Anda di halaman 1dari 67

1

JUDUL UNTUK PTS MENEJERIAL KS DI BAWAH INI ADALAH :

IMPLIKASI PEMBINAAN MENEJERIAL ADMINISTRASI


KEPALA SEKOLAH OLEH SUPERVISI PENDIDIKAN
TERHADAP KINERJA GURU DALAM MENGAJAR DI SD- SD
BINAAN SE-KECAMATAN ____KABUPATEN ______

2
BAB I
PENDAHULUAN

A; Latar Belakang Masalah PTS


Salah satu jalur pendidikan formal yang perlu mendapat perhatian yaitu
pendidikan

Sekolah Dasar. Dilihat dari berbagai segi, secara umum dapat

dikatakan bahwa kondisi lembaga-lembaga pendidikan

sekolah dasar di

Indonesia khususnya SD-SD binaan penulis di Kecamatan _____ Kabupaten


____ , yang mana SD-SD tersebut merupakan binaan penulis selaku supervisor
TK/SD di kecamatan Dampit tersebut ternyata masih jauh dari apa yang
diharapkan. Padahal Pendidikan SD merupakan pendidikan yang mempersiapkan
anak untuk masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Namun pada kenyataannya, berbagai krisis dan masalah kehidupan yang
akhir-akhir ini dialami oleh bangsa kita telah memposisikan anak-anak usia
prasekolah dalam kondisi rawan pelayanan atau perlakuan pendidikan yang
kurang baik, perawatan, kesehatan, serta gizi dan makanan. Jika berbagai krisis
kehidupan tersebut tidak segera tertangani, maka sangat mungkin bangsa
Indonesia akan kehilangan suatu generasi unggul. (Sholehudin, 2000).
Pendidikan sekolah dasar merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan
pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan
perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya fikir,

3
daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan
perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahaptahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. (Depdiknas, 2004).
Sekolah memiliki tugas dan tanggung jawab yang cukup besar dalam
mempersiapkan peserta didik yang berkualitas. Sehubungan dengan hal tersebut
kepala sekolah memiliki volume kerja yang sangat besar hal ini sesuai dengan
pernyataan Supriadi (Mulyasa, 2003:24) menyatakan bahwa:
Erat hubungannya antara mutu kepala sekolah dengan berbagai aspek
kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah, iklim budaya sekolah, dan
menurunnya perilaku nakal peserta didik. Dengan demikan sangat jelas apabila
ingin meningkatkan kualitas peserta didik semenjak dini maka salah satunya
ditentukan oleh kinerja menejerial administrasi sekolah kepala sekolah.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dijelaskan kembali bahwa mutu
pembelajaran di kelas salah satunya ditentukan juga oleh mutu kepala sekolah.
Walaupun yang berhubungan langsung dengan siswa di kelas adalah guru, tetapi
guru tersebut berhubungan langsung dengan kepala sekolah dan di bawah
manajemen sekolah.
Supaya lebih jelas, dalam penelitian yang
Faktor-faktor Kemampuan Manajerial

bertemakan: "Identifikasi

Dan Implikasinya Terhadap Program

kinerja Kepala Sekolah.


Kemampuan menejerial administrasi sekolah

adalah seperangkat

keterampilan teknis dalam melaksanakan tugas sebagai manajer sekolah untuk

4
mendayagunakan segala sumber yang tersedia untuk mencapai tujuan sekolah
secara efektif dan efisien. Kemampuan menejerial administrasi sekolah

ini

ditekankan kepada:
1;

Kemampuan pengembangan pengajaran/akademik adalah seperangkat


keterampilan teknis yang digunakan untuk menyelenggaran proses belajar
mengajar dalam mencapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan.

2;

Kemampuan kepemimpinan adalah seperangkat keterampilan teknis dalam


melaksanakan

tugas

sebagai

pimpinan

sekolah

untuk

mempengaruhi/mengajak staf bekerja secara maksimal untuk kepentingan


sekolah
3;

Kemampuan pembaharuan/inovasi adalah seperangkat keterampilan teknis


dalam upaya melaksanakan pembaharuan pendidikan dan proses belajar
mengajar di sekolah, baik gagasan yang berasal dari atasan maupun gagasan
yang berasal dari staf sekolah.
Kepala sekolah memiliki tanggung jawab terhadap sekolah secara

keseluruhan, sedangkan guru memiliki tanggung jawab terhadap proses belajar


mengajar yang dilakukan karena baik buruknya peserta didik banyak bergantung
pada pendidiknya yaitu guru. Apalagi guru Sekolah Dasar, di mana peserta didik
merupakan cikal bakal masa depan yang usianya masih sangat dini dan rentan
terhadap pengaruh dari luar sehingga membutuhkan guru yang memiliki
kemampuan bagus baik di bidang akademik maupun sosial. Karena semakin
beratnya tanggung jawab guru Sekolah Dasar, maka diperlukan kompetensi yang

5
lebih baik dari guru tersebut. Guru yang memiliki kompetensi baik akan
menciptakan suasana belajar yang berkualitas dan nyaman. kompetensi guru
dapat muncul atas dorongan dari guru itu sendiri maupun dorongan dari luar,
dorongan dari diri sendiri sifatnya akan kembali lagi pada masing-masing
individu tetapi dorongan dari luar dalam suatu organisasi akan menimbulkan
keseragaman. Dorongan dari luar diantaranya dari kepala sekolah selaku
pemimpin atau atasan dari guru tersebut Kepala sekolah memiliki kewajiban
untuk memunculkan dan meningkatkan kompetensi guru, karena hal itu
merupakan bagian dalam kinerianya. Kinerja kepala sekolah sebagai manajer
dapat diwujudkan dalam 3 keterampilan diantaranya secara konsep, teknik dan
hubungan manusiawi dengan guru. Sebagaimana dinyatakan oleh Paul Hersey
Cs. (Wahjosumidjo, 2003: 99) menyatakan bahwa:

Dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas menejerial administrasi sekolah


paling tidak diperlukan tiga macam bidang keterampilan yaitu: technical,
human dan conceptual. Ketiga keterampilan menejerial administrasi
sekolah tersebut berbeda-beda sesuai dengan tingkat kedudukan manajer
dalam organisasi. Manajer dapat dibedakan menjadi tiga jenjang, yaitu:
top manager, middle manager dan supervisory manager.

Berdasarkan

tugas-tugas

menejerial

administrasi

sekolah

yang

disebutkan di atas, maka cukup jelas bahwa kepala sekolah sangat berperan
penting dalam meningkatkan kualitas sekolah terutama kualitas peserta didik,

6
dan kepada gurulah kemampuan menejerial administrasi sekolah tersebut dapat
diterapkan karena guru merupakan badan dari komponen sekolah yang berada
dibawah manajemen sekolah. Dengan perlakukan yang adil dan tepat di dalam
sistem menejerial administrasi sekolah

kepala sekolah, kinerja guru akan

berjalan dengan lebih baik.


Berdasarkan uraian materi dan fenomena di atas, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian tindakan sekolah dengan

topik inti Kinerja

Manajerial Kepala Sekolah dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja guru .

B; Rumusan Masalah PTS


Rumusan masalah berhubungan dengan cakupan atau ruang lingkup
masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini sesuai dengan permasalahan
penelitian yaitu Pengaruh Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Kinerja
Guru di

SD-SD binaan penulis di Kecamatan _____ Kabupaten ____, maka

penulis merumuskan masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:


1; Bagaimana gambaran kinerja menejerial administrasi sekolah oleh kepala
sekolah di SD-SD binaan penulis di Kecamatan _____ Kabupaten ____?
2; Bagaimana gambaran kinerja guru di SD-SD binaan penulis di Kecamatan
_____ Kabupaten ____?
3; Seberapa besar keterkaitan kinerja menejerial administrasi sekolah

oleh

kepala sekolah terhadap kinerja guru di SD-SD binaan penulis di Kecamatan


_____ Kabupaten ____?

C; Tujuan Penelitian Tindakan Sekolah


1; Tujuan Umum
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh
gambaran yang jelas mengenai hubungan kinerja menejerial administrasi
sekolah oleh kepala sekolah terhadap kinerja guru di SD-SD binaan penulis
di Kecamatan _____ Kabupaten ____.

2;

Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai oleh penulis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
c; Untuk memperoleh informasi yang jelas mengenai kinerja menejerial
administrasi sekolah oleh kepala sekolah di

SD-SD binaan penulis di

Kecamatan _____ Kabupaten ____.


d; Untuk memperoleh informasi yang jelas mengenai kinerja guru

SD-SD

binaan penulis di Kecamatan _____ Kabupaten ____.


e; Untuk memperoleh informasi yang jelas mengenai berapa besar hubungan
kinerja menejerial administrasi sekolah
kinerja guru

oleh kepala sekolah terhadap

SD-SD binaan penulis di Kecamatan _____ Kabupaten

____.

D; Manfaat Penelitian Tindakan Sekolah

8
Setiap penelitian yang dilakukan akan menghasilkan manfaat tertentu
bagi penelitinya. Begitu juga dengan penelitian ini, terdapat sejumlah manfaat
baik itu bagi penulis maupun pembaca. Secara lebih jelas manfaat penelitian ini
akan diuraikan sebagai berikut:
1; Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan
disiplin ilmu administrasi pendidikan khususnya mengenai manajemen
Sekolah-Sekolah Dasar di Kecamatan _____ Kabupaten ____.
2; Bagi dunia pendidikan umumnya hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan acuan sebagai masukan bagi peningkatan kualitas siswa di Sekolah
Dasar.
3; Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi kepala sekolah dan guru di SDSD binaan penulis di _____ Kabupaten
kinerjanya.

