cekungan. Pengaruh kerapatan parit, yaitu panjang parit per satuan luas DAS, pada aliran
permukaan adalah memperpendek waktu konsentrasi, sehingga memperbesar laju aliran
permukaan.
Gambar 2.2. Pengaruh kerapatan parit atau saluran pada hidrograf aliran permukaan
(sumber : Suripin, 2004)
3. Tata guna lahan
Pengaruh tata guna lahan pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien aliran
permukaan (C), yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara besarnya aliran
permukaan dan besarnya curah hujan. Angka koefisien aliran permukan ini merupakan salah
satu indikator untuk menentukan kondisi fisik suatu DAS. Nilai C berkisar antara 0 sampai 1.
Nilai C = 0 menunjukkan bahwa semua air hujan terintersepsi dan terinfiltrasi ke dalam
tanah, sebaliknya untuk nilai C = 1 menunjukkkan bahwa semua air hujan mengalir sebagai
aliran permukaan.
Salah satu fungsi utama dari DAS adalah sebagai pemasok air dengan kuantitas dan
kualitas yang baik terutama bagi orang di daerah hilir. Alih guna lahan hutan menjadi lahan
pertanian akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas tata air pada DAS yang akan lebih
dirasakan oleh masyarakat di daerah hilir. Konversi hutan menjadi lahan pertanian
mengakibatkan penurunan fungsi hutan dalam mengatur tata air, mencegah banjir, longsor
dan erosi pada DAS tersebut. Hutan selalu dikaitkan dengan fungsi positif terhadap tata air
dalam ekosistem DAS (Noordwijk dan Farida, 2004).
Untuk mengukur debit air yang melewati DAS tersebut, biasanya dipasang pos-pos
pengukuran debit. Dalam prakteknya, penetapan batas di sungai diperlukan untuk
kepentingan analisis. Dalam penelitian, batas-batas DAS diperlukan untuk menetapkan
daerah yang akan dianalisis. Daerah yang dimaksud akan dihitung jumlah konsumsi yang
digunakan untuk keperluan domestik, pertanian, industri, dll. (Sri Harto,1993).
H
973 m
=
=0,087
L 11200 m