(PLEIDOOI)
Atas nama Terdakwa:
ANAS URBANINGRUM
Perkara Pidana No.__/PID.SUS/TPK/2014/PN.JKT.PST
Diajukan oleh Tim Penasihat Hukum:
Prof. DR. Adnan Buyung Nasution
Pia A.R. Akbar-Nasution, S.H., LL.M.
M Sadly Hasibuan, S.H.
Indra Nathan Kusnadi, S.H.,M.H.
Marlon E. Tobing, S.H.
Aryo Herwibowo,S.T., S.H., MMSI.
_________
_________
_________
_________
_________
Di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta
-1-
-2-
Jakarta, 18
September 2014
Majelis Hakim yang mulia, dan
Penuntut Umum yang kami hormati.
Pertama-tama, kami tim Pembela ingin menyampaikan ucapan
terimakasih dan penghargaan yang tinggi kepada Majelis
Hakim yang telah memimpin persidangan dan memeriksa
Perkara ini dengan arif bijaksana, adil, objektif, serta bebas
dan independen sesuai dengan asas free and impartial
tribunal yang merupakan bagian tak terpisahkan dari prinsip
Negara Hukum (The Rule of Law/Rechtsstaat). Majelis Hakim
juga telah berkenan memberikan kesempatan seluas-luasnya
kepada para pihak untuk melakukan tanya jawab secara
leluasa kepada Saksi, Ahli maupun Terdakwa. Bahkan Majelis
Hakim pun secara aktif dan kritis mengajukan berbagai
pertanyaan kepada Saksi, Ahli maupun Terdakwa, guna
mencari dan menemukan kebenaran materiil yang menjadi
tujuan dari persidangan perkara ini sehingga dapat dicapai
keadilan.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Penuntut Umum
yang telah menjalankan tugasnya secara wajar dan kooperatif,
sehingga persidangan ini dapat berjalan dengan lancar, tanpa
ada ketegangan yang berpotensi merusak suasana dan
jalannya proses persidangan perkara ini.
Selain itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada
panitera pengganti yang telah bekerja sama dengan kami
dalam setiap persiapan pelaksanaan persidangan maupun
membuat notulensi persidangan secara baik dan lengkap. Dan
tidak lupa terima kasih kepada rekan-rekan pers, baik media
cetak,media online dan media elektronik yang selalu setia
meliput proses persidangan ini sejak pagi hari dan tidak
jarang hingga dini hari. Begitu pula dengan masyarakat yang
setia, tekun, dan tertib menghadiri persidangan perkara ini,
sehingga turut membantu kelancaran dan ketenteraman
jalannya proses persidangan perkara ini.
Kini sampailah kita pada agenda persidangan yaitu
pembacaan Nota Pembelaan (Pleidooi), yang pada dasarnya
mengekspresikan pendapat dan kesimpulan kami terhadap
seluruh proses persidangan, baik yang menyangkut faktafakta (question of facts) maupun yang terkait analisa hukum
-3-
yang
-5-
I.
II.
III.
IV.
Pendahuluan;
Fakta-fakta Persidangan dan Analisa Fakta;
Analisa Yuridis Terhadap Tuntutan Penuntut Umum
Kesimpulan dan Permohonan.
I. PENDAHULUAN
TABIR HAMBALANG TERSINGKAP:
Pembelaan Bagi Seorang Mantan Ketua Umum Partai
Terbesar Di Indonesia
Majelis Hakim yang mulia,
Saudara penuntut umum yang terhormat, dan
Rekan-rekan pers yang kami hormati
PLEDOI ini kami mulai dengan sebuah harapan kepada
majelis hakim yang mulia agar memutuskan perkara ini
dengan penuh kebijaksanaan, kearifan dan senantiasa
berkiblat kepada rasa keadilan dan hati nurani
kemanusiaan. Kami berharap pula, majelis hakim secara
teliti mempelajari mengkaji dan mempertimbangkan
semua fakta-fakta persidangan berikut keteranganketerangan saksi-saksi, ahli-ahli dan alat bukti yang ada,
dan melihat semuanya dalam kerangka berpikir bahwa
putusan yang dibuat nantinya adalah putusan yang
memenuhi rasa keadilan, karena amanat yang Maha Kuasa
kepada para hakim adalah melahirkan putusan yang adil,
karena hakim adalah juru bicara keadilan, lebih daripada
juru bicara hukum.
Majelis Hakim yang kami muliakan,
Saudara penuntut umum yang terhormat, dan
Rekan-rekan pers yang kami hormati
Dihukumnya seseorang yang tak bersalah merupakan
urusan semua orang yang berpikir. Begitu kata Filsuf
Prancis, La Bruyerre. Kita memang harus berpikir
mengapa di era demokratis yang menjunjung tinggi rule of
law dan supremasi hukum, masih kita temui seseorang
yang harus diadili untuk kejahatan yang tidak
dilakukannya. Kita juga masih menemukan pengadilan
politik dengan bungkus hukum.
Intervensi politik dalam kasus hukum memiliki sejarah
panjang di negeri ini. Sejak masa penjajahan, politisasi
-6-
-8-
-9-
perintah-perintah
sekalipun.
seperti
itu,
meski
dari
Presiden
- 11 -
tersangka, yakni :
1. Proses penyelidikan sebelum seseorang ditetapkan
menjadi tersangka (vide Pasal 1 angka 5 jo. Pasal
102 KUHAP); dan
2. Proses
pemeriksaan
dipersidangan
dimana
tersangka dituntut, diperiksa dan diadili di sidang
pengadilan (vide Pasal 1 angka 14 jo. Pasal 1 angka
15 KUHAP) dengan menjamin hak tersangka untuk
diberitahukan dengan jelas dalam bahasa yang
dimengerti
olehnya
tentang
apa
yang
disangkakan kepadanya pada waktu pemeriksaan
dimulai (vide Pasal 51 huruf a KUHAP).
a.
beserta
Penasihat Hukum membangun model
klarifikasi dengan pertanyaan yang sudah pernah
diajukan oleh Penuntut Umum, Majelis Hakim bahkan
oleh Terdakwa maupun Penasihat Hukum lainnya. Lebih
lanjut, Penuntut Umum memandang model klarifikasi
yang dilakukan oleh Terdakwa dan Penasihat Hukum
sebagai sebuah penyesatan fakta.
Bahwa baik Penasihat Hukum maupun Terdakwa sama
sekali tidak berupaya untuk menyesatkan fakta.
Penasihat Hukum maupun Terdakwa justru mencari
kebenaran materiil dari keterangan saksi tersebut.
Apabila Penasihat Hukum dan Terdakwa menggunakan
keterangan saksi lain dalam BAP yang belum
dihadirkan sebagai saksi, upaya tersebut guna
klarifikasi
atau
mendapatkan
kebenaran
atas
keterangan-keterangan
saksi
dalam
BAP
yang
menyebut nama saksi yang sedang dihadirkan dalam
persidangan. Seingat Penasihat Hukum keterangan
saksi dalam BAP yang belum dihadirkan tetapi
diklarifikasi kepada saksi yang sedang dihadirkan
dalam
persidangan
adalah
hanya
keterangan
Muhammad Nazaruddin. Dalam BAPnya, Muhammad
Nazaruddin telah banyak menyebutkan nama-nama
saksi-saksi lain mengenai suatu peristiwa atau
perbuatan yang harus diklarifikasi atau dicari
kebenarannya
dari
saksi-saksi
yang
namanya
disebutkan tersebut. Selanjutnya apabila Penasihat
Hukum dan Terdakwa dikatakan membangun metode
bertanya yang mengulang-ngulang, hal tersebut
semata-mata dikarenakan Penasihat Hukum dan
Terdakwa mempunyai sudut pandang yang berbeda
dengan Penuntut Umum maupun Majelis Hakim. Hal
demikian tidaklah dapat disimpulkan sebagai suatu
upaya untuk menyesatkan fakta.
Bahwa upaya untuk menyesatkan fakta justru kerap kali
dilakukan oleh Penuntut Umum dalam melakukan
metode klarifikasi kepada saksi-saksi, antara lain:
Penuntut Umum kerap kali meminta klarifikasi saksi
atas pendapat atau jalan pikiran Penuntut Umum
sendiri atau setidak-tidaknya memberikan pertanyaan
mengenai pendapat kepada saksi fakta. Di samping itu
Penuntut Umum kerap kali memberikan pertanyaan
terhadap suatu hal yang tidak dialami, dirasa dan
didengar langsung oleh saksi yang bersangkutan (hear
say), khususnya keterangan-keterangan yang hanya
- 13 -
diragukan
validitas
keterangannya.
