Anda di halaman 1dari 40

Draft Bahan Kuliah

TEKNIK EKSPLORASI
(HTKK-009)

Oleh :
NURHAKIM, ST, MT

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2006

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

PRAKATA
Alhamdulillah, La haula wala quwwata illa
Subhanakallah, La ilma lana illa ma allamtana

billah,

Bahan kuliah ini disusun untuk adik-adik mahasiswa Teknik


Pertambangan Unlam yang mengambil matakuliah TEKNIK EKSPLORASI.
Hal yang melatarbelakangi penyusunan bahan kuliah ini adalah
mengingat sangat minimnya buku yang tersedia untuk disiplin ilmu
Teknik Pertambangan, khususnya yang berbahasa Indonesia.
Dengan tersusunnya bahan kuliah ini, disampaikan terima kasih kepada
seluruh pihak yang membantu dan memberikan dukungan dalam
penyusunan bahan kuliah ini, terutama ananda Beryl dan (adiknya) serta
mamanya.
Penyusun sadar bahwa dalam penyusunan bahan kuliah ini terdapat
banyak kekurangan, untuk itu, diharapkan masukan dan saran
konstruktif agar dapat memperbaiki bahan kuliah ini di masa mendatang.
Akhirnya, penyusun berharap agar bahan kuliah ini bermanfaat. Amin.

Pesona Gading Indah,

November 2006

Nurhakim, ST, MT
132 258 665

Deskripsi Singkat :
Gambaran tentang cara-cara eksplorasi dalam kaitan dengan genesa endapan bahan galian,
pengetahuan pendahuluan tentang cara-cara sampling dalam kaitan dengan kondisi geologi daerah
penyelidikan, pengetahuan tentang permodelan cebakan bahan galian

Tujuan Instruksional Umum :

Setelah menyelesaikan matakuliah Teknik Eksplorasi, pada akhir semester III


mahasiswa diharapkan mampu menarik kesimpulan tentang pentingnya
esplorasi dalam industri pertambangan, resiko pertambangan, konsep
eksplorasi, teknologi eksplorasi, sampling dan pola sampling, pemboran
eksplorasi, assay data eksplorasi, tahapan eksplorasi, perencanaan dan
pelaksanaan eksplorasi, permodelan geologi sumberdaya mineral.

Materi :

NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Ciri Khusus dan Resiko serta Tahapan kegiatan dalam Industri


Pertambangan
Maksud dan Tujuan kegiatan Eksplorasi
Proses Konsentrasi Bahan Galian
Tahapan dalam kegiatan eksplorasi, Pemilihan Target Eksplorasi
Eksplorasi Langsung dan Tak Langsung (Geologi, Geokimia dan Geofisika)
Metode Perhitungan Sumberdaya dan Cadangan
Eksplorasi Batubara

Referensi :
1.
2.
3.
4.
5.

Annels, A. E., 1991, Mineral Deposit Evaluation, Chapman & Hall, London
Barnes, M.P., 1980, Computer-Assisted Mineral Appraisal and
Feasibility, SMEAIME, New York
Bateman, 1987, Ore Deposits, John Wiley and Sons, NY
Dhadar, JR, 1999, Eksplorasi Endapan Bahan Galian, GSB, Bandung

Evans, AM, 1995, Introduction to Mineral Exploration, Blackwell


Science, Oxford
6. Hartman, HL, 1987, Introductory Mining Engineering, John Wiley and
Sons, NY
7. Partanto, P, 2000, Pengantar Teknologi Mineral, ITB, Bandung

8.
9.
10.
11.
12.

Peters, WC, 1991, Exploration Mining and Geology, John Wiley and Sons
RK Sinha, NL Sharma, 1970, Mineral Economics, Oxford & IBH Publ. co, New Delhi
Santoso Dj, Pengantar Teknik Geofisika, Jur. Tek. Geofisika ITB, Bandung
Sudrajat, A, 2000, Teknologi dan Manajemen Sumberdaya Mineral, ITB,
Bandung
White, AH, 1999, Management of Mineral Exploration, Andrew White & Assoc.,
Queensland

13. -----, 2000, Kamus Istilah Pertambangan, PPTM, Bandung


14. Berbagai Buku Laporan, Jurnal, Majalah yang berhubungan dengan
Pertambangan dan Teknologi Mineral (khususnya eksplorasi)
15. dll

Ciri Khusus Industri Pertambangan


a.

Non renewable resources/ wasting assets


Bahan tambang bersifat tak terbarukan artinya sekali bahan tambang
tersebut ditambang pada suatu tempat, maka tidak ada gantinya lagi
di tempat lain. Hal ini mengakibatkan terjadinya kompleksitas akibat
kelangkaan dan peningkatan kebutuhan sumber daya tersebut,
sehingga memerlukan inventarisasi dan penggunaan yang tepat.
b. Bahan tambang tersebar tidak merata dipermukaan bumi sehingga
keberadaan industri pertambangan bergantung selalu pada
ditemukannya bahan tambang.
c. Industri pertambangan merupakan industri yang padat modal, padat
teknologi dan padat waktu, yang dalam operasinya membutuhkan
sinergi dari berbagai disiplin ilmu dan teknologi.
NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

