Konsep
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis
Volume IV : Pengaman Sungai
Bagian 1 : Krib
ICS 93.010
SDA
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..................................................................................................................
ii
PENDAHULUAN...........................................................................................................
iii
1.
2.
ACUAN NORMATIF.............................................................................................
3.
4.
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
4
4
5
21
21
5.
5.1.
5.2.
5.3.
5.4.
6.
6.1.
6.2.
6.3.
6.4.
7.
PEKERJAAN PEMELIHARAAN .......................................................................... 48
7.1. Inventarisasi Kerusakan dan Survey Pengukuran ............................................... 48
7.2. Perencanaan dan Pelaksanaan Pemeliharaan.................................................... 51
BIBLIOGRAFI ...............................................................................................................
53
54
57
69
LAMPIRAN B.2 Contoh KAK Pekerjaan Perencanaan Detail Desain Krib ..................
70
83
LAMPIRAN C
90
LAMPIRAN D
106
LAMPIRAN E
107
KATA PENGANTAR
Konsep pedoman ini merupakan hasil kajian dari berbagai pedoman spesifikasi teknik
pekerjaan yang ada. Pembahasan dilakukan pada Kelompok Umum dari Gugus Kerja
Pendayagunaan Sumber Daya Air pada Sub-Panitia Teknis sumber Daya Air yang berada
dibawah naungan Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil,
Departemen Pekerjaan Umum.
Proses pembahasan yang dimulai dari Rapat Kelompok Bidang Keahlian, Rapat Gugus
Kerja, Rapat Teknis dan Konsensus pada tingkat Sub-Panitia Teknis Sumber Daya Air yang
kemudian Rapat Penetapan pada Panitia Teknis sesuai dengan mekanisme proses
pembuatan pedoman di Departemen Pekerjaan Umum.
Pelaksanaan pembahasan untuk masing-masing tingkatan harus dihadiri oleh anggota
panitia, nara sumber, konseptor dan tim editor dari perumusan pedoman ini. Komposisi
anggota panitia dan nara sumber harus memperhatikan keterwakilan para pemangku
kepentingan yaitu antara lain : pemerintah, pakar, konsumen dan produsen
dengan komposisi yang seimbang satu sama lain.
ii
PENDAHULUAN
Berdasarkan Undang-undang No.7 tahun 2004, tentang Sumber Daya Air bahwa
pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana sumber daya air harus berdasarkan
norma, standar, pedoman dan manual (NSPM). Sehubungan dengan hal tersebut, pada saat
ini telah tersusun NSPM yang umumnya mengenai tata cara perencanaan, cara uji
mutu pekerjaan dan spesifikasi teknis bahan serta konstruksi dari bangunan air yang
akan dibangun.
Pedoman ini disusun sesuai dengan masing-masing tahapan kegiatan yang terdiri dari
survey, investigasi, desain, konstruksi dan pemeliharaan dimana dalam pelaksanaannya
mengacu dan berpedoman pada norma, standar, pedoman dan manual (NSPM).
Pedoman ini mencakup kegiatan perencanaan (studi awal, studi identifikasi, studi
pengenalan dan perencanaan pendahuluan serta studi kelayakan), detail desain, konstruksi
dan pemeliharaan dalam pekerjaan pembangunan bangunan krib.
Pedoman detail desain mencakup kegiatan collecting data sekunder (topografi, geologi
permukaan, hidrologi), data primer (survey pengukuran topografi dan pemetaan, survey
hidrometri, sampling sedimen dan penyelidikan geoteknik), analisis hidrologi, analisis
hidrolika, perencanaan dan perhitungan dimensi, perhitungan volume pekerjaan sebagai
acuan dalam penyusunan rencana anggaran biaya, analisis dampak lingkungan serta
penyusunan dokumen tender yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan bangunan
krib.
Pedoman konstruksi mencakup kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang menguraikan tentang
pekerjaan persiapan umum dan khusus, pelaksanaan pekerjaan lapangan yang meliputi :
pekerjaan tanah; pekerjaan pengukuran topografi dan pemetaan; pekerjaan penyelidikan
geoteknik; pekerjaan beton; pekerjaan pasangan batu; pekerjaan dewatering; pekerjaan
pemancangan dan pekerjaan lain-lain.
Pedoman pemeliharaan mencakup kegiatan inventarisasi kerusakan, survey pengukuran,
perencanaan dan pelaksanaan pemeliharaan.
iii
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
1.
RUANG LINGKUP
ACUAN NORMATIF
Undang-undang (UU) :
-
1 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
SNI 03-1724-1989
- SNI 03-2400-1991
- SNI 03-2414-1991
- SNI 03-2415-1991
- SNI 03-2819-1992
dengan
- SNI 03-2820-1992
Dengan
-
SNI 03-2822-1992
- SNI 03-2829-1992
- SNI 03-2830-1992
Pias
-
SNI 03-3414-1994
- SNI 03-3444-1994
Penamopang
-
SNI 03-3961-1995
SNI 03-3961-1995
Pedoman Teknis :
-
Pd. T. xx xxxx.A
Pd. T. xx xxxx.A
Pd. T. xx xxxx.A
Pd. T. xx xxxx.A
Pd. T. xx xxxx.A
Pd. T. xx xxxx.A
- Pd. T. xx xxxx.A
Pengaman
3.
3.1.
3.1.1. Studi awal adalah studi penjajagan apakah memungkinkan suatu pekerjaan
diadakan. Pelaksanaan kegiatan hanya merupakan desk study saja berdasarkan datadata sekunder yang ada.
2 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
3.1.2. Studi identifikasi adalah kegiatan studi awal yang diperiksa di lapangan untuk
mendapatkan informasi atau kebenaran tentang kondisi lapangan.
3.1.3. Pengenalan studi adalah suatu proses untuk
pengembangan proyek multisektor dari segi-segi teknis.
memberikan
garis
besar
3.1.4. Studi kelayakan adalah kegiatan untuk menyaring berbagai pekerjaan alternatif yang
sudah dirumuskan di dalam studi pengenalan berdasarkan perkiraan biaya dan
keuntungan yang dapat diperoleh.
3.2.
Detail desain adalah kegiatan perencanaan rinci suatu bangunan air yang
menghitung dan menggambarkan atau juga memetakan berbagai dimensi bangunan
sesuai dengan kebutuhan perencanaan suatu bangunan atau komponennya. Contoh
detail desain untuk krib dari mulai gambar lay out sampai dengan dimensi rinci serta
spesifikasi bahan yang akan digunakan sebagai komponen bangunan krib.
3.2.1. Arah krib adalah arah yang dinyatakan dengan sudut antara as krib dan arah aliran.
3.2.2. Krib adalah bangunan menyilang / sejajar arah aliran yang ditujukan guna mengubah
pola dan sifat aliran untuk suatu tujuan tertentu.
3.2.3.
Krib lulus air adalah krib yang diantara bagian-bagian konstruksinya dapat
dilewati aliran, sehingga kecepatannya akan berkurang karena terjadinya gesekan
dengan bagian konstruksi krib tersebut dan memungkinkan adanya endapan angkutan
muatan di tempat ini.
