Bab 11
KEBIJAKAN FISKAL
DAN MONETER
Keefektifan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter
2
bentuk kurva LM. Dengan bentuk standar kurva permintaan akan uang untuk
spekulasi L2, yang tergambar dalam kuadran 1 gambar dihasilkan kurva LM
seperti yang terlihat pada kuadran 2, yang selanjutnya dapat dibagi ke dalam tiga
bagian, yang masing-masing dengan sebutan:
1.
Daerah Klasik atau Classical Range, yaitu bagian pada kurva LM yang
sejajar dengan sumbu tingkat bunga. Dalam gambar, bagian yang disebut
daerah klasik ialah bagian pada kurva LM dari titik C ke atas. Ini merupakan
akibat dari bentuk kurva L 2 yang mulai dari titik C ke atas berhimpit dengan
sumbu tingkat bunga. Daerah ini disebut sebagai daerah klasik, disebabkan
daerah inilah yang menghasilkan kesimpulan-kesimpulan teoritik seperti
yang dihasilkan oleh para pemikir ekonomi klasik.
2.
Daerah Jerat Likuiditas atau Liquidity Trap Range, yaitu bagian dari
kurva LM yang sejajar dengan sumbu pendapatan nasional nyata.
Sejajarnya kurva LM tersebut dengn sumbu pendapatan merupakan akibat
dari sejajarnya kurva L2 dengan sumbu L2. Pada tingkat bunga yang
demikian rendahnya harga surat obligasi menjadi demikian tinggi, sehingga
semua orang meramalkan akan terjadinya penurunan harga surat-surat
obligasi. Dengan ramalan tersebut maka tambahan uang yang tersedia
untuk spekulasi tidak lagi dibelikan surat berharga melainkan akan mereka
simpan dalam bentuk uang.
3.
Kuadran 2
r
Daerah
Klasik
Daerah
Tengah
Daerah Jerat
Likuiditas
A
Kuadran 1
r
L2
0
Kuadran 3
L1
L2
Kuadran 4
L2
M
0
Y
0
Gambar 11.1. Bentuk standar kurva L2 dan kurva LM
A.
KEBIJAKAN FISKAL
1.
4
efektif. Dengan menggeserkan kurva IS ke kanan sejauh ab,
pendapatan nasional keseimbangan meningkat sebesar ab juga, yaitu
semula sebesar OYa, sekarang menjadi OYb.
B.
2.
3.
KEBIJAKAN MONETER
Dengan kebijakan moneter yang berhasil menggeser kurva LM dari
LM0 ke LM1 dengan titik keseimbangan IS LM yang berada:
1. Di Daerah Jerat Likuiditas, kebijakan moneter sama sekali tidak efektif.
Sama sekali tidak bisa menaikkan tingkat pendapatan nasional
keseimbangan. Dengan bergesernya kurva LM ke kanan, dengan kurva
ISa, titik keseimbangan IS LM tidak pindah tempatnya yang semula,
yaitu tingkat bunga tetap setinggi Or a dan tingkat pendapatan nasional
keseimbangan tetap setinggi OYa.
2. Di Daerah Tengah, kebijakan moneter mampu menaikkan tingkat
pendapatan nasional keseimbangan, akan tetapi tidak seefektif di
daerah klasik.
A. Kebijakan Fiskal
LM
IS
IS
IS
IS
IS
IS
IS
c
a
Ya
Yb
Yc
Ym
Ye
B. Kebijakan Moneter
IS
LM0
LM1
IS
IS
ra
b
a
0
Ya
Yb
Yf Yc
Yg
6
3. Di Daerah Klasik, kebijakan moneter adalah paling efektif. Dengan
peningkatan jumlah uang yang beredar yang sama, kalau titik
keseimbangan IS LM berada di daerah tengah, bertambah besarnya
pendapatan nasional keseimbangan akan sebesar Y c Yg. Dari gambar
kita lihat bahwa Yc Yg lebih besar daripada YbYf.
Kesimpulan:
Keefektifan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter dalam pendekatan 3
daerah kuva LM dapat disimpulkan sebagai berikut:
Tabel 11. Keefektifan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter
No
1
2
3
Kebijakan
(Daerah LM)
Jerat Likuiditas
Daerah Tengah
Daerah Klasik
Keterangan:
o
Efektif
o
Masih Efektif
Tidak Efektif
Kebijakan Fiskal
Efektif
Masih Efektif
Tidak Efektif
Kebijakan
Moneter
Tidak Efektif
Masih Efektif
Efektif