Hal
ini
menunjukkan Penuntut Umum sama sekali tidak dapat
membuktikan pernyataan atau keraguan atas validitas
keterangan saksi-saksi tersebut.
Namun demikian perlu diingat bahwa dalam perkara
aquo sebagian besar saksi-saksi merupakan saksi a
charge (saksi memberatkan) yang telah dimintai
keterangannya dalam BAP oleh Penyidik KPK dan
dihadirkan oleh Penuntut Umum untuk membuktikan
dakwaannya. Di samping itu, sebelum saksi dimintakan
keterangannya dalam persidangan, Penuntut Umum
selalu memulai dengan pertanyaan: apakah saksi telah
memberikan
keterangan
dalam
BAP,
apakah
keterangan dalam BAP tersebut sudah benar dan
apakah saksi dipaksa atau ditekan dalam memberikan
keterangan. Namun setelah keterangan saksi dalam
persidangan ternyata justru membantah dalil dakwaan
Penuntut Umum, sungguh tidak adil dan bertentangan
dengan asas due process of law apabila Penuntut
Umum menyatakan meragukan keterangan saksi-saksi
tersebut dan selanjutnya mengesampingkannya dalam
mebuat
Surat
Tuntutan.
Terjadinya
hal
ini
memunculkan pertanyaan dalam benak Penasihat
Hukum, untuk apa persidangan ini dilakukan kalau
keterangan saksi-saksi yang tidak menguntungkan
dakwaan Penuntut Umum kemudian diragukan dan
dikesampingkan dalam Surat Tuntutan, bukankah
tujuan persidangan adalah untuk mencari kebenaran
materiil.
Di samping itu pernyataan Penuntut Umum yang
meragukan validitas keterangan saksi karena adanya
kedekatan psikologis, sama sekali tidak disertai buktibukti. Dengan kata lain Penuntut Umum
hanya
membuat asumsi belaka.
6. Manipulasi
hukum
dan
tebang
pilih
dalam
Penyidikan dan Penuntutan Perkara yang melanggar
asas The Due Process of Law dan Negara Hukum
- 17 -
- 18 -
Fakta Persidangan
- 20 -
c.
- 22 -
i.
ii.
- 23 -
II.2.
- 25 -
(ii)
Bahwa
saksi
Clara
Mauren
menerangkan pernah menjabat
sebagai manager marketing di PT
Anugerah Nusantara, kemudian
saksi Clara Mauren memberikan
keterangan bahwa saksi tidak
pernah
melihat
Terdakwa
berkantor di PT Anugerah Group.
Saksi Clara Mauren juga tidak
melihat
adanya
ruang
kerja
Terdakwa di PT Anugrah Group
maupun setelah berubah nama
menjadi Permai Group. Saksi tidak
pernah
melihat
Terdakwa
mengikuti atau memimpin rapat
perusahan di Anugrah Group
maupun di Permai Group. Bahkan
saksi menerangkan bahwa saksi
mengetahui
pemilik
Anugrah
Group dan Permai Group adalah
saksi Muhammad Nazaruddin.
- 26 -
PT
Bahwa
berdasarkan
dokumen
dan
informasi yang diperoleh Penasihat Hukum
tentang
struktur
kepemilikan
dan
kepengurusan dari PT. Anugrah Nusantara
dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia, terungkap secara jelas bahwa
Terdakwa bukanlah sebagai Pemilik dan
bukan juga sebagai Pengurus dari PT
Anugrah Nusantara. Hal ini berdasarkan
data
pada
Subdit
Badan
Hukum,
Direktorat Perdata, Direktorat Jenderal
Administrasi
Hukum
Umum
pada
Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia, sebagaimana diuraikan dibawah
ini :
1.Pendirian PT Anugrah Nusantara
a. Nomor dan tanggal akta : 75; 25
Januari 1999
b. Notaris : H.Asman Yunus,SH
berkedudukan di Pekanbaru
SpN
- 28 -
330
90
60
60
60
Susunan Pengurus :
Direktur Utama
: Muhammad
Nazarudin
Direktur
: Muhammad Nasir
Komisaris Utama : Drs. Ayub Khan
Komisaris
: Muhammad Ali
Komisaris
: Muhammad
Yunus Rasyid, SH
2. Perubahan Anggaran Dasar
a. Nomor dan Tanggal Akta : 1; tanggal 1
Februari 2006
b. Notaris : H. Asman Yunus, SH, SpN
berkedudukan di Pekanbaru
- 29 -
- 30 -
- 31 -
d. Modal Perseroan
- Modal Dasar : Rp. 500.000.000.000
terbagi atas 500.000 saham, masingmasing saham bernilai Rp. 1.000.000
- Modal ditempatkan/disetor
200.000 saham atau Rp.
200.000.000.000
- 32 -
- 33 -
h. Susunan Pengurus
Direktur Utama : Amin Andoko
Direktur : Muhammad Fajarkurnia
Komisaris Utama : Saimun Sinaga
Komisaris : Drs. Achmad Dharsono
Berdasarkan uraian data diatas, maka
telah terungkap secara jelas :
Bahwa sejak tahun 1999 hingga tahun
2010 tidak tercantum nama Terdakwa
baik sebagai Pemilik, atau sebagai
pemegang saham, maupun sebagai
pengurus pada PT Anugrah Nusantara.
Bahwa Pemilik dan Pengurus dari PT
Anugrah
Nusantara
adalah
saksi
Muhammad Nazaruddin dan Keluarganya.
b.
- 35 -
proyek-proyek
dikelola Angelina
- 37 -
- 38 -
- 39 -
- 40 -
halaman
1238
yang
pada
pokoknya
menyebutkan bahwa dalam pengurusan
proyek yang dilakukan Terdakwa melalui
Permai Group, Terdakwa mendapatkan fee
antara 7% (tujuh persen) sampai dengan
22% (dua puluh dua persen) yang disimpan
di brankas Permai Group.
Fakta bahwa Terdakwa tidak pernah
melakukan pengurusan proyek proyek
yang bersumber dari APBN
Bahwa saksi M Arif Taufikurahman dalam
persidangaan
tanggal
26
Juni
2014,
menyatakan
tidak
pernah
melakukan
pembicaraan mengenai proyek dengan
Terdakwa, kesaksian saksi
M Arif
Taufikurahman juga didukung dengan saksi
Abdul Ali Fauzi, saksi Sir Maharani Siregar
dan saksi Yuli Nurwanto bahwa tidak pernah
ada
pembicaraan
dengan
Terdakwa
mengenai proyek-proyek yang dikerjakan
oleh PT. Adhi Karya.
Bahwa saksi Teuku Bagus dalam persidangan
tanggal 30 Juni 2014 menyatakan, pada akhir
tahun 2010 saksi pernah bertemu dengan
saksi Dedy Kusdinar dan saksi Lisa L Isa,
dalam pertemuan tersebut saksi Lisa L Isa
atas perintah Sesmenpora menyampaikan
kepada saksi mengenai kewajiban fee
sebesar 18% dari kontrak yang akan
ditandatangani PT Adhi Karya terkait proyek
Hambalang. Saksi Teuku Bagus secara jelas
menyatakan tidak ada keterlibatan Terdakwa
mengenai permintaan fee sebesar 18%, saksi
juga menyatakan tidak mengenal Terdakwa
dan tidak pernah bertemu dengan Terdakwa,
hanya mengetahui dari pemberitaan media.
Bahwa saksi Wafid Muharam, menyatakan
tidak mengetahui mengenai permintaan fee
sebesar 18%, saksi dalam persidangan
menyatakan bahwa tidak ada pertemuan
dengan Terdakwa di chatter box di Plaza
senayan yang dihadiri saksi, Terdakwa, saksi
Muhammad
Nazararuddin
dan
saksi
- 41 -
- 44 -
Terdakwa
maupun
M.
Nazaruddin
melalui
Ignatius
Mulyono, namun karena memang BPN
telah saatnya menerbitkan SK BPN
Tanah Hambalang tersebut.
Bahwa SK BPN Tanah Hambalang yang
telah diterbitkan tersebut selanjutnya
diambil oleh saksi Ignatius Mulyono dan
diserahkan
kepada
Muhammad
Nazaruddin di ruang lantai 9, Gedung
DPR RI
Fakta pengurusan SK BPN Tanah
Hambalang
oleh
Muhammad
Nazaruddin melalui Mindo Rosalina
Manulang
Bahwa menurut keterangan saksi Mindo
Rosalina Manulang pada persidangan
tanggal
14
Agustus
2014,
Wafid
Muharam pernah meminta saksi untuk
menyampaikan
kepada
Muhammad
Nazaruddin agar membantu pengurusan
sertifikat
proyek
Hambalang.