E; Hipotesis Penelitian Tindakan

____

dalam meningkatkan

9
Hipotesis diartikan sebagai rumusan tidak pasti tentang suatu jawaban
sementara terhadap masalah penelitian yang perlu diuji kebenarannya (Sunaryo
K, 1988: 25). Berdasarkan pengertian di atas, maka dalam penelitian ini penulis
mengajukan hipotesis sebagai berikut: "Terdapat Hubungan positif dan signifikan
antara Kinerja Manajerial Administrasi Sekolah oleh Kepala Sekolah Terhadap
Peningkatan kemampuan Kinerja Guru dalam mengajar di kelas, yakni
SD binaan penulis di Kecamatan _____ Kabupaten ____".

SD-

10
BAB II
LANDASAN TEORITIS

A; Konsep Dasar Kinerja Manajerial Kepala Sekolah


1; Kepala Sekolah Sebagai Manajer
Sudah seharusnya bahwa dalam suatu organisasi terdapat manajemen.
Manajemen pada hakikatnya merupakan suatu proses merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin, dan mengendalikan usaha
para anggota organisasi serta mendayagunakan seluruh sumber-sumber daya
organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dikatakan
suatu proses, karena semua manajer dengan ketangkasan dan keterampilan
yang dimilikinya mengusahakan dan mendayagunakan berbagai kegiatan yang
saling berkaitan untuk mencapai tujuan.
Ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan dari definisi tersebut,
yaitu proses, mendayagunakan seluruh sumber organisasi dan pencapaian
tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
a; Proses, adalah suatu cara yang sistematik dalam mengerjakan sesuatu.
Manajemen sebagai suatu proses, karena semua manajer bagaimanapun
juga dengan ketangkasan dan keterampilan yang khusus, mengusahakan
berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan. Kegiatan-kegiatan tersebut
antara lain:

11
1; Merencanakan, dalam arti kepala sekolah harus benar-benar
memikirkan dan merumuskan dalam suatu program tujuan dan
tindakan yang harus dilakukan;
2; Mengorganisasikan, berarti bahwa kepala sekolah harus mampu
menghimpun dan mengkoordinasikan sumber daya manusia dan
sumber-sumber material sekolah, sebab keberhasilan sekolah sangat
bergantung pada kecakapan dalam mengatur dan mendayagunakan
sebagai sumber dalam mencapai tujuan;

3; Memimpin, dalam arti kepala sekolah mampu mengarahkan dan


mempengaruhi seluruh sumber daya manusia untuk melakukan tugastugasnya yang esensial. Dengan menciptakan suasana yang tepat
kepala sekolah membantu sumber daya manusia untuk melakukan halhal yang paling baik;
4; Mengendalikan, dalam arti kepala sekolah memperoleh jaminan,
bahwa sekolah berjalan untuk mencapai tujuan. Apabila terdapat
kesalahan di antara bagian-bagian yang ada di sekolah tersebut, kepala
sekolah harus memberikan petunjuk dan merumuskan.
b; Sumber daya suatu sekolah, meliputi: dana, perlengkapan, informasi,
maupun sumber daya manusia, yang masing-masing berfungsi sebagai
pemikir, perencana, pelaku serta pendukung untuk mencapai tujuan.
c; Mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Berarti

12
bahwa kepala sekolah berusaha untuk mencapai tujuan akhir yang bersifat
khusus (specific ends). Tujuan akhir yang spesifik ini berbeda-beda antara
organisasi yang satu dengan organisasi yang lain. Tujuan ini bersifat
khusus dan unik. Namun apa pun tujuan spesifik dari organisasi tertentu,
manajemen adalah merupakan proses, melalui manajemen tersebut tujuan
dapat dicapai.

2; Pengertian Kinerja Manajerial Kepala Sekolah


Prawirosentono ( 2001: 2) menjelaskan pengertian tentang kinerja
yaitu:
Hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang
dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
masing-masing

dalam rangka

upaya

mencapai

tujuan

organisasi

bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, sesuai dengan moral


maupun etika.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, "Kinerja" berarti sesuatu yang


dicapai, prestasi yang diperlihatkan atau kemampuan kerja (Balai Pustaka, 1985:
503), sedangkan Hadari Nawawi (1998: 234), menggunakan istilah "karya", yaitu
hasil pelaksanaan suatu pekerjaan, baik yang bersifat fisik/ material maupun
nonfisik/material. Penilaian karya atau kinerja setiap pekerjaan menyangkut
kemampuan pekerjaan yang bersangkutan dalam melaksanakan tugas yang

13
diberikan kepadanya.
Menurut Mamduh M Hanafi (1997: 6) Manajemen dapat didefinisikan
sebagai

"Proses

merencanakan,

mengorganisir,

mengarahkan

dan

mengendalikan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi dengan menggunakan


sumber daya organisasi", dan manajer didefinisikan sebagai : "orang yang
melakukan kegiatan manajemen atau keiatan proses manajemen".
Sedangkan yang dimaksud dengan menejerial administrasi sekolah adalah
seperti yang dikemukakan oleh Akdon (2002) dalam penelitiannya yang berjudul:
"Identifikasi Faktor-Faktor Kemampuan Manajerial yang Diperlukan Dalam
Implementasi School Based Management (SBM) Dan Implikasinya Terhadap
Program Pembinaan.Kepala Sekolah" bahwa:
Kemampuan menejerial administrasi sekolah

adalah seperangkat

keterampilan teknis dalam melaksanakan tugas sebagai manajer sekolah untuk


mendayagunakan segala sumber yang tersedia untuk mencapai tujuan sekolah
secara efektif dan efisien.

3; Tiga jenis keterampilan Manajerial Kepala Sekolah


Dalam menjalankan kinerja menejerial administrasi sekolah nya, kepala
sekolah memiliki tiga jenis keterampilan. Untuk lebih jelasnya, Paul Hersey Cs.
(Wahjosumidjo, 2003: 99) menyatakan bahwa:
Dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas menejerial administrasi sekolah
paling tidak diperlukan tiga macam bidang keterampilan, yaitu: technical, human

14
dan conceptual. Ketiga keterampilan menejerial administrasi sekolah tersebut
berbeda-beda sesuai dengan tingkat kedudukan manajer dalam organisasi.
Hersey membedakan tiga macam jenjang manajer, yaitu: manajer tingkat
atas (top manager), manager tingkat menengah (middle manager) dan manager
tingkat bawah (supervisory manager). Masing-masing jenjang manajer
memerlukan

tiga

keterampilan

tersebut.

Untuk

manager

tingkat

atas,

keterampilan yang dominan adalah konseptual (conceptual Skill). Sedang


manager tingkat menengah hubungan manusia (l) mempunyai peranan yang
paling besar. Kemampuan teknik (technical Skill) atau operasional sangat
diperlukan manager tingkat bawah.
a; Demikian pula peranan kepala sekolah sebagai manajer sangat
memerlukan ketiga macam keterampilan tersebut. Dari ketiga bidang
keterampilan tersebut, human skills merupakan keterampilan yang
memerlukan perhatian khusus dari para kepala sekolah, sebab melalui
human skills seorang kepala sekolah dapat memahami isi hati, sikap
dan motif orang lain, mengapa orang lain tersebut berkata dan
berperilaku.

B.

Kinerja Manajerial Kepala Sekolah di SD


Sebagai

pengelola/manajer,

kepala

SD

mempunyai

tugas

untuk

mengamankan pelaksanaan rencana kerja yang telah disusun sebelumnya,

15
menggerakkan semua guru dan staf TU untuk dapat bekerja optimal. Selain itu
kepala

SD juga berkewajiban melakukan pemantauan apakah pelaksanaan

pekerjaan sesuai dengan rencana atau peraturan yang berlaku. Berdasarkan


pedoman penilaian kinerja SD oleh Departemen Pendidikan Nasional Direktorat
Pendidikan Sekolah Dasar Tahun 2004, ada berbagai aspek yang harus dikuasai
oleh kepala SD sebagai berikut:

a; Aspek kemampuan menyusun program


1; Belum memiliki program secara tertulis.
2; Memiliki proram, tetapi tidak jelas arah/sasarannya.
3; Memiliki program secara tertulis dengan arah sasaran yang jelas tetapi
tidak sesuai dengan kondisi SD.
4; Memiliki struktur organisasi dengan struktur yang jelas, disertai dengan
uraian tugas tetapi penunjukan personalianya tidak sesuai dengan
kemampuan yang bersangkutan.
5; Memiliki struktur organisasi dengan struktur dan uraian tugas yang jelas,
serta penunjukan personalianya sesuai dengan kemampuan yang
bersangkutan.

b;

Aspek kemampuan menyusun organisasi/kepegawaian di SD


1; Belum memiliki organisasi pelaksana tugas di SD
2; Memiliki organisasi, tetapi tidak terstruktur dengan jelas.