3.2.4. Krib kedap air adalah krib yang diantara bagian konstruksinya tidak dapat
dilewati aliran; krib ini secara efektif mengarahkan aliran ke tengah sungai.
3.2.5. Krib semi lulus air adalah krib yang dibentuk oleh susunan pasangan batu kosong
sehingga rembesan air masih dapat terjadi antara batu-batu kosong.
3.2.6. Krib tajam adalah krib yang arahnya menyerong ke hulu
3.2.7. Krib tegak adalah krib yang arahnya tegak lurus aliran
3.2.8. Letak krib menunjukan tempat sebuah krib dipasang.
3.2.9. Medan krib adalah daerah disekitar bangunan krib yang arah dan atau besar
kecepatan alirannya dipengaruhi krib tersebut.
3.2.10. Pangkal krib adalah bagian krib yang masuk ke tebing sungai
3.2.11. Panjang krib (b) adalah panjang krib (b) adalah dihitung mulai dari pangkal sampai
dengan ujung krib
3.2.12. Panjang efektif krib adalah panjang krib mulai dari ujung krib sampai
pertengahan tebing baru yang direncanakan akan dibentuk.
3.3.
3.3.1.
3 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
Pemeliharaan adalah usaha-usaha untuk menjaga agar prasarana irigasi selalu dapat
berfungsi dengan baik guna mempertahankan kelestariannya.
3.4.1.
3.4.2. Pemeliharaan rutin adalah kegiatan yang mempunyai frekuensi lebih sering
dilakukan dengan skala kecil, waktunya pendek dan harus dilakukan serta secara
kontinyu.
3.5.
Perawatan adalah usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi konstruksi, tanpa
ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti.
3.5.1. Perawatan rutin adalah usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi konstruksi
yang dilaksanakan setiap waktu.
3.5.2. Perawatan berkala adalah usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi
konstruksi yang dilaksanakan secara berkala.
3.6.
3.6.1. Perbaikan darurat adalah usaha perbaikan dengan maksud agar konstruksi
sementara dapat berfungsi.
3.6.2. Perbaikan permanen adalah usaha perbaikan untuk mengembalikan kondisi dan
fungsi konstruksi secara permanen.
4.
PEKERJAAN PERENCANAAN
Laporan dan data yang akan diberikan kepada Penyedia Jasa yaitu berbagai
laporan dan data yang tersedia dari hasil studi terdahulu;
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
Penyedia Jasa akan menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan
yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
i.
ii.
Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan bangunan krib dibagi menjadi kegiatan studi awal, studi identifikasi,
studi pengenalan dan perencanaan pendahuluan serta studi kelayakan. Adapun uraian
pedoman spesifikasi teknis sebagai berikut :
1) Studi Awal
Studi awal adalah studi penjajagan apakah memungkinkan suatu pekerjaan krib diadakan.
Pelaksanaan kegiatan hanya merupakan desk study saja berdasarkan data-data
sekunder yang ada. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan studi awal berkisar antara 1 2
bulan. Cakupan kegiatan studi awal adalah sebagai berikut :
a) Pengumpulan Data Sekunder
(1) Data Topografi
Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data
ada, dimana keadaan topografi suatu daerah akan
ukuran suatu DAS. Peta topografi yang dikumpulkan
tata guna lahan pada daerah studi, dimana
akan
5 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
iv. data debit terbaru dengan periode harian maupun bulanan, minimum selama 5
tahun, yang didapat dari pengelola bangunan-bangunan sungai eksiting
misalkan bendung.
(3) Data Geologi
Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi
regional yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik
batuan serta tekstur dan struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000 sesuai
dengan KP
01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan
pekerjaan.
Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan, jika
tidak didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh dari Instansi terkait.
(4) Data Aspek Multisektor
Kegiatan
pengumpulan data
aspek multisektor
dengan melakukan
pengumpulan data yang berupa informasi lingkungan yang menginformasikan
tentang kondisi kependudukan dan penggunaan air sesuai dengan KP01, SK
DJ Pengairan No.
185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Informasi
lingkungan dapat diperoleh dari BPS, PSDA, dan BAPEDAL. Data-data
tersebut meliputi :
i.
ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air;
iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk, tingkat
pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (PAD) dan
lain- lain;
iv. rencana tata ruang wilayah.
b) Perekayasaan
6 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
Hasil perekayasaan dari kegiatan ini adalah menguraikan tentang ketersediaan data
sekunder dari suatu lokasi pekerjaan.
c) Produk yang dihasilkan
Produk yang dihasilkan dari kegiatan ini meliputi :
(1) Laporan Pendahuluan harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang
metode-metode yang akan digunakan Penyedia Jasa dalam pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan.
Laporan Pendahuluan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
(2) Laporan Akhir harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang
usulan pekerjaan berikutnya berdasarkan kajian di atas meja dan
perumusan untuk kegiatan selanjutnya.
Laporan Akhir akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
d) Tenaga Ahli
Tenaga ahli yang diperlukan untuk kegiatan studi awal adalah Team Leader,
Ahli
Hidrologi, Ahli Sungai dan Ahli Geologi
2) Studi Identifikasi
Studi identifikasi adalah kegiatan studi awal yang diperiksa di lapangan untuk
mendapatkan informasi atau kebenaran tentang kondisi lapangan. Jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan studi identifikasi berkisar antara 1 2 bulan. Cakupan
kegiatan studi identifikasi adalah :
a) Pengumpulan Data Sekunder
(1) Data Topografi
Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data peta topografi yang sudah
ada, dimana keadaan topografi suatu daerah akan mempengaruhi bentuk dan
ukuran suatu DAS. Peta topografi yang dikumpulkan harus menampilkan kondisi
tata guna lahan pada daerah studi, dimana kondisi tata guna lahan
akan berpengaruh terhadap laju erosi, kecepatan aliran permukaan dan daya
infiltrasi sesuai dengan SNI 03-1724-1989.
Perolehan peta topografi dapat diperoleh dari Instansi yang berwenang, misalkan
pihak Pengguna Jasa seperti PSDA berdasarkan peta yang ada serta skala
dengan tingkat ketelitian yang ada. Jika di Instansi terkait tidak didapat maka pihak
Penyedia Jasa dapat memperoleh di BAKOSURTANAL dengan skala minimum 1 :
250.000 atau yang lebih detail.
(2) Data Hidrologi
Kegiatan pengumpulan data hidrologi berupa pengumpulan peta stasiun curah
hujan, besarnya curah hujan, data meteorologi, debit historis baik debit minimum,
rata-rata dan debit maksimum pada suatu daerah aliran sungai (DAS) yang
pelaksanaan kegiatannya sesuai dengan SNI 03-1724-1989. Berbagai data dan
informasi dintaranya berupa :
i. Peta stasiun curah hujan dapat diperoleh dari Instansi BMG dan mungkin
juga
Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);
ii. Data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh dari Instansi BMG dan
mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);
7 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
iii.
iv. Data debit terbaru dengan periode harian maupun bulanan, minimum selama 5
tahun, yang
didapat
dari
pengelola bangunan-bangunan sungai
eksiting misalkan bendung;
(3) Data Geologi
Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi
regional yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik
batuan serta tekstur dan struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000 sesuai
dengan KP
01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan
pekerjaan.
Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan, jika
tidak didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh dari Instansi terkait.
(4) Data Aspek Multisektor
Kegiatan
pengumpulan data
aspek multisektor
dengan melakukan
pengumpulan data yang berupa informasi lingkungan yang menginformasikan
tentang kondisi kependudukan dan penggunaan air sesuai dengan KP01, SK
DJ Pengairan No.
185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Informasi
lingkungan dapat diperoleh dari BPS, PSDA, dan BAPEDAL. Data-data
tersebut meliputi :
i.
Komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan geologi,
hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah;
ii. Komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air;
iii.
Komponen sosial,
ekonomi dan budaya
yang meliputi
jumlah
penduduk, tingkat pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah
(PAD) dan lain-lain;
8 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
jika berfungsi untuk perlindungan tebing maka penetapan lokasi krib harus
berada pada tikungan luar sungai;
ii. jika berfungsi untuk menormalkan kondisi aliran maka krib diletakkan pada
tempat terjadinya longsoran;
iii. jika berfungsi sebagai pengarah aliran maka krib diletakkan pada
hulu bangunan pengambilan yang mengalami perubahan arah arus.
(2) Analisis Geologi
Analisis geologi berupa kajian di atas meja berdasarkan peta geologi regional
untuk menilai kecocokan daerah terhadap usulan pembangunan krib berdasarkan
formasi geologinya. Adapun analisisnya meliputi :
i.
lokasi krib hindari pada formasi geologi yang tidak akan terjadi sesar dan
patahan;
ii. hindari lokasi krib pada kondisi tebing sungai yang secara geologi mempunyai
kecenderungan untuk longsor.
d) Perekayasaan
Hasil perekayasaan dari kegiatan ini adalah menguraikan tentang hasil
identifikasi berdasarkan
data
sekunder
serta
kondisi
lapangan
tentang
penentuan lokasi bangunan pengaman sungai dengan krib.
e) Produk yang Dihasilkan
(1) Laporan Pendahuluan harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang
metode-metode yang akan digunakan Penyedia Jasa dalam pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan;
Laporan Pendahuluan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
(2) Laporan Akhir, harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang penentuan
lokasi pengamanan sungai dengan bangunan krib.
Laporan Akhir akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
f)
Tenaga Ahli
9 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
Tenaga ahli yang diperlukan untuk kegiatan studi awal adalah Team Leader,
Ahli
Hidrologi, Ahli Sungai, Ahli Geodesi dan Ahli Geologi
3) Studi Pengenalan
Studi Pengenalan adalah suatu proses kegiatan berkelanjutan dari studi identifikasi yang
menginformasikan tentang garis besar perencanaan bangunan krib dengan melakukan
kegiatan survey lapangan. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan studi identifikasi berkisar
antara 2 3 bulan. Cakupan kegiatan studi pengenalan adalah sebagai berikut :
a) Pengumpulan Data Sekunder
(1) Data Topografi
Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data peta topografi yang sudah
ada, dimana keadaan topografi suatu daerah akan mempengaruhi bentuk dan
ukuran suatu DAS. Peta topografi yang dikumpulkan harus menampilkan kondisi
tata guna lahan pada daerah studi, dimana kondisi tata guna lahan
akan berpengaruh terhadap laju erosi, kecepatan aliran permukaan dan daya
infiltrasi sesuai dengan SNI 03-1724-1989.
Perolehan peta topografi dapat diperoleh dari Instansi yang berwenang, misalkan
pihak Pengguna Jasa seperti PSDA berdasarkan peta yang ada serta skala
dengan tingkat ketelitian yang ada. Jika di Instansi terkait tidak didapat maka pihak
Penyedia Jasa dapat memperoleh di BAKOSURTANAL dengan skala minimum 1 :
250.000.
(2) Data Hidrologi
Kegiatan pengumpulan data hidrologi berupa pengumpulan peta stasiun curah
hujan, besarnya curah hujan, data meteorologi, debit historis baik debit minimum,
rata-rata dan debit maksimum pada suatu daerah aliran sungai (DAS) yang
pelaksanaan kegiatannya sesuai SNI 03-1724-1989. Berbagai data dan informasi
dintaranya berupa :
i. peta stasiun curah hujan dapat diperoleh dari Instansi BMG dan mungkin
juga
Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);
ii. data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh dari Instansi BMG dan
mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);
iii. data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif, lama
penyinaran dan kecepatan angin. Perolehan data dapat diperoleh dari Instansi
BMG;
iv. data debit terbaru dengan periode harian maupun bulanan, minimum selama 5
tahun, yang didapat dari pengelola bangunan-bangunan sungai eksiting
misalkan bendung.
(3) Data Geologi
Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi
regional yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik
batuan serta tekstur dan struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000 sesuai
dengan KP
01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan
pekerjaan.
Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan, jika
tidak didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh dari Instansi terkait.
10 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan geologi,
hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah;
ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air;
iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk, tingkat
pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (PAD) dan
lain- lain;
iv. rencana tata ruang wilayah.
b) Survey
(1) Survey Topografi
Melakukan kegiatan pengukuran topografi dan pemetaan untuk mendapatkan peta
topografi ukuran 1:1.000 atau 1:2.000, kegiatan pengukuran dan pemetaan
mengacu dan berpedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknik, Volume I : Umum, Bagian-2, Pengukuran Topografi dan Pemetaan.
i. pengukuran dilakukan disekitar lokasi bangunan krib sepanjang minimum
200
m ke hulu dan ke hilir dari rencana lokasi bangunan krib;
ii. pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran memanjang dan melintang
untuk mengetahui profil morfologi sungai;
iii. pemasangan patok BM di kanan dan di kiri rencana lokasi
sepanjang bangunan krib.
