Anda di halaman 1dari 10

LEARNING TAKS

PENUGASAN KELOMPOK
1. Carilah jurnal yang berisi tentang evidence based nursing yang langsung bisa diaplikasikan
pada sistem muskuloskeletal, sesudah tahun 2007
2. Konsultasikan jurnal yang bersangkutan kepada koordinator blok/dosen pengampu saat
presentasi dan pastikan satu jurnal di acc untuk dipresentasikan
3. Buatlah analisa terhadap jurnal tersebut dan lampirkan jurnal aslinya
4. Dipresentasikan dan dikumpulkan paling lambat pada kuliah terakhir sistem
muskuloskeletal ke koordinator blok sistem muskuloskeletal
5. Jurnal tidak boleh berasal dari skripsi mahasiswa, kecuali sudah dipublikasikan di jurnaljurnal resmi
6. Sumber yang bisa digunakan:
1. http://proquest.com/pqdweb, account: 34QBJVRSQH, password: unud
2. http://search.ebscohost.com, username: S1588971, password: password
3. http://infotrac.galegroup.com/itweb, username: Ptn082, password: succes

BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Osteoartitis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif, dimana keseluruhan struktur
dari sendi mengalami perubahan patologis. Ditandai dengan kerusakan tulang rawan
(kartilago) hyalin sendi, meningkatnya ketebalan serta sklerosis dari lempeng tulang,
pertumbuhan osteofit pada tepian sendi, meregangnya kapsula sendi, timbulnya peradangan,
dan melemahnya otototot yang menghubungkan sendi. (Felson, 2008)
Osteoartritis merupakan penyakit sendi pada orang dewasa yang paling umum di
dunia. Felson (2008) melaporkan bahwa satu dari tiga orang dewasa memiliki tanda-tanda
radiologis terhadap OA. OA pada lutut merupakan tipe OA yang paling umum dijumpai pada
orang dewasa. Penelitian epidemiologi dari Joern et al (2010) menemukan bahwa orang
dewasa dengan kelompok umur 60-64 tahun sebanyak 22% . Pada pria dengan kelompok
umur yang sama, dijumpai 23% menderita OA. pada lutut kanan, sementara 16,3% sisanya
didapati menderita OA pada lutut kiri. Berbeda halnya pada wanita yang terdistribusi merata,
dengan insiden OA pada lutut kanan sebanyak 24,2% dan pada lutut kiri sebanyak 24,7.
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2004, diketahui bahwa
osteoarthritis diderita oleh 151 juta jiwa di seluruh dunia dan mencapai 24 juta jiwa di
kawasan Asia Tenggara. Osteoarthritis adalah penyakit kronis yang belum diketahui secara
pasti penyebabnya, akan tetapi ditandai dengan kehilangan tulang rawan sendi secara
bertingkat (Murray, 1996). Penyakit ini menyebabkan nyeri dan disabilitas pada penderita
sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Dari aspek karakteristik umum pasien yang didiagnosis penyakit sendi osteoarthritis,
menurut Arthritis Research UK (2012), memperlihatkan bahwa usia, jenis kelamin, obesitas,
ras/genetik, dan trauma pada sendi mempunyai kolerasi terhadap terjadinya osteoarthritis.
Prevalensi penyakit osteoarthritis meningkat secara dramatis di antara orang yang memiliki
usia lebih dari 50 tahun. Hal ini adalah karena terjadi perubahan yang berkait dengan usia
pada kolagen dan proteoglikan yang menurunkan ketegangan dari tulang rawan sendi dan
juga karena pasokan nutrisi yang berkurang untuk tulang rawan (Lozada, 2013)
Cognitive Behavioral Therapy (CBT), atau disebut juga dengan istilah Cognitive
Behavioral Modification merupakan salah satu terapi modifikasi perilaku yang menggunakan
kognisi sebagai kunci dari perubahan perilaku. Terapis membantu klien dengan cara