16
3; Memiliki struktur organisasi dengan struktur yang jelas, tetapi tidak
disertai uraian tugas.
4; Memiliki struktur organisasi dengan struktur yang jelas, disertai dengan
uraian tugas tetapi penunjukan personalianya tidak sesuai dengan
kemampuan yang bersangkutan.
5; Memiliki struktur organnisasi dengan struktur dan uraian yang jelas, serta
penunjukan personalianya sesuai dengan kemampuan yang bersangkutan.
c;

Aspek kemampuan menggerakkan staf


1; Belum pernah melakukan upaya, menggerakkan staf yang sedang
melaksanakan tugas.
2; Ada upaya menggerakkan staf, tetapi hanya insidental (tidak terprogram)
3; Ada upaya menggerakkan staf secara terprogram, tetapi tidak memiliki
catatan hasilnya.
4; Ada upaya menggerakkan staf secara terprogram, memiliki bukti catatan
hasil, tetapi tidak ada evaluasi untuk peningkatan kinerja.
5; Ada upaya menggerakkan staf secara terproram, memiliki bukti catatan
hasil, serta melakukan evaluasi untuk peningkatan staf.

d; Aspek kemampuan mengoptimalkan sumber daya SD


1; Belum ada program pemanfaatan sumber daya dan belum ada
pelaksanaan.
2; Ada proram pemanfaatan sumber daya, tetapi belum ada pelaksanaan.

17
3; Ada program dan pelaksanaan, belum optimal.
4; Ada program dan pelaksanaan optimal, ada evaluasi tapi belum ada
analisis.
5; Ada program, pelaksanaan optimal, ada evaluasi, ada analisis ada program
tindak lanjut pemanfaatan sumber daya.

C; Konsep Dasar Kinerja Guru di SD


1; Pengertian Kinerja
Prawirosentono (1992: 2) menjelaskan pengertian tentang kinerja
yaitu:

Hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang
dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, sesuai dengan
moral ataupun etika.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, "Kinerja berarti sesuatu yang


dicapai, prestasi yang diperlihatkan atau kemampuan kerja (Balai Pustaka,
1985: 503), sedangkan Hadari Nawawi (1998: 234), menggunakan istilah
"karya", yaitu hasil pelaksanaan suatu pekerjaan, baik yang bersifat fisik/
material maupun nonfisik/ material. Penilaian karya atau kinerja setiap

18
pekerjaan menyangkut kemampuan pekerjaan yang bersangkutan dalam
melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya.
Kinerja merupakan kegiatan dalam melakukan sesuatu dan orang yang
kerja ada kaitannya dengan mencari nafkah atau bertujuan untuk mendapatkan
imbalan atas prestasi yang telah diberikan atas kepentingan organisasi. Pada
hakikatnya orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan atas dorongan atau
motivasi tertentu. Kebutuhan dipandang sebagai penggerak atau pembangkit
perilaku, sedangkan tujuan berfungsi mengarahkan perilaku.

2; Kinerja Guru SD
Guru merupakan tokoh yang paling penting dalam pendidikan, hal ini
dikarenakan guru berhubungan langsung dengan konsumen utama pendidikan
yaitu peserta didik. Guru yang baik akan menjalankana kinerjanya secara
profesional walaupun benar dan resikonya cukup berat, termasuk guru SD.
"Kinerja guru" adalah seperangkat perilaku nyata yang ditunjukkan guru pada
waktu dia memberikan pelajaran kepada siswanya. Kinerja guru dapat dilihat
saat melaksanakan interaksi belajar mengajar di kelas termasuk bagaimana dia
mempersiapkannya (Rochman Natawijaya, 1999: 22).
Kinerja guru dapat dilihat dari aspek kemampuan dasar yang harus
dimiliki oleh seorang guru, yang dikenal dengan istilah kompetensi guru",
yang meliputi hal-hal berikut:
a; Menguasai bahan atau materi pembelajaran, yang pada dasarnya berupa

19
bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah dan bahan pengayaan/
penunjang bidang studi;
b; Mengelola program belajar mengajar, dengan cara merumuskan tujuan
instruksional/ pembelajaran, menggunakan proses instruksional dengan
tepat, melaksanakan program belajar mengajar, mengenal kemampuan
anak didik serta merencanakan dan melaksanakan program remedial;
c; Mengelola

kelas,

dengan

menciptakan

suasana

kondusif

bagi

berlangsungnya proses belajar mengajar;


d; Menggunakan media/ sumber, dengan mampu mengenal, memilih, dan
menggunakan pendukung pembelajaran, berupa alat bantu, perpustakaan,
teknologi komputer, atau laboratorium secara baik sesuai dengan
kebutuhan;
e; Menguasai landasan kapendidikan, sebagai landasan berpijak dan
bertindak edukatif di setiap situasi dalam usaha mengelola interaksi
belajar mengajar;
f; Mengelola interaksi belajar mengajar, merupakan kemampuan yang harus
dimiliki oleh guru dalam upaya transformasi pengetahuan dan internalisasi
nilai kepada peserta didik. Keterampilan guru, metode mengajar, sarana,
dan alat atau teknologi pendukung merupakan komponen penting bagi
keberhasilan pengelolaan;
g; Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran rnerupakan
kemampuan

untuk

mengenali

potensi

siswa,

menganalisis,

dan

20
menggunakan data hasil belajar siswa sebagai umpan balik bagi setiap
siswa;

h; Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan di sekolah


merupakan pemahaman mengenai fungsi dan peranan program ini untuk
kepentingan proses belajar mengajar;
i; Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah merupakan
kemampuan untuk melakukan kegiatan administratif seperti pencatatan
dan pelaporan hasil belajar siswa.
j; Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian guru
keperluan pengajaran, merupakan kemampuan untuk memahami hal-hal
yang berkaitan dengan penalaran untuk menumbuhkan penalaran siswa
dan mengembangkan proses belajar mengajar. (Sadirman, 2001: 161).

Guru

SD adalah "... tenaga pendidikan yang memiliki kualifikasi

sebagai guru SD". Demikian penjelasan yang tertulis dalam pasal 14 ayat 1.
dalam PP No.27/1999 tersebut tidak ditemukan penjelasan lebih lengkap siapa
dan bagaimana gambaran guru SD yang dianggap berkualifikasi. Namun,
kalau dilihat dari program PGSD yang dikembangkan, tampaknya D2 PGSD
adalah minimal dari kualifikasi pendidikan formal calon guru SD.
Secara lebih lengkap Solehudin (2000) menyebutkan bahwa kinerja
guru SD terdiri dari:

21
a; Kompetensi pengelolaan pembelajaran:
;

Penyusunan rencana pembelajaran

Pelaksanaan interaksi belajar mengajar

Penilaian prestasi belajar peserta didik

Pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian belajar peserta didik

b; Kompetensi pengembangan potensi


;

Pengembangan profesi

c; Kompetensi penguasaan akademik


;

Pemahaman wawasan kependidikan

Penguasaan bahan kajian akademik

d; Kompetensi pemberian layanan bimbingan pribadi sosial kepada siswa


;

Mengenalkan ciri-ciri yang ada di dalam diri sendiri

Mengenalkan ciri khusus orang lain

Mengenalkan cara mengungkapkan perasaan bahagia dan sedih

Mengenalkan persamaan dan perbedaan orang lain dengan dirinya


sendiri

Membimbing siswa menciptakan dan memelihara persahabatan

Melatih cara mengenalkan diri sendiri kepada orang lain

Mengenalkan pengaruh tindakan siswa terhadap orang lain

Mengenalkan sopan santun berbicara dengan orang lain

22
e; Kompetensi pemberian layanan bimbingan belajar
;

Memotivasi siswa agar menyenangi mata pelajaran

Mengenalkan manfaat belajar yang benar

Mengenalkan tujuan belajar

Menjelaskan tujuan ulangan

Menjelaskan pentingnya keterampilan mengingat dalam menghadapi


ulangan

Menjelaskan pentingnya kegiatan mendengar dalam proses belajar


mengajar.

D. Pengaruh Kinerja Manajerial Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru


Kepala sekolah sebagai manajer memiliki tugas yang cukup kompleks
sekaligus sebagai pihak yang memiliki kedudukan strategis untuk memajukan
sekolah. Wahjosumidjo (2002: 104) yang mengemukakan bahwa:

Seorang pimpinan harus mampu mendorong timbulnya kemampuan yang


kuat dengan penuh semangat dan percaya diri kepada para guru, staf dan
siswa memberikan bimbingan dan mengarahkan para jasa dan staf.