(2) Survey Aspek Multisektor
Kegiatan survey aspek multisektor adalah melakukan identifikasi dengan tujuan
untuk mendapatkan informasi tentang pekerjaan lain yang sedang atau akan
dilakukan oleh pihak yang berwenang lainnya sesuai dengan KP01, SK DJ
Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.
c) Investigasi
(1) Sungai
(a) Sampling Sedimen Layang
Kegiatan investigasi sungai adalah pengambilan sampel sedimen
dasar maupun layang, pengambilan sampel sedimen layang dilakukan
lokasi yang tidak terpengaruh adanya aliran balik yang diakibatkan
bangunan air dan sebelum dilakukan kegiatan pengambilan sampel
dilakukan kegiatan pengukuran yang meliputi penampang melintang
debit. Perletakan
baik
pada
oleh
perlu
dan
11 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
12 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
Jika data aliran sungai yang tersedia cukup panjang (> 20 tahun),
sehingga analisisnya dapat langsung dilakukan dengan Metode Gumbel,
Log Pearson atau Log Normal
ii. Metode analisis regional, jika data debit < 20 tahun dan > dari 10 tahun;
iii. Metode puncak banjir di atas ambang, apabila data debit yang tersedia
antara
3 10 tahun;
iv. Metode empiris apabila perkiraan besarnya banjir berdasarkan parameter
hujan dan karakteristik DPS antara lain :
- Metode Rasional, digunakan pada perencanaan sarana drainase dengan
luas
> 100 km2;
- Haspers digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS tanpa
Perekayasaan
Buat garis besar perencanaan krib dengan sketsa tata letak dan uraian pekerjaan
dengan skala minimal 1:2000. Garis besar perencanaan krib sesui dengan SNI
032400-1991 memuat :
i. Penggambaran peta topografi yang harus menampilkan kondisi tata guna lahan
ii. Layout bangunan krib
iii. Dimensi krib yang meliputi elevasi mercu krib, panjang krib, jarak krib,
dimensi tiang, jarak antar tiang dan panjang tiang.
13 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan geologi,
hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah;
ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air;
iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk, tingkat
pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (PAD) dan
lain- lain;
iv. rencana tata ruang wilayah
15 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
b) Survey
(1) Pengukuran Topografi dan Pemetaan
Melakukan kegiatan pengukuran topografi dan pemetaan untuk mendapatkan peta
topografi ukuran 1:1.000 atau 1:2.000, kegiatan pengukuran dan pemetaan
mengacu dan berpedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknik, Volume I : Umum, Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran Topografi
dan Pemetaan.
i. pengukuran dilakukan di sekitar lokasi bangunan krib sepanjang minimum
200
m ke hulu dan ke hilir dari rencana lokasi bangunan krib;
ii. pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran memanjang dan melintang
untuk mengetahui profil morfologi sungai;
iii. pemasangan patok BM di kanan dan di kiri rencana lokasi
sepanjang bangunan krib.
(2) Survey Hidrometri
Sesuai dengan SNI 03-2414-1991 pelaksanaan pengukuran
diperhatikan ketentuan dan persyaratan yang meliputi :
i.
debit
perlu
ii. pertimbangan hidraulik meliputi : pola aliran yang seragam dan mendekati sub
kritis; tdak terkena pengaruh arus balik dan aliran lahar;
iii. lama dan periode pelaksanaan : lama pengukuran debit tergantung dari
keadaan aliran pada saat pengukuran. Jika aliran rendah, pengukuran debit
dilaksanakan dua kali dalam sekali periode waktu pengukuran dan jika kondisi
banjir pengukuran debit dilaksanakan sekali dalam periode waktu pengukuran
sedangkan periode pelaksanaan pengukuran tergantung dari musim. Jika
musim kemarau pengukuran debit dilaksanakan cukup sekali dalam satu bulan
dan jika musim penghujan pelaksanaan pengukuran dilaksanakan berulang
kali paling sedikit 3 kali setiap bulannya;
iv. keandalan peralatan dan sarana penunjang; peralatan dan sarana penunjang
harus dipelihara agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya antara lain
dengan kalibrasi secara berkala, dibersihkan dan dirawat dengan baik;
v. kemampuan tim pengukurnya
Pelaksanaan pengukuran tinggi muka
air,
kecepatan dan debit dapat
digunakan alat ukur arus tipe baling-baling. Cara pelaksanaan pengukuran
dilakukan dengan merawas, menggunakan perahu, menggunakan jembatan
dan menggunakan kerata gantung. Kedalaman pengukuran minimal 3,5 kali
diameter baling-baling sesuai dengan SNI 03-2819-1992.
Jika metode pelaksanaan pengukuran di atas tidak dapat dipergunakan karena
berbagai hal, misal keadaan aliran membahayakan keselamatan petugas atau
peralatannya; kecepatan aliran melampaui kemampuan spesifikasi alat menurut
jenis alat ukur arus yang digunakan dan untuk mendapatkan debit sesaat
maka dapat dilakukan pengukuran dengan pelampung permukaan sesuai
dengan SNI
03-2820-1992.
16 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
17 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
jika data aliran sungai yang tersedia cukup panjang (> 20 tahun), sehingga
analisisnya dapat langsung dilakukan dengan metode analisis probabilitas
frekuensi debit banjir dengan Metode Gumbel, Log Pearson atau Log Normal;
ii. jika data debit < 20 tahun dan > dari 10 tahun, maka digunakan metode
analisis regional;
iii. jika data debit yang tersedia antara 3 10 tahun, maka digunakan
Metode puncak banjir di atas ambang;
iv. Metode empiris apabila perkiraan besarnya banjir berdasarkan parameter
hujan dan karakteristik DPS antara lain :
- Metode Rasional, digunakan pada perencanaan sarana drainase dengan
DAS
dengan luas < 100 km2;
- Melchior, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS dengan
luas
> 100 km2;
- Haspers digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS tanpa
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
minimal 10 buah data debit dari hasil pengukuran yang meliputi keadaan debit
minimum sampai maksimum maka dapat digunakan dengan analisis grafis
dan jika kecepatan aliran pada tinggi muka air tertinggi belum atau tidak dapat
diukur maka dapat dihitung dengan persamaan hidrolis sesuai dengan
SNI
2822-1992 .
(2) Analisis Parameter Hidraulik
Analisis parameter hidarulik disini meliputi debit, tinggi air, kecepatan
aliran, kekasaran, tekanan, gaya seret, arah aliran dan jenis aliran yang
berkaitan dengan keadaan geometri sungai (profil basah, keliling basah
dan jari-jari hidraulik) sesuai dengan SNI 03-2400-1991.
Parameter hidarulik di atas dapat diketahui dengan cara menggunakan
cara pembagian pias berdasarkan persamaan manning jika sungai
berpenampang tunggal sesuai dengan SNI 03-2830-1992 dan jika sungai
berpenampang ganda dapat digunakan metode penampang ganda
berdasarkan SNI 03-34441994.
(4) Perencanaan Krib
Perencanaan krib harus memuat tentang dimensi krib (elevasi mercu krib, panjang
krib, jarak krib, dimensi tiang, jarak antar tiang dan panjang tiang); stabilitas dan
kekuatan krib dan stabilitas tanah dasar pondasi sesuai dengan SNI 03-24001991.
(5) Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 untuk
kegiatan normalisasi sungai yang merlukan kajian ANDAL adalah sebagai berikut :
i. jika lokasi pekerjaan berada di kota besar/metropolitan maka parameter kajian
adalah panjang kegiatan normalisasi sungai 5 km dan volume pengerukan
500.000 m3;
ii. jika lokasi pekerjaan berada di kota sedang maka parameter kajian
adalah panjang kegiatan normalisasi sungai 10 km dan volume
pengerukan
500.000 m3;
iii. jika lokasi pekerjaan berada di pedesaaan maka parameter kajian adalah
panjang kegiatan normalisasi sungai 15 km dan volume pengerukan
500.000 m3
Ruang lingkup kegiatan ANDAL meliputi :
i.
identifikasi semua rencana usaha dan atau kegiatan yang akan dilaksanakan,
terutama yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan
hidup;
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
Perekayasaan
20 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
Pengendalian Mutu
21 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
Nomor
Pembayaran
1.