Dampak dan Resiko Industri Pertambangan


Pertambangan merupakan indutri yang padat modal, pada
keterampilan dan padat teknologi. Dalam pelaksanaannya, kegiatan
pertambangan di suatu daerah akan memberikan dampak terhadap
lingkungannya, baik dampak positif maupun negatif. Dampak positif dari
industri pertambangan antara lain :
1. Menambah pendapatan dan devisa negara
2. Dapat meningkatkan kondisi sosial, ekonomi, budaya dan
kesehatan masyarakat daerah di sekitarnya
3. Membuka kesempatan kerja dan berusaha
4. Memberi kesempatan alih teknologi
5. Berperan sebagai pusat pengembangan wilayah (community &
regional development)
Disamping dampak positif di atas, industri pertambangan dapat pula
mengakibatkan dampak negatif, antara lain :
1. Mengubah morfologi dan fisiologi daerah tersebut (tata guna
lahan)
2. Berpeluang merusak lingkungan, karena
a. Kesuburan tanah dapat berkurang / hilang
b. Mengurangi
vegetasi,
sehingga
dapat
menimbulkan
kegundulan hutan, longsor dan erosi
c. Flora dan fauna rusak, sehingga ekologi juga rusak
d. Mencemari sungai
e. Polusi suara dan udara (debu dan kebisingan)
3. Dapat menimbulkan kesenjangan sosial, ekonomi dan budaya di
wilayah setempat
Adapun resiko dalam industri pertambangan antara lain bahwa dalam
mengekstrak bahan galian dari batuan induknya harus dilakukan
kegiatan pembongkaran, sehingga dapat merubah roman muka bumi. Di
samping itu, penggunaan bahan galian yang bersifat sekali pakai
mengakibatkan bahan galian itu tidak dapat digunakan kembali setelah
diambil.
Berhubung dampak dan resiko di atas, maka sebelum kegiatan
pertambangan dimulai, terlebih dahulu harus dilakukan telaah
mendalam dengan melakukan serangkaian kegiatan prospeksi,
eksplorasi dan studi kelayakan.

Tahapan industri pertambangan

NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

PROSPEKSI

EXPLORASI

EVALUASI
(STUDI KELAYAKAN
)

tidak untung

ARSIP

untung
PERENCANAAN DAN
PEMBANGUNAN

PENAMBANGAN

PENGANGKUTAN

PEMURNIAN

PEMASARAN

Secara singkat tahapan kegiatan dalam industri pertambangan dapat


sebagai
dijelaskan
berikut :

a. PROSPEKSI

Kegiatan penyelidikan, pencarian atau penemuan endapan-endapan


mineral berharga

b. EKSPLORASI
Pekerjaan-pekerjaan selanjutnya setelah ditemukannya endapan mineral
berharga, yang meliputi pekerjaan-pekerjaan untuk mengetahui dan
mendapatkan ukuran, bentuk, letak (posisi), kadar rata-rata dan jumlah
cadangan dari endapan tersebut.

c. EVALUASI (STUDI KELAYAKAN)


NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

Pekerjaan-pekerjaan mengevaluasi data dan hasil analisis yang


didapatkan pada kegiatan eksplorasi, dari kegiatan ini dapat ditentukan
apakah suatu endapan layak ditambang secara ekonomis dengan
teknologi yang ada pada saat ini, atau tidak. Bila tidak / belum layak,
selanjutnya data tersebut diarsipkan

d. PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN

Pekerjaan-pekerjaan untuk membuat lubang-lubang bukaan ke arah dan


di dalam endapan bijih yang sudah pasti ada sebagai persiapan untuk
penambangan dan pengangkutan endapan bijih tersebut.

e. PENAMBANGAN

Pekerjaan-pekerjaan membongkar mineral berharga dari batuan


induknya, baik di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun dan
pada endapan bijih di dalam bumi (tambang bawah tanah).

f.

PENGANGKUTAN

Pekerjaan-pekerjaan pemindahan material hasil penggalian /


penambangan ke tempat penimbunan (stock pile) atau ke tempat
pemurnian / pengolahan bijih, atau bila bijih tersebut tidak perlu
diolah / dimurnikan, pengangkutan dapat berarti membawa hasil
tambang ke pembeli.

g. PEMURNIAN

Pekerjaan-pekerjaan untuk meningkatkan kadar / kualitas bijih,


dengan tujuan untuk memenuhi persyaratan industri, teknologi
pengolahan lanjut dan/atau meningkatkan harga jual dari komoditi
tambang tersebut.

h. PEMASARAN
Penjualan produk tambang kepada konsumen

Mineral dan Konsentrasi


Cebakan mineral ?
Suatu konsentrasi dari unsur atau logam tertentu dalam kerak bumi
yang dapat dipertimbangkan untuk ditambang secara komersial,
seandainya persyaratanpersyaratan teknologi lainnya seperti metoda
penambangan dan teknologi ekstraksi dapat dipenuhi.
Bijih ?
Kumpulan mineral yang daripadanya dapat diekstraksi satu atau lebih
logam yang dapat diusahakan secara menguntungkan.

NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

Proses Konsentrasi bahan galian


Proses-proses utama yang telah mengkonsentrasikan logam dalam
endapan mineral dalam bentuk yang dikenal sekarang : 1. Proses
Ortomagmatik
2. Proses Pasca Magmatik
a.
Pyrometasomatic
b.
Pegmatitic
c.
Hydrothermal (Hypogene)
3. Proses Pelapukan (Weathering)
Oksidasi, Karbonatisasi, Hidrasi, Pelarutan (leaching),
pengkayaan supergene (enrichment), sirkulasi dalam air
tanah yang menghasilkan endapan hydrothermal supergene
4. Proses Sedimentasi
a.
Pengendapan Sedimen Mekanis / Klastis
b.
Pengendapan Sedimen Kimiawi
c.
Pengendapan Sedimen Kolloid
d.
Proses Diagenesa
5. Proses Metamorfisme Regional, Thermal dan Dynamik
a.
Rekristalisasi batuan dan bijih
b.
Redistribusi logam yang tersebar dalam mineral
batuan
c.
Endapan hidrothermal sekunder 6. Kombinasi dari
proses-proses di atas METODA EKSPLORASI
-

METODE LANGSUNG
Menghasilkan gejala geologi tersebut dapat diamati dengan mata
geologist; metoda geologi
METODE TAK LANGSUNG

NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

METODA
EXPLORASI

Metoda Geologi

Metoda Geofisika

Survei Indrajauh

Survei Geofisika Udara


(Airborne survey)

Dari Ruang Angkasa :


Analisa Citra Satelit
berbagai Band
dari Udara :
Analisa Foto Udara,
Citra Radar, dll

Metoda Geokimia

Penyontohan Aliran
Sungai

Survei Gravitasi

Penyontohan Tanah

Survei Magnetik

Penyontohan Batuan

Survei Geofisika Darat

Survei Geologi Permukaan

Survei Seismik

Survei Geologi Tinjau


(Reconnaissance)

Survei Gravitasi
Survei Magnetik

Survei Geologi
Singkapan

Survei Geolistrik
Sumur Uji dan Paritan
(test pit and trenching)

Resistivitas

IP

SP

EM

Pemboran Explorasi
Survei Geologi Bawah
Tanah

Logging Sumur

Menghasilkan suatu anomali yang dapat ditafsirkan sebagai gejala


geologi yang dilacak; metoda geofisika dan metoda geokimia

CITRA SATELIT

NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

Citra Satelit
Pengamatan terhadap adanya citra satelit berresolusi tinggi diawali
dengan peluncuran Satelit Landsat 1. atelit Landsat yang pertama
diluncurkan cahaya tampak (0,4 0,7 m), sebenarnya diberi nama Earth
Resources Technology Satellite (ERTS) yang diluncurkan pada Juli 1972.
Saat ini lima satelit dari berbagi seri telah diluncurkan dengan berbagai
karakteristik (ketinggian, spectral band,
Interval Piksel, dimensi). Adapun perbandingan antara frekuensi dan
resolusi
masing-masing satelit diilustrasikan gambar di
bawah ini.

Frequency of Repetition Cover (Days)

10
0

SPO
T

LANDS
AT
T
MS
M
S

1
0

Sun Synchronous
Orbits

Geostationary
Orbits
TIROSN

METEOST
AT
1
0m

10
0 m

Pixel
Size

1
km

1
0 km

Perbandingan / Perbedaan Resolusi dan Frekuensi Citra


Satelit
Satelit-satelit di atas bertenaga matahari dan mempunyai sistem
pengumpul data yang selanjutnya ditransmisikan ke stasiun di bumi
(home station). Pada Landsat 1 sampai 3 data direkan dalam pita (tape)
apabila berada di luar daerah (out of range) stasiun bumi, data tersebut
baru akan ditransmisi pada saat satelit berada
dalam range stasiun bumi.
PHOTOGEOLOGY

NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

Foto Udara (Aerial Photo)


Fotogeologi adalah nama yang diberikan untuk penggunaan foto udara
untuk kepentingan geologi. Geologis telah menggunakan aerial
photography untuk membantu eksplorasi mereka sejak + 5 dekade yang
lalu.
Untuk mendapatkan hasil terbaik harus dilakukan perencanaan
pekerjaan, baik di kantor maupu di lapangan. Hal yang umumnya
dilakukan antara lain :
NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

1.
2.
3.
4.
5.

catatan / penjelasan foto udara,


kompilasi fotogeologi dengan peta dasar topografi
pengecekan lapangan
re-anotasi (pencatatan / penjelasan ulang)
re-kompilasi untuk mendapatkan peta fotogeologi final

Jenis foto udara yang umum dilakukan adalah foto hitam-putih


pankromatik
(panchromatic B&W photograph) , Film Sensitif inframerah hitam-putih
(B&W IR Sensitive Film), Film berwarna dan Inframerah berwarna. Film ini
dibuat dengan menggunakan spektrum yang berbeda, misalnya cahaya
tampak (0,4 0,7 m), fotografi dekat spektrum infra merah (0,7 0,9
m). Film pankromatik menghasilkan suatu cetakan yang berwarna

keabuan, di antara warna hitam dan putih pada spektrum cahaya


tampak. Jenis ini dikenal secara umum dan paling murah. Foto warna
menghasilkan cetakan full-colour dari spektrum cahaya tampak. Jenis ini
lebih mahal, tetapi sangat bermanfaat untuk daerah tertentu. Film
Inframerah berwarna (colour infrared film) merekam warna hijau, merah
dan dekat infra merah dari spektrum. Foto udara secara umum dapat
diklasifikasi menjadi Oblique (miring) dan Vertical (Tegak lurus).
Skala foto udara
Resolusi foto udara tergantung pada beberapa hal, antara lain skala foto.
Cara yang paling sederhana untuk mendeterminasi skala foto adalah
dengan membandingkan jarak antara dua titik pada foto dengan jarak
keduanya di lapangan.
Pada foto vertikal yang diambil pada daerah yang datar, Skala (S) adalah
fungsi dari Panjang Fokus kamera (f) dengan ketinggian terbang (H)
pesawat.

f
Skala (S) =
H'
H didapatkan dengan mengurangi elevasi daerah (h) dari tinggi terbang
pesawat di atas suatu datum (H), biasanya level air yang nilainya
didapatkan dari altimeter pesawat. Prinsip yang penting diperhatikan
adalah bahwa skala foto merupakan fungsi dari ketinggian daerah.
Pesawat terbang pada ketinggian konstan (atau mendekati konstan).
Apabila pewatat tersebut terbang melalui daerah dengan evelasi yang
bervariasi, misalnya pegunungan, skala akan sangat bervasiasi.

NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

Resolusi foto udara


Faktor yang mempengaruh resolusi dari foto udara adalah :
1. skala
2. kekuatan resolving dari film
3. kekuatan resolving dari lensa kamera
4. penggunaan kamera yang baik (tidak goyang / terganggu)
5. kondisi atmosfer
6. kondisi pada saat proses fim
Elemen dalam interpretasi foto udara
Beberapa elemen yang didapat dari interpretasi foto udara antara lain :
1. Topografi (relief) dan Tekstur
2. Pola (drainage pattern), Tekstur aliran (drainage texture) dan Erosi
3. Vegetasi
4. Penggunaan Lahan (land-use)
5. Lineanment, istilah ini digunakan untuk menggambarkan setiap garis
pada foto udara yang secara struktural dikontrol oleh joint, fracture,
fault, urat mineral, horizon litologi, batas batuan, dll
Dalam foto udara, harus dijaga ketelitian dalam pembuatan peta, dengan
cara pengambilan foto dalam penerbangan dilakukan perimpitan ke arah
terbang 60 % dan samping 30 %. Dalam interpretasi foto geologi,
diperlukan bantuan ahli foto geologi (photogeologist). Ahli tersebut harus
mengetahui di bidang batuan, struktur, bentuk topografi yang
berhubungan dengan keadaan geologi, serta dapat menterjemahkan
keadaan permukaan untuk penafsiran bawah permukaan.

NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

SURVEI GEOLOGI SINGKAPAN

Survei Geologi Singkapan (Batugamping)

Survei Geologi Singkapan (Batubara)


TESTPIT & TRENCH (SUMUR UJI & PARITAN)

NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

Test Pit

Trench
Pemboran Eksplorasi

Pemboran
Metode Magnetik

NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

Metode magnetik pada dasarnya adalah memetakan gangguan lokal


pada medan magnetik bumi yang disebabkan oleh variasi kemagnetan
batuan. Metode ini adalah metode geofisika tertua yang dikenal oleh
manusia. Sejarah metode ini dimulai dari kompas magnetik yang
pertama ditemukan di Cina 3000 tahun yang lalu. Kemudian pada
tahun 1600, William Gilbert mempublikasikan esai de Magnete yang
menyatakan bahwa bumi adalah sebuah magnet. Karl Frederick Gauss
menyimpulkan dari analisis matematika bahwa medan magnetik
berhubungan dengan sebuah sumber dibumi dan hubungannya dengan
rotasi bumi. Dalam perkembangannya medan magnetik bumi telah
digunakan dalam eksplorasi bijih besi sejak tahun ketika sebuah kompas
digunakan dalam eksplorasi di Swedia. Alat magnetometer pertama kali
diciptakan dan digunakan pada Perang Dunia II untuk mendeteksi kapal
selam. Saat ini metode magnetik merupakan salah satu metode geofisika
yang paling banyak digunakan orang karena selain mudah
penggunaannya juga murah pemakaiannya.
Pengukuran Medan Magnetik
Medan magnetik yang terukur oleh alat magnetometer adalah gabungan
dari medan magnetik utama bumi (dari inti luar bumi), medan magnetik
eksternal (medan magnetik dari luar bumi seperti matahari dan bulan)
dan medan magnetik kerak bumi (mineral magnetit di kerak bumi,
dibawah suhu Curie).
Magnetometer
Magnetometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur intensitas
medan magnetik. Magnetometer pada mulanya diletakkan di pesawat
terbang untuk mendeteksi kapal selam, dalam perkembangannya telah
diciptakan magnetometer
portableyang mudahdibawa-bawadan juga magnetometer
yang digunakan
untuk dimasukkan kedalam lubang bor.

Berbagai jenis magnetometer:Ground magnetometer(kiri) dan Helimag


Magnetometer (kanan)
Survey Magnetik
NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

Survey magnetik dapat dilakukan dari udara, darat dan juga dalam
lubang bor.
Survey Magnetik Udara
Survey magnetik udara dapat mencakup daerah yang luas dalam waktu
singkat. Survey ini biasanya dilakukan dengan menggunakan pesawat
Fixed Wing atau Helikopter. Biayanya murah bila dibandingkan survey
didarat. Kualitas data bagus dapat digunakan sebagai konsep baru dalam
kecil dan dapat mencakup daerah yang sulit.

Peta Total Magnetic Intensity dari hasil survey Airborne Magnetic


penentuan target eksplorasi. Noise Survey Magnetik Darat
Survey magnetik darat dapat melokalisir anomali secara akurat. Sinyal
dari sumber magnetik yang lemah dapat terukur. Dengan survey ini
sinyal dari sumber yang dangkal dapat ditingkatkan. Kelemahan dari
survey ini adalah lambat dalam pelaksanaannya, banyak noise dan
hanya dapat dilaksanakan pada daerah yang dapat diakses oleh
manusia.

