Anda di halaman 1dari 5

NAMA

NAUFAL NATSIR MAHMUD

NIM :

071 09 168

TUGAS

UTS GEE (CBM)

1. Apa yang dimaksud dengan CBM?


Yang dimaksud dengan Coal Bed Methane (atau disingkat CBM)
adalah suatu bentuk gas alam yang berasal dari batu bara (coal). CBM ini
merujuk kepada gas metana yang teradsorbsi ke dalam matriks padat batu
bara. Gas ini digolongkan "sweet gas" lantaran tidak mengandung hidrogen
sulfida (H2S). Coal Bed Methane berbeda dari sandstone biasa dan reservoar
konvensional lainnya, lantaran gasnya tersimpan di dalam batuan melalui
proses adsorbsi. Metananya berada dalam keadaan yang hampir cair di
sekeliling dalam pori-pori batu bara. Rekahan-rekahan terbuka di dalam batu
baranya (yang disebut cleats) dapat pula mengandung gas atau
terisi/tersaturasi oleh air. Namun tidak seperti gas alam di reservoar
konvensional, Coal Bed Methane sangat sedikit mengandung hidrokarbon
berat seperti propana atau butana dan tidak memiliki kondensat gas alam. Ia
juga mengandung beberapa persen karbondioksida.
CBM telah dikenal lama oleh para pekerja tambang batubara terutama
pada penambangan bawah tanah (underground) sebagai gas tambang. Gas
tambang ini sering kali mencelakai pekerja tambang. Gas tambang / CBM ini
dianggap sebagai penyebab ledakan dan longsor di dalam tambang
batubara.
Proses Pembatubaraan

2. Sejarah dan perkembangan CBM di Indonesia?


Menurut road map pengembangan CBM, upaya eksplorasi dan
eksploitasi CBM sudah dimulai sejak tahun 1998. Tahun 2004 Pemerintah
(melalui LEMIGAS) mensponsori pemboran sumur CBM di Blok Rambutan
(Sumatera Selatan). Tahun 2008 kontrak CBM model Production Sharing
Contract (PSC) ditandatangani untuk yang pertama kalinya. Tahun 2011
Pemerintah menargetkan pemanfaatan CBM lebih awal untuk mengenergisasi
pembangkit listrik skala kecil (mini) dengan kapasitas 1 MWe (mega watt
listrik). Lalu secara bertahap sampai tahun 2025 akan dilakukan
pengembangan lapangan CBM secara komersial sampai mencapai level
produksi 1500 MMSCFD secara nasional dengan tingkat produksi rata-rata
250 MSCFD per sumur.
CBM diproduksi dengan cara terlebih dahulu merekayasa batubara
(sebagai reservoir) agar didapatkan cukup ruang sebagai jalan keluar gasnya.
Proses rekayasa diawali dengan memproduksi air (dewatering) agar terjadi
perubahan kesetimbangan mekanika. Setelah tekanan turun, gas batubara
akan keluar dari matriks batubaranya. Gas metana kemudian akan mengalir
melalui rekahan batubara (cleat) dan akhirnya keluar menuju lobang sumur.
Puncak produksi CBM bervariasi antara 2 sampai 7 tahun. Sedangkan periode
penurunan produksi decline) lebih lambat dari gas alam konvensional.
Dalam skala komersial, kontraktor migas VICO Indonesia bekerja sama
dengan PT PLN berhasil mengembangkan gas metana batubara atau coal bed
methane (CBM) untuk kelistrikan yang pertama di Indonesia pada tahun 2013
lalu.
Tipe Pengembangan CBM

Road Map pengembangan CBM

3. Landasan pengembangan CBM di Indonesia?


Dasar hukum yang menjadi landasan bagi pengembangan CBM di
Indonesia yaitu:
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 33 ayat (2) dan (3).
Undang-Undang No. 22 Tahun 2011 tentang Minyak dan Gas Bumi.
Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi yang telah diamandemen dengan PP No. 34/2005
(Pasal 1 ayat 2, 6, dan 7 Pasal 103).
Permen ESDM 1669K/30/MPE/1998 tentang Implementasi Bisnis Gas Metana
Batubara.

Permen ESDM No. 033 Tahun 2006 yang diamandemen dengan Permen
ESDM No. 036 Tahun 2008 tentang Pengusahaan Gas Metana Batubara.
4. Potensi CBM di Indonesia?
CBM mempunyai multi guna antara lain dapat dijual langsung sebagai
gas alam, dijadikan energi dan sebagai bahan baku industri. Eksploitasi CBM
tidak akan merubah kualitas matrik batubara dan menguntungkan para
penambang batubara, karena gas emisinya telah dimanfaatkan sehingga
lapisan betubara tersebut menjadi aman untuk di tambang, selain itu CBM ini
termasuk salah satu sumber energi yang ramah lingkungan.
Potensi cadangan di Indonesia hingga desember 2011 di beberapa
Wilayah Kerja (WK) CBM baru dalam proses sertifikasi cadangan saja,
sehingga angka yang ada baru merupakan potensi sumberdaya CBM saja,
yaitu sebesar 453,3 TCF yang terdapat dalam 11 cekungan (basin) yang
tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Potensi sumberdaya CBM ini lebih
besar dibandingkan sumberdaya gas konvensional sebesar 384,7 TCF.
Menurut data lainnya dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM), potensi CBM di Indonesia mencapai 300 trillion cubic feet (TCF)
hingga 450 TCF.
Potensi CBM di Indonesia

5. Tantangan CBM di Indonesia?


Tantangan yang dihadapi Indonesia adalah pada 2022 negara ini akan
mengimpor gas kalau tidak melakukan sesuatu. Salah satu energi alternatif

yang sangat potensial untuk dikembangkan adalah CBM. Kebutuhan gas


makin bertambah, jadi kebutuhan dengan aktivitas harus inline supaya dapat
mencegah impor gas, CBM di Indonesia terbilang paling muda di dunia
karena berumur tersier. Hal ini menjadi tantangan tersendiri karena secara
logika batubara yang tua mengandung gas yang tinggi. Namun CBM adalah
unik, bicara soal CBM ini berhubungan dengan source rock atau kitchen-nya.
Untuk menunjang pengembangan CBM ke depan, paling tidak harus
ada tiga factor, yaitu:
a. kecukupan batubara
b. kandungan gas
c. sisi komersialnya.
Selain itu masih ada beberapa tantangan yang dihadapi industri ini seperti
UU Pengadaan Tanah, environment impact, juga overlapping dengan
transmigrasi dan kehutanan. Untuk itu sangat dibutuhkan dukungan
pemerintah untuk mendorong perkembangan CBM di Indonesia.
Beberapa
motivasi
yang
menjadi driver atas
dilaksanakannya
pengembangan CBM di Indonesia meliputi:
a. Kebijakan pemerintah untuk meningkatkan iklim investasi sebagai upaya
pemulihan ekonomi nasional.
b. Program langit biru sudah sangat mendesak untuk direalisasikan secara
nasional.
c. Meningkatnya konsumsi gas dunia harus diantisipasi dengan peningkatan
pengusahaan gas alam secara komprehensif.
d. Antisipasi kekurangan pasokan energi listrik.
e. Indonesia dengan potensi CBM yang sangat besar harus dapat dikerjakan
oleh putra terbaik bangsa sendiri.

-SEKIAN-

Anda mungkin juga menyukai