Dari
keterangan saksi ini diketahui bahwa
pihak yang membantu pengurusan
sertifikat proyek Hambalang adalah
Muhammad
Nazaruddin,
bukan
Terdakwa atau setidak-tidaknya pihak
yang diminta bantuannya oleh Wafid
Muharam
adalah
Muhammad
Nazaruddin, bukan Terdakwa.
Setelah saksi Mindo Rosalina Manulang
menyampaikan pesan Wafid Muharam
kepada saksi Muhammad Nazaruddin,
saksi diperintahkan saksi Muhammad
Nazaruddin untuk menghubungi saksi
Joyo Winoto. Selanjutnya saksi beberapa
kali menelpon saksi Joyo Winoto, tetapi
tidak diangkat dan sms tidak dibalas
sehingga
kemudian
saksi
melapor
kepada saksi Muhammad Nazaruddin.
Menindaklanjuti laporan saksi Mindo
Rosalina Manulang, saksi Muhammad
Nazaruddin menghubungi seseorang,
- 45 -
yang
tidak
diketahui
saksi
siapa
orangnya. Saat itu saksi Muhammad
Nazaruddin berkata: Pak Joyo sudah
ditelepon Rosa tetapi tidak diangkat
mas, di-sms juga tidak dibalas. Setelah
menelpon orang tadi, akhirnya saksi
Muhammad Nazaruddin memerintahkan
kembali saksi Mindo Rosalina Manulang
untuk menghubungi saksi Joyo Winoto,
yang dibalas melalui SMS: ke sekertaris
saya saja.
Setelah mendapat SMS dari saksi Joyo
Winoto tersebut di atas, saksi Mindo
Rosalina Manulang mendatangi kantor
BPN R.I.. Kedatangan saksi ditemui oleh
sekertaris Joyo Winoto dan menyerahkan
bungkusan dokumen dengan amplop
warna coklat. Bungkusan dokumen
tersebut kemudian diserahkan saksi
Mindo Rosalina Manulang kepada saksi
Muhammad Nazaruddin di ______.
Terkait pembicaraan pertelepon antara
Muhammad
Nazaruddin
dengan
seseorang, saksi Mindo Rosalina dalam
persidangan
memberi
klarifikasi
keterangannya pada butir 19 BAP
tertanggal
1
Maret
2013,
yang
menyatakan: Pak Nazar menghubungi
Pak
Anas
Urbaningrum.
Dalam
keterangannya di persidangan, Saksi
Mindo
Rosalina
menyatakan
tidak
mengetahui siapa orang yang dihubungi
saksi Muhammad Nazaruddin tersebut
dan penyebutan nama Anas dalam BAP
tertanggal 1 Maret 2013 semata-mata
merupakan asumsi saksi Mindo Rosalina
Manulang, karena istilah mas biasanya
merupakan panggilan saksi Muhammad
Nazaruddin kepada Terdakwa. Bahwa
terkait dengan asumsi saksi Mindo
Rosalina Manullang tersebut, Terdakwa
dalam persidangan yang sama telah
memberikan
tanggapan
yang
membantah asumsi tersebut. Terdakwa
tidak pernah melakukan pembicaraan
- 46 -
pengurusan
SK
BPN
Tanah
Hambalang atau sertifikat tanah
proyek
Hambalang
merupakan
inisiatif dan/atau perintah dari saksi
Muhammad Nazaruddin, yaitu baik
kepada saksi Ignatius Mulyojo
maupun
kepada
saksi
Mindo
Rosalina Manulang;
(ii) Dokumen berupa SK BPN Tanah
Hambalang yang telah diterbitkan
oleh saksi Joyo Winoto selaku kepala
BPN R.I. diserahkan kepada saksi
Muhammad
Nazaruddin
karena
proses SK BPN tersebut selesai; dan
(iii) Terdakwa terbukti sama sekali tidak
mempunyai inisiatif atau berperan
dalam
pengurusan
SK BPN Tanah Hambalang tersebut.
(2) Fakta bantahan peran Terdakwa
dalam pengurusan Proyek P3SON
Bahwa Penuntut Umum dalam Surat
Dakwaan halaman _____ dan Surat
Tuntutan
halaman
_______
pada
pokoknya menguraikan dalil bahwa
Terdakwa berperan dalam pengurusan
proyek P3SON, antara lain membantu
penerbitan SK BPN Tanah Hambalang,
sebagaimana
telah
terbantahkan
berdasarkan
uraian
di
atas
dan
menghadiri pertemuan-pertemuan yang
membicarakan proyek Hambalang.
Bahwa dalil Penuntut Umum tersebut
bertentangan dengan fakta persidangan,
karena:
a. Saksi
- 47 -
Wafid
Muharam
pada
- 48 -
memperoleh
proyek
Hambalang
maupun
mengikuti
pertemuanpertemuan yang membahas proyek
Hambalang.
Bahwa berdasarkan uraian-uraian di
atas, maka telah terungkap fakta
Terdakwa sama sekali tidak berperan
dalam pengurusan proyek Hambalang
maupun memenangkan PT Adhi Karya
untuk mengerjakan proyek Hambalang.
Terdakwa juga terbukti tidak pernah
mengikuti pertemuan-pertemuan yang
membahas proyek Hambalang.
b.
- 49 -
- 50 -
- 51 -
- 52 -
- 53 -
- 54 -
(ii)
- 55 -
Bahwa
berdasarkan
keterangan
Terdakwa
yang
didukung
oleh
keterangan
saksi
Muhammad
Rahmad,
saksi
Ruhut
Poltak
Sitompul,
saksi
Prof
Achmad
Mubarok, saksi Saan Mustofa, saksi
Pasha Ismaya Sukardi, saksi Sudewo,
saksi Mirwan Amir, saksi Umar Arsal
tidak ada pertemuan 513 DPC di
bulan Januari 2010 yang tujuannya
untuk
membahas
pencalonan
Terdakwa
sebagai
Ketua
Partai
Demokrat. Fakta lain terungkap
bahwa jumlah DPC Partai Demokrat
hanya 490 bukan 513 tetap tidak
dapat
menampung
jumlah
keseluruhan para DPC-DPC.
Bahwa di bulan Januari 2010
sebagian anggota Partai Demokrat
disibukkan dengan kegiatan Pansus
Bank Century yang cukup menyita
waktu. Bahwa saat itu Terdakwa
sebagai
Ketua
Fraksi
Partai
Demokrat diminta khusus oleh Ketua
Dewan Pembina (yaitu Bapak SBY)
agar menjaga jalannya Pansus Bank
Century tersebut, sehingga tidak
mungkin
bagi
Terdakwa
untuk
memikirkan hal-hal lain diluar dari
Pansus Bank Century.
Bahwa saksi Eva Ompita Soraya dan
Muhamad Rahmad-pun membantah
penah membagi uang kepada DPC
sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh
juta rupiah) dan koordinator wilayah
sebesar Rp25.000.000,00 (dua puluh
lima juta rupiah) serta entertainment
sebesar Rp20.000.000,00 (dua puluh
juta rupiah) yang keseluruhannya
berjumlah Rp7.000.000.000,00 (tujuh
milyar rupiah) di Apartment Senayan
City.
Oleh karena itu berdasarkan faktafakta yang diuraikan di atas maka
- 56 -
- 57 -
- 58 -
Kemayoran,
berupa
konsolidasi
nasional yang dipimpin oleh Ketua
Dewan Pembina dan Ketua Umum
pasca kekalahan voting Pansus Bank
Century.
Bahwa sebagai bentuk silaturahmi
Terdakwa
kepada
kader
Partai
Demokrat dalam rangka pencalonan
sebagai Ketua Partai Demokrat maka
pada tanggal 27-28 Maret 2010
Terdakwa berserta tim relawan
mengadakan acara silatuhrahmi di
Hotel Sultan. Bahwa fakta sidang
juga menerangkan bukan hanya
terdakwa yang mengadakan acara di
tanggal 28 Maret 2010 namun Bapak
Andi
Malarangeng
dan
Bapak
Marzukie Ali.
Bahwa selanjutnya tim relawan yang
terdiri dari saksi Ruhut Poltak
Sitompul,
saksi
Prof
Achmad
Mubarok, saksi Saan Mustofa, saksi
Pasha Ismaya Sukardi, saksi Sudewo,
saksi Mirwan Amir dan saksi Umar
Arsal tidak dapat memastikan jumlah
kehadiran DPC, sehingga mustahil
apabila
Penuntut
Umum
dapat
memastikan peserta yang hadir
sebanyak 446 DPC ditambah 138
DPC.