2.
5.
Uraian
Satuan
Pengukuran
OB
Orang-hari
Unit - Bulan
Buah
Kilometer
Kilometer
Buah
Sampel
Sampel
Exemplar
Lumpsum
Detail desain adalah kegiatan perencanaan rinci suatu bangunan air yang menghitung
dan menggambarkan atau juga memetakan berbagai dimensi bangunan sesuai
dengan kebutuhan perencanaan suatu bangunan atau komponennya. Contoh detail desain
untuk krib dari mulai gambar lay out sampai dengan dimensi rinci serta spesifikasi bahan
yang akan digunakan sebagai komponen bangunan krib.
Pedoman spesifikasi teknis pekerjaan detail desain bangunan pengaman sungai berupa krib
harus memuat :
5.1
Ketentuan dan persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi
teknis pekerjaan detail desain krib memuat :
1) Penyediaan Data dan Fasilitas Penunjang
Dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, penyediaan data dan fasilitas penunjang, meliputi :
a) Penyediaan oleh Pengguna Jasa
Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat digunakan
dan akan dipelihara oleh Penyedia Jasa :
i.
Laporan dan data yang akan diberikan kepada Penyedia Jasa yaitu berbagai
laporan dan data yang tersedia dari hasil studi terdahulu;
22 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
i.
ii.
Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknik pekerjaan
detail desain krib meliputi :
1) Pengumpulan Data Sekunder
Kegiatan pengumpulan data sekunder dapat dilakukan oleh Penyedia Jasa dengan
melakukan kunjungan ke instansi-instansi terkait. Kegiatan pengumpulan data
sekunder untuk pekerjaan detail desain bangunan krib meliputi :
a) Data Topografi
Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data peta topografi yang sudah
ada, dimana keadaan topografi suatu daerah akan mempengaruhi bentuk dan
ukuran suatu DAS. Peta topografi yang dikumpulkan harus menampilkan kondisi
tata guna lahan pada daerah studi, dimana kondisi tata guna lahan akan
berpengaruh terhadap laju erosi, kecepatan aliran permukaan dan daya infiltrasi
sesuai dengan SNI 03-17241989.
Perolehan peta topografi dapat diperoleh dari Instansi yang berwenang, misalkan
pihak Pengguna Jasa seperti PSDA berdasarkan peta yang ada serta skala dengan
tingkat ketelitian yang ada. Jika di Instansi terkait tidak didapat maka pihak Penyedia
Jasa dapat memperoleh di BAKOSURTANAL dengan skala minimum 1 : 250.000.
23 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
b) Data Hidrologi
Kegiatan pengumpulan data hidrologi berupa pengumpulan peta stasiun curah hujan,
besarnya curah hujan, data meteorologi, debit historis baik debit minimum, ratarata dan debit maksimum pada suatu daerah aliran sungai (DAS) yang
pelaksanaan kegiatannya sesuai SNI 03-1724-1989. Berbagai data dan informasi
diantaranya berupa :
i. peta stasiun curah hujan dapat diperoleh dari Instansi BMG dan mungkin
juga
Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);
ii. data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh dari Instansi BMG dan mungkin
juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);
iii. data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif, lama
penyinaran dan kecepatan angin. Perolehan data dapat diperoleh dari
Instansi BMG;
iv. data debit terbaru dengan periode harian maupun bulanan, minimum selama 5
tahun, yang didapat dari pengelola bangunan-bangunan sungai eksiting misalkan
bendung.
c) Data Geologi
Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi regional yang
memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik batuan serta tekstur dan
struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000 sesuai dengan KP01, SK DJ
Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.
Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan, jika tidak
didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh dari Instansi terkait.
d) Data Bangunan Air di Sungai
Data yang dimaksudkan adalah tempat dan jenis semua bangunan air serta bangunan
umum lainnya yang dibangun di sungai yang mempunyai dampak timbal
balik terhadap kondisi morfologi sungai baik di hulu maupun di hilir rencana
bangunan sesuai dengan SNI 03-2400-1991
e) Data Aspek Multisektor
Kegiatan pengumpulan data aspek multisektor dengan melakukan pengumpulan data
yang berupa informasi lingkungan yang menginformasikan tentang kondisi
kependudukan dan penggunaan air sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No.
185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Informasi
lingkungan dapat diperoleh dari dari BPS, PSDA, dan BAPEDAL. Data-data tersebut
meliputi :
i.
komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan geologi,
hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah;
ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air;
iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk,
tingkat pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (PAD) dan
lain-lain;
iv. rencana tata ruang wilayah.
2) Survey
a) Pengukuran Topografi dan Pemetaan
Pelaksanaan kegiatan pengukuran topografi dan pemetaan mengacu pada Pd Txx200x, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-2,
Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan. Kegiatan ini akan dilakukan oleh
24 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
Penyedia Jasa jika kondisi topografi daerah pekerjaan banyak mengalami perubahan
alur sungai baik yang diakibatkan oleh bencana atau proses alamiah lainnya sehingga
validitas data yang sudah ada diragukan lagi. Cakupan kegiatan pekerjaan
pengukuran topografi dan pemetaan untuk keperluan kegiatan detail desain krib
meliputi :
(1) Pemetaan situasi sungai
Pemetaan situasi sungai dimana bangunan utama akan dibuat dengan skala
minimum 1 : 2000. Peta ini harus meliputi jarak 1,0 km ke arah hulu dan ke hilir
dari letak bangunan krib rencana dan melebar 250 m dari masing-masing tepi
sungai. Peta ini juga harus dilengkapi dengan garis ketinggian setiap 1,0 m,
kecuali dasar sungai diperlukan garis ketinggian setiap 0,50 m. Peta ini harus
mencakup lokasi alternatif yang sudah diidentifikasi serta panjang yang diliput
harus memadai agar diperoleh informasi mengenai bentuk denah sungai dan juga
untuk merencanakan tata letak dan trase tanggul penutup. Peta situasi juga harus
menampilkan titik-titik tetap (benchmark) yang ditempatkan di sekitar daerah
pemetaan, lengkap dengan koordinat dan elevasinya.
