Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Defenisi
Kekuatan geser tanah merupakan perlawanan internal per satuanluas
terhadap keruntuhan atau pergeseran sepanjang bidang geser dalamtanah
yang dimaksud.
2. Criteria keruntuhan menurut mohr-coulomb
Mohr(1980) menyatakan bahwa keruntuhan terjadi pada suatu material
akibat kombinasi kritis antara tegangan normal dan geser, dan bukan
hanya akibat tegangan normal maksimum atau tegangan geser maksimum
saja.
Hubungan antara tegangan normal dan geser sebuah bidang keruntuhan
dapat dinyatakan dengan:
f =f ( )
garis keruntuhan dalam persamaan diatas sebenarnya berbentuk garis
lengkung. Untuk sebagian besar masalah-masalah mekanika tanah, garis
tersebut cukup didekati sebuah garis lurus yang menunjukkan hubungan
linear antara tegangan normal dan geser. Persamaan tersebutdapat ditulis :
f =c+ tan
Cara pengukuran kuat geser tanah secara langsung (direct shear strength)
menggunakan kotak terpisah (split box). Contoh tanah tidak terganggu
(undisturbed soil) atau terganggu (disturbed soil sample) ditempatkan pada
boxs bagian bawah, kemudian box bagian atas yang berukuran sama
ditempatkan terbalik menutup boks bagian bawah. Box bagian bawah statis
atau tidak bergerak, sedangkan box atas digerakan kesatu arah secara
konstan sambil mengaplikasikan tekanan normal kepermukaan contoh tanah.
Ada dua gaya yang bekerja yaitu :
Tekanan normal yang diakibatkan oleh pemberian beban pada contoh
secara tegak lurus (vertikal) dan
Tekanan geser yang diakibatkan oleh pemberian beban horizontal.
Pada sampel tanah yang sudah ditempatkan di dalam kotak diaplikasikan
dengan tekanan normal tertentu, kemudian diaplikasikan tekanan geser
secara berangsur-angsur bebannya ditambah sampai terjadi keruntuhan
(shearing failure). Sejumlah test dilaksanakan terhadap contoh tanah yang
sama dengan cara menambah tekanan normalnya, yang berarti juga
meningkatkan nilai tekanan gesernya. Data tersebut kemudian diplot untuk
mendapatkan persamaan regresi.
UJI TRIAXIAL
Uji triaxial merupakan salah satu uji lab yang paling dapat diandalkan untuk menentukan
parameter tegangan geser. Uji ini telah digunakan secara luas untuk keperluan pengujian
biasa ataupun keperluan riset.
Skema alat triaxial
Pada uji ini biasanya digunakan sebuah sample tanah kira-kira berdiameter 1,5 inc (38,1
mm) dan panjang 3 inc (76,2 mm). Sampel tanah tersebut ditutup dengan membrane karet
yang tipis dan diletakkan di dalam sebuah bejana silinder dari bahan plastic (atau juga
gelas) yang kemudian bejana tersebut diisi dengan air atau larutan gliserin. Di dalam
bejana, benda uji tersebut akan mendapat tekanan hidrostatis.
Gambar alat uji triaxial
Bidang runtuh
Sampel pada
kondisi runtuh
Untuk menyebabkan terjadinya keruntuhan geser pada benda uji, tegangan aksial diberikan
melalui suatu piston vertical. Pembebanan arah vertical dapat dilakukan dua cara :
1. Dengan memberikan beban mati yang berangsur-angsur ditambah (penambahan setiap
saat sama) sampai benda uji runtuh
2. Dengan memberikan deformasi arah aksial dengan kecepatan deformasi yang tetap
dengan bantuan gigi-gigi mesin atau pembebanan hidrolis. Cara ini disebut juga sebagai
uji regangan-terkendali.
