatan
kursi, meja, dan perabotan rumah tangga lainnya. Berbagai jenis kerajinan
dihasilkan dengan memanfaatkan bahan dari rotan. Sentra penghasil produk
kerajinan tersebut banyak berkembang di daerah-daerah tertentu, misalnya di
Cirebon dan daerah lainnya di Pulau Jawa.
2.1.2.
Weber.
1. Fauna tipe Asiatis, Fauna Indonesia bagian Barat atau tipe asiatis
mencakup wilayah Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Mamalia
berukuran besar banyak ditemui di wilayah ini seperti gajah, macan, tapir,
badak bercula satu, banteng, kerbau, rusa, babi hutan, orang utan, monyet,
bekantan, dan lain-lain. Selain mamalia, di wilayah ini banyak pula
ditemui reptil seperti ular, buaya, tokek, kadal, tokek, biawak, bunglon,
kura-kura, dan trenggiling. Berbagai jenis burung yang dapat ditemui di
antaranya burung hantu, gagak, jalak, elang, merak, kutilang, dan berbagai
macam unggas. Berbagai macam ikan air tawar seperti pesut (sejenis
lumba-lumba di Sungai Mahakam) dapat ditemui di wilayah ini.
2. Fauna tipe Australis, Fauna Indonesia bagian Timur atau disebut tipe
australic tersebar di wilayah Papua, Halmahera, dan Kepulauan Aru. Fauna
berupa mamalia yang menghuni wilayah ini antara lain kangguru, beruang,
walabi, landak irian (nokdiak), kuskus, pemanjat berkantung (oposum
layang), kangguru pohon, dan kelelawar. Di wilayah ini, tidak ditemukan
kera. Di samping mamalia tersebut, terdapat pula reptil seperti biawak,
buaya, ular, kadal. Berbagai jenis burung ditemui di wilayah ini di
antaranya burung cenderawasih, nuri, raja udang, kasuari, dan namudur.
Jenis ikan air tawar yang ada di relatif sedikit.
3. Fauna Peralihan dan asli, Fauna Indonesia Tengah merupakan tipe
peralihan atau Austral Asiatic. Wilayah fauna Indonesia Tengah disebut
pula wilayah fauna kepulauan Wallace, mencakup Sulawesi,
Maluku, Timor, dan Nusa Tenggara serta sejumlah pulau kecil di sekitar
pulau-pulau tersebut. Fauna yang menghuni wilayah ini antara lain babi
rusa, anoa, ikan duyung, kuskus, monyet hitam, kuda, sapi, monyet saba,
beruang, tarsius, sapi, dan banteng. Selain itu terdapat pula reptil, amfibi,
dan berbagai jenis burung. Reptil yang terdapat di daerah ini di antaranya
biawak, komodo, buaya, dan ular. Berbagai macam burung yang terdapat
di wilayah ini di antaranya maleo, burung dewata, mandar, raja udang,
rangkong, dan kakatua nuri. Berikut ini gambar contoh fauna Indonesia
bagian Tengah.
2.1.3. Karakteristik Daerah Penelitian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat Penelitian
3.2 Waktu Penelitian
3.3 Metode Penelitian
3.3.1 Observasi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Umum
Keanekaragaman hayati berperan penting sebagai pemenuhan kebutuhan
dasar masyarakat seperti sandang, pangan, papan, obat-batan, dan bahan bakar.
Pemanfaatan keanekaragaman hayati tidak terbatas pada hal tersebut di atas, tetapi
lebih luas lagi yaitu berperan dalam pengaturan kondisi lingkungan seperti
kesuburan tanah, hidrologi, suhu, kelembaban dan pengendalian pencemaran
udara, namun potensi yang sangat besar belum dimanfaatkan dengan baik, bahkan
pada tahun-tahun terakhir ini terjadi kemrosotan keanekaragaman hayati akibat
dari eksploitasi yang berlebihan dan dapat menyebabkan penurunan dalam hal
jenis serta populasinya bahkan kepunahan.
4.2
Jawa Tengah memiliki daftar flora atau fauna dengan status dilindung, namun
belum dilakukan inventarisasi secara mendetail terhadap kekayaan
keanekaragaman hayati yang ada di Kabupaten Tegal, sehingga Instansi terkait
dalam hal ini Dinas Kelautan dan Pertanian Kota Tegal terus berusaha
meningkatkan pemantauan terhadap populasi maupun kelestarian flora fauna
yang dilindungi.
4.2.1. Flora
1. Pohon Palem
Nama ilmiah
Caryota no
Nama daerah
Palem raja/Indonesia
Ceratolobus glaucescens
Palem jawa
Pinanga javana
Pinang Jawa
membungkus batang.