Selaku manajer bagi sekolahnya, kepala sekolah memiliki peran besar


dalam mengembangkan kualitas kinerja guru berkaitan dengan tanggung jawab

23
kepala sekolah dalam hal pembinaan staf yang dalam hal ini tujuannya diharapkan
pada

peningkatan

kualitas

kinerja

para

guru. Berkenaan

dengan

ini,

Wahdjosumidjo (1999: 273) mengemukakan bahwa tanggung jawab kepala


sekolah dalam rangka pembinaan manusia diarahkan untuk hal-hal berikut:
1; Mencapai tujuan sekolah
2; Membantu anggota secara individual untuk memperoleh kedudukan dan
standar penampilan kerja kelompok
3; Memaksimalkan pengembangan karir anggota;
4; Mempersatukan antara tujuan individu dengan tujuan organisasi

Peranan kunci kepala sekolah untuk bekerjasama dengan para guru secara
efektif, adalah:
1; Identifikasi staf, merupakan pengenalan terhadap kualitas, harapan,
motivasi, dan keahlian mereka sesuai dengan tugas/ kedudukan yang akan
diberikan;
2; Penempatan, bertujuan untuk mencari kepastian secara maksimal
mengenai kesesuaian antara pribadi staf yang bersangkutan;
3; Penyesuaian diri atau disebut induksi, bertujuan untuk membantu staf
yang baru memiliki jabatan/ tugas untuk memahami tanggung jawabnya;
4; Penilaian staf, prosesnya berkaitan dengan masalah waktu (when), tujuan
(why), aspek yang dinilai (what), dan alat penilaian (who);
5; Perbaikan staf, melibatkan teknik dan prosedur yang direncanakan untuk

24
meningkatkan penampilan dan efektivitas guru, yang pelaksanaannya
dapat berupa supervisi pelatihan inservice, kunjungan kelas, observasi,
atau perpustakaan profesional. (Wahdjosumidjo, 1999: 271)

Berdasarkan uraian di atas, sangat jelas bahwa ada keterkaitan antara


kinerja menejerial administrasi sekolah kepala sekolah dengan kinerja para guru
di sekolah tidak terkecuali

SD. Dalam menjalankan kinerja menejerial

administrasi sekolah nya, kepala sekolah

SD dapat melakukan pendekatan

individual yang ekstra terhadap para guru terutama menyangkut motivasi guru
dalam mengajar. Hal ini dikarenakan usia anak SD yang masih rentan dengan
masalah sehingga membutuhkan kesabaran dari para guru. Dengan adanya
manajemen yang bagus dari kepala sekolah, secara otomatis akan membentuk
kinerja guru yang bagus pula yang pada akhirnya anak akan merasa nyaman di
sekolah.

25

26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN TINDAKAN

A. Lokasi Penelitian Tindakan


Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan di SDN ________; SDN
_______; SDN _______; SDN _______Kecamatan _________Kabupaten
________. Alasan utama dari hasil pengamatan langsung dan informasi yang
di terima, bahwa semua

SD-SD binaan penulis yang ada di Kecamatan

_________Kabupaten ________.belum memiliki menejerial administrasi


yang baik

karena kepala sekolah belum mampu menyusun menejerial

administrasi yang baik yang sesuai dengan keadaan dan kondisi sekolah
masing-masing. Hal ini desebabkan oleh kurangnya informasi yang diterima
dan mengingat juga dengan tugas-tugas kepala sekolah yang sangat banyak
dan kompleks dan belum memiliki tenaga tata usaha yang seyogyanya dapat
membantu tugas kepala sekolah.

B. Perencanaan Tindakan
1; Jenis Tindakan nyatanya adalah melatih dan membimbing kepala sekolah

dengan timnya dalam menyusun (menejerial administrasi yang baik) yang


sesuai dengan kondisi dan situasi sekolah.

27

2; Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah :


a; Mendiskusikan

masalah

atau

hambatan

dalam

menyusun

menejerial administrasi yang baik


b; Penyampaian informasi dari peneliti tentang cara penyusunan

menejerial administrasi yang baik


c; Memberi contoh model menejerial administrasi yang baik
d; Melatih kepala sekolah menyusun menejerial administrasi yang

baik
e; Membimbing

langsung

kepala

sekolah

dalam

menyusun

menejerial administrasi yang baik baik secara individu maupun


kelompok
f;

Mengoreksi menejerial administrasi yang baik yang telah disusun

Pelaksanaan penelitian menetapkan setting dua siklus, pada masingmasing siklus dilaksanakan melalui empat tahapan yaitu: (1) perencanaan
penelitian, (2) pelaksanaan penelitian, (3) observasi/ evaluasi, dan (4) refleksi.

28

C. Pelaksanaan Tindakan
Siklus I
1; Perencanaan Penelitian

Kegiatan penelitian tindakan dilaksanakan mulai bulan _______________


di

SDN

binaan

Penulis

di

kecamatan

_________Kabupaten

________.Tahun Pelajaran ___________. Pada Jam Sekolah yaitu dari jam

08.00 13.00 setiap pertemuan. Perencanaan penelitian ini meliputi :


a; Rapat koordinator antara pengawas, kepala sekolah, ketua komite, dan

guru

dari

masing-masing

_________Kabupaten

sekolah

________.Mendata

binaan
dan

di

Kecamatan

mengelompokkan

Peserta menjadi enam kelompok, masing masing kelompok yang


terdiri dari : Kepala Sekolah, Komite Sekolah dan Guru.
b; Penentuan jadwal dan tempat pertemuan yakni di PKG Gugus I SDN

____________ ,
c; Menyiapkan

bahan bahan yang diperlukan dalam menyusun

menejerial administrasi yang baik .

29
d; Menentukan Format Observasi serta instrumen/Pormat penilaian

menejerial administrasi yang baik .


e; Kegiatan penelitian tindakan pada siklus I terdiri dari 4 X pertemuan

dengan kegiatan berkelanjutan.

2; Pelaksanaan Penelitian

Pertemuan I
1; Mendiskusikan tentang permasalahan dalam menyusun menejerial

administrasi yang baik


2; Penyampaian

informasi

tentang

cara

penyusunan

menejerial

administrasi yang baik serta memberikan contoh model menejerial


administrasi yang baik
3; Mengkaji contoh model menejerial administrasi yang baik

dalam

kelompok
4; Menetapkan format menejerial administrasi yang baik .

Pertemuan II
1; Kepala Sekolah menyusun menejerial administrasi yang baik dalam

kelompok

30
2; Presentasi menejerial administrasi yang baik

yang telah disusun di

kolompok masing masing


3; Tersusunnya menejerial administrasi yang baik minimal yang sesuai

dengan karakteristik sekolah masing masing.

31
Pertemuan III
1; Kepala Sekolah merevisi menejerial administrasi yang baik yang telah

dipresentasikan .
2; Presentasi menejerial administrasi yang baik di kelas.
3; Tanggapan / umpan balik terhadap hasil karyanya.
4; Dihasilkan menejerial administrasi yang baik yang optimal.

32
Pertemuan IV
1; Revisi menejerial administrasi yang baik hasil presentasi
2; Presentasi menejerial administrasi yang baik di kelas
3; Tersusunnya menejerial administrasi yang baik

final sesuai denga

kondisi dan situasi sekolah.

Target yang diharapkan pada siklus I :


a; Pertemuan

pertama dihasilkan konsep ( format ) menejerial

administrasi yang baik

yang sesuai dengan kararteristik sekolah

masing masing.
b; Pertemuan

kedua tersusunnya menejerial administrasi yang baik

minimal.
c; Pertemuan ketiga tersusunnya menejerial administrasi yang baik yang

optimal
d; Pertemuan ke empat tersusunnya menejerial administrasi yang baik

final sesuai dengan kondisi dan situasi sekolah.

3; Observasi dan Evaluasi

Observasi dilakukan oleh peneliti pada saat Kepala Sekolah menyusun


menejerial administrasi yang baik di setiap pertemuan, baik secara individu
maupun kelomppok. Pengamatan dilakukan terhadap setiap Kepala Sekolah

33
tentang kerjasama, aktivitas, presentasi dalam menyusun menejerial
administrasi yang baik dengan menggunakan format observasi.

Tabel 3.1. Format observasi Menejerial Administrasil Kepala Sekolah


Nama Kepala
No

Aspek
Bahan Kerjasama Aktivitas Presentasi

Sekolah
1
2
3
4
5

Adapun skala yang digunakan adalah sekala Likert dengan lima


katagori sikap yaitu : sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.
Penilaian dilakukan dengan memberikan skor pada kolom yang tersedia
dengan ketentuan sebagai berikut: skor 5 = sangat tinggi, skor 4 = tinggi, skor
3 = sedang, skor 2 = rendah, dan skor 1 = sangat rendah. Sehingga skor
maksimal adalad 4 x5 = 20. Untuk mendapatkan nilai digunakan rumus :

NK

Jumlah skor perolehan


--------------------------Jumlah skor maksimal

x 100

Setelah diperoleh nilai, maka nilai tersebut ditransfer ke dalam bentuk


kualitatif untuk memberikan komentar bagaimana kualitas sikap guru yang

34
diamati dalam menyusun menejerial administrasi yang baik dengan kategori
sebagai berikut :

Tabel 3.2 Tabel Kategori Sikap


No
1
2
3
4
5

Skor
90 - 100
80 - 89
65 - 79
55 - 64
0 - 54

Kategori Sikap
A (baik sekali)
B (baik)
C ( cukup baik )
D ( kurang )
E ( sangat baik )

Sedangkan evaluasi dilakukan terhadap hasil penyusunan menejerial


administrasi yang baik

pada akhir pertemuan siklus pertama dengan

menggunakan format evaluai menejerial administrasi yang baik

Kota .

