Anda di halaman 1dari 3

Iman Kepada Allah

(Musibah Dapat Memurnikan Inti Fitrah)

Seringkali tabir-tabir yang menyelimuti fitrah manusia tersingkap,


sehingga hilanglah tutup yang melingkupinya ketika seseorang dilanda
musibah yang amat menyedihkan, atau disaat orang terjerumus dalam
suatu bahaya yang tidak mungkin untuk mendapatkan satu bantuan pun
dari manusia dan akan hilanglah faktor-faktor keselamatan. Berapa
banyak kaum Ateis (Mulhid) mengenal tuhan dan kembali kepadaNya
ketika dalam bahaya. QS; 10 (Yunus), ayat 22 :



















()








22. Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan.
sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa
orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira
karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru
menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), Maka mereka berdoa
kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata. (mereka berkata):
"Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan Kami dari bahaya ini, pastilah Kami akan
Termasuk orang-orang yang bersyukur".
Dan QS; 31 (Lukman), ayat 32 :





























()

32. dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka
sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus [1]. dan tidak ada
yang mengingkari ayat- ayat Kami selain orang-orang yang tidak setia lagi ingkar.
[1] Yang dimaksud dengan jalan yang Lurus Ialah: mengakui ke-esaan Allah.

Demikian juga orang-orang Musyrik ketika ditimpa bahaya, mereka


melupakan berhala-berhala yang mereka pertuhankan dan hanya
memohon kepada Allah saja. QS; 17 (al-Isra) ayat 67 :


()






67. dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru
kecuali Dia, Maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. dan
manusia itu adalah selalu tidak berterima kasih.
Kita pernah mendengar bagaimana saksi para penumpang pesawat
terbang ketika terjadi kesalahan teknis pada pesawat tersebut Ya,
mereka semua berdoa dan bertaubat kepada Allah sewaktu pesawat itu
mulai bergoncang dan oleng, kemudian melayang-layang diudara,
sementara sang Pilot tidak berbuat apa-apa, apalagi penumpangpenumpangnya. Seketika itu juga kesombongan dan kedurhakaan lenyap
sama sekali, yang ada hanya gemuruh lisan-lisan yang dipenuhi doa-doa,
hati masing-masing dari mereka dengan Ikhlas kembali kepada Tuhan
Yang Maha Esa & Kuasa. Dalam kondisi yang meneganggkan semacam ini,
tidak tersisa lagi faham Ateis dan Syirik.
Adanya angkutan pesawat terbang ini, sudah diisyaratkan dalam
firman Allah, QS; 36 (Yasin), ayat 41-44 :



( )









( )









()





( )




41. dan suatu tanda (kebesaran Allah yang besar) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut
keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan.
42. dan Kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti bahtera itu.
43. dan jika Kami menghendaki niscaya Kami tenggelamkan mereka, Maka Tiadalah bagi
mereka penolong dan tidak pula mereka diselamatkan.
44. tetapi (kami selamatkan mereka) karena rahmat yang besar dari Kami dan untuk
memberikan kesenangan hidup sampai kepada suatu ketika.

Anda mungkin juga menyukai