Media
Media
TEKNIK EKSPLORASI
(HTKK-009)
Oleh :
NURHAKIM, ST, MT
PRAKATA
Alhamdulillah, La haula wala quwwata illa
Subhanakallah, La ilma lana illa ma allamtana
billah,
November 2006
Nurhakim, ST, MT
132 258 665
Deskripsi Singkat :
Gambaran tentang cara-cara eksplorasi dalam kaitan dengan genesa endapan bahan galian,
pengetahuan pendahuluan tentang cara-cara sampling dalam kaitan dengan kondisi geologi daerah
penyelidikan, pengetahuan tentang permodelan cebakan bahan galian
Materi :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Referensi :
1.
2.
3.
4.
5.
Annels, A. E., 1991, Mineral Deposit Evaluation, Chapman & Hall, London
Barnes, M.P., 1980, Computer-Assisted Mineral Appraisal and
Feasibility, SMEAIME, New York
Bateman, 1987, Ore Deposits, John Wiley and Sons, NY
Dhadar, JR, 1999, Eksplorasi Endapan Bahan Galian, GSB, Bandung
8.
9.
10.
11.
12.
Peters, WC, 1991, Exploration Mining and Geology, John Wiley and Sons
RK Sinha, NL Sharma, 1970, Mineral Economics, Oxford & IBH Publ. co, New Delhi
Santoso Dj, Pengantar Teknik Geofisika, Jur. Tek. Geofisika ITB, Bandung
Sudrajat, A, 2000, Teknologi dan Manajemen Sumberdaya Mineral, ITB,
Bandung
White, AH, 1999, Management of Mineral Exploration, Andrew White & Assoc.,
Queensland
PROSPEKSI
EXPLORASI
EVALUASI
(STUDI KELAYAKAN
)
tidak untung
ARSIP
untung
PERENCANAAN DAN
PEMBANGUNAN
PENAMBANGAN
PENGANGKUTAN
PEMURNIAN
PEMASARAN
a. PROSPEKSI
b. EKSPLORASI
Pekerjaan-pekerjaan selanjutnya setelah ditemukannya endapan mineral
berharga, yang meliputi pekerjaan-pekerjaan untuk mengetahui dan
mendapatkan ukuran, bentuk, letak (posisi), kadar rata-rata dan jumlah
cadangan dari endapan tersebut.
e. PENAMBANGAN
f.
PENGANGKUTAN
g. PEMURNIAN
h. PEMASARAN
Penjualan produk tambang kepada konsumen
METODE LANGSUNG
Menghasilkan gejala geologi tersebut dapat diamati dengan mata
geologist; metoda geologi
METODE TAK LANGSUNG
METODA
EXPLORASI
Metoda Geologi
Metoda Geofisika
Survei Indrajauh
Metoda Geokimia
Penyontohan Aliran
Sungai
Survei Gravitasi
Penyontohan Tanah
Survei Magnetik
Penyontohan Batuan
Survei Seismik
Survei Gravitasi
Survei Magnetik
Survei Geologi
Singkapan
Survei Geolistrik
Sumur Uji dan Paritan
(test pit and trenching)
Resistivitas
IP
SP
EM
Pemboran Explorasi
Survei Geologi Bawah
Tanah
Logging Sumur
CITRA SATELIT
Citra Satelit
Pengamatan terhadap adanya citra satelit berresolusi tinggi diawali
dengan peluncuran Satelit Landsat 1. atelit Landsat yang pertama
diluncurkan cahaya tampak (0,4 0,7 m), sebenarnya diberi nama Earth
Resources Technology Satellite (ERTS) yang diluncurkan pada Juli 1972.
Saat ini lima satelit dari berbagi seri telah diluncurkan dengan berbagai
karakteristik (ketinggian, spectral band,
Interval Piksel, dimensi). Adapun perbandingan antara frekuensi dan
resolusi
masing-masing satelit diilustrasikan gambar di
bawah ini.
10
0
SPO
T
LANDS
AT
T
MS
M
S
1
0
Sun Synchronous
Orbits
Geostationary
Orbits
TIROSN
METEOST
AT
1
0m
10
0 m
Pixel
Size
1
km
1
0 km
1.
2.
3.
4.
5.
f
Skala (S) =
H'
H didapatkan dengan mengurangi elevasi daerah (h) dari tinggi terbang
pesawat di atas suatu datum (H), biasanya level air yang nilainya
didapatkan dari altimeter pesawat. Prinsip yang penting diperhatikan
adalah bahwa skala foto merupakan fungsi dari ketinggian daerah.