(terlampir). Adapun aspek yang dinilai adalah (1) kelengkapan elemen


menejerial administrasi yang baik , (2) kejelasan tujuan menejerial
administrasi yang baik , (3) ketepatan/ kesesuaian program dengan tujuan
menejerial administrasi yang baik , (4) kemanfaatan program, (5) strategi
implementasi /pelaksanaan, (6)

rencana relistik dan dapat dicapai, (7)

kelayakan anggaran biaya, (8) optimalisasi sumberdaya sekolah, (9)


sustainbilitas/ kemampuan berkelanjutan,(10) pembuatan planning dilakukan
secara partisipatif.
Cara melakukan penilaian dengan cara memberi skor pada kolom yang
tersedia sebagai ketentuan sebagai berikut : skor 5 jika unsur yang dinilai

35
sangat sesuai dengan kriteria, skor 4 jika unsur yang dinilai sesuai dengan
kriteria, skor 3 jika unsur yang dinilai cukup sesuai dengan kriteria, skor 2
jika unsur yang dinilai kurang sesuai dengan kriteria, skor 1 jika unsur yang
dinilai tidak sesuai / sangat kurang dengan kriteria. Sehingga skor maksimal
adalah 10 x 5 = 50.
Menurt Koyan, ( dalam Suparma 2006 ) hasil penilaian dikatakan
layak jika memiliki nilai 65. Adapun kategori/ predikat hasil penilaian adalah
sebagai berikut:

90 100 = A (baik sekali)


80 89 = B ( baik )
65 79 = C ( cukup)
55 64 = D ( kurang )
0 54 = E ( sangat kurang )

36
Dalam penilaian menejerial administrasi yang baik ini kategori/ predikat hasil
penilaian yang digunakan adalah:
A = sangat layak/ baik sekali
B = layak/ baik
C = cukup layak/ cukup
D = tidak layak/ kurang
E = sangat tidak layak/ sangat kurang

4; Refleksi

Bedasarkan hasil observasi yang dilakukan selama berlangsungnya


kegiatan penyusunan menejerial administrasi yang baik dan hasil evaluasi
menejerial administrasi yang baik yang disusun pada akhir petemuan siklus
dilakukan refleksi. Hasil refleksi ini dijadikan acuan untuk merencanakan
penyempurnaan dan perbaikan pada siklus II. Bila kepala sekolah
memperoleh skor dalam penilaian menejerial administrasi yang baik final
sama/lebih besar dari 65 maka kepala sekolah tersebut dinyatakan berhasil
atau layak. Jika kurang dari 65, maka kepala sekolah tersebut dinyatakan
gagal. Kepala sekolah yang gagal diprogramkan untuk mengikuti siklus II.

37

Siklus II
1; Perencanaan

Pada tahap ini dilaksanakan penyusunan menejerial administrasi yang baik


oleh Kepala Sekolah di 5 SDN binaan penulis yang belum mencapai hasil
maksimal pada siklus I. Kegiatan penelitian tindakan pada siklus II
dilaksanakan pada bulan

______sampai dengan ______, di 5 SDN binaan,

pada jam sekolah dari jam 08.0013.00 WIB setiap pertemuannya. Hal hal
yang direncanakan pada dasarnya sama dengan siklus I . Berdasarkan
observasi dan refleksi pada siklus I dilakukan perbaikan terhadap strategi dan
penyempurnaan pelaksanaan workshop.

2; Pelaksanan

Pada prinsipnya langkah langkah pelaksanan tindakan pada siklus I


diulang pada siklus II dengan modifikasi dan perbaikan berdasarkan hasil
refleksi pada siklus I . Kegiatan pada siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan
dengan mengikuti langkah langkah sebagai berikut :
Pertemuan I
1; Mendiskusikan tentang permasalahan atau hambatan dalam

penyusunan menejerial administrasi yang baik


Kepala Sekolah yang sudah berhasil

dibantu oleh

38
2; Mempresentasikan hasil ( menejerial administrasi yang baik )yang

Sudah dibuat dalam kelompok


3; Tersusunnya menejerial administrasi yang baik yang optimal

Pertemuan II :
1; Revisi menejerial administrasi yang baik hasil presentasi
2; Presentasi menejerial administrasi yang baik di kelas
3; Tersusunnya menejerial administrasi yang baik

final sesuai

dengan kondisi dan situasi sekolah.


3; Observasi dan evaluasi

Observasi dilakukan oleh peneliti saat Kepala Sekolah menyusun


menejerial administrasi yang baik pada saat pertemuan , baik secara individu
maupun kelompok. Pengamatan dilakukan terhadap sikap guru dalam dalam
menyusun menejerial administrasi yang baik dengan menggunakan format
observasi yang digunakan pada siklus I. Sedangkan evaluasi dilakukan pada
akhir pertemuan siklus II dengan menggunakan format penilaian yang sama
dengan aspek pada siklus I . Cara melakukan penilaian terhadap hasil
menejerial administrasi yang baik yang disusun sama dengan pada siklus I.

39

4; Refleksi :

Berdasarkan hasil observasi slama berlangsungnya kegiatan dan hasil


evaluasi pada akhir pertemuan siklus dilakukan refleksi. Bila Kepala sekolah
memperoleh skor dalam penilaian menejerial administrasi yang baik final
sama atau lebih besar dari 65, maka Kepala Sekolah tersebut dinyatakan
berhasil , jika kurang dari 65 dinyatakan gagal. Kepala Sekolah yang gagal
perlu ada pemikiran tindakan selanjutnya.

40

BAB IV
HASIL PENELITIAN TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Tindakan
Penelitian ini dilaksakan sesuai dengan perencanaan yang disusun dengan
tahapan sebagai berikut ;
1; Siklus I

Berdasarkan pengamatan awal oleh penulis sekaligus pengawas di 5 SD


Binaan penulis, sebagian besar Kepala Sekolah belum paham tentang cara
menyusun menejerial administrasi yang baik , hal ini disebabkan kurangnya
informasi yang mereka dapatkan.

Sementara ini semua Kepala Sekolah

menyelenggarakan sekolah tidak menggunakan menejerial administrasi yang


baik hanya berdasarkan tekstual dan prosedural saja.
Kegiatan diawali dengan mendiskusikan tentang permasalahan yang
dihadapi dalam menyusun menejerial administrasi yang baik

melalui

kelompok yang dilajutkan dengan penyampaian informasi tentang cara


menyusun menejerial administrasi yang baik serta memberikan contoh model
menejerial administrasi yang baik . Masing-masing kelompok mengkaji
contoh model menejerial administrasi yang baik yang diberikan, kemudian

41
menetapkan format menejerial administrasi yang baik

yang digunakan.

Setelah menyepakati format yang digunakan kepala sekolah mulai menyusun


menejerial administrasi yang baik dalam kelompok sekolah masing-masing.
Hasil pengamatan/ obserfasi tentang sikap guru dalam menyusun menejerial
administrasi yang baik pada siklus pertama adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data Hasil Observasi ( siklus I )


No
1
2
3
4
5

Nama Kepala
Sekolah
A
B
C
D
E
Rata-Rata

Aspek
Bahan Kerjasama Aktivitas
4
4
4
3
3
4
3
4
5
3
3
3
4
4
5
3,33
3,83
4,17

Skor Nilai Kategori


Presentasi
4
4
5
3
4
4

16
14
17
12
17

80
70
85
60
85
76,67

Sedangkan hasil penelitian menejerial administrasi yang baik final


yang telah disusun oleh kepala sekolah sebagai berikut :
Data yang diperoleh dari hasil obserfasi dari siklus I ini, sikap kepala sekolah dalam
menyusun menejerial administrasi yang baik cukup baik dengan rata-rata nilai 76,67.
Kepala sekolah sangat antusias melaksanakan penyusunan menejerial administrasi
yang baik . Sedangkan dari hasil penilaian terhadap menejerial administrasi yang baik
yang disusun oleh kepala sekolah dalam katagori cukup dengan rata-rata 72,33

B
C
B
D
B
C

42
Memperhatikan hasil pada siklus I peneliti melakukan refleksi
terhadap hasil yang diperoleh. Hambatan-hambatan yang ditemukan pada
sikus I seperti efektivitas penyampaian informasi-informasi tentang cara
penyusunan menejerial administrasi yang baik yang masih bersifat umum
terbukti kepala sekolah belum mencapai nilai maksimal pada aspek 1 yaitu
kelengkapan elemen menejerial administrasi yang baik , aspek 2 yaitu,
tentang kejelasan tujuan menejerial administrasi yang baik , aspek 3,
tentang ketepatan/ kesesuaian program dengan tujuan menejerial
administrasi yang baik , aspek 4 yaitu kemanfaatan program, aspek 5 yaitu
strategi implementasi/ pelaksanaan dan aspek 8 tentang optimalisasi
sumber daya sekolah.

belum mencapai nilai maksimal dan belum

optimalnya bimbingan/informasi yang diberikan

secara individual

maupun kelompok dalam penyusunan menejerial administrasi yang baik .


Hambatan tersebut disempurnakan dalam siklus II.