TIPE PENGUJIAN TRIAXIAL
Ada tiga tipe standar dari uji triaxial yang biasanya dilakukan :
1. Consolidated-drained test atau drained test (CD test)
Pada pengujian ini, benda uji ditekan dari segala arah dengan tekanan penyekap
3 , dengan cara memberikan tekanan pada cairan di dalam silinder. Setelah
tekanan penyekap 3 dilakukan, tegangan air pori dalam benda uji naik menjadi
uc . Kenaikan tegangan air pori ini dapat dinyatakan dalam bentuk parameter tak
berdimensi
u
B= c
3
Dengan
B = parameter tegangan pori oleh Skempton
Untik tanah jenuh air, B = 1.0
Pada Consolidated-drained test atau drained test
Tidak boleh ada tekanan air pori berlebih terjadi pada sampel saat pengujian
Penggeseran dengan kecepatan yang sangat rengah untuk mencegah munculnya
tekanan air pori berlebih
dihasilkan nilai c dan
c dam digunakan pada analisis dengan kondisi teralir penuh (e.g.,
stabilitas lereng jangka panjang, Pembebanan yang sangat lambat)
3.
Kekuatan geser dari tanah tergantung pada besarnya tegangan air pori yang terjadi selama
uji berlangsung. Tegangan air pori akan hilang akibat aliran air (drainase) dari dan ke dalam
benda uji.
Uji triaksial lebih sukar dan mahal
Pada tanah tanah lempung yang terdeposisi (terendapkan) secara alamiah dapat diamati
bahwa kekuatan tekanan tak tersekap berkurang banyak, bila tanah tersebut diuji ulang
lagi setelah tanah tersebut menderita kerusakan struktural (remolded) tanpa adanya
perubahan kaadar air, sebagaimana ditunjukkan pada gambar 9.34.
Sifat berkurangnya kekuatan tanah akibat adanya kerusakan struktural tanah tersebut
disebut kesensitifan (sensitifity) . Tingkat kesensitifan dapat ditentukan sebagai rasio
perbandingan antara kekuatan tanah asli dengan kekuatan tanah yang sama setelah
terkena kerusakan (remolded), bila kekuatan tesebut diuji dengan cara tekanan tersekap.
Jadi,
St=
qu (asli )
qu (kerusakan)
Rasio kesensitifan sebagian besar tanah lempung berkisar antara 1 s/d 8;biarpun pada
beberapa tanah lempung maritim mempunyai tingkat flokulasi sangat tinggi, harga rasio
kesensitifan dapat berkisar 10 s/d 80.
Ada beberapa tanah lempung tertentu yang akibat kerusakan tersebut dapat tiba-tiba
berubah menjadi cair. Tanah tersebut sebagian besar dijumpai dijumpai di daerah
Amerika Utara dan daerah semenanjung Scandinavia yang dulunya tertutup es. Tanah
lempung ini disebut quick clays. Rosengvist (1953) telah mengklasifikasi tanah tanah
lempung berdasarkan kesensitifannya. Klasifikasinya secara umum dapat dilihat pada
gambar 9.35.
Kehilangan kekuatan setelah adanya kerusakan struktural pada tanah dapat terjadi
terutama karena memang sudah ada perubahan-perubahan yang berarti dari struktur dasar
partikel tanah asli selama berlangsungnya proses sedimentasi dari tanah tersebut pada
mulanya.
Bila setelah adanya kerusakan tanah dibiarkan tidak terusik (juga tanpa adanya perubahan
dari kadar airnya), tanah tersebut akan lambat laun pulih kekuatannnya. Peristiwa ini
disebut thixotrophy. Thixotrophy adalah proses pulihnya kembali kekuatan tanah yang
melemah akibat kerusakan struktural sebagi fungsi dari waktu. Hilangnya kekuatan tanah
tersebut lamban laun dapat kembali apabila tanah tersebut dibiarkan beristirahat. Kondisi
thixotrophy dapat dilihat pada gambar 9.36a.
Sebagian besar tanah pada kenyataannya hanya thixotrophy parsial. Artinya hanya
sebagian saja dari kekuatan tanah yang hilang akibat kerusakan tersebut yang lambat laun
dengan berjalannya waktu akan kembali. Keadaan perubahan kekuatan dengan
berjalannya waktu untuk tanah-tanah yang thixotrophy parsial dapat dilihat pada gambar
9.36b. Perbedaan yang ada antara kekuatan tanah mula-mula (asli) dan kekuatan tanah
setelah pulih akibat thixotrophy diperkirakan akibat dari struktur partikel tanah yangtidak
sepenuhnya pulih sediakala.