(2) Pengukuran detail situasi bangunan krib
Pengukuran detail ini menghasilkan peta berskala 1 : 200 atau 1 : 500. Peta detil
harus memperlihatkan bagian-bagian lokasi bangunan secara lengkap. Peta ini
harus dilengkapi dengan titik ketinggian dan garis ketinggian yang tepat setiap
0,25 m.
b) Survey Hidrometri
Sesuai dengan SNI 03-2414-1991 pelaksanaan pengukuran debit perlu
diperhatikan ketentuan dan persyaratan yang meliputi :
i.
lokasi
pengukuran
debit perlu diperhatikan
faktor
: kesesuaian
dengan perencanaan ; mudah pencapaian dalam segala situasi dan kondisi;
mampu melewatkan banjir; geometri dan badan sungai harus stabil; adanya
kontrol penampang; bagian alur sungai yang terbuka lurus;
ii. pertimbangan hidraulik meliputi : pola aliran yang seragam dan mendekati
sub kritis; tdak terkena pengaruh arus balik dan aliran lahar;
iii. lama dan periode pelaksanaan : lama pengukuran debit tergantung dari keadaan
aliran pada saat pengukuran. Jika aliran rendah pengkuran debit dilaksanakan dua
kali dalam sekali periode waktu pengukuran dan jika kondisi banjir pengukuran
debit dilaksanakan sekali dalam periode waktu pengukuran sedangkan periode
pelaksanaan pengukuran tergantung dari musim. Jika musim kemarau
pengukuran debit dilaksanakan cukup sekali dalam satu bulan dan jika
musim penghujan pelaksanaan pengukuran dilaksanakan berulang kali paling
sedikit 3 kali setiap bulannya;
iv. keandalan peralatan dan sarana penunjang; peralatan dan sarana penunjang
harus dipelihara agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya antara lain dengan
kalibrasi secara berkala, dibersihkan dan dirawat dengan baik;
v. kemampuan tim pengukurnya.
Pelaksanaan pengukuran tinggi muka air, kecepatan dan debit dapat digunakan alat
ukur arus tipe baling-baling. Cara pelaksanaan pengukuran dilakukan dengan
merawas, menggunakan perahu, menggunakan jembatan dan menggunakan
kereta gantung. Kedalaman pengukuran minimal 3,5 kali diameter baling-baling
sesuai dengan SNI 03-2819-1992.
Jika metode pelaksanaan pengukuran di atas tidak dapat dipergunakan karena
berbagai hal, misal keadaan aliran membahayakan keselamatan petugas atau
25 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
jika pengambilan contoh benda uji sedimen sesuai dengan SNI 03-3414-1994,
maka metode pengujian laboratorium yang digunakan untuk mengetahui kadar
sedimen layang digunakan peralatan Piknometer sesuai dengan SNI 03-41451996.
ii. jika pengambilan contoh benda uji sedimen layang dalam pengambilannya
dilakukan dengan cara mencelupkan botol pada posisi berada 20 cm di
bawah permukaan air dengan posisi mulut botol berlawanan dengan arah
aliran maka metode pengujiannya dilakukan secara gravimetri dengan
pengendapan untuk mengetahui kadar sedimen sesuai dengan SNI 03-39611995. Sedangkan untuk mengetahui distribusi butiran maka dilakukan uji
gravimetri dengan ayakan sesuai dengan SNI 03-3962-1995.
26 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
jika data aliran sungai yang tersedia cukup panjang (> 20 tahun), sehingga
analisisnya dapat langsung dilakukan dengan metode analisis probabilitas
frekuensi debit banjir dengan Metode Gumbel, Log Pearson atau Log Normal;
ii. jika data debit < 20 tahun dan > dari 10 tahun, maka digunakan metode analisis
regional;
iii. jika data debit yang tersedia antara 3 10 tahun, maka digunakan Metode puncak
banjir di atas ambang;
iv. Metode empiris apabila perkiraan besarnya banjir berdasarkan parameter
hujan dan karakteristik DPS antara lain :
- Metode Rasional, digunakan pada perencanaan sarana drainase dengan daerah
- Melchior, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS dengan luas
>
100 km2;
- Haspers digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS tanpa
v.
b) Muatan Sedimen
Analisis laju muatan sedimen baik sedimen dasar (bed load) maupun sedimen
layang
(suspended load) dengan parameter jenis material, diameter butir dan volume
atau berat per satuan waktu, persamaan yang umum digunakan untuk analisa
adalah Meyer-Peter dan Muller, Engelund-Hansen, Einstein dan Einstein-Brown
sesuai dengan SNI 03-1724-1989.
c) Analisis Hidrolika
Analisis hidrolika pada perencanaan bangunan krib, meliputi :
(1) Analisis Lengkung Debit
27 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
identifikasi semua rencana usaha dan atau kegiatan yang akan dilaksanakan,
terutama yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan
hidup;
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
(3) Penyedia Jasa harus menyerahkan foto-foto berwarna dengan ukuran post card (9
cm x 12 cm) kepada Direksi Pekerjaan untuk setiap kemajuan progress fisik
di lapangan.
(4) Pengambilan gambar/foto dapat dilakukan pada awal, selama dan akhir
pelaksanaan setiap jenis kegiatan. Foto ini harus ditempelkan pada laporan
bulanan yang diserahkan kepada Direksi Pekerjaan. Setiap hasil cetakan foto
harus diberi tanggal pengambilan dan lokasinya.
(5) Pada akhir pelaksanaan Penyedia Jasa harus menyerahkan dua cetakan foto
berwarna disusun album beserta negative filmnya.
c) Asuransi
Ketentuan dan persyaratan yang perlu diperhatikan oleh Penyedia Jasa dalam perihal
asuransi tenga kerja mengacu kepada ketentuan yang berlaku yang dikeluarkan oleh
Depnaker dan Jamsostek.
12) Produk yang dihasilkan
Penyedia Jasa harus menyerahkan produk selama kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang
meliputi :
a) Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berisi antara lain:
i.
ii.
iii.
iv.
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
Dokumen Tender
Dokumen Tender terdiri atas:
(1) rencana anggaran biaya (RAB)
(2) gambar desain A1, rangkap 3 (tiga), termasuk 1 kalkir
(3) gambar desain A3, rangkap 3 (tiga)
(4) dokumen tender, masing-masing rangkap 3 (tiga) meliputi:
i. tender drawing
ii. spesifikasi umum dan spesifikasi teknis
iii. rencana pelaksanaan fisik dan construction
method iv. daftar kuantitas dan harga satuan
Dokumen Tender akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
g) Gambar
Produk gambar yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa adalah sebagai berikut :
i. peta situasi bangunan dengan skala 1 : 200 ;
ii. gambar potongan memanjang dan melintang bangunan krib 1 : 100 1 : 200
iii. gambar detail bangunan Skala 1 : 50 1 : 200.
Album gambar akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambatlambatnya tanggal
h) Laporan Penunjang
Laporan penunjang dalam kegiatan ini meliputi :
i. Buku Ukur dan Laporan Pengukuran Topografi dan Pemetaan
Buku Ukur dan Laporan Pengukuran Topografi dan pemetaan harus
diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambatlambatnya tanggal
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
Pengendalian Mutu
Pengukuran dan pembayaran yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis
pekerjaan detail desain krib harus memuat :
1) Pengukuran
Kuantitas untuk pekerjaan detail desain harus diukur berdasarkan biaya langsung personil
yang meliputi keterlibatan tenaga ahli, asisten tenaga ahli dan tenaga penunjang
serta biaya langsung non personil yang meliputi biaya perjalanan dinas, survey dan
investigasi, biaya operasional kantor dan diskusi dan pelaporan. Biaya langsung diukur
berdasarkan daftar hadir tenaga ahli, asisten serta tenaga pendukung. Biaya langsung
non personil diukur berdasarkan add cost
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas pekerjaan detail desain yang diukur menurut ketentuan di atas, akan
dibayar menurut satuan pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga untuk masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini,
dimana harga dan pembayaran tersebut adalah.