1; Siklus Kedua

Pada siklus II kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan


hambatan-hambatan

yang

dihadapi

dalam

penyusunan

menejerial

administrasi yang baik di siklus pertama. Peneliti menjelaskan lebih rinci


tentang cara penyusunan menejerial administrasi yang baik utamanya
pada aspek 1 yaitu bagaimana cara merumuskan visi, misi, dan tujuan
sekolah (kelengkapa elemen menejerial administrasi yang baik ). Aspek 2
yaitu bagaimana merumuskan tujuan menejerial administrasi yang baik

43
agar menjadi jelas. Aspek 3 yaitu bagaimana menyesuaikan program
dengan tujuan menejerial administrasi yang baik . Aspek 4 , bagaimana
menyusun program agar betul betul bermanfaat. Aspek 5 yaitu bagaimana
menyusun strategi implementasi pelaksanan , siklus 8 , bagaimana
mengoptimalisasi

sumber

daya

sekolah.

strategi

implementasi/

pelaksanaan serta memberikan bimbingan lebih intensif terhadap kepala


sekolah yang memperoleh nilai kurang pada siklus I.
Format menejerial administrasi yang baik

yang digunakan

sesuai dengan format yang disepakati pada siklus I sehingga kegiatan


selanjutnya adalah menyusun menejerial administrasi yang baik yang
dibimbing oleh peneliti dan dibantu oleh kepala sekolah yang sudah
mampu menyusun menejerial administrasi yang baik dengan katagori
baik. Yang dilanjutkan dengan mempresentasikan menejerial administrasi
yang baik yang telah disusun.
Dari hasil observasi terhadap sikap kepala sekolah pada siklus
II ini tidak banyak mengalami perubahan bahkan kepala sekolah lebih
meningkatkan kerjasamanya. Hasil observasi siklus II dapat disajikan
sebagai berikut :

Tabel 4.3 Data hasil observasi ( siklus II )

44
Nama Kepala
No
1

Sekolah
A

Aspek
Bahan Kerjasama Aktivitas Presentasi

Skor Nilai Kategori

17

85

16

80

18

90

16

80

19

95

4,17

4,67

4,5

Rata-Rata

17,3 86,67

Sedangkan hasil penilaian terhadap menejerial administrasi yang baik


yang telah disusun oleh Kepala Sekolah adalah sebagai berikut

Data yang diperoleh dari hasil observasi pada siklus II sikap kepala
sekolah dalam menusun menejerial administrasi yang baik baik, dengan rata-rata
nilai 86,67, kepala sekolah sangat antusian melaksanakan penyusunan menejerial
administrasi yang baik . Sedangkan dari hasil penilaian terhadap penilaian menejerial
administrasi yang baik yang disusun oleh kepala sekolah diperoleh rata-rata 80,33
dengan katagori baik.
Memperhatikan hasil pada siklus II melakukan refleksi terhadap hasil
yang diperoleh peneliti pada siklus II ini sudah ada peningkatan kemampuan kepala
sekolah dalam menyusun menejerial administrasi yang baik
maksimal yaitu 8,00.

B.

Pembahasan Atas Hasil Penelitian

walaupun belum

45
Pembahasan hasil penelitiain merupakan suatu kajian terhadap hasil
temuan yang ada hubungannya lengan jawaban permasalahan penelitian yang
telah dinyatakan dalam bab sebelumnya. Adapun pembahasan hasil penelitian
akan diuraikan sebagai berikut.
1; Gambaran Kinerja Manajerial Kepala Sekolah di 5 SD Binaan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa untuk skor rata-rata
variabel X (Kinerja Manajerial Administarsi sekolah oleh Kepala Sekolah)
adalah sebesar 3,13. Ini menunjukan bahwa Kinerja Manajerial Administarsi
sekolah oleh Kepala Sekolah di 5 SD binaan termasuk pada kategori sangat
baik. Variabel kinerja menejerial administrasi sekolah kepala sekolah ini
terbagi menjadi 4 indikator, yaitu: merumuskan visi dan misi SD,
merumuskan program tahunan, merumuskan program semester, mekanisme
evaluasi pelaksanaan program yang sistematis. Untuk pembahasan tiap
indikator variabel kinerja menejerial administrasi sekolah Kepala Sekolah di
5 SD binaan penulis adalah sebagai berikut:

a; Aspek Penyusunan Program


Aspek penyusunan program mempunyai skor rata-rata yang sangat
baik. Untuk indikatornya dapat dirinci sebagai berikut:
1; Kinerja menejerial administrasi sekolah kepala sekolah diperlihatkan

46
dengan merumuskan visi dan misi Sekolah Dasar dengan sangat baik.
Hal ini berarti, visi dan misi SD yang ada pada masing-masing masing
SD telah dilaksanakan dengan sangat baik oleh para kepala sekolah
bekerjasama dengan para guru SD. Visi merupakan acuan pokok bagi
semua kegiatan yang dilakukan di SD. Oleh karena itu selain
merumuskan, visi juga harus disosialisasikan kepada semua pihak
yang terlibat dalam proses penelenggaraan SD, seperti Kepala SD,
Guru, Staf TU, Orang Tua, Komite Sekolah dan stake holder lainnya.
Misi adalah jalan atau cara yang dipilih untuk melakukan aktivitas
dalam rangka menuju atau mewujudkan visi.Oleh karenanya, dalam
menetapkan dan merumuskan misi, perlu dilandasi oleh nilai-nilai
dasar dan keyakinan dasar.
2; Rata-rata penyusunan program tahunan telah dilaksanan dengan sangat
baik. Hal tersebut berarti kepala sekolah selalu menyusun program
pembelajaran SD dengan sangat baik.
3; Rata-rata penyusunan program semester dalam kateori yang baik. Hal
tersebut menggambarkan bahwa kepala sekolah bersama-sama dengan
guru membuat program catur wulan dengan baik.
4; Mekanisme evaluasi pelaksanaan program yang dilakukan oleh kepala
sekolah dalam kategori yang sangat baik. Hal tersebut menunjukan
bahwa kepala sekolah selalu melaksanakan evaluasi terhadap program
pembelajaran di 5 SD binaan

47

b; Aspek Penyusunan Organisasi/kepegawaian di SD


Penyusunan organisasi/kepegawaian di SD yang dilakukan oleh
kepala sekolah, termasuk dalam kategori baik. Untuk indikatornya dapat
dirinci sebagai beitikut.
1; Rata-rata

kinerja

kepala

sekolah

dalam

menyusun

susunan

kepegawaian mendapat berada dalam kategori sangat baik. Hal


tersebut berarti kepala sekolah telah mampu menyusun susunan
kepegawaian yang ada di SD tersebut
2; Rata-rata

Kemampuan

Kepala

Sekolah

dalam

mengadakan

kepegawaian pendukung seperti psikolog anak dan pakar pendidikan


berada dalam kategori baik. Hal tersebut menandakan bahwa kepala
sekolah telah melakukan kerjasama dengan psikolog anak atau pakar
pendidikan guna menunjang pelayanan di anak didik.
3; Rata-rata kemampuan Kepala Sekolah dalam menyusun kepanitiaan
untuk kegiatan temporer dalam kategori sangat baik. Hal tersebut
menandakan bahwa kepala sekolah telah mampu menyusun
kepanitiaan untuk kegiatan yang bersifat temporer dengan sangat baik.
4; Rata-rata kepala sekolah dalam melakukan evaluasi program kegiatan
belajar mempunyai dalam kategori sangat baik. Hal tersebut berarti
kepala sekolah selalu melakukan evaluasi program kegiatan belajar
dengan sangat baik.

48

c; Aspek Menggerakan Staf


Kinerja menejerial administrasi sekolah Kepala Sekolah dalam
kemampuannya menggerakan staf mempunyai skor rata-rata yang sangat
baik. Untuk indokatornya memberikan arahan yang dinamis, bekerjasama
dalam penyusunan program dan memberikan penghargaan dan peringatan
diuraikan sebagas berikut
1; Rata-rata kepala sekolah

Dasar memberikan arahan yang dinamis

kepada para guru mempunyai dalam kategori sangat baik. Hal tersebut
berarti kepala Sekolah selalu memberikan arahan yang dinamis sesuai
dengan kebutuhan dengan sangat baik.
2; Rata-rata kepala sekolah untuk bekerjasama

dalam penyusunan

program bersama-sama dengan guru dalam kategori sangat baik. Hal


tersebut berarti kepala sekolah selalu bekerjasama dengan para guru
untuk menyusun program pembelajaran.
3; Rata-rata kepala sekolah dalam memberikan penghargaan dan
peringatan kepada para guru berada dalam kategori baik. Hal tersebut
berarti kepala sekolah sering memberikan penghargaan kepada para
guru yang berprestasi, namun selain itu kepala sekolah juga sering
memberikan peringatan kepada guru yang dianggap melanggar
peraturan.