Penjelasan:
Akar Palem tumbuh dari pangkal
batang, berbentuk silinder, kurang
bercabang tetapi biasanya tumbuh
banyak dan masif (padat). Akar
palem biasanya menghunjam dalam
ke tanah, sehingga mampu
menopang batang yang tumbuh
menjulang tinggi (hingga 20m atau
bahkan lebih).
Penjelasan:
Batangnya beruas-ruas dan tidak
memiliki kambium sejati. Bila diiris
melintang, batangnya
memperlihatkan saluran pembuluh
yang menyebar di bagian dalamnya.
Luka batang ini cenderung tidak
tertutup kembali, justru malah
membesar atau malah membusuk.
Penjelasan:
Bunga tersusun dalam karangan
yang bila masih muda terlindung
oleh seludang bunga. Karangan
bunga palem ini disebut mayang.
Tangkai mayang ini bila dilukai
akan mengeluarkan cairan manis
yang disebut nira. Dalam karangan
bunga ini terdapat bunga betina
dan/atau bunga jantan. Jika
keduanya ditemukan bunga betina
terletak di bagian lebih pangkal.
Orang Jawa menyebut bunga betina
sebagai bluluk. Penyerbukan
dilakukan oleh serangga atau
burung.
Penjelasan:
Buah Palem biasanya memiliki
kulit luar yang relatif tebal,
yang menutupi bagian dalam
(mesokarpium) yang berair atau
berserat. Biji dilindungi oleh
lapisan
buah
bagian
dalam
dikenal
juga
sebagai
membentuk
endapan
ini
biasanya
ini
dapat
diminum
sebagai
minuman
penyegar
(seperti
pada
kelapa
dan
siwalan).
Akasia juga dikenal sebagai pohon duri, dalam bahasa Inggris disebut
whistling thorns ("duri bersiul ") atau Wattles,atau yellow-fever acacia ("akasia
demam kuning") dan umbrella acacias ("akasia payung").
Tabel 2. Hasil Pengamatan tanaman Akasia
Penjelasan:
Pohon dengan tinggi hingga
Gambar 4. Daun Palm
Penjelasan:
Perbungan aksiler berbentuk bulir
dengan panjang 7-10 cm yang selalu
berpasangan; panjang tangkai bunga
5-8 mm; bunga terdiri dari 5 helai
daun mahkota yang berukuran 1,7 2 mm, biseksual, kecil, berwarna
kuning emas, dan wangi; daun
kelopak bunga berbentuk bulat
berukuran 0.7-1 mm; benang sari
banyak, dengan ukuran 3 mm; ruang
bakal buah diselaputi banyak
rambut-rambut pendek dan halus.
Buah kering, panjangnya 6.5 cm dan
1-2.5 cm, berkayu, berwarna coklat,
tepinya bergelombang, awalnya
lurus namun ketika buahnya
semakin tua akan terpuntir
berbentuk spiral yang tidak teratur.
Penjelasan:
Biji berbentuk bulat telur hingga
elips, berukuran panjang 4-6 mm
Penjelasan:
Bentuk daun seperti bulat sabit
dengan panjang 10-16 cm dan lebar
1-3 cm, permukaan daun halus
berwarna hijau keabuan dengan 3 4 tulang daun longitudinal yang
jelas.
Penjelasan:
Batang Akasia berbentuk bulat
lurus
bercabang
banyak
3.
Penjelasan:
Gambar 4.
Penjelasan:
Penjelasan:
Bunga majemuk, bentuk payung,
tangkai pipih, tebal, panjang 35-120
cm, pangkal mahkota berlekatan,
bentuk corong, putih, pulik panjang
16 cm, ungu, benang sari
melengkung keluar, tangkai sari
panjang 5-10 cm, kepala sari warna
jingga, bakal buah berbentuk elips,
panjang 1,5 cm, putih keunguan.
Penjelasan:
Akar Bakung berbentuk serabut,
silindris, putih
Penjelasan:
Buah dari Tumbuhan bakung
berbentuk kotak, bulat telur, tiap
kotak terdapat 1 biji yang keras,
bentuk ginjal panjang 5 cm dan
berwarna hitam.
4.
Penjelasan:
Gambar 4.
Penjelasan:
Berdaun tunggal, berseting,
berpelepah, lanset, ujung
rneruncing, tepi rata, pangkal
membulat, panjang 15-27 cm, lebar
2-3 cm, pertulangan sejajar, hijau.
Penjelasan:
Bunga: majemuk, bentuk malai, batang,
ungu kehitaman..