membuang pikiran dan keyakinan buruk klien, untuk kemudian diganti dengan konstruksi
pola pikir yang lebih baik. (Martin, Garry & Pear, Joseph, 2003)
Prinsip dasar dari terapi ini, pikiran, perasaan dan tingkah laku saling berhubungan
secara kausalaktivitas kognitif seperti expectation, self statement, merupakan hal yang
penting dalam memahami dan memprediksikan psikopatologi dan perubahan terapi. Proses
kognitif dapat diinterpretasikan ke dalam paradigma perilakuan dan teknik kognitif dapat
dikombinasikan dengan prosedur perilakuan. Terapis bekerjasama dengan klien untuk menilai
perilaku dan proses kognisi yang terganggu dan merencanakan pengalaman belajar baru
untuk memperbaiki kognisi, perilaku dan pola afektif. (Martin, Garry & Pear, Joseph, 2003)
Terapi kognitif adalah bentuk terapi di manapasien atau subjek diajarkan keterampilan
mengidentifikasi, mengevaluasi dan menanggapi dirinya sendiri sehingga mengalahkan
pikiran-pikiran yang menyimpang serta menerapkan terapi kognitif untuk mengubah pikiran,
suasana hati dan perilaku pada penderita gangguan somatisasi. (Emair, 1998)

BAB II

PEMBAHASAN
Terkait jurnal yang berjudul Self-Management Of Fatigue In Rheumatoid Arthritis: A
Randomised Controlled Trial Of Group Cognitive-Behavioural Therapy, akan analisis
menggunakan analisa metode PICOT.
P: Population
Populasi dalam penelitian ini adalah 127 partisipan dengan 65 orang mendapat terapi CBT da
62 orang sebagai kontrol. Yang termasuk dalam kriteria yaitu dewasa dengan skor rheumatoid
artritis 6 untuk kelelahan selama seminggu terakhir ((Visual Analog Scale) tidak ada
kelelahan-kelelahan ekstrim, 0-10). Kriteria eksklusi perubahan dalam obat yang telah
dimodifikasi atau agen biologis dalam 24 minggu sebelumnya.
I: Intervantion
Terkait intervensi yang diberikan pada jurnal Self-Management Of Fatigue In Rheumatoid
Arthritis: A Randomised Controlled Trial Of Group Cognitive-Behavioural Therapy yaitu
Tim peneliti mengembangkan intervensi CBT (Cognitive Behavioural Therapy ) selama 18
minggu dari nyeri kronis dan program pengelolaan diri sindrom kelelahan kronis, dengan
menggabungkan pengalaman kelelahan RA (Rheumatoid Arthritis) dari klinik, program
manajemen diri dan pasien.Program ini di pimpin, di awasi, dan bertahap oleh psiokolog
klinik dan spesialis terapis akupasi, dalam 6x2 jam sesi (minggu 1-3), dengan 1 jam sesi
konsultasi (minggu ke 14). Topik yang dimasukkan untuk meningkatkan

manajemen

kelelahan diri. Pikiran, perasaan dan perilaku yang berkaitan dengan kelelahan ditujukan
menggunakan pertanyaan Socratic (reflective) dan penemuan ini bisa sebagai panduan dalam
memungkinkan pasien untuk menghubungkan dengan dirinya
Pemecahan masalah, penetapan tujuan, memonitoring diri dari aktivitas / istirahat dan
manajemen energi, bertujuan untuk membantu pasien mengubah kognitif dan perubahan
perilaku ke dalam peningkatan kesejahteraan. Penetapan tujuan yang tepat pada jam ke dua
dalam satu sesi, masing masing tenaga kesehatan mengatur setengah dari grup untuk
membantu mengatur pasien dan meninjau kognitif pribadi atau tujuan perilaku. Program
kesamaan dalam seluruh kelompok intervensi dipertahankan melalui standar topok, alat,
kiasan dan disampaikan oleh petugas kesehatan secara sama.
Tabel 1.Topik intervensi Cognitive behavioural therapy untuk setiap sesi dan material
support
Minggu