Peta Total Magnetic Intensity dari hasil survey Airborne Magnetic


Metode Gravitasi
Metode ini mengukur dan menyelidiki variasi medan gravitasi bumi yang
disebabkan oleh perbedaan densitas dari batuan-batuan yang ada
dibawah permukaan bumi. Densitas atau massa jenis adalah
perbandingan antara massa dan volume dari batuan. Unit satuan 103
kg/m3 . Densitas batuan pada umumnya berbanding terbalik dengan
porositas batuan. Densitas batuan sedimen meningkat sesuai dengan
umur batuan dan kedalaman. Densitas batuan metamorf bergantung

NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

pada komposisi dari batuan asal dan dari alterasi yang terjadi pada
batuan tersebut
Metode ini mula-mula ditemukan oleh Galileo Galilei (1589), dengan
mengukur kecepatan benda jatuh dari menara Pisa. Kemudian Johan
Kepler, memunculkan teori pergerakan planet dan dilanjutkan oleh Sir
Isaac Newton yang merumuskan hukum gravitasi yang sangat terkenal.
Pierre Bouguer (1745-1745), menemukan variasi gravitasi di bumi. F.A.
Vening Meisnez - Van Bemmelen mengukur variasi
gravitabumdengamenggunakan pendulum
LautCin Selatan
DanLa
si
i
n
di
a .
,

Coste (1934) menemukan gravitimeter (alat pengukur gravitasi bumi.


yang
digunakan dan dikembangkan sampai
Alat inilah
saat ini.
Alat Gravimeter dan prinsip kerjanya

Hasil pengukuran dengan Gravimeter disebut Anomali Bouguer. Anomali


gravity ini dibagi menjadi 2 komponen yaitu:

Anomali Regional: anomali yang berhubungan dengan massa


homogen dibawah target eksplorasi.

Anomali Residual: anomali yang berhubungan dengan target


eksplorasi.

NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

Metode Geolistrik
Metode ini mengukur dan menyelidiki sifat kelistrikan yang dimiliki oleh
batuan atau mineral. Mineral-mineral sulfida pada umumnya bisa
dikenali dengan metode ini dikarenakan oleh sifat fisisnya yang mudah
menghantarkan listrik yang diinjeksikan ke dalam bumi. Sifat-sifat
kelistrikan dibagi berbagai jenis:
Tahanan Jenis (Resistivity) adalah hambatan dari batuan terhadap aliran
listrik (kebalikan dari konduktivitas batuan). Satuan unit: ohm-m. Mineral
pembentuk

NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

batuan pada umumnya memiliki resistivitas tinggi. Resistivity batuan


oleh porositas, kadar air dan
dipengaruhi
mineralisasi.

Polarisasi adalah kemampuan batuan untuk menciptakan atau


menyimpan (sementara) energi listrik, pada umumnya lewat proses
elektrokimia. Polarisasi dibagi menjadi:
1. Self potential: efek yang muncul jika energi listrik dihasilkan oleh
batuan / bijih pada proses interaksi dengan air tanah.
2. Induced Polarization: efek yang muncul saat batuan terinduksi oleh
energi listrik yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui batuan,
dan batuan itu

menyimpan induksi untuk sementara.


Prinsip kerja Induced Polarization
Metode Geolistrik ini berkembang dengan pesat belakangan ini. Banyak
sekali metode-metode baru muncul sebagai pengembangan dari prinsip
tahanan jenis atau resistivity seperti: TEM, CSAMT, AMT dan lain-lain.
Metode ini sangat efisien dan tepat untuk memetakan atau melokalisir
mineral-mineral sulfida.
Survey IP dan Resistivity
Pada survey IP dan Resistivity dikenal beberapa macam array atau
susunan pemasangan elektroda seperti: Wenner; Schlumberger, Dipoledipole dan lain-lain. Masing-masing array mempunyai kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Prinsip dasar survey ini adalah dengan
NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

menginjeksikan arus listrik buatan ke bumi dan sinyal hasil pemantulan


energi listrik ini ditangkap oleh elektroda.

Jenis-jenis array dalam survey IP dan Resistivity


Pada umumnya mineral sulfida akan memberikan respon dalam nilai
kecil pada data resistivity dan nilai besar pada IP. Penetrasi dari survey
ini bergantung pada jenis array yang dipakai dan lebar dari sebaran
elektroda dan sumber arus. Makin lebar sebaran kedua elektrodanya
makin dalam penetrasinya, tetapi sinyal yang diperoleh kualitas datanya
kurang baik dan banyak noise yang muncul.

Sebaliknya, sebaran yang sempit akan menghasilkan penetrasi yang


rendah tetapi kualitas datanya baik.
Contoh hasil pengukuran survey IP dan resistivity serta perbandingan
dengan data geologi dari hasil pemboran.

NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

Metode Radioaktif
Metode ini pada dasarnya ialah menentukan besarnya/banyaknya berkas
gelombang Gamma yang dihasilkan oleh batuan sebagai efek terjadinya
proses pembelahan/peluruhan atom yang terjadi pada batuan itu sendiri.
Satuan unit: cps