Penjelasan:
Akar serabut, kotor.
5.
Jambu mete
Jambu mede atau jambu monyet (Anacardium occidentale) adalah sejenis
tanaman dari suku Anacardiaceae yang berasal dari Brasil dan memiliki
"buah" yang dapat dimakan. Yang lebih terkenal dari jambu mede adalah
kacang mede, kacang mete atau kacang mente; bijinya yang biasa
dikeringkan dan digoreng untuk dijadikan berbagai macam penganan.
Secara botani, tumbuhan ini sama sekali bukan anggota jambu-jambuan
(Myrtaceae) maupun kacang-kacangan (Fabaceae), melainkan malah lebih
dekat kekerabatannya dengan mangga (suku Anacardiaceae).
Penjelasan:
Pohon berukuran sedang, tinggi
sampai dengan 12 m, dengan tajuk
melebar, sangat bercabang-cabang,
dan selalu hijau. Tajuk bisa jadi
tinggi dan menyempit, atau rendah
dan melebar, bergantung pada
kondisi lingkungannya.
Penjelasan:
Daun-daun terletak pada ujung
ranting. Helai daun bertangkai,
bundar telur terbalik, kebanyakan
dengan pangkal meruncing dan
ujung membundar, melekuk ke
dalam, gundul, 822 513 cm.
Penjelasan:
Bunga berumah satu (monoesis),
bunga-bunga berkelamin campuran,
terkumpul dalam sebuah malai rata
berambut halus, lebar 1525 cm.
Kelopak berambut, 45 mm.
Mahkota runcing, lk 1 cm, putih
kemudian merah, berambut.
Penjelasan:
Buah geluk berwarna coklat tua,
membengkok, tinggi lk 3 cm.
6.
Penjelasan:
Daun bersilang berhadapan,
umumnya terlepas dari
batang,bentuk lanset sampai bentuk
Penjelasan:
Batang tak berambut, tebal 2 mm
sampai 6 mm, berbentuk persegi
empat, batang bagian atas
seringkali dengan sudut agak
berusuk.
Penjelasan:
Buah berbentuk
panjang,ujungruncing,tengah
beralur,masih
mudahijausetelahtuacoklat.
Penjelasan:
Kelopak bunga terdiri dari 5 helai
daun kelopak, panjang 3 mm
sampai 4 mm, dan berambut. Daun
mahkota berwarna putih sampai
keunguan. Buah berbentuk jorong,
pangkal dan ujung tajam, panjang
2 cm, lebar 4 mm, kadang
kadang pecah secara membujur
menjadi 4 keping.permukaan luar
kulit buah berwarna hijau tua
sampai hijau kecoklatan,
7.
Serai
Serai atau sereh adalah tumbuhan anggota suku rumput-rumputan yang
dimanfaatkan sebagai bumbu dapur untuk mengharumkan makanan. Minyak
serai adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan jalan menyuling bagian
atas tumbuhan tersebut. Minyak serai dapat digunakan sebagai pengusir
(repelen) nyamuk, baik berupa tanaman ataupun berupa minyaknya.
Kandungan serai antara lain adalah sitronela, yang tidak disukai oleh
nyamuk. Maka dari itu, serai dapat dibuat menjadi obat nyamuk dan
serangga lainnya.
Penjelasan:
Batang : tegak atau condong,
membentuk rumpun, pendek, masif,
bulat (silindris), gundul seringkali di
bawah buku-bukunya berlilin,
penampang lintang batang berwarna
merah.
Penjelasan:
Daun : tunggal, lengkap, pelepah
daun silindris, gundul, seringkali
Penjelasan:
Bunga : susunan malai atau bulir
majemuk, bertangkai atau duduk,
berdaun pelindung nyata, biasanya
berwarna sama, umumnya putih.
Penjelasan:
Akar Tanaman sereh memiliki akar
yang besar. Akarnya merupakan
jenis akar serabut yang berimpang
pendek
8.
Penjelasan:
Termasuk semak semi-hijau abadi
atau pohon yang meranggas
mencapai 8 m tingginya.
Penjelasan:
Daunnya berselang, sederhana,
lembing membujur, 7-12 cm
panjangnya, dan berlebar 3-4 cm.
Penjelasan:
Bunganya muncul dalam tandan
sebanyak 3-4, tiap bunga berlebar 23 cm, dengan enam daun
bunga/kelopak, kuning-hijau
berbintik ungu di dasarnya.
Penjelasan:
Buahnya bundar atau mirip kerucut
cemara, berdiameter 6-10 cm,
dengan kulit berbenjol dan bersisik.