49
d; Aspek mengoptimalkan sumber daya SD
Kinerja menejerial administrasi sekolah kepala sekolah dalam
mengoptimalkan sumber daya SD mempunyai skor rata-rata yang sangat
baik. Untuk indikatornya memanfaatkan sumber dana milik SD,
memanfaatkan sarana dan prasarana SD secara optimal, merencanakan
pengadaan sarana yang diperlukan, merawat sarana dan prasarana SD,
memanfaatkan SDM secara optimal dan perencanaan pengembangan guru
SD, diuraikan sebagai berikut:
1;

Rata-rata kepala sekolah dalam memanfaatkan sumber dana milik SD


mempunyai skor rata-rata yang baik Hal tersebut berarti kepala
sekolah sering memanfaatkan sumber dana milik SD dengan baik,
walaupun dalam kenyataannya sumber dana yang dimiliki oleh
beberapa SD sangat minim, hal tersebut berdampak pula kepada
penyediaan fasilitas yang seadanya.

2;

Rata-rata kepala sekolah dalam memanfaatkan sarana dan prasarana


SD secara optimal mempunyai skor rata-rata yang baik. Hal tersebut
manggambarkan bahwa kepala sekolah sering memanfaatkan sarana
dan prasarana yang telah tersedia secara optimal sebagai penunjang
pembelajaran anak didik dengan baik.

3;

Rata-rata kepala sekolah dalam merencanakan pengadaan sarana yang


diperlukan mempunyai skor rata-rata yang sangat baik. Hal tersebut
bararti kepala sekolah selalu melakukan perencanaan dalam

50
pengadaan sarana yang diperlukan dalam proses pembelajaran SD
dengan sangat baik Kegiatan pengadaan sarana SD dapat dilakukan
sesuai dengan perencanaan yang matang. Namun sebelurn sarana SD
diadakan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, SD (Depdiknas:
2003) yaitu:
a; Melakukan

analisis

GBOKB-SD

dengan

maksud

untuk

mengetahui hubungan antara kemampuan-kemampuan yang akan


dicapai, jenis kegiatan yang akan dilakukan dan sarana SD yang
dibutuhkan.
b; Mencatat sarana yang sudah ada yang masih dapat digunakan.
c; Mencatat sarana yang belum ada dan diperlukan untuk
melaksanakan KBM.
d; Merencanakan pengadaan sarana SD yang akan digunakan dengan
membeli, membuat sendiri, memanfaatkan lingkungan atau
mengembangkan sarana yang telah ada di SD, dengan
mempertimbangkan dana yang tersedia.
4; Rata-rata kepala sekolah dalam merawat sarana dan prasarana yang
ada di SD mempunyai skor rata-rata yang sangat baik. Hal tersebut
berarti kepala sekolah selalu merawat sarana dan prasarana yang ada
dengan sangat baik.
5; Rata-rata kepala sekolah dalam memanfaatkan sumber daya manusia
secara optimal mempunyai skor rata-rata yang sangat baik. Hal

51
tersebut menggambarkan bahwa kepala sekolah selalu memanfaatkan
sumber daya manusia yang ada pada organisasi (SD) secara optimal.
6; Rata-rata kepala sekolah dalam usaha pengembangan guru SD
mempunyai

skor

rata-rata

yang

sangat

baik.

Hal

tersebut

menggambarkan bahwa kepala sekolah selalu berusaha untuk


mengadakan pengembangan kompetensi guru SD. Program pembinaan
dan pengembangan guru tersebut, disusun sedemikian rupa sehingga
setiap pelaksanaan pembinaan mempunyai dampak yang positif bagi
guru dalam meningkatkan kemampuannya yang dapat menunjang
kegiatan belajar mengajar.

1; Gambaran Kinerja Guru Sekolah Dasar di 6 SD binaan


Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan bahwa skor rata-rata untuk
variabel Y (Kinerja Guru ) adalah sebesar 3,09. Hal ini menunjukan bahwa
kinerja Guru di 5 SD binaan berada dalam kategori sangat baik. Adapun
kecenderungan umum dari tiap-tiap aspek variabel Kinerja Guru di 5 SD
binaan akan diuraikan sebagai berikut:

a; Aspek Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran


Aspek kompetensi pengelolaan pembelajaran mempunyai skor
rata-rata yang sangat baik. Untuk indikatornya meliputi penyusunan
rencana pembelajaran, pelaksanaan interaksi belajar, penilaian prestasi

52
belajar peserta didik dan pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian belajar
peserta didik, dirinci sebagai berikut:
1; Rata-rata kompetensi pengelolaan pembelajaran dalam penyusunan
rencana pembelajaran berada dalam kategori sangat baik. Hal tersebut
menujukan bahwa para guru selalu menyusun rencana pembelajaran
dengan sangat baik. Perencanaan kegiatun belajar mengajar meliputi:
a) perencanaan tahunan, b) perencanaan semester, dan c) perencanaan
yang diruangkan dalam bentuk satuan kegiatan mingguan dan harian.
2; Rata-rata kompetensi pengelolaan pembelajaran dalam pelaksanaan
interaksi belajar ada pada kategori sangat baik. Hal tersebut
menunjukan bahwa para guru SD selalu melaksanakan interaksi
belajar dengan anak didik dengan sangat baik.
3; Rata-rata kompetensi pengelolaan pembelajaran dalam penilaian
prestasi belajar peserta didik ada pada kategori baik. Hal tersebut
menunjukan bahwa para guru SD sering melakukan penilaian terhadap
prestasi belajar peserta didik dengan baik. Guru melaksanakan
penilaian mengacu pada kemampuan yang hendak dicapai dalam satu
kesatuan kegiatan yang direncanakan dalam tahapan waktu tertentu
dengan memperhatikan prinsip penilaian yang telah ditentukan.
Penilaian tersebut dilakukan bersama-sama dengan kegiatan belajar
mengajar. Jadi kegiatan penialaian tidak harus secara khusus dibuat,
tetapi ketika kegiatan belajar dan bermain berlangsung guru dapat

53
sekaligus melakukan penilaian.
4; Rata-rata kompetensi pengelolaan pembelajaran dalam pelaksanaan
tindak lanjut hasil penilaian belajar peserta didik berada dalam
kategori sangat baik. Hal terebut menunjukan bahwa para guru SD
selalu melaksanakan usaha tindak lanjut terhadap hasil penilaian
belajar peserta didik dengan sangat baik. Pelaksanaan tindak lanjut
hasil penilaian belajar ini memberikan umpan balik kepada para guru
dan kepala SD, sehingga atas dasar umpan balik tersebut, dapat
dilakukan usaha perbaikan.

b; Aspek Kompetensi Pengembangan dan Pembinaan Guru SD


Aspek kompetensi pengembangan dan pembinaan guru SD,
mempunyai skor rata-rata yang sangat baik. Untuk indikatornya mengikuti
penataran-penataran, supervisi oleh pejabat terkait, dan pembinaan serta
pengembangan individual, diuraikan sebagai berikut:
1; Rata-rata kompetensi pengembangan dan pembinaan guru SD dalam
mengikuti penataran-penataran berada dalam kategori sangat baik. Hal
tersebut menunjukan bahwa para guru selalu ingin mengikuti
penataran-penataran yang menunjang profesi pekerjaannya dengan
sangat baik. Pengembangan dan pembinaan guru SD bertujuan agar
para guru sebagai pelaksana bimbingan memiliki kompetensi, yaitu: a)
menguasai pengetahuan dasar konseptual tentang bimbingan beserta

54
ilmu-ilmu penunjangnya. b) memiliki keterampilan-keterampilan yang
diperlukan bagi pelaksanaan layanan bimbingan di sekolah.
2; Rata-rata kompetensi pengembangan dan pembinaan guru SD dalam
supervisi oleh pejabat terkait berada dalam kategori sangat baik. Hal
tersebut menunjukan bahwa para guru selalu di supervisi oleh pejabat
terkait dengan sangat baik. Kegiatan tersebut dilakukan untuk
menjamin terlaksananya proses pembelajaran / layanan bimbingan
secara tepat. Hal tersebut juga dilakukan untuk memantau, menilai,
memperbaiki,

meningkatkan

dan

mengembangkan

proses

pembelajaran layanan bimbingan anak didik.