32 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
Nomor
Pembayaran
1.
2.
6.
Uraian
Satuan
Pengukuran
OB
Orang-hari
Unit - Bulan
Buah
Kilometer
Kilometer
Buah
Sampel
Sampel
Exemplar
Lumpsum
PEKERJAAN KONSTRUKSI
Konstruksi merupakan
rangkaian proses kegiatan yang
dituangkan dalam bentuk
pekerjaan fisik di lapangan berdasarkan gambar yang didapatkan dari hasil kegiatan
perencanaan teknik.
Pedoman penyusunan spesifikasi teknis pekerjaan konstruksi bangunan pengaman sungai
krib harus memuat :
6.1
33 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
d)
34 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
mungkin dihindarkan dari gangguan pekerjaan atau personil yang terlibat dalam
pekerjaan.
3) Sumber Bahan Pelaksanaan
a) Penyedia Jasa bertanggungjawab atas pengadaan material beton pasangan, bronjong
dan sebagainya dengan jumlah yang cukup dan berkualitas baik. Proyek akan
memberi petunjuk beberapa sumber bahan pelaksanaan yang ada untuk bahan
timbunan dan material beton berikut jarak dari lokasi pekerjaan.
b) Jika Penyedia Jasa akan mengambil material untuk beton dan batu dari sumber lain,
Penyedia Jasa harus mengatur sedemikian hingga mendapatkan ijin dari instansi
terkait dan membayar semua biaya dan kompensasi yang diperlukan.
4) Pekerjaan Pengeringan (Dewatering)
Daerah galian harus dikeringkan secukupnya dan dijaga jangan sampai ada air
tergenang. Penyedia Jasa harus membuat dan merawat semua dan sementara, bila perlu
melakukan pemompaan sumber-sumber air dan aliran lainnya untuk mengeluarkan air
tersebut dari lokasi pekerjaan sepanjang masa pelaksanaan. Semua bangunan
sementara harus dibongkar bila pekerjaan telah selesai dan disetujui Direksi Pekerjaan.
Pelaksanaan pekerjaan mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknik, Volume I : Umum, Bagian-7, Pekerjaan Dewatering.
5) Pemagaran Lokasi Pekerjaan
Jika diperlukan, Penyedia Jasa harus membuat dan merawat pagar yang sesuai
dan disetujui
Direksi
Pekerjaan
untuk
menutup
semua
areal
pekerjaan
pekerjaan pelaksanaan. Bila pagar ini dibuat disepanjang jalan umum dan lain-lain, harus
dibuat tipe yang sesuai dan cukup baik untuk daerah tersebut. Pelaksanaan pekerjaan
mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I :
Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
6) Material dan Peralatan-peralatan yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa
Ketentuan yang memuat tentang penyediaan material dan peralatan oleh Penyedia Jasa
diatur sebagai berikut :
a) Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan bahan/material dan peralatan yang memenuhi
syarat untuk menyelesaikan pekerjaan kecuali yang sudah disediakan di dalam
Kontrak. Semua peralatan dan material yang merupakan bagian dari pekerjaan harus
baru dan harus sesuai dengan standar yang tercantum dalam Spesifikasi atau
Standar yang ditunjukkan. Jika Penyedia Jasa mengusulkan pengadaan peralatan
atau material yang tidak sesuai dengan standar yang disebutkan diatas
harus memberi tahu dan mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan
terlebih dahulu.
b) Peralatan untuk Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus mendatangkan semua peralatan yang memenuhi syarat dalam
jumlah yang cukup untuk pelaksanaan pekerjaan sampai dengan selesai. Direksi
Pekerjaan dapat memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah peralatan, jika
menurut pertimbangannya perlu untuk mencapai progress sesuai dengan Kontrak.
Penyedia Jasa harus mendatangkan semua mesin dan peralatan, lengkap dengan
suku cadangnya yang cukup, untuk menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
c) Material Pengganti
Penyedia Jasa harus berusaha untuk mendapatkan bahan material yang
ditentukan dalam spesifikasi teknik atau gambar, tapi jika material tersebut tidak
dapat diperoleh dengan alasan diluar kemampuan Penyedia Jasa, boleh memakai
material pengganti
35 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. Tidak boleh ada material pengganti tanpa
persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
d) Pemeriksaan Peralatan dan Material
Peralatan dan material yang didatangkan oleh Penyedia Jasa harus diperiksa dan
sesuai dengan Kontrak pada saat di lokasi berikut ini atau seperti yang ditentukan
oleh Pemberi Tugas :
i. tempat produksi atau pabrik
ii. pengangkutan
iii. lokasi proyek
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengguna Jasa semua spesifikasi
peralatan dan material yang diperlukan oleh Pengguna Jasa untuk tujuan
pemeriksaan. Pemeriksaan peralatan dan material termasuk tempat dimana
berasal tidak berarti melepaskan Penyedia Jasa dari tanggungjawabnya untuk
mengadakan peralatan dan material yang tercantum dalam spesifikasi teknik.
e) Program dan Catatan Pengangkutan
Bersamaan dengan
penyerahan Jadwal
Pelaksanaan, Penyedia
Jasa
harus menyerahkan program pengangkutan peralatan dan material secara rinci,
dengan urutan pengangkutan dan pengiriman di lapangan sesuai dengan rencana
Jadwal Pelaksanaan tersebut kepada Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa harus
memberitahu Direksi Pekerjaan kedatangan peralatan, material dan pemasangan
peralatan di lapangan.
f)
Spesifikasi, Brosur dan Data yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa harus menyerahkan 3 (tiga) set spesifikasi lengkap, brosur dan
data mengenai material dan peralatan yang akan didatangkan sesuai Kontrak
kepada Direksi Pekerjaan untuk disetujui, dalam jangka waktu 90 (sembilan
puluh) hari setelah menerima surat perintah kerja. Bagaimanapun juga
persetujuan terhadap spesifikasi, brosur dan data tersebut tidak akan
melepaskan Penyedia Jasa dari tanggungjawabnya sesuai dengan Kontrak.
6.2
Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknik pekerjaan
konstruski krib memuat :
1) Pekerjaan Persiapan Umum
Pelaksanaan pekerjaan yang bersifat umum meliputi :
a) Mobilisasi dan Demobilisasi
Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman
Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
b) Jalan Penghubung Sementara
Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman
Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
c) Laboratorium dan Alat Pengujian Lapangan
Ketentuan dan persyaratan untuk laboratoriuum dan alat pengujian lapangan sebagai
berikut :
i.
36 dari 120
melakukan
yang telah
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
ii. Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan pengetesan lain yang diperlukan
seperti yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknik untuk mengontrol material
pelaksanaan dan tanah;
iii.
