Anda di halaman 1dari 10

KONSEP PENCEGAHAN PENYAKIT DALAM ISLAM

DI SUSUN

KELOMPOK III
NURAINI

NENENG SITI FATONAH

RAHMAT BASUKI

SITI MAULIA

RIKA ANGGRAINI

SULIAWATI

RINA WIDYA

SURTINI

RINI EVIANTI

SITI NURHASANA

SELLY SELVIATI

SITI PARYAHMI

PROGRAM B RS. JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH


HARAPAN KITA JAKARTA
PSIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
TAHUN 2011
0

KONSEP PENCEGAHAN PENYAKIT DALAM ISLAM

I.

Pendahuluan

Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Itulah pepatah yang kerap kali
kita dengar.Ya, mencegah timbulnya suatu penyakit memang lebih baik daripada
mengobatinya bilapenyakit tersebut sudah menjangkiti tubuh. Setiap penyakit pasti
ada penyebab danfaktor resikonya. Dengan menghindari penyebab dan faktor resiko
maka suatu penyakitdapat dicegah untuk tidak menimbulkan manifestasi dalam
tubuh. Kebanyakan penyakityang menjangkiti manusia dewasa ini adalah penyakitpenyakit degeneratif. Disampingitu juga penyakit-penyakit infeksi mikroorganisme.
Penyebab umum timbulnyapenyakit- penyakit tersebut tidak jauh dari pola hidup
,kebiasaan dan higienitas diri,serta sanitasi lingkungan tempat tinggal.
Rasulullah bersabda: Jagalah lima perkara sebelum datang lima perkara;
muda sebelum tua, sehat sebelum sakit, kaya sebelum miskin, lapang sebelum
sempit, dan hidup sebelum mati (HR. Muslim)
Kita semua pasti sepakat bahwa salah satu karunia yang sangat berharga
dalam hidup ini adalah kesehatan. Agar sehat, kita sering kali tidak merasa sayang
menghabiskan uang yang tidak sedikit. Kita tiba-tiba menjadi tunduk dan patuh pada
saran dan nasehat dokter atau tenaga terapi lainnya dan siap menjauhi segala
larangannya karena ingin sehat. Bahkan yang lebih parah lagi, ada juga yang
bersedia

mengorbankan

aqidah

dan

keimanannya

demi

untuk

sehat.

Dapat dipastikan tidak seorangpun menginginkan sakit. Karena sakit identik dengan
penderitaan, kesulitan dan keterbatasan. Namun tahukah kita, bahwa sakit adalah
sunnatullah yang telah menyatu dengan kehidupan semua makhluk hidup di alam
ini. Suka atau tidak, penyakit telah menjadi bagian dari kehidupan kita yang nyata
adanya.

Sebaiknya penyakit tidak harus selalu dilihat dari sudut pandang negatif.
Keberadaan penyakit memang membawa kerugian bagi si penderita, namun
sebaliknya ada banyak keuntungan yang didapat dari penyakit dan penderitanya.
Tidak dapat disangkal ilmu kedokteran dan juga bidang-bidang ilmu yang lain bisa
jadi tidak akan semaju seperti sekarang ini jika Allah tidak menurunkan penyakit
yang

begitu

beragam

dan

banyak

jumlahnya.

Meskipun ada hikmah dari keberadaan penyakit, tetap saja sehat jauh lebih
baik daripada sakit. Menjadi orang yang sehat tanpa ada gangguan penyakit
memungkinkan seseorang untuk menjadi lebih produktif dalam bekerja, lebih banyak
beribadah dan lebih berbahagia. Itulah mengapa Rasulullah menyebutkan sehat itu
adalah kenikmatan. Namun sayangnya, justru nikmat sehat inilah yang paling sering
dilupakan atau jarang disadari oleh kebanyakan manusia.

II.