Daging buahnya putih, menyerupai
dan memiliki rasa seperti podeng.
9.
Jamur Kuping
Jamur kuping (Auricularia auricula) merupakan salah satu kelompok jelly
fungi yang masuk ke dalam kelas Basidiomycota dan mempunyai tekstur
jelly yang unik. Fungi yang masuk ke dalam kelas ini umumnya
makroskopis atau mudah dilihat dengan mata telanjang. Miseliumnya
bersekat dan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: miselium primer
(miselium yang sel-selnya berinti satu, umumnya berasal dari perkembangan
basidiospora) dan miselium sekunder (miselium yang sel penyusunnya
berinti dua, miselium ini merupakan hasil konjugasi dua miselium primer
atau persatuan dua basidiospora).
Karakteristik dari jamur kuping ini adalah memiliki tubuh buah yang
kenyal (mirip gelatin) jika dalam keadaan segar. Namun, pada keadaan
kering, tubuh buah dari jamur kuping ini akan menjadi keras seperti tulang.
Bagian tubuh buah dari jamur kuping berbentuk seperti mangkuk atau
kadang dengan cuping seperti kuping, memiliki diameter 2-15 cm, tipis
berdaging, dan kenyal.
Warna tubuh buah jamur ini pada umumnya hitam atau coklat kehitaman
akan tetapi adapula yang memiliki warna coklat tua. Jenis jamur kuping
yang paling memiliki nilai bisnis yang tinggi adalah yang memiliki warna
coklat pada bagian atas tubuh buah dan warna hitam pada bagian bawah
tubuh buah, serta ukuran tubuh buah kecil. Jamur kuping merupakan salah
Penjelasan:
Cabang banyak dan mengembang ke
kanan dan ke kiri sehingga
membentuk ruang yang lebar. Tinggi
dari tumbuhan kecubung 0,5-2 m.
Penjelasan:
Daun berbentuk bulat telur,
tunggal, tipis, dan pada bagian
tepinya berlekuk lekuk tajam dan
letaknya berhadap-hadapan. Serta
ujung dan pangkal meruncing dan
pertulangannya menyirip. Daun
Kecubung berwarna hijau.
Penjelasan:
Bunga Kecubung tunggal
menyerupai terompet dan berwarna
putih atau lembayung. Mahkotanya
berwarna ungu. Panjang bunga lebih
kurang 12-18 cm. Bunga bergerigi
5-6 dan pendek. Tangkai bunga
sekitar 1-3 cm. Kelopak bunga
bertaju 5 dengan taju runcing.
Tabung mahkota berbentuk corong,
rusuk kuat, dan tepian bertaju 5.
Taju dimahkotai oleh suatu
runcingan. Benang sari tertancap
pada ujung dari tabung mahkota dan
sebagai bingkai berambut mengecil
ke bawah. Bunga mekar di malam
hari. Bunga membuka mnjelang
matahari tenggelam dan menutup
sore berikutnya..
Penjelasan:
Buah Kecubung hampir bulat yang
salah satu ujungnya didukung oleh
tangkai tandan yang pendek dan
melekat kuat. Buah Kecubung
bagian luarnya dihiasi duri-duri
pendek dan dalamnya berisi biji-biji
kecil warna kuning kecoklatan.
Penjelasan:
Eceng gondok hidup mengapung di
air dan kadang-kadang berakar
dalam tanah. Tingginya sekitar 0,4 0,8 meter. Tidak mempunyai batang.
Penjelasan:
Daunnya tunggal dan berbentuk
oval. Ujung dan pangkalnya
meruncing, pangkal tangkai daun
menggelembung. Permukaan
daunnya licin dan berwarna hijau.
Penjelasan:
Bunganya termasuk bunga
majemuk, berbentuk bulir,
kelopaknya berbentuk tabung.
Bijinya berbentuk bulat dan
berwarna hitam.
Penjelasan:
Buahnya kotak beruang tiga dan
berwarna hijau.
Penjelasan:
Akarnya merupakan akar serabut.
13.
Penjelasan:
Penjelasan:
Gambar 22.
(foto )
Gambar 23.
(foto )
Gambar 24.
Penjelasan:
Penjelasan:
4.7.3 Dokumentasi
Membawa foto2 flora dan fauna ke dalam kelas
..
Langkah dalam pembelajaranannya .. . ..
.. .. . . . . . . . . . .. . . . .. . . . . .. .
Strategi, model, dan metode dalam
pembelajarannya .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Rekomendasi
http://www.proseanet.org/prohati4/browser.php?docsid=332