(count per second). Pada metode ini berkas gelombang Gamma yang
diukur adalah Potassium, Thorium dan Uranium.
Metode ini mempunyai penetrasi yang sangat dangkal ( 30-60 cm)
sehingga efek gangguan pada permukaan oleh aktifitas manusia akan
sangat mengganggu kualitas data. Metode ini dapat dilakukan dengan
pengukuran dari udara dan juga dapat dilakukan dari darat. Dengan
metode ini litologi batuan secara kasar dapat

dipetakan dan juga metode ini berguna untuk melokalisir daerah alterasi
potassic. Survey Ground Radiometric (kiri) dan data mentah hasil survey
radiometric
(kanan)
(a)
(b)
(c)
(d)
Peta-peta hasil pengukuran radiometric: (a) Potassium; (b) Uranium; (c)
Thorium;
(d) Composite image (Red=K; Green=Thorium; Blue=Uranium).
Aplikasi metode Geofisika
Pada saat ini di Indonesia telah ditemukan 9 daerah prospek endapan
porphyry copper dan hanya 2 prospek saja yang tidak terjadi
alterasi/mineralisasi tembaga muncul bersama-sama dan berasosiasi
magnetite. Beberapa endapan dilaporkan mempunyai fasa yang kaya
emas dan
NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

dengan mineralisasi yang kaya magnetite. Semua endapan porphyry


copper yang ditemukan di Indonesia semuanya adalah hasil dari
eksplorasi konvensional yaitu dengan pemetaan geologi permukaan dan
pengambilan conto geokimia. Endapan porphyry copper yang tidak
tersingkap akan lolos dan tidak teramati dengan metode eksplorasi
konvensional. Berdasarkan fakta ini maka metode magnetik adalah
pilihan yang tepat untuk diaplikasikan untuk eksplorasi cadangan
pophyry copper. Alasan lain digunakannya metode magnetik adalah
murahnya biaya survey dan kemudahan pengoperasian alatnya yang
membuat metode ini umum dipakai orang.
Kelemahan dari metode magnetik adalah kemampuannya yang hanya
dapat mendeteksi satu sifat fisik batuan saja yaitu kemagnetan. Pada
kenyataannya tidak semua mineral mempunyai sifat kemagnetan yang
khas. Beberapa mineral mempunyai sifat kelistrikan dan densitas atau
massa jenis yang khas tapi sifat kemagnetannya tidak. Oleh karena itu
penggunaan metode geolistrik dan gravity juga merupakan pilihan yang
cukup baik sebagai metode alternatif atau tambahan data. Kelemahan
dari metode-metode ini adalah sulit pengoperasiannya terutama
didaerah berbukit-bukit terjal, lambat dan juga mahal biayanya. Metode
Radiometrik juga sering digunakan dengan alasan murah dan mudah
pengoperasiannya, kemampuannya untuk mendeteksi alterasi potassic
dan juga berguna untuk membantu dalam pemetaan litologi batuan.
Penerapan metode geofisika pada umumnya dibagi dalam 3 tahap yaitu
tahap pemetaan regional, tahap kan sebagai dipole magnetik pemetaan
detil dan tahap penentuan lubang bor uji atau pemetaan detil.
Pada tahap pemetaan regional survey geofisika yang dilaksanakan
adalah Survey Magnetik udara dan Radiometric (Airborne Magnetic and
Radiometric survey). Kegunaan dari kedua survey ini adalah untuk
memetakan struktur geologi regional, mendeteksi anomali magnetik,
memetakan daerah alterasi potassic dan pemetaan litologi batuan. Pada
tahap ini biasanya digunakan pesawat Fixed Wing, Magnetometer (alat
ukur metode magnetic) dan Spectrometer (alat ukur metode radiometrik)
diletakan didalam pesawat tersebut. Survey biasanya dilakukan dengan
sistem kisi (grid) dengan arah terbang pesawat Utara-Selatan, spasi
antar lintasan 800 meter dengan interval pengukuran setiap 0.1 detik
(7.5m). Pesawat fixed-wing ini biasanya terbang dengan ketinggian
kurang lebih 400 meter di punggungan dan 1000 meter diatas jurang
dan lembah. Hasil dari survey ini berupa:

Peta topografi regional yang dihasilkan dari pengukuran radar


altimeter pada setiap lintasan survey. Pada umumnya peta ini kurang
akurat dengan bentuk morfologi lapangan tetapi cukup baik dalam
penggambaran bentuk punggungan utama maupun lembah.

Peta Total Magnetik Intensity adalah peta dasar dan utama yang
dihasilkan dari survey ini. Adanya benda magnetic akan digambarkan
dengan pola dipole.
NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

Peta Radiometrik yang menggambarkan pola penyebaran kandungan


dari Potassium, Thorium dan Uranium.

Peta Total Magnetic Intensity hasil survey Airborne (Fixed Wing)


Magnetic dengan efek pencahayaan untuk mempermudah interpretasi
strukstur geologi
Dari peta-peta ini ditambah data mentah dari survey, data kemudian
diproses dengan berbagai teknik filtering untuk melokalisir daerah yang
mengandung anomali magnetik dan juga untuk menginterpretasikan
struktur regional daerah survey.

Peta Radiometric hasil pengolahan citra dengan Total Magnetic Intensity


hasil survey Airborne (Fixed Wing) Magnetic dengan efek pencahayaan
untuk mempermudah interpretasi strukstur geologi dan mempermudah
pembagian litologi batuan.
Anomali magnetik akan muncul bila dibawah permukaan terdapat
kontras susceptibility batuan. Kontras susceptibility batuan disebabkan
oleh perbedaan kandungan mineral yang bersifat magnetik, seperti
Pyrhotite dan Magnetite dengan batuan sekelilingnya. Konsentrasi
mineral magnetik akan menimbulkan respon anomali magnetik yang
berupa anomali dwi kutub (dipole). Kombinasi data

NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

magnetik ini dengan peta geologi akan mempermudah pendugaan


adanya mineralisasi pada daerah sasaran eksplorasi.
Peta interpretasi data Magnetic dari survey Airborne Magnetic. (inzet:
peta Analytic Signal dari TMI).
Interpretasi struktur regional dapat dibuat dari peta Total Magnetic
Intensity dengan mengelompokan kedalam bentuk geometry sederhana
yang khas seperti:

Bentuk lingkaran, yang menggambarkan kemungkinan terjadinya


aktivitas hidrothermal pada daerah tersebut.

