Anda di halaman 1dari 18

Transaksi yang dilarang dalam akuntansi syariah:

1. Tadlis ( ketidaktahuan satu pihak), ketidaktahuan salah satu pihak


menyebabkan transaksi tersbut terjadi secara tidak sukarela.
a. Kuantitas, pengurangan jumlah yang telah disepakati bersama
b. Kualitas, kualitas barang yang catat tidak diketahui oleh pembeli
atau penjual sengaja tidak memberitahu pembeli.
c. Harga, penjual memanfaatkan ketidaktahuan pembeli atas harga
pasar sehingga memberikan harga yang setinggi-tingginya. Apabila
dikemudian hari pembeli mengetahui hal tersebut mengakibatkan
ketidakrelaan pembeli atas transaksi yang dilakukan.
d. Waktu penyerahan, dimana penjual menyerahkan barang tidak
sesuai dengan waktu yang dijanjikan.
2. Gharar ( ketidaktahuan kedua pihak )
a. Kuantitas, jual beli sebelum masa panen sehingga adanya
ketidakpastian yang dapat merugikan kedua belah pihak dalam hal
jumlah hasil panen.
b. Kualitas, jual beli sebelum masa panen sehingga adanya
ketidakpastian yang dapat merugikan kedua belah pihak dalam hal
kualitas hasil panen.
c. Harga, apabila barang dilunasi dibawah 1 tahun maka marginya
adalah 10% dan apabila diatas 1 tahun maka marginnya adalah
20%. Adanya ketidakpastian dalam harga.
d. Waktu penyerahan, transaksi atas barang yang hilang atau dicuri
sehingga kedua belahpihak tidak mengetahui kapan waktu
penyerahan.
3. Ikhtikar ( rekayasa pasar dalam pasokan ), penjual melakukan
penimbunan barang sehingga dapat menjual dengan harga yang tinggi
ketika kelangkaan terjadi.
4. Ba'i najasy ( rekayasa pasar dalam permintaan ), penjula menciptakan
banyak permintaan palsu atas barang sehingga emmbuat harga
barang menjadi tinggi.
5. Maysir ( judi ), memperoleh keuntungan dari transaksi yang bersifat
gambling. Misalnya kestabilan mata uang.
6. Riba, contohnya kredit yang dikucurkan oleh bank konvensional,
rentenir, return obligasi, bunga dalam kartu kredit, dan lain
sebagainya.

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN


KEUANGAN SYARIAH (PSAK)
A. Tujuan Kerangka Dasar
Kerangka dasar ini menyajikan konsep yang mendasari penyusunan
dan penyajian laporan keuangan bagi para penggunanya. Kerangka ini
berlaku untuk semua jenis transaksi syariah yang dilaporkan oleh
entitas syariah maupun entitas konvensional baik sector public
maupun sector swasta.
Tujuan Kerangka Dasar ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi
:

1. Penyusun
tugasnya.

standar

akuntansi

syariah,

dalam

pelaksanaan

2. Penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah


akuntansi syariah yang belum diatur dalam standar akuntansi
keuangan syariah.
3. Auditor, dalam mem berikan pendapat mengenai apakah
laporan keuangan disusum sesuai dengan prinsip akuntansi
syariah yang berlaku umum
4. Para pemakai laporan keuangan, Dalam menafsirkan informasi
yang disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai
dengan standar akuntansi keuangan syariah
B. Pemakai dan Kebutuhan Informasi, Pemakai laporan keuangan meliputi
:

1. Investor sekarang dan investor potensial ; hal ini karena mereka


harus memutuskan apakah akan membeli, menahan atau menjual
investasi atau penerimaan dividen.
2. Pemilik dana qardh ;untuk mengetahui apakah dana qardh dapat di
bayar pada saat jatuh tempo

