PREEKLAMSI BERAT
DI SUSUN OLEH:
AMALIA ROSDIANI
2009730003
PREEKLAMSI
Pengertian
Pre eklampsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa
nifas yang terdiri dari trias : hipertensi, proteinuri, dan edema.
Preeklamsi adalah hipertensi yang timbul setelah umur kehamilan 20 minggu umur
kehamilan.
Preeklamsi adalah sindrom spesifik-kehamilan berupa kurangnya perfusi organ akibat
vasospasme dan aktivitas endotel.
Etiologi
Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak teori teori
dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya. Oleh karena itu
disebut penyakit teori namun belum ada memberikan jawaban yang memuaskan.
Insiden
Di Indonesia, setelah perdarahan dan infeksi pre eklampsia masih merupakan sebab utama
kematian ibu, dan sebab kematian perinatal yang tinggi. Oleh karena itu diagnosis dini
preeklampsia yang merupakan tingkat pendahuluan eklampsia, serta penanganannya perlu
segera dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak.
Patofisiologi
Pada pre eklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air.
Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus. Pada beberapa kasus, lumen
arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilakui oleh satu sel darah merah. Jadi
jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tenanan darah akan naik sebagai
usaha untuk mengatasi tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi. Sedangkan
kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan
dalam ruangan interstitial belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam.
Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada
glomerulus (Sinopsis Obstetri, Jilid I, Halaman 199).
Manifestasi klinik
Biasanya tanda-tanda preeklampsia timbul dalam urutan : pertambahan berat badan
yang berlebihan, diikuti edema, hipertensi, dan akhirnya proteinuria.
-Edema
Edema dapat terjadi pada kehamilan normal. Edema yang terjadi pada kehamilan mempunyai
banyak interpretasi, misalnya 40% edema dijumpai pada hamil normal, 60% edema dijumpai
pada kehamilan dengan hipertensi, dan 80% edema dijumpai pada kehamilan dengan
hipertensi dan proteinuria.
Edema disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan interstitial belum
diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam.
Menurut Sarwono, edema terjadi karena hipoalbuminemia atau kerusaka sel endotel kapiler.
Edema yang patologik adalah edema yang nondependen pada muka dan tangan, atau edema
generalisata, dan biasanya disertai dengan kenaikan berat badan yang cepat.
-Proteinuria
Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada
glomerulus. Vasospasme yang terjadi akan menimbulkan kerusakan terhadap pembuluh
darah.
Sejumlah besar protein secara normal melewati kapiler glomerulus tetapi tidak memasuki
urin. Muatan dan selektivitas dinding glomerulus mencegah transportasi albumin, gobulin,
dan protein dengan berat molekul besar untuk menembus dinding glomerulus. Akan tetapi
jika sawar ini rusak, terdapat kebocoran protein plasma ke dalam urin (proteinuria
glomerulus). Protein yang lebih kecil (<20 kDal) secara bebas disaring tetapi diabsorbsi
kembali oleh tubulus proksial.
Dalam keadaan normal glomerulus endotel membentuk barier yang menghalangi sel maupun
partikel lain menembus dindingnya. Membran basalis glomerulus menangkap protein besar
(>100 kDal) sementara foot processes dari epitel/pedosit akan memungkinkan lewatnya air
dan zat terlarut kecil untuk transpor melalui saluran yang sempit
Pembagian Preeklampsia :
Diagnosis Kriteria Preeklampsia Ringan
Preeklampsia ringan dapat ditegakkan diagnosisnya dengan kriteria yaitu :
Desakan darah : 140/90 mmHg -- < 160/110 mmHg
Kenaikan desakan sistolik 30 mmHg dan kenaikan diastolik 15 mmHg tidak dimasukkan
dalam kriteria diagnostik preeklampsia tetapi perlu observasi yang cermat
Proteinuria 300 mg/24 jam jumlah urine atau dipstick 1 +
Edema : lokal pada tungkai tidak dimasukkan dalam kriteria diagnostik kecuali anasarka 3
Preeklampsia Berat
Kriteria Diagnosis
Terdapat banyak versi kriteria diagnosis dari pre eklampsia berat yang beredar di
lingkungan petugas kesehatan termasuk dokter. Royal College of Obstetricians and
Gynaecologists di UK4 mendeskripsikan preeklampsia berat dengan adanya gejala klinis yaitu :
Papilloedema
Terabanya hati
Desakan darah : pasien dalam keadaan istirahat desakan sistolik 160 mmHg dan desakan
diastolik 90 mmHg
Nyeri epigastrium dan nyeri kuadran atas kanan abdomen : disebabkan teregangnya kapsula
Glisoni. Nyeri dapat sebagai gejala awal ruptur hepar dan biasanya diikuti dengan
peningkatan enzim hepar dalam serum, menunjukkan tanda untuk terminasi kehamilan 5
Gangguan otak dan visus : perubahan kesadaran nyeri kepala, scotomata, dan pandangan
kabur
Hemolisis makroangiopatik
Sindroma HELLP
Sindroma HELLP
Diagnosis laboratorium :
Hemolisis :
adanya sel-sel spherocytes, schistocytes, triangular dan sel burr pada hapus
darah perifer
kadar bilirubin total > 1,2 mg%
Kenaikan kadar enzim hati :
kadar SGOT > 70 IU/l
kadar LDH >600 IU/l
Trombositopeni :
kadar trombosit < 100 x 103/mm3
Klasifikasi
Berat-ringannya trombositopenia
Kelas 1 : kadar trombosit < 50x103/mm3
Kelas 2 : kadar trombosit 50-100 x 103/mm3
Kelas 3 : kadar trombosit > 100 x 103/mm3
Lengkap tidaknya gejala
Complete Hellp:
Anemia hemolitik mikroangiopatik pada PEB
LDH > 600 IU/L
SGOT > 70 IU/L
Trombositopenia < 100.000/mm3
Partial Hellp :
Bila ditemukan satu atau dua gejala diatas
Tes Diagnostik
Tes diagnostik dasar
Pengukuran tekanan darah, analisis protein dalam urin, pemeriksaan edema,
pengukuran tinggi fundus uteri, pemeriksaan funduskopik.