Pencegahan penyakit

Perawat kesehatan komunitas melakukan pekerjaan pada berbagai posisi


dengan focus utama klien individu, keluarga dan komunitas (Archer, 1976). Tatanan
praktik keehatan dalam keperawatan kesehatan komunitas sangat luas, karena pada
semua tatanan perawat komunitas dapat memberikan pelayanan dengan penekanan
tingkat pencegahan primer, sekunder dan tertier. Tatanan tersebut antara lain klinik
rawat jalan, kantor kesehatan, kesehatan kerja, sekolah, rumah, perkemahan, istitusi
pemeliharaan kesehatan ataupun tempat pengungsian.
Menurut Jhon M. Last, usaha pencegahan terdiri atas :
1. Pencegahan Primer
Upaya mencegah timbulnya penyakit, seperti : imunisasi, foging, dll.
2. Pencegahan Sekunder
Mengenal sedini mungkin gejala timbulnya penyakit
3. Pencegahan Tersier
Upaya menekan sekecil mungkin akibat dari penyakit, dilakukan dengan
mengamati

dan

menjaga

perjalanan

penyakit

guna

mencegah

komplikasi/kerusakan.

Sedangkan menurut Leavell & Clark, usaha pencegahan terdiri atas :


1. Health Promotion
Upaya meningkatkan kondisi menjadi lebih sehat seperti :
a. Gizi seimbang
b. Kebersihan diri
c. Olahraga
d. Gaya hidup sehat
2. Perlindungan Khusus
Upaya untuk memberikan perlindungan atau meningkatkan daya tahan
tubuh dari serangan penyakit seperti :
a.
Imunisasi
b.
Isolasi
c.
foging
3. Early Diagnosis & Promp Treatment
Tujuannya : pengobatan yang cepat dan tepat, pencegahan penularan
dan pencegahan timbulnya cacat.
4. Disability Limitation
Dilakukan dengan cara mengobati dan merawat pernderita secara
sempurna, agar cepat sembuh dan terhindar dari kecacatan. Bila
terjadi cacat diusahakan tidak bertambah berat
5. Rehabilitation
Upaya memulihkan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga
berfungsi sebagai anggota masyarakat yang berguna sesuai dengan
kemampuannya

III.

Tingkat Pencegahan Dalam Islam


Firman ALLAH SWT yang bermaksudnya: " Dan Kami turunkan dari AlQuran

itu sesuatu yang menjadi penawar (penyembuh) dan rahmat bagi orang-orang
yang beriman" (AL-Israa :82)
Secara kasar Al-Quran memberi panduan yang berguna dalam menghadapi
dan

mengobati

berbagai

jenis

penyakit. Al-Quran

lebih

mementingkan
3

pencegahan datangnya penyakit disbanding

dengan cara merawat dan

menyembuhkan penyakit. Penekanan terhadap pencegahan ini ada kaitan


dengan pelaksanaan perkara-perkara yang wajib, yang terkandung dalam
"Rukun Islam" maupun yang terdapat dalam "Rukun Iman" .
Disamping itu ketentuan hukum yang digariskan oleh ajaran atau hukum
Islam yaitu halal, haram, wajib, sunat, makruh, mubah, harus, demikian juga
hukum sah dan batal kepada syariat Islam itu sendiri, adalah sebagai guideline
yang dijadikan perisai dan pencegahan dari timbulnya berbagai penyakit.
Firman ALLAH SWT Hai sekalian manusia, sesungguhnya telah datang
kepada kalian pelajaran dari Rabb kalian, dan penyembuh bagi penyakit-penyakit
(yang berada) dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang
beriman [Yunus : 57]
Dengan demikian, Al-Quran merupakan penyembuh yang sempurna di antara
seluruh obat hati dan juga obat fisik, sekaligus sebagai obat bagi seluruh penyakit
dunia dan akhirat. Tidak setiap orang mampu dan mempunyai kemampuan untuk
melakukan penyembuhan dengan Al-Quran.
Mengenai penyakit-penyakit badan atau fisik, Al-Quran telah membimbing dan
menunjukkan kita kepada pokok-pokok pengobatan dan penyembuhannya, dan juga
kaidah-kaidah yang dimilikinya. Yakni, bahwa kaidah pengobatan penyakit badan
secara keseluruhan terdapat di dalam Al-Quran, yaitu ada tiga point.
1. Menjaga kesehatan
2. Melindungi diri dari hal-hal yang dapat menimbulkan penyakit
3. Mengeluarkan unsur-unsur yang merusak badan.
Dalam hal kesehatan, kita jumpai begitu banyak arahan di seputar masalah
ini dari hadits-hadits Rasulullah. Baik yang bersifat qauliy (ucapan) ataupun filiy