Jam Pertama

Bahan Pendukung

Jam Kedua

a) Tujuan

kursus

dan H

Booklet Manajemen tenaga

harapan mengapa kita penelitian


disini?
b) Membuat

Arthritis Melakukan tarik napas dalam

UK
kebiasaan

pekerjaan yang berat dan


membosankan
Tanggung

Manfaat menarik napas dalam


:

pengaturan Prioritas,

jalannya therapy

langkah, rencana
Hambatan dalam melangkah,

jawab,

kepercayaan

pilihan

diri,

H : keberhasilan mencapai

pekerjaan rumah
c) Memvalidasi kelemahan
Anda

berbagi

keseimbangan

dan

H : aktivitas bersepeda

berdiskusi
Pengalaman kelelahan
Strategi nanajemen diri
2

keseimbangan,

T : catatan harian manajemen


tenaga

dan upaya untuk berubah


a) Apa
yang
Anda T : perjalanan hidup Mengatur tujuan (dalam 3-4
prioritaskan

untuk (area prioritas)

kelompok)

berubah di hidup Anda?


H : jalan terbaik Tujuan jangka pendek/jangka
b) Bagaimana
Anda
dalam mensabotase panjang dari setiap individu
melakukan sabotase diri
diri
Menggunakan
kelompok
dalam therapy?
sebaya untuk menentukan ide
3

Tidur dan istirahat


Berapa

waktu

H:
yang

kita tidur

butuhkan? Kualitas dan kuantitas

malam

Melakukan perjanjian
pola Meninjau tujuan sebelumnya,
yang menentukan tujuan baru

lebih baik

Strategi kebersihan tidur untuk T:

mencapai

catatan
pola

harian

tiap pasien

tentang

tidur

Stres dan relaksasi

( bila diperlukan)
H : dampak dari stres

Meninjau tujuan sebelumnya,

Stressor individu, reaksi fosiologi H : pemandu dalam menentukan tujuan baru


jika mengalami stres

melakukan

teknik

Alasan melakukan relaksasi dan relaksasi


5

teknik yang digunakan


Ketegasan

T : CD relaksasi
M : contoh gambar Meninjau tujuan sebelumnya,

Pasif, manipulatif, asertif? Yang kartun


manakah

terdapat

dalam

diri H : katakan tidak

menentukan tujuan baru

Anda? Reaksi orang lain terhadap


hal ini?
Mengkomunikasikan
6

Anda
Meninjau

keinginan

kembali

alat M : Kelompok :

Meninjau tujuan sebelumnya,

pertolongan diri, menggabungkan Meninggalkan


therapy

menentukan tujuan baru

kelompok sekarang =

Apa yang telah Anda pelajari? pasif


Tinjau kembali tiap topik

Tanah

daratan

Apa yang Anda lakukan jika kesehatan


mengalami kemunduran?

tidak

realistis 100%

Anggapan negatif terhadap diri, Kelompok


pemikiran

otomatis

dan adaptif

perenungan

koping

realistik

(kehidupan

berjalan

baik

walaupun

dengan

rematoid

arthritis)
M

lubang

kelelahan : jatuh ke
dalamnya, menggali
keluar
H : lubang itu dan
alat untuk menggali
dirimu keluar
H

koping
7

Menunjau kembali semua topik


dalam 8 minggu
Bagaimana

Anda

meneruskannya ?
Bagaimana Anda/akankah Anda
setuju dengan kemunduran?
Memfollow-up tujuan
C: Comparisson

kemunduran

Pembanding pada jurnal Self-management of fatigue in rheumatoid arthritis: a randomised