3. Pemilik dana syirkah temporer ; untulk memberikan keputusan pada


investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang bersaing
dan aman
4. Pemilik dana titpan ; untuk memastikan bahwa titipan dana dapat
diambil tiap saat
5. Pembayar dan penerima zakat, infaq, sedekah dan wakaf ; untuk
informasi tentang sumber dan penyaluran dana tersebut.
6. Pengawas syariah ; untuk menilai kepatuhan pengelolaan lembaga
syariah terhadap prinsip syariah.
7. Karyawan ; untuk nmemperoleh informasi tentang stabilitas dan
profitabilitas entitas syariah.
8. Pemasok dan mitra usaha lainnya ; untuk memmperoleh informasi
tenteng kemampuan entitas membayar utang pada saat jatuh
tempo
9. Pelanggan ; untuk memperoleh informasi tentang kelangsungan
hidup entitas syariah
10. Pemerintah serta lembaga lembaganya ; untuk memperoleh
informasi tentang aktivitas entitas syariah, perpajakan, serta
kepentingan nasional lainnya.
11. Masyarakat ; untuk memperoleh informasi tentang kontribusi
entitas terhadap masyarakat dan Negara.
C. Paradigma Transaksi Syariah
Transaksi syariah didasarkan pada paradigm dasar bahwa alam
semesta diciptakan oleh tuhan sebagai amanah dan sarana
kebahagiaan hidup bagi seluruh umat manusia untuk mencapai
kesejahteraan hakiki secara material dan spiritual. Substansinya
adalah bahwa setiap aktivitas manusia memiliki akuntabilitas dan nilai
ilahiah yang menempatkan perangkat syariah dan akhlak sebagai
parameter baik dan buruk, benar dan salahnya aktivitas usaha.
Dengan cara ini akan terbentuk karakter tata kelolah yang baik (good
governance).

D. Asas Transaksi Syariah, Transaksi syariah berdasarkan pada prinsip :


1. Persaudaraan (ukhuwah), yang berarti bahwa transaksi syariah
menjunjung tinggi nilai kebersamaan dalam memperoleh manfaat,
sehingga seseorang tidak boleh mendapat keuntungan di atas
kerugian orang lain.
2. Keadilan (adalah), yang berarti selalu menempatkan sesuatu hanya
pada yang berhak dan sesuai pada posisinya.
3. Kemaslahatan (maslahah), yaitu segala bentuk kebaikan dan
manfaat yang berdimensi duniawi dan ukhrawi, material dan
spiritual, serta individual dan kolektif.
4. Keseimbangan ( tawazun), yaitu keseimbangan antara aspek
material dan spiritual, antara aspek privat dan public, antara sector
keuangan dan rill, antara bisnis dan social, serta antara aspek
pemanfaatan serta pelestarian.
E. Karakteristik Transaksi Syariah
1. Implementasi transaksi yang sesuai dengan paradigm dan asas
transaksi syariah harus memenuhi karakteristik dan persyaratan
antara lain :
2. Transaksi hanya dilakukan dengan prinsip saling paham dan
saling rida
3. Prinsip kebebasn bentransaksi diakui sepanjang objeknya halal
dan baik
4. Uang hanya sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai , bukan
sebagai komoditas
5. Tidak mengandung unsure riba, kezaliman, gharar, haram.
6. tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang (time value of
money).
7. Transaksi yang dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang
jelas dan benar serta keuntunga n untuk semua pihak

8. Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan dan


rekayasa penawaran
9. Tidak mengandung unsure kolusi dengan suap menyuap.
F. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan utama laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi,
menyangkut posisi keuangan suatu entitas syariah yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi,
tujan lainnya adalah :
1. Meningkatkan kepatuhan terhadap prisip syariah
2. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah
3. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung
jawab entitas syariah terhadap amanah dalam mengamankan
dana, menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang
layak.
4. Informasi tentang tingkat keuntungan investasi yang diperoleh
penanam modal dan pemilik dana syirkah temporer ; dan
informasi mengenai pemenuhan kewajiban (obligation) fungsi
social entitas syariah termasuk pengelolaan dan penyaluran
zakat, infak, sedekah, dan wakaf.
G. Bentuk Laporan Keuangan
Laporan keuangan entitas syariah terdiri atas :
1. Posisi keuangan entitas syariah disajikan sebagai neraca.
Laporan ini menyajikan informasi tentang sumberdaya yang
dikendalikan, stuktur keuangan, likuiditas dan solvabilita serta
kemampuan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan.
Laporan
ini
berguna
untuk
memprediksi
kemampuan
perusahaan dimasa yang akan dating.
2. Informasi kinerja entitas syariah, disajikan dalam laporan laba
rugi. Laporan ini diperlukan untuk menilai perubahan potensial
sumber daya ekonomi yang munkin dikendalikan di masa depan