Tes laboratorium dasar
Dasar perubahan hepar adalah vasospasme, iskemia, dan pendarahan. Bila terjadi
pendarahan pada sel periportal lobus perifer, akan terjadi nekrosis sel hepar dan
peningkatan enzim hati.
Roll-over test ini dikenal dengar nama Tes Tidur Miring (TTM) pertama kali
diperkenalkan oleh Gant dan dilakukan pada usia kehamilan 28-32 minggu. Pasien
berbaring dalam sikap miring ke kiri, kemudian tekanan darah diukur, dicatat dan
diulangi sampai tekanan darah tidak berubah. Kemudian penderita tidur terlentang
kemudian diukur dan dicatat kembali tekanan darahnya. Tes dianggap positif bila selisih
tekanan darah diastolik antara posisi baring ke kiri dan terlentang menunjukkan 20 mmHg
atau lebih. Tes ini mempunyai sensitivitas 88%, spesifitas 95%, nilai prediksi positif 93%
dan nilai prediksi negatif 91%.
Penanganan medik
Pencegahan
Yang dimaksud pencegahan preeklamsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya preeklamsi
pada perempuan hamil yang mempunyai resiko terjadinya preeklamsi. Preeklamsi adalah
suatu sindrom dari proses implatasi sehingga tidak secara keseluruhan dapat dicegah.
Pencegahan dengan non medikal
Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu serta teliti mengenai tanda tanda
sedini mungkin.
Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya pre-eklampsia.
Berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur, ketenangan, serta pentingnya
mengatur diit rendah garam, lemak, serta karbohidrat dan tinggi protein, juga menjaga
kenaikan berat badan yang berlebihan.
Penanganan
Tujuan utama penanganan adalah :
Preeklamsi ringan
Rawat jalan
Pada umur kehamilan diatas 20 minggu, tirah baring dengan posisi miring
menghilangkan tekanan rahm pada v. Kava inferior, sehingga meningkatkan aliran
darah balik dan akan menambah curah jantung. Hal ini berati bula meningkatkan
aliran darah ke oragan-organ lain. Peningkatan curah jantung akan meningkatkan pula
aliran darah rahim, menambah oksigenasi plasenta, dan memperbaiki kondisi janin
dalam rahim.
Tidak perlu dilakukan restriksi garam sepanjang fungsi gnjal masih normal. Diet yang
mengandung 2 g natrium atau 4-6 g NaCl (garam dapur) adalah cukup. Kehamilan
sendiri lebih banyak mengeluarka garam lewat ginjal, tetapi pertumbuhan janin justru
membutuhkan lebih banyak konsumsi garam. Bila konsumsi garam dibatasi,
hendaknya diimbangi dengan konsumsi cairan yang banyak.
Tidak diberikan obat anti hipertensi, diuretik, dan sedatif.
Rawat inap
Perawatan obsterik
Pada kehamilan preterm (<37 minggu) bila tekanan darah mencapai normotensif
selama perawatan, persalinan ditunggu sampai aterm.
Pada kehamilan aterm persalinan ditunggu sampai terjadi onset persalinan atau
dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan pada taksiran tanggal
persalinan. Persalinan dapat dilakukan secara spontan; bila perlu memperpendek kala
II.
Preeklampsia berat
Tirah baring
Diet : cukup protein, rendah karbohidraat, lemak dan garam.
Pemberian sedative
o lar.MgSO4 40% 10 ml (4gr)IV dapat diulang 4gr setiap 6 jam dengan syarat
refleks patella (+) kuat, RR >16x/mnt, tdkada distress napas
o klorpromazin 50 mg IM
o diazepam 20 mg IM
Dinilai ulang 30 menit, bila tekanan darah tidak turun maka pemberian nifedipin
diulang. Bila 1 jam tekanan darah tidak turun perlu diberikan pindolol 3x5 mg.
Diuretikum (furosemid) tidak diberikan kecuali pada: edema paru, PJK, edema
anasarka, dan postpartum.
Penatalaksanaan obstetrik:
Belum inpartu:
1. Induksi persalinan
2. SC, dilakukan bila induksi gagal dan ada kontra indikasi
Pengelolaan konservatif:
Kehamilan tetap dipertahankan bersaan dengan pemberian pengobatan medicinal:
Indikasi: kehamilan preterm (<37)
o Pengobatan medicinal sama dengan pengelolaan aktif. Bila dalam 3 hari
tekanan darah tidak terkontrol, obat antihipertensi dapat diganti dengan
golongan alfa metal dopa 3x250 mg.
o Pemberian MgSO4 selama 24 jam.
o
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, F.G. Obstetri Williams Edisi 21. Jakarta : EGC. 2005.
Prawirohardjo. S. Ilmu Kebidanan. Ed. III, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. 2008.
Rambulangi, John. Beberapa Cara Prediksi Hipertensi Dalam Kehamilan. Cermin Dunia
Kedokteran No 139. 2003
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed. IV, Jakarta ; pusat penerbitan FKUI. 2006