(perbuatan). Dari hadits-hadits tersebut secara ringkas dapat disimpulkan ada


beberapa prinsip tentang kesehatan dalam Islam, sebagai berikut:
1. Menjaga

kebersihan

badan,

pakaian

dan

tempat

tinggal

Sabda Rasulullah, Kebersihan adalah separuh dari keimanan. Hadits ini


menjadi dasar yang sangat kuat bahwa Islam sangat mementingkan urusan
ini. Hampir tidak dijumpai agama selain Islam yang begitu detil mengatur
2.

masalah kebersihan badan, pakaian dan tempat tinggal.


Menjalani
pola
hidup

islami

Seperti anjuran Rasulullah untuk berolahraga, makan ketika lapar dan


berhenti makan sebelum kenyang, tidur lebih awal dan bangun lebih pagi, dan
3.

lain-lain.
Mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal dan thayyib (berkualitas)
Kita makan dan minum bukan hanya sekedar untuk memenuhi rasa lapar,
oleh karenanya Islam mengarahkan agar kita selektif memilih makanan,
karena tidak setiap jenis makanan atau minuman baik dan berguna untuk
tubuh kita. Sabda Rasulullah, tidak aku jumpai tempat yang lebih buruk pada
diri manusia selain perut mereka. Allah turunkan beberapa jenis makanan
dan minuman yang haram dikonsumsi disamping karena telah terbukti tidak
thayyib (berkualitas) juga sebagai suatu cara Allah untuk menguji ketaatan

4.

dan ketundukan kita terhadap-Nya.


Menghindari

daerah

wabah

Rasulullah pernah melarang para sahabat mendekati daerah yang terjangkit


wabah penyakit menular. Pada kesempatan lain Rasulullah berpesan,Larilah
(jauhilah) penyakit menular seperti kalian lari dari (serangan) singa
5. Menghindari
segala
yang
dapat
menimbulkan

bahaya

Tidak boleh membahayakan (diri) dan tidak boleh membahayakan (orang


lain).
6.

Sabda

Rasulullah

ini

sangat

terkenal

bahkan

para

menjadikannya salah satu kaidah dalam penetapan hukum Islam.


Menjalankan
ibadah-ibadah
yang
diperintahkan

ulama
Allah

Dalam menjalankan ibadah-ibadah tersebut, terdapat banyak hikmah dan


manfaat, termasuk di dalamnya hikmah dan manfaat kesehatan. Puasa
sebagai contoh, adalah suatu ibadah yang telah dibuktikan memberi manfaat
kesehatan bagi orang yang melaksanakannya. Sabda Rasulullah, puasalah,
kalian pasti akan sehat.

7.

Segera

berobat

ketika

sakit

Allah menjamin setiap penyakit pasti ada obatnya, jika terserang penyakit
segeralah berobat. Membiarkan penyakit tanpa pengobatan yang dapat
membahayakan jiwa sangat dilarang Islam. Dalam sebuah kesempatan
Rasulullah memerintahkan seorang sahabatnya untuk berobat; Wahai hamba
Allah, berobatlah. Sesungguhnya Allah tidak menciptakan penyakit tanpa
menciptakan obatnya, kecuali satu penyakit yaitu tua.
8. Berobat
dengan
sesuatu
yang
halal