3. Informasi perubahan posisi keuangan entitas syariah, yang


dapat disusun berdasarkan devinisi dana seperti seluruh sumber
daya keuangan, modal kerja, asset likuit atau kas
4. Informasi lain seperti, laporan penjelasan tentang pemenuhan
fungsi social entitas syariah.
5. Catatan dan skedul tambahan, merupakan penampung dari
informasi tambahan yang relefan termasuk pengungkapan
tentang resiko dan ketidakpastian yang mempengaruhi entitas.
H. Asumsi Dasar
1. Dasar akrual
Laporan keuangan disajikan atas dasar actual, maksudnya bahwa
pengaruh transaksi dan peristiwa yang alain diakui pada saat
kejadian dan diungkapkan dalam cacatan akuntansi serta
dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang
bersangkutan.
Laporan keuangan yang disusun atas dasar akrual memberikan
informasi kepada pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang
melibatkan penerimaan dan pembayaran kas tetapi juga kewajiban
pembayaran kas dimasa depan serta sumber daya yang
merepsesentasikan kas yang akan diterima di masa depan
Namun dalam penghitungan pendapatan untuk tujuan bagi hasil
usaha menggunakan dasar kas. Hal ini disebabkan bahwa prinsip
pembagian hasil usaha berdasarkan bagi hasil, pendapatan atau
hasil yang dimaksud adalah keuntungan bruto
2. Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi
kelangsungan usaha entitas syariah yang akan melanjutkan
usahanya dimasa depan. Oleh karena itu, entitas syariah
diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau
mengurangi secara material skala usahanya.
I.

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan


1.
2.
3.

Dapat dipahami.
Relevan
Keandalan

4.

J.

Dapat dibandingkan

Kendala Informasi yang Relevan dan Andal


Kendala informasi yang relevan dan andal terdapat dalam hal sebagai
berikut
1. Tepat Waktu
2. Keseimbanga antar biaya dan manfaat

K. Unsur unsur Laporan Keuangan


Sesuai karakteristik, laporan keuangan entitas syariah , antara lain
meliputi :
1.

2.

3.
4.
5.

6.

a.
1

Laporan posisi keuangan (neraca)


Unsur-unsur neraca meliputi aktiva, kewajiban, investasi tidak
terikat, dan ekuitas. Penyajian aktiva pada neraca atau
pengungkapan pada catatan atas laporan keuangan atas aktiva
yang dibiayai oleh bank sendiri dan aktiva yang dibiayai oleh bank
bersama pemilik dana investasi tidak terikat, dilakukan secara
terpisah.
Laporan laba dan rugi
Dengan memperhatikan ketentuan dalam PSAK lainnya,dalam
laporan laba rugi mencakup, tetapi tidak terbatas pada pos-pos
pendapatan dan beban.
Laporan arus kas
L aporan perubahan ekuitas
Laporan perubahan investasi terikat
Laporan perubahan dana investasi terikat memisahkan dana
investasi terikat berdasarkan sumber dana dan memisahkan
investasi berdasarkan jenisnya.
Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infaq dan shadaqah
Bank syariah menyajikan laporan sumber dan penggunaan zakat,
infaq, dan shodaqoh sebagai komponen utama laporan keuangan
yang menunjukkan:1[7]
Sumber dana zakat, infaq dan shadaqah yang berasal dari
penerimaan;
Zakat dari bank syariah
Zakat dari pihak luar bank syariaah
Infaq
Shadaqah

b.
c.
d.
e.

Penggunaan dana zakat, infaq dan shadaqah untuk:


Fakir
Miskin
Hamba sahaya
Orang yang terlilit hutang
Orang yang baru masuk Islam
Orang yang berjihad
Orang yang dalam perjalanan
Amil
Kenaikan atau penurunan sumber dana zakat, infaq dan shadaqah
Saldo awal dana penggunaan dana zakat, infaq, dan shadaqah
Saldo akhir dana penggunaan dana zakat, infaq, dan shadaqah

7.

Laporan sumber dan pengguna dana qardhul hasan


Bank syariah menyajikan laporan sumber dan penggunaan qardhul
hasan sebagai komponen utama laporan keuangan, yang
menunjukkan:
Sumber dana qardhul hasan yang berasal dari penerimaan:
Infaq
Shadaqah
Denda
Dan pendapatan non halal
Penggunaan dana qardhul hasan untuk:
Pinjaman
Sumbangan
Kenaikan atau penurunan sumber dana qardhul hasan
Saldo awal dana penggunaan dana qardhul hasan,
Saldo akhir dana penggunaan dana qardhul hasan

a.
b.
c.
d.
e.
8.