Pesawat terbang pada ketinggian konstan (atau mendekati konstan).
Apabila pewatat tersebut terbang melalui daerah dengan evelasi yang
bervariasi, misalnya pegunungan, skala akan sangat bervasiasi.
Test Pit
Trench
Pemboran Eksplorasi
Pemboran
Metode Magnetik
Survey magnetik dapat dilakukan dari udara, darat dan juga dalam
lubang bor.
Survey Magnetik Udara
Survey magnetik udara dapat mencakup daerah yang luas dalam waktu
singkat. Survey ini biasanya dilakukan dengan menggunakan pesawat
Fixed Wing atau Helikopter. Biayanya murah bila dibandingkan survey
didarat. Kualitas data bagus dapat digunakan sebagai konsep baru dalam
kecil dan dapat mencakup daerah yang sulit.
pada komposisi dari batuan asal dan dari alterasi yang terjadi pada
batuan tersebut
Metode ini mula-mula ditemukan oleh Galileo Galilei (1589), dengan
mengukur kecepatan benda jatuh dari menara Pisa. Kemudian Johan
Kepler, memunculkan teori pergerakan planet dan dilanjutkan oleh Sir
Isaac Newton yang merumuskan hukum gravitasi yang sangat terkenal.
Pierre Bouguer (1745-1745), menemukan variasi gravitasi di bumi. F.A.
Vening Meisnez - Van Bemmelen mengukur variasi
gravitabumdengamenggunakan pendulum
LautCin Selatan
DanLa
si
i
n
di
a .
,
Metode Geolistrik
Metode ini mengukur dan menyelidiki sifat kelistrikan yang dimiliki oleh
batuan atau mineral. Mineral-mineral sulfida pada umumnya bisa
dikenali dengan metode ini dikarenakan oleh sifat fisisnya yang mudah
menghantarkan listrik yang diinjeksikan ke dalam bumi. Sifat-sifat
kelistrikan dibagi berbagai jenis:
Tahanan Jenis (Resistivity) adalah hambatan dari batuan terhadap aliran
listrik (kebalikan dari konduktivitas batuan). Satuan unit: ohm-m. Mineral
pembentuk
Metode Radioaktif
Metode ini pada dasarnya ialah menentukan besarnya/banyaknya berkas
gelombang Gamma yang dihasilkan oleh batuan sebagai efek terjadinya
proses pembelahan/peluruhan atom yang terjadi pada batuan itu sendiri.
Satuan unit: cps
(count per second). Pada metode ini berkas gelombang Gamma yang
diukur adalah Potassium, Thorium dan Uranium.
Metode ini mempunyai penetrasi yang sangat dangkal ( 30-60 cm)
sehingga efek gangguan pada permukaan oleh aktifitas manusia akan
sangat mengganggu kualitas data. Metode ini dapat dilakukan dengan
pengukuran dari udara dan juga dapat dilakukan dari darat. Dengan
metode ini litologi batuan secara kasar dapat
dipetakan dan juga metode ini berguna untuk melokalisir daerah alterasi
potassic. Survey Ground Radiometric (kiri) dan data mentah hasil survey
radiometric
(kanan)
(a)
(b)
(c)
(d)
Peta-peta hasil pengukuran radiometric: (a) Potassium; (b) Uranium; (c)
Thorium;
(d) Composite image (Red=K; Green=Thorium; Blue=Uranium).
Aplikasi metode Geofisika
Pada saat ini di Indonesia telah ditemukan 9 daerah prospek endapan
porphyry copper dan hanya 2 prospek saja yang tidak terjadi
alterasi/mineralisasi tembaga muncul bersama-sama dan berasosiasi
magnetite. Beberapa endapan dilaporkan mempunyai fasa yang kaya
emas dan
NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.
Peta Total Magnetik Intensity adalah peta dasar dan utama yang
dihasilkan dari survey ini. Adanya benda magnetic akan digambarkan
dengan pola dipole.
NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.
Jalur anomali yang lebar dengan pola rumit biasanya merupakan ciri
dari batuan vulkanik seperti lava, sekis dan lain-lain.
lintasan yang lebih rapat 200-400 meter dengan ketinggian yang lebih
rendah antara 80 300 meter diatas permukaan tanah.