Bahwa saksi Eva Ompita Soraya dan
Muhamad Rahmad-pun membantah
membagikan
uang
sebesar
Rp.10.000.000,(sepuluh
juta)
kepada masing-masing DPC dan
menerima Rp.25.000.000,- (dua puluh
lima juta Rupiah) untuk koordinator
Wilayah dan Rp. 20.000.000,- (dua
puluh
juta
Rupiah)
untuk
entertainment.
(vi) Tidak pernah ada kegiatan road
show secara khusus dalam rangka
- 59 -
c. Fakta
mengenai
Penerimaan
dari
Muhammad Nazaruddin Uang Sebesar
Rp 30.000.000.000,00 (tiga puluh
milyar Rupiah) dan USD 5.225.000
(lima juta dua ratus dua puluh lima
Rupiah) untuk Keperluan Pelaksanaan
Pemilihan
Ketua
Umum
Partai
Demokrat.
Bahwa
saksi
Rio
Abdul
Rachman
memberikan
keterangan
mengenai
pembagian Blackberry adalah pekerjaan
tambahan, pekerjaan sebenarnya adalah
sebagai LO untuk mengawal orang-orang.
Kemudian tiba tiba ada instruksi untuk
mendistribusikan
blackberry
kepada
peserta (yang mana disinyalir uang
pembelian blackberry tersebut diberikan
dari Permai Group). Namun demikian tidak
- 61 -
- 62 -
- 63 -
- 64 -
- 65 -
- 66 -
- 67 -
tersebut.
Kemudian
ada
kesesuaian
keterangan saksi Wahyudi Utomo dengan
keterangan saksi riyadi bahwa tidak ada
pengiriman
uang
kepada
Anas
Urbaningrum baik penyerahan itu di Soto
Pak Sadi maupun di tempat lain . Perlu
menjadi catatan bahwa keterangan saksi
Wahyudi Utomo ini patut memiliki nilai
pembuktian dengan mengingat posisi saksi
sebagai ajudan dari M Nazaruddin dan
bukan merupakan
orang dekat dari
terdakwa Anas Urbaningrum.
pembelian
mobil
Toyota
- 68 -
mengambil di lemari.
- Bahwa telah menjadi fakta persidangan
berdasarkan keterangan Terdakwa bahwa
uang Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta
Rupiah) yang dipergunakan Terdakwa untuk
pembayaran uang muka pembelian mobil
Toyota Harrier merupakan pemberian dari
Bapak SBY karena telah berhasil menjadi
tim sukses Bapak SBY pada saat Pilpres
2009.
Fakta pemesanan mobil Toyota Harrier
oleh Muhammad Nazaruddin, pengiriman
mobil Toyota Harrier oleh Duta Motor dan
waktu diterimanya mobil Toyota Harrier
oleh Terdakwa
- Bahwa setelah penyerahan uang muka
sebesar
Rp.200.000.000,- (dua ratus juta Rupiah),
selanjutnya mobil Toyota Harrier tersebut
dipesan oleh saksi Muhammad Nazaruddin
dengan cara mendatangi showroom Duta
Motor pada tanggal 12 September 2009.
Menurut
keterangan
saksi
Jimmy
Hermawan
yang
merupakan
Direktur
showroom Duta Motor dan saksi Frans
Guna Wijaya, sales di showroom Duta
Motor, mobil Toyota Harrier tersebut
langsung diantar oleh saksi Frans Guna
Wijaya pada hari yang sama (yaitu tanggal
12 September 2009) ke kantor saksi
Muhammad Nazaruddin di Tebet.
- Setelah sampai di kantor saksi Muhammad
Nazaruddin di Tebet untuk mengantarkan
mobil Toyota Harrier tersebut, saksi Frans
Guna Wijaya bertemu dengan saksi Neneng
Sri Wahyuni dan menerima pembayaran.
Saksi Neneng Sri Wahyuni melakukan
pembayaran dengan uang tunai sebesar
Rp.150.000.000,- (seratus lima puluh juta
Rupiah) dan cek dengan tanggal mundur
pada
17
September
2009
sebesar
Rp.520.000.000,- (lima ratus dua puluh juta
Rupiah).
- 70 -
- Bahwa
berdasarkan
keterangan
saksi
Nurachmad Rusdam, mobil Toyota Harrier
tersebut pada hari yang sama (12
September
2009)
atas
permintaan
Terdakwa diambil oleh saksi dan dibawa ke
rumah Terdakwa. Keterangan ini ditegaskan
oleh saksi Riyadi yang menyatakan melihat
mobil Toyota Harrier tersebut telah
terparkir di rumah Terdakwa pada tanggal
12 September 2009 malam dan beberapa
hari kemudian telah digunakan saksi untuk
mengantar aktivitas Terdakwa.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka
telah terungkap fakta dalam persidangan
bahwa mobil Toyota Harrier tersebut dibeli
oleh Terdakwa sendiri, bukan merupakan
penerimaan dan waktu pemesanan, pengiriman
sampai mobil Toyota Harrier tersebut diterima
oleh Terdakwa terjadi pada tanggal 12
September 2009.
Fakta asal uang pembelian Toyota Harrier
bukan dari proyek Hambalang
- Bahwa cek dengan tanggal mundur pada 17
September 2009 terbukti merupakan cek
yang
dikeluarkan
oleh
PT
Pacific
Putra
Metropolitan
dan
ditandatangani oleh saksi Clara Maureen
selaku Direktur Utama. Dalam persidangan
pada tanggal 30 Juni 2014, saksi Clara
Maureen membenarkan tanda tangan yang
tertera pada cek tersebut merupakan
tandatangan miliknya. Keterangan yang
sama juga disampaikan oleh saksi Neneng
Sri Wahyuni tentang tandatangannya dari
saksi Clara Mauren. Namun Clara Mauren
menyatakan baru mengetahui penggunaan
cek tersebut untuk pembelian mobil Toyota
Harrier, ketika saksi dipanggil oleh saksi
Muhammad Nazaruddin di rutan Mako
Brimob.
Pada
saat bertemu
dengan
Muhammad Nazaruddin di Mako Brimob
tersebut, Saksi Clara Maureen mengaku
- 71 -
- 72 -
Fakta
pengambilan/pengucapan
Sumpah
Terdakwa sebagai anggota DPR-RI Periode
2009 2014 pada tanggal 1 Oktober 2009
- 73 -
penjualannya
akan
dikembalikan
Muhammad Nazaruddin.
kepada
Terkait
Penerimaan-Penerimaan
a. Fakta
Terkait
Kegiatan
Survey
Pemenangan Anas Urbaningrum
Penuntut Umum mendalilkan dalam Surat
Tuntutan-nya
halaman
1489
bahwa
Terdakwa menerima fasilitas survey PT
- 75 -
- 76 -
Bahwa
berdasarkan
fakta
yang
terungkap
dipersidangan
dari
keterangan
saksi
Denny
JA
dan
Terdakwa, Terdakwa tidak pernah
berjanji akan memberikan pekerjaan
survey untuk calon Bupati/Walikota
dari Partai Demokrat, namun yang
diminta oleh saksi Denny JA agar
Partai Demokrat tidak menghalangi
LSI untuk menjadi salah satu
rekanan Partai Demokrat;
LSI
tidak
pernah
menerima
pembayaran
Rp. 1.400.000.000,- (satu milyar empat
ratus juta Rupiah)
-
Surat
Tuntutannya
halaman
1496,
Terdakwa menerima fasilitas 1 (satu) unit
mobil Toyota Vellfire Nomor Polisi B 69 AUD
berikut dengan aksesorisnya dengan total
harga Rp. 735.000.000,- (tujuh ratus tiga
puluh lima juta Rupiah), dengan rincian
harga mobil Toyota Vellfire sebesar Rp.
700.000.000,- (tujuh ratus juta Rupiah),
kemudian mobil Toyota Vellfire dilengkapi
dengan kamera dan monitor, jok beludru
warna hitam serta audio pada mobil Toyota
Vellfire
tersebut
senilai
Rp. 35.000.000,- (tiga puluh lima juta
Rupiah).
Bahwa dalil Penuntut Umum tersebut tidak
sesuai dengan keterangan saki-saksi dalam
persidangan. Fakta yang terungkap dalam
persidangan:
Pembelian
mobil
Toyota
Vellfire
ditujukan untuk kepentingan internal
PT Atrindo Internasional
-
- 78 -
tidak
terpakai,
berdasarkan
rapat
bulanan PT Artindo Internasional, saksi
Wasith Suady dan saksi Nunung
Krisbianto
berencana
untuk
meminjamkan mobil Toyota Vellfire
kepada Terdakwa.