Bentuk anomali magnetik yang linier umumnya disebabkan oleh


dyke, sill atau formasi besi.

Jalur anomali yang lebar dengan pola rumit biasanya merupakan ciri
dari batuan vulkanik seperti lava, sekis dan lain-lain.

Pola magnetik yang tiba-tiba patah mengindikasikan kemungkinan


adanya patahan.

NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

Variasi respon magnetic dapat digunakan untuk membedakan batuan


penutupnya. Akan lebih baik hasilnya bila digabungkan dengan data
radiometrik.

Pada pemrosesan data magnetik lebih lanjut, data respon magnetik


dimodelkan secara 2D untuk memperoleh gambaran geometri benda
anomali magnetik.

Setelahtahap regionalselesaidilakukan,untuk melanjutkansurveyke tahap


berikutnya yang lebih detil dengan memilih target-target anomali
magnetik yang sesuai dengan model ideal endapan porphyry copper.
Kemudian di daerah yang terpilih tersebut dilaksanakan survey magnetik
udara dengan menggunakan helikopter. Biasanya survey magnetik
dengan helikopter ini dilakukan dengan spasi

lintasan yang lebih rapat 200-400 meter dengan ketinggian yang lebih
rendah antara 80 300 meter diatas permukaan tanah.

NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

Peta Total Magnetic Intensity dari survey Airborne Magnetic dengan


menggunakan pesawat Fixed wing (kiri) dan Peta Analytic Signal dari
survey Airborne Magnetic dengan menggunakan Helikopter.
Jika dalam survey regional dengan menggunakan pesawat fixed wing
targetnya adalah anomali magnetik berskala besar, maka dengan survey
helikopter ini anomali magnetik skala besar tersebut diperinci sehingga
anomali-anomali magnetik berukuran kecil juga dapat terlihat.
Langkah-langkah pemrosesan data dan hasil interpretasi dari survey
helikopter ini sama persis dengan data dari pesawat fixed wing tetapi
hasilnya jauh lebih terperinci sehingga memudahkan untuk menentukan
target aktifitas eksplorasi dari darat. Dari hasil survey ini dipilih daerah
daerah yang paling prospek untuk ditindak lanjuti dengan survey darat.
Pada tahap survey geofisika dari darat, survey biasanya dilakukan
bersamaan dengan survey pemetaan geologi dan pengambilan conto
geokimia. Pada tahap ini berbagai jenis metode geofisika dapat
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan jenis mineral atau batuan
yang dijadikan sasaran eksplorasi.
Metode-metode yang sering digunakan adalah ground magnetik dan
ground radiometric, survey geolistrik seperti IP, resistivity, TEM, CSAMT
dan lain-lain. Survey-survey ini dilakukan untuk menentukan letak lubang
bor uji yang akan digunakan untuk mengetest kandungan mineral
dibawah permukaan tanah.
Dalam pengolahan data dan interpretasi data survey darat ini, seluruh
data diintergrasikan dan digabungkan dengan data geologi dan data
geokimia sehingga menghasilkan interpretasi akhir yang akurat.

NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

Data magnetik biasanya dibuat model 2D dan 3D untuk memperoleh


gambaran detil geometri dan dimensi cadangan endapan porphyry
copper. Dari hasil interpretasi inilah ditentukan target lubang bor uji
untuk memeriksa kandungan

NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

mineral dan besarnya cadangan yang diperoleh.


Block diagram hasil penggabungan model 3D magnetic dengan data
geologi hasil dari pemboran.
Gambar diatas merupakan hasil akhir dari seluruh gabungan survey
Geofisika, pemetaan Geologi permukaan, conto Geokimia dan pemboran.
Dari model 3D seperti ini sebuah cadangan pada akhirnya dapat
diketahui besar cadangannya dan jika nilainya cukup ekonomis cadangan
ini siap untuk ditambang.

Metode Perhitungan Cadangan

NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

ESTIMASI

KONVENSIONAL

GRAFIS

MODERN / GEOSTATISTIK

GEOMETRIS

ISOCHORE

INCLUDED AREA

TRAVERSE SECTION

EXTENDED AREA

CONTOUR STRATUM

TRIANGULATION

POLYGON

Included Area
Metode ini digunakan untuk lubang bor / pit yang dibuat dengan pola /
grid, seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Pada gambar tersebut
28 pit telah dibuat dengan jarak sesuai dengan pola grid (misalnya 25
m). Mineralisasi ditemukan pada setiap pit.

NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

Dari gambar di atas terlihat bahwa :


-

9 buah daerah dengan luas 25 x 25 m2

12 buah daerah dengan luas 12,5 x 25 m2

4 buah daerah dengan luas 12,5 x 12,5 m2

Volume dari bijih yang terdapat dalam wilayah tersebut adalah

12x252
4x252
V =9x25 x w1 + W2 + xW3
2

2 4
dimana W1, W2, W3 adalah tebal rata-rata pada tengah, sisi samping dan
sudut.
Adapun kadar rata-rata (G) dari deposit didapat dengan formula :
2
1
12x252
4x252
G = (9x 25 xg1w1 + x g2W2 +
x g3W3 )%

4
NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

Extended Area
Pada metode extended area, semua blok mempunyai daerah pengaruh
yang sama. Pada gambar di bawah ini (jarak grid 25 m) total areanya
adalah 25 x 252 =
15.625 m2.