3; Rata-rata kompetensi pengembangan dan pembinaan guru SD dalam
pembinaan dan pengembangan individual berada dalam kategori
sangat baik. Hal tersebut menunjukan bahwa para guru selalu
mengikuti pembinaan dan pengembangan individu dengan sangat baik.
Program

pembinaan

dan

pengembangan

tersebut

dirancang

sedemikian rupa sehingga setiap kegiatan pembinaan mempunyai


dampak positif bagi para guru yang bersangkutan.

c; Aspek Kompetensi Penguasaan Akademik


Aspek kompetensi penguasaan akademik mempunyai skor ratarata yang sangat baik, yaitu sebesar 3,28. Untuk indikatornya memberikan
pemahaman wawasan kependidikan dan penguasaan bahan kajian

55
akademik, diuraikan sebagai berikut:
1; Rata-rata kompetensi penguasaan akademik dalam pemahaman
wawasan kependidikan berada dalam kategori sangat baik. Hal
tersebut menunjukan bahwa para guru selalu menggunakan wawasan
kependidikannya dalam menghadapi anak didik dengan sangat baik.
2; Rata-rata kompetensi penguasaan akademik dalam penguasaan bahan
kajian akademik berada dalam kategori sangat baik. Hal tersebut
menunjukan bahwa para guru selalu menguasai bahan kajian
akademik dengan sangat baik.

d; Aspek Kompetensi Pemberian Layanan Bimbingan Pribadi Sosial


kepada Siswa
Aspek kompetensi pemberian layanan bimbingan pribadi sosial
kepada siswa mempunyai skor rata-rata yang sangat baik yaitu sebesar
3.42. Untuk indikatornya pelayanan pengumpulan data anak, pelayanan
informasi, pelayanan konseling dan pelayanan penempatan serta
pelayanan tindak lanjut, diuraikan sebagai berikut:

1; Rata-rata kompetensi pemberian layanan pengumpulan data anak


berada dalam kategori sangat baik. Hal tersebut menunjukan bahwa
Para guru selalu mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan
pribadi siswa dengan sangat baik. Pelayanan pengumpulan data

56
tersebut merupakan usaha untuk mengumpulkan data selengkap
mungkin mengenai segala aspek kepribadian dan kehidupan anak SD
dan keluarga.
2; Rata-rata kompetensi pemberian layanan informasi berada dalam
kategori sangat baik. Hal tersebut menunjukan bahwa para guru selalu
memberikan informasi yang berkaitan dengan kepentingan anak didik
dengan sangat baik. Pelayanan informasi tersebut bertujuan untuk
menyajikan informasi yang diperlukan oleh anak, orang tua, dan
kepala SD atau lembaga lain yang memerlukannya. Informasi tersebut
meliputi: a) Informasi pendidikan, b) Informasi sosial dan c) Informasi
media pendidikan.
3; Rata-rata kompetensi pemberian layanan konseling berada dalam
kategori sangat baik. Hal tersebut menunjukan bahwa para guru selalu
memberikan layanan konseling kepada setiap siswa di 5 SD Binaan
dengan sangat baik. Tujuan diadakannya konseling ialah untuk
memberi bantuan yang intensif dalam membina kemampuan, bakat,
minat dan dapat memecahkan kesulitan dan kelainan khusus yang
dihadapinya.
4; Rata-rata kompetensi pemberian layanan penempatan berada dalam
kategori sangat baik. Hal tesebut menunjukan bahwa para guru selalu
memberikan pelayanan tentang penempatan anak dalam jenjang
pendidikan selanjutnya dengan sangat baik. Pelayanan penempatan

57
tersebut dimaksudkan untuk menempatkan anak didik dalam
kelompok sesuai dengan bakat dan minatnya. Mengingat sasaran
program bimbingan di SD adalah anak-anak yang masih sangat muda,
maka pelayanan ini hanya terbatas pada saran-saran kepada orang tua.
5; Rata-rata kompetensi pemberian layanan tindak lanjut berada dalam
kategori sangat baik. Hal tersebut menunjukan bahwa para guru
memberikan tindak lanjut atas semua hasil evaluasi anak didik dengan
sangat baik. Pelayanan tindak lanjut ini ditujukan kepada mereka yang
telah mendapat pelayanan dari program bimbingan. Metode yang
digunakan dalam pelayanan tindak lanjut ini, harus dibedakan antara
anak yang sudah berhasil dengan anak yang belum sepenuhnya
berhasil.

2; Kontribusi Kinerja Manajerial Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru


di 5 SD binaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel X (kinerja menejerial
administrasi sekolah kepala sekolah) secara signifikan berpengaruh terhadap
variabel Y (kinerja guru dalam mengajar ). Hal ini ditandai dengan perolehan
angka korelasi sebesar 0,21, dimana angka tersebut berdasarkan kriteria yang
dikemukakan oleh Sugiyono (2004: 214) termasuk dalam kateori rendah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang lemah
dengan arah positif antara kinerja menejerial administrasi sekolah kepala

58
sekolah (variabel X) dengan kinerja guru dalam mengajar di 5 SD binaan

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh


yang positif dan signifikan antara Kinerja Manajerial administrasi sekolah
oleh kepala Sekolah dengan Kinerja Guru dalam mengajar di 5 SD binaan
penulis.

59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A; Kesimpulan
Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari hasil pengolahan dan
analisis data penelitian ini, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut:
1; Kinerja Manajerial administrasi sekolah oleh Kepala Sekolah di 5 SD binaan
penulis termasuk dalam kategori sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil
perhitungan dengan menggunakan teknik Weighted Means Score (WMS)
dengan nilai rata-rata BAIK. Hal ini berarti bahwa kinerja menejerial
administrasi sekolah oleh kepala di 5 SD binaan penulis dalam keadaan
yang baik, kondisi ini terlihat dan indikatorindikator kinerja kepala SD yang
mempunyai kecenderungan positif, yaitu: sudah dapat merumuskan visi dan
misi SD, merumuskan program tahunan, merumuskan program semester dan
mempunyai mekanisme evaluasi pelaksanaan program secara sistematis.
2; Kinerja Guru dalam mengajarpun juga termasuk dalam kategori sangat baik.
Hal ini terlihat pada hasil perhitungan dengan menggunakan Weighted Means
Score (WMS) menunjukkan nilai rata-rata

BAIK. Artinya, kinerja yang

ditunjukan oleh para Guru di 5 SDN binaan penulis sangat baik.


B; Saran
Berdasarkan hasil temuan penelitian, maka pada kesempatan kali ini
peneliti akan mengemukakan beberapa saran kepada pihak-pihak yang terkait
dalam penelitian ini. Guru-guru di 5 Sekolah Dasar Negeri

binaan penulis

sebagai pendidik yang langsung berhubungan dengan anak didik, alangkah


baiknya jika setiap guru mampu memahami bagaimana melakukan pengelolaan

60
pembelajaran

secara

menyenangkan

tetapi

tidak

terlepas

dari

unsur

pendidikannya. Oleh karena itu hendaknya para pendidik senantiasa melakukan


usaha pengembangan kompetensi akademik, seperti mengikuti seminar,
lokakarya, atau mencari informasi mengenai segala sesuatu yang berhubungan
dengan proses pembelajaran di SD baik melalui media elektronik maupun media
masa. Dengan demikian para pendidik diharapkan mampu mengetahui dengan
jelas apa saja yang menjadi kebutuhan anak didiknya di lingkungan tempat dia
mengajar.

61
DAFTAR PUSTAKA

Agus Tulus. ( 2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Airlangga.


Akdon, (2002). Identifikasi Faktor-Faktor Kemampuan Manajerial Yang Diperlukan
Dalam Implementasi School Based Management (SBM) Dan Implikasinya
Terhadap Program Pembinaan Kepala Sekolah. Bandung: Jumai Adpend
UPI.
Ali, M. ( 2004). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: ANGKASA
Arifin, E. ( 2003). Dasar-Dasar Penulisan Karangan llmiah. Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Arikunto, S. (2002), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka
Cipta.
Depdiknas. (2003). Program Kegiatan Belajar di Sekolah Dasar. Jakarta.
Mulyasa, E. (2003), Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks
Menyukseskan Manajemen Berbasis Sekolah dan Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Oteng Sutisna. (1983). Administrasi Pendidikan: Dasar Teoritis untuk Praktek
Profesional. Bandung: Angkasa.
S Margono. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Santoso, S. (2002). Pendidikan di Sekolah Dasar. Jakarta: Citra Pendidikan.

62
Solehuddin, M. (2000). Konsep Casar Pendidikan Prasekolah. Bandung: Fakultas
Ilmu Pendidikan UPI.
Subino. ( 2001). Bimbingan, Rancangan, Pelaksanaan, Analitik dan Penulisan.
Bandung: ABA Yapari.
Sudjana, N. (1991). Tuntunan Penuhsan Karya llmiah. Bandung: Sinar Baru.
Sugiarto, D.S. (2000). Metode Statistik Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. (1997). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA. Sugiyono.
(2002). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: ALFABETA. Sugiyono.
(2003). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: IKAPI.

63
Lampiran I
Grafik : Hasil Peningkatan Kemampuan Kinerja Mejenemen Adminstrasi
di 5 SD binaan Kecamatan _________Kabupaten ________.

64
Lampiran II
Tabel : Format observasi Menejerial Administrasil Kepala Sekolah
Nama Kepala
No
Sekolah

Aspek
Bahan Kerjasama Aktivitas Presentasi

1
2
3
4
5

Lampiran III

Tabel : Data Hasil Observasi ( siklus I )

65
No
1
2
3
4
5

Nama Kepala
Sekolah
A
B
C
D
E
Rata-Rata

Aspek
Bahan Kerjasama Aktivitas
4
4
4
3
3
4
3
4
5
3
3
3
4
4
5
3,33
3,83
4,17

Presentasi
4
4
5
3
4
4

Skor Nilai Kategori


16
14
17
12
17

80
70
85
60
85
76,67

B
C
B
D
B
C

66
Lampiran IV
Tabel : Data hasil observasi ( siklus II )
Nama Kepala
No
1

Sekolah
A

Aspek
Bahan Kerjasama Aktivitas Presentasi

Skor Nilai Kategori

17

85

16

80

18

90

16

80

19

95

4,17

4,67

4,5

Rata-Rata

17,3 86,67

67
Lampiran V
DATA DOMUMENTASI PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH
KINERJA MENEJERIAL ADMINSTRASI SEKOLAH OLEH KS

Anda mungkin juga menyukai