-
Tidak
ada
penambahan
aksesoris
terhadap 1 (satu) unit mobil Toyota
Vellfire
-
- 79 -
- 81 -
- 85 -
Bahwa
saksi
Asat
Said
Ali,
saksi
Muhammad Yusuf, dan saksi Atabik Ali
menyatakan
bahwa
pondok
Pesantren
Krapyak didirikan dan dipimpin pertama kali
oleh kakek kandung saksi Atabik Ali (saksi
Atabik Ali menerangkan bahwa pondok
pesantren Krapyak telah didirikan sejak
tahun 1911);
Bahwa
saksi
Asat
Said
Ali,
saksi
Muhammad Yusuf, saksi Atabik Ali dan saksi
a de charge Afif Muhammad menyatakan
bahwa setelah KH. Ali Maksum wafat (pada
tahun 1989), maka saksi Atabik Ali yang
- 86 -
- 87 -
Bahwa
berdasarkan
keterangan
saksi
Atabik Ali, saksi Etty Mulianingsih, saksi
Arry Ligias Baskoro, didapat petunjuk
bahwa
uang
tunai
sejumlah
Rp.
132.150.000,- (seratus tiga puluh dua juta
seratus lima puluh ribu Rupiah), USD
184.000 (seratus delapan puluh empat ribu
US Dollar), USD 1.109.100 (satu juta
seratus sembilan ribu seratus US Dollar),
dan USD 290.000 (dua ratus sembilan puluh
ribu US Dollar) yang dipergunakan untuk
membayar 2 (dua) bidang tanah seharga
Rp. 15.740.000.000,- (lima belas milyar
tujuh ratus empat puluh juta Rupiah)
tersebut adalah milik saksi Atabik Ali yang
diperoleh oleh saksi Atabik Ali dari hasil
penjualan kamus Arab-Indonesia, kamus
Indonesia-Arab, kamus Inggris-IndonesiaArab, dan kamus Inggris-Indonesia-Arab
edisi lengkap yang ditulis, diterbitkan dan
dicetak oleh saksi Atabik Ali;
- 88 -
Bahwa
berdasarkan
keterangan
saksi
- 89 -
- 90 -
Bahwa
saksi
a
charge
Atabik
Ali
menerangkan bahwa emas batangan yang
digunakan untuk membayar 2 (dua) bidang
tanah tersebut diperoleh dari warisan dari
bapak kandung saksi (bapak kandung saksi
meninggal dunia pada tahun 1989).
Kesaksian saksi Atabik Ali ini diperkuat
dengan ditunjukkannya oleh saksi Dinazad
berupa bukti catatan asli tulisan tangan
bapak kandung saksi Atabik Ali dalam
tulisan Arab pegon (huruf Arab dengan
bacaan bahasa Jawa) yang tertulis bahwa
saksi selaku salah satu ahli waris
mendapatkan
emas
batangan
London
senilai Rp. 3.000.000,- (tiga juta Rupiah);
- 91 -
Bahwa
berdasarkan
keterangan
saksi
Muhammad Yusuf, saksi Zulfa Kamil, dan
saksi Ikromurrofiq diperoleh petunjuk
bahwa di dalam melakukan transaksi jual
beli tanah sebelum dan sesudah pembelian
2 (dua) bidang tanah tersebut dan
penjualan kamus kepada Toko Buku Menara
Kudus sejak tahun 1989, saksi Atabik Ali
seringkali menggunakan transaksi secara
tunai;
- 92 -
- 93 -
Bahwa
berdasarkan
saksi
Magdawati
diperoleh petunjuk bahwa Undang-Undang
Pertanahan
&
Agraria
mensyaratkan
pembayaran jual beli tanah secara tunai di
hadapan PPAT;
- 94 -
IUP
atas
- 96 -
- 97 -
- 98 -
- 99 -
Hukum
Yang
III.
1.
2.
3.
ANALISA
YURIDIS
PENUNTUT UMUM
PASAL
YANG
DITUNTUT
1.
Analisa
Unsur
Pegawai
Penyelenggara Negara
Negeri
atau
memang
- 103 -
menguraikan
bahwa:
Terdakwa
Anas
Urbaningrum
selaku
Anggota
Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
(DPR-RI) masa jabatan tahun 2009 2014
berdasarkan Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 70/P Tahun 2009 tanggal
15 September 2009, yang selanjutnya
ditempatkan pada Komisi X DPR-RI sebagai
Ketua Fraksi dari Fraksi Partai Demokrat
DPR-RI.
Bahwa fakta yang diuraikan Penuntut Umum
tersebut di atas merupakan fakta baru yang
menyesatkan. Bahwa sebagaimana identitas
Terdakwa yang tercantum pada halaman 1 Surat
Tuntutan, Terdakwa adalah mantan anggota DPR
R.I.
Bahwa Terdakwa berfungsi sebagai anggota DPR
R.I. periode 2009 2014 terhitung sejak tanggal
Terdakwa dilantik dan mengucapkan sumpah
jabatan pada tanggal 1 Oktober 2009. Hal ini
telah
ditegaskan
berdasarkan
Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 70/P Tahun
2009 tanggal 15 September 2009 (Keputusan
Presiden No. 70/2009), dimana salah satu
diktumnya menyatakan surat keputusan ini
dinyatakan berlaku sejak dilakukan pelantikan
dan pengambilan sumpah jabatan.
Terdakwa telah mengundurkan diri sebagai
anggota DPR R.I. melalui surat pengunduran diri
tertanggal __________. Selanjutnya berdasarkan
Keputusan Presiden Republik Indonesia No.
________, tertanggal ________ , pengunduran diri
Terdakwa ditegaskan dan diangkat orang lain
menggantikan kedudukan Terdakwa sebagai
anggota DPR R.I. dari fraksi Partai Demokrat.
Dengan pengunduran diri Terdakwa tersebut,
maka sejak tanggal pengunduran diri, Terdakwa
tidak lagi berfungsi atau memiliki kewenangan
dan kekuasaan sebagai anggota DPR R.I. dan
karenanya Terdakwa tidak lagi masuk sebagai
sasaran norma atau adresart norm ketentuan
Pasal 12 huruf (a) UU Tipikor.
d. Terdakwa
- 105 -
hanya
menjadi
bagian
dari
- 106 -
- 107 -
Penyelenggara
Negara
adalah
Pejabat
Negara yang menjalankan fungsi eksekutif,
legislatif, atau yudikatif, dan pejabat lain yang
fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan
penyelenggaraan negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Sementara itu, Pasal 5 ayat (1) UU No.
8/1999, menyatakan:
Setiap
Penyelenggara
berkewajiban untuk:
Negara
1. Mengucapkan
sumpah
atau
janji
sesuai dengan agamanya sebelum
memangku jabatannya;
Bahwa kata kunci dari Pasal 1 butir (1) UU
No8/2009
adalah
menjalankan
fungsi,
sementara frasa kata menjalankan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu
melakukan (tugas, kewajiban, pekerjaan),
sehingga arti kata menjalankan fungsi
dalam konteks Bahasa Indonesia seseorang
yang melakukan tugas/kewajiban untuk suatu
pekerjaan tertentu.
Lebih lanjut, berdasarkan Pasal 5 ayat (1) UU
No. 8/1999 setiap penyelenggara Negara
wajib
mengucapkan
sumpah
sebelum
memangku
jabatan,
dengan
demikian
sebelum penyelenggara Negara tersebut
mengucapkan sumpah, maka ia belum dapat
menjalankan
fungsinya
sebagai
penyelenggara Negara (vide Pasal 1 ayat (1)
UU No. 8/1999). Hal ini juga sesuai dengan
bunyi diktum pada Keputusan Presiden No.
70/2009, tertanngal 15 September 2009.
e. Penuntut Umum dalam mempertimbangkan
perbuatan
Terdakwa
sama
sekali
mempertimbangkan fakta kapan Terdakwa
menjalankan fungsi sebagai anggota DPR
R.I.
Bahwa
- 108 -
Penuntut
Umum
dalam
Surat
Tuntutannya,
pada
pokoknya
Terdakwa
telah
melakukan
perbuatan:
mendalilkan
perbuatan-
menerima uang sebesar Rp. 2.305.500.000,(dua milyar tiga ratus lima juta lima ratus ribu
Rupiah) dari PT Adhi Karya;
menerima
dari
Muhammad
Nazaruddin
(Permai
Group)
uang
sebesar
Rp.
84.515.650.000 (delapan puluh empat milyar
lima ratus lima belas juta enam ratus lima
puluh ribu Rupiah) dan USD 36,070 (tiga
puluh enam ribu tujuh puluh Dollar Amerika
Serikat);
menerima
dari
Muhammad
Nazaruddin
(Permai
Group)
uang
sebesar
Rp.