Catatan-catatan laporan keuangan


Laporan keuangan harus mengungkapkan semua informasi dan
material yang perlu unutuk menjaikan laporan keuangan tersebut
memadai, relevan, dan bisa dipercaya (andal) bagi para
pemakainya.

9.

Pernyataan, laporan dan data lain yang membantu dalam


menyediakan informasi yang diperlukan oleh para pemakai laporan
keuangan sebagaimana ditentukan didalam statement of obyektif.
Laporan ini diterbitkan dalam bentuk komparatif. Artinya, laporan
tersebut menyajikan data periode sekarang dan periode yang lalu.
Untuk memberikan gambaran keadaan laporan keuangan bank
syariah.

Perbedaan kerangka penyusunan dan pelaporan pelaporan bank syariah dan


bank konvensional:
N
O
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Bank Konvensional (PSAK

Bank Syariah (PSAK 59)

31)
Laporan posisi keuangan Laporan posisi keuangan
Laporan laba rugi
Laporan laba rugi
Laporan
perubahan Laporan perubahan ekuitas
Laporan arus kas
ekuitas
Laporan investasi Terikat
Laporan arus kas
Laporan
sumber
dan
Catatan
laporan
penggunaan
keuangan
Dana Al Al-qardhul hasan
Laporan
sumber
dan
-

penggunaan dana ZIS

Contoh Format Laporan Keuangan pada bank Syariah


(Dalam Jutaan Rupiah)

POS-POS
ASET
Kas
Penempatan pada Bank Indonesia
a. Giro Wadiah
b. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI)
c. Lainnya

Penempatan pada Bank Lain


a. Rupiah
PPA - Penempatan pada Bank Lain -/b. Valuta Asing
PPA - Penempatan pada Bank Lain -/-

Surat Berharga yang Dimiliki

a. Rupiah
i. Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
ii. Lainnya
PPA - Rupiah -/-

b. Valuta Asing
i. Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
ii. Lainnya
PPA - Valuta Asing -/-

Piutang Murabahah

a. Rupiah

a.1. Terkait dengan Bank


1. Piutang Murabahah
2. Pendapatan Margin Murabahah yang ditangguhkan

a.2. Tidak Terkait dengan Bank


1. Piutang Murabahah
2. Pendapatan Margin Murabahah yang ditangguhkan
PPA - Rupiah -/-

b. Valuta Asing

a.1. Terkait dengan Bank


1. Piutang Murabahah
2. Pendapatan Margin Murabahah yang ditangguhkan

a.2. Tidak Terkait dengan Bank


1. Piutang Murabahah
2. Pendapatan Margin Murabahah yang ditangguhkan
PPA - Valuta Asing -/Piutang Salam
PPA - Piutang Salam -/Piutang Istishna
Pendapatan Margin Istishna yang ditangguhkan -/PPA - Piutang Istishna -/Piutang Qardh
PPA - Piutang Qardh -/-

Pembiayaan

a. Rupiah
a.1. Pihak Terkait dengan Bank
a.2. Pihak Tidak Terkait dengan Bank
PPA - Pembiayaan Rupiah -/-

b. Valuta Asing
b.1. Pihak Terkait dengan Bank
b.2. Pihak Tidak Terkait dengan Bank
PPA - Pembiayaan Valuta Asing -/Persediaan

Ijarah
a. Aset Ijarah
b. Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Ijarah -/PPA - Aset Ijarah -/Tagihan Lainnya
PPA - Tagihan Lainnya -/Penyertaan
PPA - Penyertaan -/Aset Istishna dalam penyelesaian
Termin Istishna -/Pendapatan yang Masih Akan Diterima
Biaya Dibayar Dimuka
Uang Muka Pajak
Aset Pajak Tangguhan
Aset Tetap dan Inventaris
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap dan Inventaris -/Agunan yang Diambil Alih
Aset Lain - lain