Untuk deposit tanah lempung yang terkonsolidasi secara normal, kekuatan geser air
termampatkan cu , akan meningkat sejalan dengan membesarnya tekanan timbunan tanah
setempat. Shempton (1957) memberikan hubungan secara statistik antara kekuatan geser
air termampatkan tekanan timbunan tanah (p), dan Indeks Plastis (IP) tanah dengan
hubungan sbb (IP dinyatakan dalam persen) :
cu /p = 0,11 +0,0037 IP
(9.42 )
Persamaan 9.42 sangat berguna dalam praktek. Bila harga IP suatu tanah lempung yang
terkonsolidasin normal diketahui, variasi dari kohesi tanah keadaan undrained tersebut
dengan kedalaman tanah telah diperkirakan.
Ladd, foote, ishihara, schlosser, dan poulos (1977) telah mendemonstrasikan bahwa
untuk tanah lempung terkonsolidasi lebih (overconsolidated), hubungan ini kurang lebih
benar.
( cp ) terkonsolidasilebih =(OCR)
( cp )terkonsolidasi normal
u
0,8
Rumus OCR :
pc
p
a. Berbentuk segitiga.
b. Berbentuk seragam.
c. Berbentuk parabola.
Variasi tahanan geser ini dapat dilihat pada gambar 9.39b, harga momen torsi T dapat
dilihat sbb :
T =
(9.47)
Cu =
(9.48)
atau
Dengan
= bila tahanan geser yang termobilisasi dianggap berbentuk segitiga
= 2/3 bila tahanan geser yang termobilisasi dianggap berbentuk seragam
= 3/5 bila tahanan geser yang termobilisasi dianggap berbentuk seragam parabola
(catatan pers 9.48 disebut persamaan Calding)
Uji geser vane dapat dilakukan di laboratorium atau di lapangan pada waktu penyelidikan
tanah. Alat vane geser di laboratorium mempunyai dimensi 0,5 inchi (12,7 mm) dan
tinggi 1,0 inchi (25,4 mm). Gambar 9.40 menunjukkan foto dari penentuan Cu di
laboratorium dengan menggunajan alat vane geser. Alat vane geser lapangan mempunyai
dimensi lebih besar dan menurut U.S Bureau of Reclamation digunakan:
d = 2 inches = 50,8 mm ; h = 4 in = 101,6 mm
d = 3 inches = 76,2 mm ; h = 6 in = 152,4 mm
d = 4 inches = 101,6 mm ; h = 8 in = 203,2 mm
Pada umumnya kekuatan geser undrained dari tanah sangat bervariasi di lapangan dengan
kedalaman tanahnya, uji geser vane sangat berguna. Dalam waktu singkat kita dapat
menentukan pola perubahan harga cu tanah menurut kedalaman. Tetapi, bila deposit tanah
lempung tesebut pada tempat tertentu kurang lebih seragam sifatnya dari beberapa uji
triaksial kondisi uncoslidated undrained pada sampel tanah asli dapat diperkirakan
parameter parameter tanah untuk perencanaan. Harga kekuatan geser tanah kondisi
undrained yang didapat dengan alat vane geser juga tergantung dari kecepatan pemutaran
momen torsi T.
Bjerrum (1974) telah membutikan bahwa harga plastisitas relatif tinggi, harga cu, yang
didapat dari uji geser vane mungkin dapat terlalu besar dari harga yang sebenarnya
sehingga tidak dapat dipakai dalam perencangan pondasi. Untuk alasan ini Bjerrum
mengusulkan koreksi berikut :
(9.49)
dengan
IP
(9.50)
= - ua + (ua uw)
(9.51)
= tengangan efektif
= tengangan total
ua = tegangan udara di dalam pori
uw = tegangan air pori
f = c + [ - ua + (ua uw)] tan
(9.52)
Harga tergantung pada derajad kejenuhan tanah. Dengan cara uji di laboratorium
menggunakan alat triaksial biasa, harga sampel tanah tidak mungkin dapat ditentukan
secara akurat. Jadi yang dilakukan ialah uji triaksial cara undrained pada sampel tanah
yan tak jenuh dan mengukur hanya tegangan totalnya saja.
f = c(us) + tan (us)
(9.53)