ESTIMASI
KONVENSIONAL
GRAFIS
MODERN / GEOSTATISTIK
GEOMETRIS
ISOCHORE
INCLUDED AREA
TRAVERSE SECTION
EXTENDED AREA
CONTOUR STRATUM
TRIANGULATION
POLYGON
Included Area
Metode ini digunakan untuk lubang bor / pit yang dibuat dengan pola /
grid, seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Pada gambar tersebut
28 pit telah dibuat dengan jarak sesuai dengan pola grid (misalnya 25
m). Mineralisasi ditemukan pada setiap pit.
12x252
4x252
V =9x25 x w1 + W2 + xW3
2
2 4
dimana W1, W2, W3 adalah tebal rata-rata pada tengah, sisi samping dan
sudut.
Adapun kadar rata-rata (G) dari deposit didapat dengan formula :
2
1
12x252
4x252
G = (9x 25 xg1w1 + x g2W2 +
x g3W3 )%
4
NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.
Extended Area
Pada metode extended area, semua blok mempunyai daerah pengaruh
yang sama. Pada gambar di bawah ini (jarak grid 25 m) total areanya
adalah 25 x 252 =
15.625 m2.
Tebal rata-rata didapat dengan menjumlah (total) seluruh tebal pit dan
dibagi dengan 25.
Sedangkan total volume didapatkan dengan mengalikan 15625 x tebal
rata-rata.
Metode Segitiga (Triangle)
Metode ini umumnya digunakan pada daerah dengan titik sampel yang
tidak mengikuti pola / grid. Perhitungan dilakukan dengan membuat
jaring segitiga seperti pada gambar di bawah ini.
Tebal rerata untuk tiap blok segitiga dari rata-rata ketiga tebal titik sudut.
Sedangkan kadar rata-rata didapat dari perkalian tebal dengan kadar
dari masing masing titik sampel lalu di bagi total ketebalan masingmasing sampel.
Metode Poligon
Pada metode ini, daerah pengaruh dibuat dengan membuat poligon yang
membagi daerah mineralisasi berdasarkan setengah dari jarak antar titik
sampel.
Isochore
Isochore adalah garis yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai
ketebalan vertikal yang sama pada lapisan (bedakan dengan isopach
Transverse Section
Biasanya digunakan untuk deposit yang berlapis (bedded deposit),
adapun cara yang dilakukan adalah dengan membuat lintasan dan
penampang dari endapan bahan galian yang akan dihitung volumenya.
Pada gambar berikut, empat penampang dibuat dengan menggunakan
data bor. Pada masing-masing penampang, luas setiap jenis batuan dan
bahan galian diukur / dihitung dengan menggunakan planimeter. Volume
didapatkan dengan mengali luasan yang telah didapatkan tadi dengan
jarak antar penampang.
Section 1
Section 2
Section 3
Section 4
Stratum Contour
Stratum contour merupakan garis yang menghubungkan elevasi yang
sama dari lapisan. Garis ini dapat dibuat pada bagian atas dan bawah
kontak endapan bahan galian (misalnya kontur roof dan kontur floor dari
lapisan batubara). Pada contoh di bawah ini, kontur floor digambarkan
dengan garis (
- - - - ).
DH-1
DH-2
DH-3
DH-4
DH-5
DH-6
DH-7
DH-8
DH-9
DH-10
DH-11
DH-12
DH-13
DH-14
DH-15
DH-16
Tebal
kadar
Lb. Bor
Tebal
Kadar
DH-1
7,5
3,5
DH-9
7,8
2,8
DH-2
3,7
DH-10
8,9
3,5
DH-3
9,2
3,7
DH-11
9,7
3,7
DH-4
9,5
3,5
DH-12
10,5
3,6
DH-5
3,1
DH-13
3,9
DH-6
3,2
DH-14
9,2
3,2
DH-7
9,5
3,3
DH-15
9,6
3,2
DH-8
9,7
3,1
DH-16
10
3,7
Tebal
kadar
Lb. Bor
Tebal
Kadar
DH-1
DH-9
7,8
2,8
DH-2
3,7
DH-10
8,9
3,5
DH-3
9,2
3,7
DH-11
DH-4
9,5
3,5
DH-12
10,5
3,6
DH-5
3,1
DH-13
3,9
DH-6
3,2
DH-14
9,2
3,2
DH-7
DH-15
DH-8
9,7
3,1
DH-16