TOTAL ASET
KEWAJIBAN DAN MODAL

Dana Simpanan Wadiah


a. Giro Wadiah
b. Tabungan Wadiah
Kewajiban Segera Lainnya

Kewajiban Kepada Bank Indonesia


a. FPJPS
b. Lainnya
Kewajiban kepada Bank Lain
Surat Berharga yang Diterbitkan

Pembiayaan/Pinjaman Yang Diterima

a. Rupiah
i. Pihak Terkait dengan Bank
ii. Pihak Tidak Terkait dengan Bank
b. Valuta Asing

i. Pihak Terkait dengan Bank


ii. Pihak Tidak Terkait dengan Bank
Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi
Beban Yang Masih Harus Dibayar
Taksiran Pajak Penghasilan
Kewajiban Pajak Tangguhan
Kewajiban Lain - lain
Pinjamin Subordinasi

a. Rupiah
i. Pihak Terkait dengan Bank
ii. Pihak Tidak Terkait dengan Bank

b. Valuta Asing
i. Pihak Terkait dengan Bank
ii. Pihak Tidak Terkait dengan Bank
Rupa-rupa Pasiva
Modal Pinjaman
Hak Minoritas

Dana Investasi Tidak Terikat (Mudharabah Muthlaqah)


a. Tabungan Mudharabah

b. Deposito Mudharabah
b.1. Rupiah
b.2. Valuta Asing

Modal
a. Modal Disetor
b. Agio (Disagio)
c. Modal Sumbangan
d. Dana Setoran Modal
e. Penyesuaian Akibat Penjabaran Laporan Keuangan
f. Selisih Penilaian Kembali Aset Tetap
g. Laba (Rugi) Belum Terealisasi dari Surat Berharga
h. Saldo Laba (Rugi)

TOTAL KEWAJIBAN DAN MODAL

LAPORAN LABA RUGI BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH - LRBUS


(Dalam Jutaan Rupiah)

POS-POS
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
I. PENDAPATAN OPERASIONAL

A. Pendapatan dari Penyaluran Dana

1. Dari Pihak Ketiga Bukan Bank


a. Pendapatan Margin Murabahah
b. Pendapatan Bersih Salam Paralel

c. Pendapatan Bersih Istishna Paralel


i. Pendapatan Istishna
ii. Harga Pokok Istishna -/d. Pendapatan Sewa Ijarah
e. Pendapatan bagi hasil Mudharabah
f. Pendapatan bagi hasil Musyarakah
g. Pendapatan dari Penyertaan
h. Lainnya

2. Dari Bank Indonesia


a. Bonus SWBI
b. Lainnya

3. Dari Bank-bank Lain di Indonesia


a. Bonus dari Bank Syariah Lain

b. Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah


i. Tabungan Mudharabah
ii. Deposito Mudharabah
iii. Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank
iv. Lainnya
c. Lainnya
B. Pendapatan Operasional Lainnya
1. Jasa Investasi Terikat (Mudharabah Muqayyadah)
2. Jasa Layanan

3.
4.
5.
6.

Pendapatan Dari Transaksi Valuta Asing


Koreksi PPAP
Koreksi Penyisihan Penghapusan Transaksi Rekening Administratif
Lainnya

II. Bagi hasil untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat

1. Pihak Ketiga Bukan Bank


a. Tabungan Mudharabah
b. Deposito Mudharabah
c. Lainnya

2. Bank Indonesia
a. FPJP Syariah
b. Lainnya

3. Bank-bank Lain di Indonesia dan di Luar Indonesia


a. Tabungan Mudharabah
b. Deposito Mudharabah
c. Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank
d. Lainnya
III. Pendapatan Operasional Setelah Distribusi Bagi Hasil untuk
Investor Dana Investasi Tidak Terikat
(I-II)
IV. Beban (Pendapatan) Penyisihan Penghapusan Aset
V. Beban (Pendapatan) Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi

VI. Beban Operasional lainnya


A. Beban Bonus Titipan Wadiah
B. Beban Administrasi dan Umum
C. Biaya Personalia
D. Beban Penurunan Nilai Surat Berharga
E. Beban Transaksi Valuta Asing
F. Beban Promosi
G. Beban Lainnya

VII. Laba (Rugi) Operasional (III-(IV+V+VI))


PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL
VIII. Pendapatan Non Operasional
IX. Beban Non Operasional

X. Laba (Rugi) Non Operasional (VIII-IX)

XI. Laba (rugi) Tahun Berjalan (VII+X)


XII. Taksiran Pajak Penghasilan

XIII. Jumlah Laba (Rugi)

KOMITMEN & KONTINJENSI BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH - KKBUS


