Anda di halaman 1dari 6

1

Bab 11

KEBIJAKAN FISKAL
DAN MONETER
Keefektifan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter

Dalam bab sebelumnya kita menyaksikan bahwa dengan menggunakan


kebijakan fiskal yang murni atau dengan kebijakan moneter yang murni
pemerintah dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional dan tingkat
kesempatan kerja. Kita sebut dengan kebijakan fiskal murni apabila kebijakan
fiskal tersebut tidak disertai oleh berubahnya jumlah uang yang beredar.
Sebaliknya, yang dimaksud dengan kebijakan moneter murni adalah kebijakan
moneter yang tidak disertai oleh perubahan nilai G, nilai T x maupun T. Sekalipun
dalam dunia nyata yang banyak kita jumpai adalah campuran antara perubahan
G, Tx, T dan M, namun dari segi teori pembahasan pengaruh kebijakan fiskal dan
pengaruh kebijakan moneter secara terpisah besar sekali manfaatnya.
Kiranya tidak sulit dipahami kalau bentuk kurva IS dan kurva LM besar
pengaruhnya terhadap keefektifan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
Semakin datar bentuk kurva IS, semakin efektif kebijakan moneter. Di lain pihak,
semakin datar kurva LM, kebijakan fisklallah yang semakin efektif.
Mengenai bentuk kurva LM biasanya dihubungkan dengan bentuk kurva
permintaan uang untuk spekulasi, sekalipun bentuk kurva permintaan akan uang
untuk transaksi dan untuk berjaga-jaga mempunyai pengaruh juga terhadap

2
bentuk kurva LM. Dengan bentuk standar kurva permintaan akan uang untuk
spekulasi L2, yang tergambar dalam kuadran 1 gambar dihasilkan kurva LM
seperti yang terlihat pada kuadran 2, yang selanjutnya dapat dibagi ke dalam tiga
bagian, yang masing-masing dengan sebutan:
1.

Daerah Klasik atau Classical Range, yaitu bagian pada kurva LM yang
sejajar dengan sumbu tingkat bunga. Dalam gambar, bagian yang disebut
daerah klasik ialah bagian pada kurva LM dari titik C ke atas. Ini merupakan
akibat dari bentuk kurva L 2 yang mulai dari titik C ke atas berhimpit dengan
sumbu tingkat bunga. Daerah ini disebut sebagai daerah klasik, disebabkan
daerah inilah yang menghasilkan kesimpulan-kesimpulan teoritik seperti
yang dihasilkan oleh para pemikir ekonomi klasik.

2.

Daerah Jerat Likuiditas atau Liquidity Trap Range, yaitu bagian dari
kurva LM yang sejajar dengan sumbu pendapatan nasional nyata.
Sejajarnya kurva LM tersebut dengn sumbu pendapatan merupakan akibat
dari sejajarnya kurva L2 dengan sumbu L2. Pada tingkat bunga yang
demikian rendahnya harga surat obligasi menjadi demikian tinggi, sehingga
semua orang meramalkan akan terjadinya penurunan harga surat-surat
obligasi. Dengan ramalan tersebut maka tambahan uang yang tersedia
untuk spekulasi tidak lagi dibelikan surat berharga melainkan akan mereka
simpan dalam bentuk uang.

3.

Daerah Tengah atau Intermidieate Range, yaitu bagian pada kurva LM


yang berada di antara daerah klasik dan daerah jerat likuiditas. Pada daerah
tengah elastisitas tingkat bunga kurva LM lebih besar dari nol, akan tetapi
lebih kecil dari tidak terhingga.

Dalam gambar daerah jerat likuiditas meliputi bagian kurva LM dimulai


dari titik A sampai titik B, daerah tengah meliputi bagian kurva LM dari titik B
sampai titik C dan daerah klasik adalah titik C ke atas. Dengan menggunakan
sistematika ini, masalah tentang efektifitas kebijakan fiskal dan kebijakan
moneter dapat diuraikan dengan lebih mudah. Secara singkat dapat diterangkan
dengan menggunakan gambar sebagai berikut.