dan

dibenarkan

Meskipun untuk alasan mencari kesembuhan, Islam mensyaratkan agar


faktor kehalalan tidak diabaikan, demikian pula dengan praktek pengobatan
hendaknya tidak menggunakan cara-cara yang dilarang, seperti mengarah
kepada prilaku syirik dan mashiyat. Sebagaimana pesan Rasulullah:
Sesungguhnya Allah Taala tidak menciptakan penyakit melainkan dengan
obatnya, karena itu hendaklah kamu berobat dan jangan berobat dengan
yang

haram

Dalam melakukan pengobatan Rasulullah menganjurkan beberapa macam


jenis obat yang dikenal di zaman itu seperti mengkonsumsi madu, habbatus
sauda (jintan Hitam), kurma, air zamzam, minyak zaitun dan lain-lain.
Sedangkan metode pengobatan yang direkomendasikan Rasulullah di masa
beliau adalah hijamah (bekam), ruqyah dan kai (pengobatan dengan
menggunakan besi panas).
9.
Berobat

kepada

ahlinya

Suatu ketika ada seorang sahabat yang terluka, Rasulullah memanggil dua
orang dari suku Ammar dan bertanya siapakah di antara keduanya yang
paling mengerti tentang ilmu pengobatan. Ini memberi petunjuk bahwa orang
yang ahli dalam bidang pengobatanlah yang seharusnya dijadikan rujukan
dalam penanganan suatu penyakit. Bahkan secara jelas Rasulullah
mengancam orang yang berani melakukan praktek pengobatan sementara ia
tidak

memiliki

pengetahuan

tentang

bidang

tersebut.

IV. Penutup

Muslim yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai Allah dari pada muslim yang
lemah, meskipun pada keduanya ada kebaikan. Jagalah segala yang bermanfaat
bagimu. Selalulah mohon pertolongan pada Allah dan jangan engkau lemah. Jika
suatu musibah menimpamu, jangan engkau berkata;..andai saja dulu aku begini,
pasti jadinya akan begini dan begitu, tapi katakanlah; Sudah menjadi ketentuan
Allah, apapun yang Allah mau pasti terjadi sebab berandai-andai itu membuka pintu
perbuatan

syaitan

(HR.

Muslim)

Hadits di atas secara tersirat menyatakan bahwa jika kita ingin menjadi
muslim yang baik dan ingin dicintai Allah maka lakukan upaya-upaya yang
menjadikan kita kuat fisik (juga kuat mental, sosial, dan finansial), yang dapat
mencegah kita dari serangan penyakit yang dapat menjadikan kita lemah. Inilah
pesan yang seharusnya dapat memotivasi kita untuk perduli terhadap kesehatan
kita. Islam bukan hanya memerintahkan agar kita menjaga kesehatan, lebih dari itu
Islam memberikan penghargaan bagi mereka yang berbuat untuk menjadi kuat,
penghargaan

itu

berupa

cinta

dari

Allah.

Namun demikian untuk memperoleh fisik yang kuat dan sehat, tetap ada
rambu-rambu yang tidak boleh dilanggar. Agar tidak terjadi tujuan menghalalkan
cara yang berakibat lemahnya mental kita. Bayangkan jika ada seorang yang sehat
dan kuat fisiknya tapi rapuh dan lemah mentalnya tentu akan menjadi problem
tersendiri nantinya. Islam berharap kita dapat menyeimbangkan segala kekuatan
yang ada, sehingga akan menjadi sebuah potensi yang luar biasa dan dapat
memberi manfaat dan kebaikan bagi orang dan lingkungan di sekitar kita.
Akhirnya semoga kita Allah memudahkan jalan bagi kita untuk melaksanakan
segenap ajaran agama-nya dan menjadikan kita muslim yang senantiasa dapat
mengambil hikmah dan pelajaran dari semua kejadian. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

Efendi, N . (1998) . Dasar Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat . EGC. Jakarta


Ekasari, Fatma, Mia . (2008) . Keperawatan Komunitas : Upaya Memandirikan
Masyarakat Untuk Hidup Sehat . Trans Info Media . Jakarta

Anda mungkin juga menyukai