Tebal rata-rata didapat dengan menjumlah (total) seluruh tebal pit dan
dibagi dengan 25.
Sedangkan total volume didapatkan dengan mengalikan 15625 x tebal
rata-rata.
Metode Segitiga (Triangle)

NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

Metode ini umumnya digunakan pada daerah dengan titik sampel yang
tidak mengikuti pola / grid. Perhitungan dilakukan dengan membuat
jaring segitiga seperti pada gambar di bawah ini.

Tebal rerata untuk tiap blok segitiga dari rata-rata ketiga tebal titik sudut.
Sedangkan kadar rata-rata didapat dari perkalian tebal dengan kadar
dari masing masing titik sampel lalu di bagi total ketebalan masingmasing sampel.

Metode Poligon
Pada metode ini, daerah pengaruh dibuat dengan membuat poligon yang
membagi daerah mineralisasi berdasarkan setengah dari jarak antar titik
sampel.

NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

adapun cara pembuatan poligon dapat dilihat pada gambar berikut :

Isochore
Isochore adalah garis yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai
ketebalan vertikal yang sama pada lapisan (bedakan dengan isopach

NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

yang menghubungkan ketebalan sebenarnya dari lapisan). Pada gambar


di bawah ini terlihat

garis isochore dengan nilai 5m, 5,5m, 6m, dan

6,5m. Daerah di antara kontur 5,0m dan


5,5m akan mempunyai ketebalan

= 5,25m dan seterusnya. Luas

masing-masing daerah di antara kontur didapatkan dengan bantuan


planimeter. Untuk mendapatkan volume, tebal bertikal dari masingmasing area dikali dengan luas yang telah didapat dengan planimeter
tersebut.

Transverse Section
Biasanya digunakan untuk deposit yang berlapis (bedded deposit),
adapun cara yang dilakukan adalah dengan membuat lintasan dan
penampang dari endapan bahan galian yang akan dihitung volumenya.
Pada gambar berikut, empat penampang dibuat dengan menggunakan
data bor. Pada masing-masing penampang, luas setiap jenis batuan dan
bahan galian diukur / dihitung dengan menggunakan planimeter. Volume
didapatkan dengan mengali luasan yang telah didapatkan tadi dengan
jarak antar penampang.

NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

Section 1

Section 2

NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

Section 3

Section 4

Stratum Contour
Stratum contour merupakan garis yang menghubungkan elevasi yang
sama dari lapisan. Garis ini dapat dibuat pada bagian atas dan bawah
kontak endapan bahan galian (misalnya kontur roof dan kontur floor dari
lapisan batubara). Pada contoh di bawah ini, kontur floor digambarkan
dengan garis (

) sedangkan kontur roof dengan garis putus-putus ( -

- - - - ).

NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

Interval kontur pada gambar di atas adalah 10m. a, b, c dan d


adalah bentuk badan bijih pada kedalaman 10m, 20m, 30m, dan 40m.
Masing-masing luas horizontal cebakan dihitung secara terpisah, dan bila
dikali dengan interval kontur akan didapatkan volume setiap level.
Contoh Kasus 1 :
Telah dilakukan serangkaian kegiatan pemboran explorasi pada suatu
daerah yang diperkirakan terdapat mineralisasi bijih (SG = 2,5).
Pemboran dilakukan dengan sistem grid dimana jarak antar grid adalah
50m (lihat gambar berikut)

DH-1

DH-2

DH-3

DH-4

NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

DH-5

DH-6

DH-7

DH-8

DH-9

DH-10

DH-11

DH-12

DH-13

DH-14

DH-15

DH-16

Dari kegiatan pemboran tersebut didapat hasil berikut :


Lb. Bor

Tebal

kadar

Lb. Bor

Tebal

Kadar

DH-1

7,5

3,5

DH-9

7,8

2,8

DH-2

3,7

DH-10

8,9

3,5

DH-3

9,2

3,7

DH-11

9,7

3,7

DH-4

9,5

3,5

DH-12

10,5

3,6

DH-5

3,1

DH-13

3,9

DH-6

3,2

DH-14

9,2

3,2

DH-7

9,5

3,3

DH-15

9,6

3,2

DH-8

9,7

3,1

DH-16

10

3,7

a. Tentukan metode perhitungan potensi yang sesuai


b. Hitung : Volume total, Tonase, Kadar rata-rata dari cebakan
tersebut
Contoh Kasus 2 :
Telah dilakukan serangkaian kegiatan pemboran explorasi pada suatu
daerah yang diperkirakan terdapat mineralisasi bijih (SG = 2,3).
Pemboran dilakukan secara random (acak seperti terlihat pada gambar
berikut)

NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Unlam

Dari kegiatan pemboran tersebut didapat hasil berikut :


Lb. Bor

Tebal

kadar

Lb. Bor

Tebal

Kadar

DH-1

DH-9

7,8

2,8

DH-2

3,7

DH-10

8,9

3,5

DH-3

9,2

3,7

DH-11

DH-4

9,5

3,5

DH-12

10,5

3,6

DH-5

3,1

DH-13

3,9

DH-6

3,2

DH-14

9,2

3,2

DH-7

DH-15

DH-8

9,7

3,1

DH-16

a. Tentukan metode perhitungan potensi yang sesuai


b. Hitung : Volume total, Tonase, Kadar rata-rata dari cebakan
tersebut

NHK-8401@Unlam.Bjb 2006 Teknik Eksplorasi 1st.ed.

Anda mungkin juga menyukai