Kuadran 2
r

Daerah
Klasik

Daerah
Tengah

Daerah Jerat
Likuiditas
A

Kuadran 1
r

L2

0
Kuadran 3

L1

L2
Kuadran 4

L2

M
0

Y
0
Gambar 11.1. Bentuk standar kurva L2 dan kurva LM

A.

KEBIJAKAN FISKAL
1.

Di Daerah Jerat Likuiditas kebijakan fiskal paling

4
efektif. Dengan menggeserkan kurva IS ke kanan sejauh ab,
pendapatan nasional keseimbangan meningkat sebesar ab juga, yaitu
semula sebesar OYa, sekarang menjadi OYb.

B.

2.

Di Daerah Tengah, kebijakan fiskal juga dapat


menaikkan tingkat pendapatan nasional keseimbangan, akan tetapi tidak
seefektif di daerah jerat likuiditas. Kebijakan fiskal yang berhasil
menggeser kurva IS ke kanan sejauh cd, yang jaraknya sama dengan
ab, menghasilkan peningkatan tingkat pendapatan nasional kurang dari
cd, yaitu hanya meningkat dari semula OY c menjadi OYm.

3.

Di Daerah Klasik, kebijakan fiskal sama sekali tidak


efektif. Kebijakan fiskal yang berhasil menggeser kurva IS sejauh ef, eg
ataupun lebih besar lagi, pendapatan nasional keseimbangan sama
sekali tidak meningkat, yaitu tetap sebesar OY e.

KEBIJAKAN MONETER
Dengan kebijakan moneter yang berhasil menggeser kurva LM dari
LM0 ke LM1 dengan titik keseimbangan IS LM yang berada:
1. Di Daerah Jerat Likuiditas, kebijakan moneter sama sekali tidak efektif.
Sama sekali tidak bisa menaikkan tingkat pendapatan nasional
keseimbangan. Dengan bergesernya kurva LM ke kanan, dengan kurva
ISa, titik keseimbangan IS LM tidak pindah tempatnya yang semula,
yaitu tingkat bunga tetap setinggi Or a dan tingkat pendapatan nasional
keseimbangan tetap setinggi OYa.
2. Di Daerah Tengah, kebijakan moneter mampu menaikkan tingkat
pendapatan nasional keseimbangan, akan tetapi tidak seefektif di
daerah klasik.

A. Kebijakan Fiskal

LM
IS
IS

IS

IS

IS
IS

IS

c
a

Ya

Yb

Yc

Ym

Ye

B. Kebijakan Moneter

IS

LM0

LM1

IS

IS

ra
b

a
0

Ya

Yb

Yf Yc

Yg

Gambar 11.2. Keefektifan kebijakan fiskal lawan kebijakan moneter

6
3. Di Daerah Klasik, kebijakan moneter adalah paling efektif. Dengan
peningkatan jumlah uang yang beredar yang sama, kalau titik
keseimbangan IS LM berada di daerah tengah, bertambah besarnya
pendapatan nasional keseimbangan akan sebesar Y c Yg. Dari gambar
kita lihat bahwa Yc Yg lebih besar daripada YbYf.
Kesimpulan:
Keefektifan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter dalam pendekatan 3
daerah kuva LM dapat disimpulkan sebagai berikut:
Tabel 11. Keefektifan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter
No
1
2
3

Kebijakan
(Daerah LM)
Jerat Likuiditas
Daerah Tengah
Daerah Klasik

Keterangan:
o
Efektif
o

Masih Efektif

Tidak Efektif

Kebijakan Fiskal
Efektif
Masih Efektif
Tidak Efektif

Kebijakan
Moneter
Tidak Efektif
Masih Efektif
Efektif

dapat meningkatkan banyak pendapatan


nasional keseimbangan
: dapat meningkatkan sedikit pendapatan
nasional keseimbangan
: tidak dapat meningkatkan pedapatan nasional
keseimbangan

Anda mungkin juga menyukai