30.000.000.000 (tiga puluh milyar Rupiah)
dan USD 5,225,000 (lima juta dua ratus dua
puluh lima ribu Dollar Amerika Serikat);
menerima
Harrier;
hadiah
berupa
mobil
Toyota
- 109 -
- 110 -
memberikan
pengertian
tentang
apa
yang
dimaksud dengan menerima dan hadiah atau
janji.
Bahwa benar UU Tipikor sama sekali tidak
memberikan penjelasan yang spesifik megenai
pengertian menerima dan hadiah atau janji,
oleh karenanya Penasihat Hukum setuju dengan
pendapat Penuntut Umum bahwa maksud dan
pengertian dari kata menerima dan kata hadiah
atau janji harus digali berdasarkan sumber
hukum yang telah ada.
Ad a) Mengenai pengertian kata menerima
Bahwa Penasihat Hukum setuju dengan pengertian
kata menerima yang oleh Penuntut Umum
diperoleh dari Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI). Namun demikian Penasihat Hukum
menolak
dalil
Penuntut
Umum
selanjutnya
mengenai pengertian kata menerima berupa
kebendaan berwujud, yang diartikan dalam 2 (dua)
hal, yaitu (i) menerima secara fisik; dan (ii)
menerima secara yuridis. Begitu pula dalil Penuntut
Umum mengenai cara menerima yang menurut
Penuntut Umum dapat dilakukan dengan 2 (dua)
cara, yaitu: (i) menerima secara langsung dan (ii)
menerima secara tidak langsung.
Bahwa dalil Penuntut Umum mengenai pengertian
kata menerima dan cara menerima merupakan
pendapat atau pengertian yang disusun oleh
Penuntut Umum sendiri. Pendapat atau pengertian
yang disusun sendiri oleh Penuntut Umum tersebut
belum pernah diuji ataupun disusun melalui
metodologi
yang
bersifat
ilmiah,
sehingga
keberadaannya tidak dapat diakui sebagai suatu
teori, apalagi sebagai teori hukum. Oleh karena itu
kami mohon kepada Majelis Hakim yang Mulia
untuk mengesampingkan uraian Penuntut Umum
mengenai pengertian kata menerima dan cara
menerima pada halaman 1600-1601 Surat
Tuntutannya,
karena
pengertian
tersebut
merupakan pendapat sepihak Penuntut Umum,
bukan pengertian yang diperoleh dari sumber
hukum yang telah ada.
- 111 -
Bahwa
sumber
hukum
belum
memberikan
penjelasan maksud atau pengertian dari kata
menerima.
Yang
ada
adalah
pengertian
penyerahan yang telah diatur berdasarkan
sumber hukum perdata, yaitu: Pasal 612, Pasal 613
dan 615 KUH Perdata. Hal ini telah diuraikan oleh
Ahli Hukum Perdata, Prof. Dr. Siti Ismijati Jenie,
S.H., Cn. Pada persidangan pada tanggal 28
Agustus 2014. Menurut Prof. Dr. Siti Ismijati Jenie,
S.H., Cn., penyerahan atau yang dikenal dengan
istilah levering secara singkat terdiri dari
penyerahan untuk benda bergerak berwujud
melalui penyerahan nyata (Pasal 612 KUH Perdata),
penyerahan benda bergerak tidak berwujud melalui
cessie untuk benda bergerak tidak berwujud atas
nama dan melalui penyerahan nyata untuk benda
bergerak tidak berwujud tidak atas nama.
Bahwa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchoen Sofwan,
S.H.2 memberikan pendapat mengenai pengertian
penyerahan menurut hukum Perdata, sebagai
berikut: Menurut Hukum Perdata yang dimaksud
dengan penyerahan itu: penyerahan suatu benda
oleh pemilik atau atas namanya kepada orang lain,
sehingga orang lain ini memperoleh hak milik atas
benda itu. Dengan kata lain penyerahan
merupakan cara atau maksud agar orang lain
menerima suatu benda. Paling tidak, uraian di atas
sedikit banyak menjelaskan pengertian menerima
menurut sumber hukum yang berlaku, yaitu
pendekatan melalui hukum perdata.
Ad b) Mengenai pengertian kata hadiah
Bahwa Penasihat Hukum sependapat dengan
pendapat
Ahli
Drs.
Adami
Chazwi,
S.H.,
sebagaimana dikutip oleh Penuntut Umum pada
halaman
1602
Surat
Tuntutannya,
yang
menyatakan bahwa pengertian hadiah menurut
tata bahasa, lebih mengacu pada pengertian benda
atau kebendaan yang bernilai uang, perbuatan
menerima sesuatu berupa benda / hadiah yang
baru dianggap perbuatan menerima hadiah
selesai, kalau nyata-nyata benda itu telah
diterima
oleh
yang
menerima,
yakni
2
Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, S.H., Hukum Perdata: Hukum
Benda, Penerbit: Liberty, Yogyakarta, 2000, halaman 67.
- 112 -
1. Terdakwa
tidak
terbukti
mempunyai
keinginan untuk tampil menjadi pemimpin
nasional, yaitu Presiden R.I.
Bahwa Penasihat Hukum menolak seluruh dalil
maupun uraian panjang lebar Penuntut Umum
pada butir 1 dan 2 halaman 1604 s/d 1606 Surat
Tuntutan, yang pada pokoknya menyatakan
keinginan Terdakwa tampil sebagai pemimpin
nasional, yaitu Presiden R.I. dapat dibuktikan
melalui adanya fakta hukum rapat yang dihadiri
oleh Bertha Herawati, Muhammad Nazaruddin,
Yulianis, Subiakto Priosoedarso dan stafnya dan
adanya beberapa orang yang mengirimkan
ucapan dukungan Terdakwa sebagai calon
Presiden 2014, sebagimana bukti sms.
Bahwa dalil dakwaan Penuntut Umum yang
menyatakan Terdakwa berkeinginan tampil
sebagai pimpinan nasional, yaitu Presiden R.I
tahun 2014 telah dibantah oleh banyak saksisaksi yang dihadirkan dalam persidangan, yaitu:
Prof. Dr. Ahmad Mubarok, MA., Saan Mustofa,
Ruhut Poltak Sitompul, Mirwan Amir, Pasha
Ismaya Sukardi, Herlas Juniar, Muhammad
Rahmad, Sudewo, Angelina Patricia Pinkan
Sondakh dan Umar Arsal. Seluruh saksi-saksi
tersebut menyatakan tidak pernah mendengar
atau membicarakan wacana keinginan Terdakwa
untuk tampil sebagai Presiden R.I. pada tahun
2014. Dalil dakwaan Penuntut Umum ini pun
telah dibantah oleh Terdakwa sendiri pada
persidangan pada tanggal 4 September 2014..
Bahwa tidak benar dalil Penuntut Umum yang
menyatakan keinginan Terdakwa tampil sebagai
pemimpin
nasional
yaitu
Presiden
R.I.,
berkesesuaian dengan keterangan saksi Ruhut
Poltak Sitompul. Justru dalam persidangan pada
tanggal 7 Agustus 2014 saksi Ruhut Poltak
Sitompul menjelaskan bahwa di suatu tempat di
bawah pohon ia (Ruhut Poltak Sitompul) pernah
mendorong Terdakwa menjadi Presiden R.I.,
saksi menyampaikan kepada Terdakwa Nas,
baik-baik kamu Nas, saya gagal untuk bung
Akbar jadi Presiden tapi saya doakan semoga
- 114 -
- 115 -
- 116 -
- 117 -
- 121 -
- 123 -
- 125 -
- 126 -
- 127 -
- 128 -
Penuntut
umum
juga
tidak
dapat
membuktikan fakta dalam hubungan dan
kapasitas apa, sehingga Muchayat meminta
agar uang tersebut diserahkan kepada
Terdakwa, apakah Muchayat merupakan
suruhan Terdakwa atau adakah perintah dari
- 130 -
- 131 -
fakta-fakta persidangan telah membantah dalildalil Penuntut Umum tersebut di atas, yaitu:
- 132 -
- 133 -
- 134 -
Bahwa
- 135 -
dalil-dalil
Penuntut
Umum
di
atas
Oktarina
Furi
- 138 -
- 140 -
tentang
maksud
pemberian
itu
dan
penangkapan si penerima atas pemberian
tersebut.
Kedua adalah bahwa pemberian itu harus
berhubungan dengan yang bersangkutan (si
penerima) melakukan atau tidak melakukan
sesuatu
dalam
jabatannya
yang
bertentangan dengan kewajibannya.