(Dalam Jutaan Rupiah)

POS-POS
KOMITMEN
Tagihan Komitmen
Fasilitas Pembiayaan Yang Diterima dan Belum Digunakan

Posisi Pembelian Spot Yang Masih Berjalan


a. Terkait Dengan Bank
b. Tidak Terkait Dengan Bank

Posisi Pembelian Forward Yang Masih Berjalan


a. Terkait Dengan Bank
b. Tidak Terkait dengan Bank
Lainnya

Jumlah Tagihan Komitmen


Kewajiban Komitmen
Fasilitas Piutang Qardh Yang Belum Ditarik

Fasilitas Pembiayaan Kepada Nasabah Yang Belum Ditarik


a. Pembiayaan Mudharabah
b. Pembiayaan Musyarakah
Fasilitas Pembiayaan Kepada Bank Syariah Lain Yang Belum Ditarik
Irrevocable L/C Yang Masih Berjalan

Posisi Penjualan Spot Yang Masih Berjalan


a. Terkait Dengan Bank
b. Tidak Terkait Dengan Bank

Posisi Penjualan Forward Yang Masih Berjalan


a. Terkait Dengan Bank
b. Tidak Terkait Dengan Bank
Lainnya

Jumlah Kewajiban Komitmen

JUMLAH KOMITMEN BERSIH

KONTINJENSI
Tagihan Kontinjensi
Garansi (Kafalah) Yang Diterima

Pendapatan Yang Akan Diterima (Non-Lancar)


a. Terkait Dengan bank
b. Tidak Terkait Dengan Bank
Lainnya

Jumlah Tagihan Kontinjensi


Kewajiban Kontinjensi
Garansi (Kafalah) Yang Diberikan
Lainnya

Jumlah Kewajiban Kontinjensi

JUMLAH KONTINJENSI BERSIH

KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP


SYARIAH - KPMMBUS
(Dalam Jutaan Rupiah)

POS-POS
I. Komponen Modal
A. Modal Inti
1. Modal Disetor

2. Cadangan Tambahan Modal (Disclosed Reserves)


a. Agio Saham
b. Disagio
c. Modal Sumbangan
d. Cadangan Umum dan Tujuan
e. Laba Tahun-tahun Lalu Setelah Diperhitungkan Pajak
f. Rugi Tahun-tahun Lalu
g. Laba Tahun Berjalan Setelah Diperhitungkan Pajak (50%)
h. Rugi Tahun Berjalan

I. Selisih Penjabaran Laporan Keuangan Kantor Cabang Luar Negeri


i. Selisih lebih
ii. Selisih kurang
j. Dana Setoran Modal
k. Penurunan Nilai Penyertaan pada Portofolio Tersedia untuk Dijual
3. Goodwill
B. Modal Pelengkap (maks. 100% dari modal inti)
1. Selisih Penilaian Kembali Aset Tetap
2. Cadangan Umum PPAP (maks. 1.25% dari ATMR)
3. Modal Pinjaman
4. Investasi Subordinasi (maks. 50% dari modal inti)
5. Peningkatan Nilai Penyertaan pada Portfolio Tersedia untuk dijual (45%)
C. Modal Pelengkap Tambahan
1. Modal Inti yang dialokasikan untuk Risiko Pasar
2. Modal Pelengkap yang tidak digunakan untuk Risiko Penyaluran Dana
3. Investasi Subordinasi untuk Risiko Pasar

4. Jumlah Modal Pelengkap Tambahan (1 s/d 3)


5. Jumlah Modal Pelengkap Tambahan yang memenuhi kriteria untuk risiko
pasar

II. Total Modal Inti dan Modal Pelengkap (A+B)


III. Total Modal Inti, Modal Pelengkap, dan Modal Pelengkap Tambahan
(A+B+C)
IV. Penyertaan
V. Total Modal Untuk Risiko Kredit (II-IV)

VI. Total Modal Untuk Risiko Kredit dan Risiko Pasar (III-IV)
VII. Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Kredit
VIII. Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Pasar
IX. Aktiva Tertimbang Menurut Risiko Kredit dan Risiko Pasar
X. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yang tersedia untuk
Risiko Kredit (V : VII)
XI. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yang tersedia untuk
Risiko Kredit dan Risiko Pasar
{VI : (VII+VIII)}
XII. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yang diwajibkan

Anda mungkin juga menyukai