controlled trial of group cognitive-behavioural therapy adalah dilakukan intervensi CBT
hanya dalam sekali pertemuan yang di lakukan pada 62 orang peserta dari 127 peserta. Jadi
peserta control 62 orang yang menderita rheumatoid arthritis tersebut berikan intervensi CBT
hanya pada sekali sesi pertemuan di banding dengan 65 orang lainnya yang di berikan
intervensi berupa CBT dalam 18 minggu. Hasil nya akan di bandingkan bagaimana pengaruh
intervensi tersebut bagi peserta.
O: Outcome
Didapatkan secara acak 168 peserta, 41 mengundurkan diri sebelum mengikuti prosedur
penelitian dan 127 ikut berpartisipasi. Tidak ada perbedaan dasar antara 65 CBT dan 62
kontrol peserta. Pada 18 minggu peserta CBT dilaporkan skor yang lebih baik daripada
peserta kontrol untuk kelelahan. ). Efek ukuran standar untuk MAF adalah 0,59 (95% CI
0,15-1,03) dan 0,77 untuk dampak kelelahan VAS (95% CI 0,33 untuk 1.21) mendukung
intervensi CBT. Untuk hasil sekunder ada bukti manfaat dari intervensi pada mengatsi
kelelahan dan keparahan dirasakan, cacat , depresi , ketidakberdayaan dan tidur juga lebih
baik dalam peserta CBT.
T: Time
Program ini yang diujicobakan, disaring, yang kemudian disampaikan secara bersama oleh
psikologis klinis NA dan spesialis terapis okupasi BK, dalam 6 2 jam setiap sesi (minggu
1-6), dengan sesi konsolidasi 1 jam (minggu 14). Pada akhirnya, 6 minggu Program CBT
menampakkan adanya perbedaan klinis yang muncul antara kelelahan lengan dengan variabel
kelelahan yang dipertahankan hingga 10 minggu. Titik waktu ini tidak diuji untuk signifikasi
statistik (beberapa pengujian yang potensial), dan sebagai penguatan akhir sesi CBT terjadi
pada 14 minggu, titik akhir primer adalah 18 minggu.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Penanganan penyakit kronis yang biasanya terjadi menahun dan berkepanjangan serta
kumat-kumatan tidak hanya di lakukan dgan pengobatan secara medic berupa obat,

pengelolaan secara holistic snagtlah di perluakan khusunya dalam bidang keperawatan


berpandangan bahwa manusia memiliki aspek biopsikospiritual yang harus di perhatikan
kesegala aspek tersebut dalam melakuan asuhan keperawatan.
Pada kasus OA (Osteoatritis) pasien sangat mungkin mengalami banyak mmsnifestasi
klinis sperti : nyeri, kelemahan, kelelahan, hamnatan dalam mobilisasi. Dalam menangani
masalah kelelahan pada OA (Osteoatritis) penggunaan Cognitive Behavioral Therapy (CBT),
untuk modifikasi perilaku yang menggunakan kognisi sebagai kunci dari perubahan
perilaku. Dan membantu klien dengan cara membuang pikiran dan keyakinan buruk klien,
untuk kemudian diganti dengan konstruksi pola pikir yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Martin, Garry & Pear, Joseph. 2003. Behavior Modification, What It Is and How To Do It, 7th
Ed. Pearson Education International. New Jersey

Felson, D.T., 2008, Osteoarthritis, HARRISONs Principles of Internal Medicine, 17th


Edition, 2158-2165, Mc Graw-Hill Companies Inc, New York
Emair, B. (1998). Cognitive therapy for pain management. American academic of pain
management. Atlanta Hil- ton Hotel

ANALISIS JURNAL SELF-MANAGEMENT OF FATIGUE IN


RHEUMATOID ARTHRITIS : A RANDOMISED CONTROLLED TRIAL
OF GROUP COGNITIVE-BEHAVIOURAL THERAPY

OLEH SGD VI :
PUTU CITRA ANJASMARA DEWI

(1302105002)

NI KOMANG ATIKA ADI WULANDARI

(1302105005)

NI PUTU GIRI KARMANY

(1302105010)

NI MADE KARISMA WIJAYANTI

(1302105032)

NI PUTU JULIADEWI EKA GUNAWATI

(1302105033)

GUSTI AYU PUTU DIAH ANDINI

(1302105045)

DEVI DWI YANTHI

(1302105057)

PUTU ARI SINTYA DEWI

(1302105070)

I PUTU ERI ADITYA

(1302105073)

NILUH GEDE CITRIANI DEWI

(1302105088)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
2015

Anda mungkin juga menyukai