- 145 -
- 146 -
- 147 -
- 148 -
Terdakwa
tidak
dapat
disimpulkan
menerima survey dan bantuan dari PT LSI
sekitar Rp. 478.632.230 (empat ratus tujuh
puluh delapan juta enam ratus tiga puluh
dua ribu dua ratus tiga puluh Rupiah),
karena bantuan PT LSI tersebut diberikan
dalam rangka konggres Partai Demokrat dan
dalam kapasitas Terdakwa sebagai anggota
Partai Demokrat.
- 149 -
- 150 -
sebagai berikut:
(i) Memorie Van Toelichting
Sewaktu
Menteri
Kehakiman
mengajukan
Wetboek van Strafrecht pada tahun 1881 (yang
menjadi
KUHP
Indonesia
tahun
1925),
dinyatakan bahwa kesengajaan itu adalah
dengan sadar berkehendak untuk melakukan
suatu kejahatan tertentu.
Mengenai Memorie Van Toelichting tersebut,
Prof. Satochid mengutarakan bahwa yang
dimaksud dengan opzet willens en wetens
(dikehendaki dan diketahui) adalah seseorang
yang melakukan suatu perbuatan dengan sengaja
harus menghendaki (willens) perbuatan itu serta
harus menginsafi atau mengerti (wetens) akan
akibat dari perbuatan itu.
(ii) Prof. Moeljatno, S.H., Drs. Lamintang, S.H.,
Dari
Sudut
adanya perangsang;
adanya kehendak; dan
adanya tindakan
sepatutnya adalah:
-
Bahwa
berdasarkan
fakta-fakta
yang
telah
terungkap
dalam
persidangan,
baik
melalui
keterangan saksi maupun alat bukti lainnya,
Terdakwa sama sekali tidak terbukti telah memenuhi
unsur kesengajaan (dolus), yaitu Terdakwa
mengetahui bahwa hadiah atau janji tersebut
diberikan untuk menggerakkan agar melakukan
atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya
yang bertentangan dengan kewajibannya. Adapun
alasan-alasan yang mendasari kesimpulan di atas,
dapat kami uraikan, sebagai berikut:
1. Terdakwa
sama
menerima hadiah
sekali
tidak
terbukti
Berdasarkan
fakta-fakta
persidangan
sebagaimana telah kami uraikan pada bagian
analisa yuridis terhadap unsur menerima hadiah
atau janji, Terdakwa sama sekali tidak terbukti
telah
menerima
hadiah-hadiah,
sebagai
berikut:
- 154 -
Tidak
menerima
uang
sebesar
Rp.
2.305.500.000,- (dua milyar tiga ratus lima
juta lima ratus ribu Rupiah) dari PT Adhi
Karya;
(Permai
Group)
uang
sebesar
Rp.
84.515.650.000 (delapan puluh empat milyar
lima ratus lima belas juta enam ratus lima
puluh ribu Rupiah) dan USD 36,070 (tiga
puluh enam ribu tujuh puluh Dollar Amerika
Serikat);
ratus
ribu
Rupiah)
tersebut,
bahkan
Terdakwa sama sekali tidak berperan
berkaitan dengan hal tersebut.
Karena Terdakwa tidak mengetahui adanya
Rp. 1.805.500.000,- (satu milyar delapan
ratus lima juta lima ratus ribu Rupiah) dari
PT Adhi Karya tersebut, maka tentunya tidak
aka nada pertemuan kesepahaman atau
meeting of mind antara si pemberi, yaitu: PT
Adhi Karya dan Terdakwa. Dengan demikian
unsur mengetahui atau patut diduga
sehubungan dengan Rp. 1.805.500.000,(satu milyar delapan ratus lima juta lima
ratus ribu Rupiah) tidak terbukti.
b. Terdakwa sama sekali tidak mengetahui
adanya pengeluaran Muhammad Nazaruddin
(Permai Group) sebesar Rp. 84.515.650.000
(delapan puluh empat milyar lima ratus lima
belas juta enam ratus lima puluh ribu
Rupiah) dan USD 36,070 (tiga puluh enam
ribu tujuh puluh Dollar Amerika Serikat)
yang menurut Penuntut Umum ditujukan
untuk persiapan pencalonan Terdakwa
sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Fakta
ini dapat dibuktikan berdasarkan hal-hal,
sebagai berikut:
adanya
pengeluaran
uang
oleh
Muhammad Nazaruddin (Permai Group)
sebesar Rp. 84.515.650.000 (delapan
puluh empat milyar lima ratus lima belas
juta enam ratus lima puluh ribu Rupiah)
dan USD 36,070 (tiga puluh enam ribu
tujuh puluh Dollar Amerika Serikat) untuk
kepentingan
persiapan
pencalonan
Terdakwa sebagai Ketua Umum Partai
Demokrat, telah dibantah berdasarkan
keterangan saksi Prof. Dr. Ahmad
Mubarok, MA., Saan Mustofa, Ruhut
Poltak Sitompul, Mirwan Amir, Pasha
Ismaya
Sukardi,
Herlas
Juniar,
Muhammad Rahmad, Sudewo, Angelina
Patricia Pinkan Sondakh, Umar Arsal,
Nuril Anwar, eva Ompita. Bahkan Saksi
Yulianis dan Oktarina Furi pada pokoknya
- 158 -
menyatakan
segala
pengeluaranpengeluaran Anugerah Group atau Permai
Group selalu dicatat dan Muhammad
Nazaruddin (Permai Group) sebesar Rp.
84.515.650.000 (delapan puluh empat
milyar lima ratus lima belas juta enam
ratus lima puluh ribu Rupiah) dan USD
36,070 (tiga puluh enam ribu tujuh puluh
Dollar Amerika Serikat) tidak pernah ada
dalam catatan yang dibuat saksi Yulianis.
Dalam
persidangan
telah
terbukti,
kalaupun ada pengeluaran dana oleh Tim
relawan Anas Urbaningrum, pengeluaanpengeluaran
tersebut
tidak
pernah
diberitahukan atau dilaporkan baik siapa
yang mengeluarkan dana, jumlah maupun
tujuan
pengeluarannya,
sehingga
Terdakwa benar tidak mengetahui jumlah
maupun
untuk
apa
keprluan
saja
pengeluaran tersebut (vide keterangan
saksi Prof. Dr. Ahmad Mubarok, MA.,
Saan Mustofa, Mirwan Amir, Pasha
Ismaya Sukardi, Muhammad Rahmad,
Sudewo, dan Umar Arsal). Terdakwa
sebagai calon Ketua Umum Partai
Demokrat adalah pengantin yang tidak
mengurus teknis, melainkan hanya visi
dan misi (vide keterangan Prof. Dr.
Ahmad Mubarok, MA.)
Karena Terdakwa tidak mengetahui teknis
siapa yang mengeluarkan dana, jumlah
maupun tujuan pengeluaran dana untuk
kepentingan
pencalonan
Terdakwa
sebagai Ketua umum Partai Demokrat,
maka tentunya tidak akan ada pertemuan
kesepahaman atau meeting of mind
antara si pemberi, yaitu: orang-orang
yang telah mengeluarkan dana tersebut
dengan Terdakwa. Dengan demikian
unsur mengetahui atau patut diduga
sehubungan
dengan
pengeluaran
Muhammad Nazaruddin (Permai Group)
sebesar Rp. 84.515.650.000 (delapan
puluh empat milyar lima ratus lima belas
juta enam ratus lima puluh ribu Rupiah)
- 159 -
- 160 -
Bahwa
tidak
benar
Muhammad
Nazaruddin
(Permai
Group)
telah
mengeluarkan
uang
sebesar
Rp.
30.000.000.000
(tiga
puluh
milyar
Rupiah) dan USD 5,225,000 (lima juta
dua ratus dua puluh lima ribu Dollar
Amerika Serikat). Menurut saksi Yulianis
dan Oktarina Furi, dari uang sebesar Rp.
30.000.000.000
(tiga
puluh
milyar
Rupiah) yang terpakai pada konggres
Partai Demokrat hanya Rp. 700.000.000,(tujuh ratus juta Rupiah). Sisa uang
tersebut kemudian disetrokan kembali ke
rekening-rekening milik Anugerah Group.
Saksi Yulianis selanjutnya menegaskan
bukti setornya telah disampaikan kepada
penyidik KPK. Selanjutnya dari uang USD
5,000,000 (lima juta Dollar Amerika
Serikat), yang terdiri dari USD 2,000,000
(dua juta Dollar Amerika Serikat) tidak
terpakai dan kembali utuh; sedangkan
USD 3,000,000,- (tiga juta Dolar Amerika
Serikat) hanya terpakai kurang lebih USD
1,700,000 (satu juta tujuh ratus ribu
Dollar Amerika Serikat), sehingga sebesar
USD 1,300,000 (satu juta tiga ratus ribu
Dollar Amerika Serikat) kembali ke
Anugerah Group dan langsung disimpan
oleh Neneng Sri Wahyuni.
(Permai
Group)
untuk
keperluan
Terdakwa. Dari keterangan Nuril Anwar
terungkap fakta bahwa Muhammad
Nazaruddin tidak membagikan uang-uang
tersebut
hanya
kepada
DPC-DPC
pendukung Terdakwa, melainkan DPCDPC pendukung kandidat lainnya juga
diberikan
uang-uang
tersebut
oleh
Muhammad Nazaruddin. Menurut Nuril
Anwar, pada prinsipnya Muhammad
Nazaruddin bermain di tiga kaki agar
nanti
siapapun
ketua
umumnya,
Muhammad
Nazaruddin
adalah
Bendahara Umumnya. Hal ini ditegaskan
oleh saksi Wahyudi Utomo (Iwan).
Karena
adanya
- 161 -
Terdakwa tidak
pengeluaran oleh
mengetahui
Muhammad
- 162 -
membantu
Terdakwa
karena
ingin
berkompetisi dengan Fox Indonesia
sebagai salah satu pesaing PT LSI.
Dengan demikian tidak benar dalil
Penuntut Umum pada halaman 1647
Surat Tuntutan, yang pada pokoknya
menyatakan atas peran Terdakwa selaku
anggota DPR-RI dalam pengurusan
proyek-proyek
pemerintah,
Terdakwa
telah menerima hadiah, baik beruipa
barang, uang maupun fasilitas, salah
satunya disebutkan: fasilitas survey dari
PT Lingkaran Survey Indonesia senilai
sekitar Rp. 478.632.230 (empat ratus
tujuh puluh delapan juta enam ratus tiga
puluh dua ribu dua ratus tiga puluh
Rupiah).
Sehubungan dengan kapasitas Terdakwa
saat menerima survey dan bantuan PT
LSI agar Terdakwa dapat menang
sebagai Ketua Umum Partai Demokrat,
Ahli Dr. Chairul Huda, S.H.,M.H. pada
persidangan pada tanggal 4 September
2014, menjelaskan, sebagai berikut:
Kadangkala ada orang yang berpendapat
bahwa perbuatan orang itu tidak bisa
dipisah-pisahkan antara kapasitas yang
satu dengan kapasitas yang lain. Itu
omongan orang awam bukan sarjana
hukum. Karena, kalau sarjana hukum,
kita
menilai
perbuatan
itu,
mana
perbuatan yang mempunyai konsekuensi
yuridis, maka tidak bisa disamakan
antara perbuatan orang dalam kapasitas
ketua partai dengan perbuatan orang
dalam kapasitas sebagai penyelegara
negara, harus dibedakan. Secara tingkah
laku jasmaniah, apa yang disebut dengan
ajaran feit materieel itu memang melihat
perbuatan dalam tingkah laku jasmaniah,
tetapi ajaran itu sudah ditinggalkan satudua abad yang lalu. Sehingga dapat
dikatakan bahwa dalam pasal 12 huruf (a)
dan (b) menjelaskan kapasitas seseorang
sebagai penyelegara negara. Di luar itu,
- 165 -
- 168 -
III.
(iii)
setiap orang;
yang
dengan
sengaja
membayarkan
atau
membelanjakan harta kekayaan yang diketahuinya
atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana,
baik perbuatan itu atas namanya sendiri maupun atas
nama pihak lain;
dengan maksud menyembunyikan atau menyamarkan
asal usul harta kekayaan.
- 169 -
Prof.
pada
Yusril Isha
tanggal 3
Mahendara
September
dalam
2014,
Hanya
persoalannya
adalah
proses
penyelidikan,
penyidikan, dan penuntutan, bisa saja melewati waktu
berlakunya UU TPPU baru. Jadi orang sudah disidik, sudah
dilakukan penyidikan dan dilimpahkan ke pengadilan,
namun kemudian UUnya berubah, mana yang mau dipakai?
Sementara perbuatannya dilakukan sebelum berlakunya UU
TPPU baru. Dalam hal ini, tentu tergantung pada
pertimbangan majelis hakim, akan memberlakukan yang
mana? Prinsip dalam hukum pidana itu berlaku bahwa yang
berlaku adalah yang menguntungkan bagi si terdakwa. Hal
ini, berkaitan dengan hukum materil, misalnya apabila UU
TPPU baru menyatakan ancaman pidana selama-lamanya 5
tahun, sedangkan UU TPPU lama menyatakan ancaman
pidana selama-lamanya 7 tahun, maka hakim memilih
menggunakan UU TPPU baru, karena lebih menguntungkan
Terdakwa.
dalam
2014,
- 170 -
Prof.
pada
Yusril Isha
tanggal 3
Mahendara
September
dalam
2014,
dalam
2014,
- 171 -
- 172 -
- 173 -
kecuali
- 174 -
- 176 -
- 177 -
- 179 -
- 180 -
- 181 -
berikut:
1. Bahwa seluruh dalil-dalil Penuntut Umum pada
bagian analisa yuridis unsur ini, semuanya telah
kami bantah pada analisa yuridis kami pada unsur
sebelumnya, maka bantahan kami pada unsur
sebelumnya mutatis muitandis berlaku untuk
membantah seluruh dalil-dalil Penuntut Umum pada
bagian ini.
2. Bahwa karena tidak ada satupun bukti yang saling
berkesesuaian yang membuktikan Terdakwa telah
melakukan perbuatan yang memenuhi unsur
dengan
sengaja
membayarkan
atau
membelanjakan harta yang diketahuinya atau
patut diduganya merupakan hasil hasil tindak
pidana, baik perbuatan itu atas namanya
sendiri atau atas nama orang lain, sebagaimana
telah kami uraikan di atas, maka Terdakwa sama
sekali
tidak
mempunyai
maksud
untuk
menyembunyikan atau menyamaran asal usul
kekayaan.
4. Bahwa dalil Penuntut Umum pada butir 4 halaman
1698 Surat Tuntutan, yang menyatakan: Bahwa
untuk menyembunyikan atau menyamarkan asal
usul Harta Kekayaan Terdakwa tersebut, Terdakwa
melakukan pengurusan IUP PT Arina Kota Jaya
melalui Khalilur R. Abdullah Sahlawiy yang
bergerak
di
bidang
pertambangan
dengan
mengeluarkan biaya sebesar Rp. 3.000.000.000,(tiga milyar Rupiah) melalui saksi Muhammad
Nazaruddin dari Group Permai, merupakan dalil
yang tidak benar dan tidak berkesuaian dengan
bukti-bukti
yang
telah
ditunjukkan
dalam
persidangan.
5. Begitu pula dengan dalil Penuntut Umum pada halaman 1698 Surat
Tuntutan, yang menyatakan: Meskipun Terdakwa menyatakan tidak
mengetahui dan tidak ada kaitannya dengan IUP PT Arina Kota Jaya,
namun demikian dari persidangan terungkap bahwa pengurusan IUP
PT Arina Kota Jaya merupakan bentuk transaksi dengan maksud untuk
menyembunyikan atau menyamarkan asal usul harta kekayaan
Terdakwa Anas Urbaningrum, merupakan dalil yang tidak benar dan
menyesatkan.
IV.
Kesimpulan
1.
- 186 -
Dakwaan Kesatu
2.
Dakwaan Kedua
3.
Dakwaan Ketiga
B. Permohonan
Majelis Hakim yang kami muliakan,
Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati,
Berdasarkan penjelasan yang telah kami sampaikan
di atas dimana kami telah berusaha se-obyektif
mungkin sesuai dengan hukum dan nilai-nilai
keadilaan,
perkenankanlah
kami
mengajukan
permohonan kepada Majelis Hakim yang kami
muliakan, agar sudilah kiranya demi keadilan
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa menjatuhkan
putusan sebagai berikut:
1.
Pasal; dan
Pasal
2.
Membebaskan
Terdakwa
--------dari
segala
tuntutan hukum (vrijspraak) atau setidaktidaknya melepaskan Terdakwa dari segala
tuntutan
hukum
(ontslag
van
alle
rechtsvervolging);
3.
4.
Mengembalikan Barang
kepada Terdakwa ------;
5.
6.
- 187 -
Bukti
Nomor
-------
_____________________
__________________________
_____________________
__________________________
_____________________
__________________________
- 188 -