Air Kerja
Penyedia Jasa harus menyediakan/membuat sumber air baku untuk tempat
tinggal staf Penyedia Jasa, Pekerja, Laboratorium, Bengkel dan tempat lain
yang perlu dilokasi pekerjaan. Sistim jaringan air minum tersebut harus mendapatkan
persetujuan Direksi Pekerjaan.
37 dari 120
dan Direksi
Penyusunan
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
f)
4) Pekerjaan Lain-lain
Pekerjaan lain-lain sifatnya mendukung pekerjaan utama. Pekerjaan lain-lain meliputi foto
dokumentasi ; pelaksanaan pengujian mutu bahan dan pekerjaan penggambaran (as-built
drawing). Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-6, Pekerjaan Pemancangan
5) Pelaporan dan Foto Dokumentasi
1) Pelaporan
Pelaporan yang dihasilkan dalam pekerjaan konstruksi, meliputi :
a) Laporan Kemajuan Pelaksanaan
Sebelum tanggal..............tiap bulan atau pada suatu waktu yang ditentukan
Direksi, Penyedia
Jasa
harus menyerahkan 5 (lima) salinan laporan
Kemajuan Bulanan dalam bentuk yang bisa diterima oleh Direksi, yang
menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan yang
terdahulu.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
i. Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada
bulan laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada
bulan berikutnya;
ii.
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
iii. Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan
tanggal permulaan dan penyelesaiannya;
iv. Daftar tenaga setempat;
v. Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan dan bahan dilapangan
yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah
datang dan dipindahkan dari lapangan;
vi. Jumlah volume pekerjaan merupakan bagian pekerjaan tetap harus
diuraikan sebagai berikut :
- Jumlah volume untuk berbagai pekerjaan pembetonan;
- Jumlah volume dari berbagai pekerjaan galian dan timbunan;
- Jumlah volume dari bahan perkerasan jalan yang digunakan;
- Jumlah banyaknya bangunan, dll.
vii. Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa
laporan;
viii. Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan kebutuhan
pembayaran yang diperlukan bulan berikutnya;
ix. Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang
timbul atau berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan selama bulan
laporan;
b)
c)
2) Foto Dokumentasi
Semua kegiatan dilapangan harus didokumentasikan dengan lengkap dan dibuatkan
album foto berikut keterangan berupa tanggal pengambilan foto, lokasi dan penjelasan
foto. Untuk setiap lokasi pekerjaan minimal dibuat 3 seri foto yaitu
sebelum pelaksanaan, pada saat pelaksanaan dan setelah selesai dilaksanakan,
dimana arah pengambilan melalui satu titik yang sama.
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi foto-foto yang dibuat oleh tukang
yang berpengalaman.
39 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
Detail Kontrak
Nama atau Lokasi
Tanggal Pengambilan
Tahap Pelaksanaan
Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilengkapi dengan suatu
set pilihan foto-foto yang bersangkutan dengan periode tersebut. Juga pada
akhir pelaksanaan Kontrak, maka foto-foto harus diserahkan kepada Direksi dalam
album- album. Foto-foto ditempelkan dalam album secara beraturan menurut
lokasinya masing-masing. Tiap obyek harus lengkap tahapnya yakni 0 %, 50 % dan
100 % dan ditempelkan pada satu halaman.
Penyerahan dilakukan sebanyak 6 (enam) ganda bersama 1 (satu) ganda album
negatifnya. Tiap album dan juga yang berisi negatif harus diberi keterangan atau
tanda sama untuk memudahkan mengidentifikasi negatif dan cetakannya.
Semua album menjadi milik Pemberi Tugas dan tanpa ijinnya tidak boleh diberikan
/
dipinjamkan kepada siapapun.
6) Kebutuhan Tenaga Ahli
a) Field Supervision Team, kewajibannya sebagai berikut :
i.
membantu pengguna jasa (dalam hal ini pimbagpro fisik) melakukan pengendalian
atas pelaksanaan civil works yang dilakukan oleh kontraktor tepat mutu, tepat
biaya, dan tepat waktu. rujukan : dokumen kontrak.
ii.
membantu pengguna jasa (dalam hal ini pimbagpro fisik) mendorong
kontraktor untuk memenuhi kewajibannya dalam melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan hukum yang tercantum di dalam dokumen
kontrak.
iii. membantu
pengguna jasa
(dalam hal
ini pimbagpro fisik) dalam
menyikapi contract change order / addenda yang diperlukan di dalam pelaksanaan
pekerjaan konstruksi oleh pelaksana.
iv. melakukan review design dan membantu pimbagpro fisik memerintahkan kepada
kontraktor untuk menyesuaikan pekerjaannya dengan hasil review design.
v. melakukan pengecekan, pengukuran, dan perhitungan volume setiap item
pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor secara cermat sebagai bahan untuk
menetapkan volume pekerjaan yang layak untuk dibayar oleh pemberi pekerjaan.
vi. melakukan pemantauan secara terus menerus pelaksanaan pekerjaan
lapangan
(yang dikerjakan oleh kontraktor) pengendalian mutu, dan kemajuan fisik /
keuangan
untuk menjamin kesesuaiannya dengan dokumen kontrak dan
melaporkannya kepada pimpro pengawasan dan pimbagpro fisik.
40 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
1) Pengendalian Biaya
a) Umum
Pengendalian biaya pekerjaan, pada umumnya terfokus pada kondisi rentabilitas,
yaitu mengupayakan agar perimbangan antara pendapatan dan biaya pekerjaan tetap
terjaga. Arti rentabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba. Jadi dapat
diartikan bila pekerjaan dengan rentabilitas yang
baik berarti pekerjaan
tersebut dapat menghasilkan laba yang baik pula.
Evaluasi biaya, sebagai bagian dari proses pengendalian biaya, biasanya
menggunakan data yang berkaitan dengan data pendapatan (termasuk piutang yang
belum cair) dan data biaya (termasuk hutang yang belum dibayar). Sedangkan
data cash basis yaitu yang berkaitan dengan data penerimaan (cash in) dan
data pengeluaran (cash out) sering luput dari perhatian, padahal data tersebut
juga ada dan penting sekali untuk mendukung suatu keputusan keuangan.
Data cash basis sebenarnya merupakan suatu hal yang sangat penting untuk
dikendalikan agar sasaran pekerjaan terutama laba dapat dicapai.
Hampir semua usaha dapat dikatakan tidak dapat terbebas dari kebutuhan dana
pinjaman, oleh karena itu dana pinjaman yang diperlukan untuk menutup cash
flow yang defisit, harus dikendalikan agar bunga pinjaman yang harus dibayar cukup
wajar. Dilihat dari sudut rentabilitas dan likuiditas kondisi pekerjaan dapat dibagi
dalam 4
(empat) kelompok yaitu :
i. rentabilitas bagus dan likuiditas bagus
pekerjaan seperti ini yang selalu diharapkan karena labanya cukup besar dan
pembayarannya lancar, sehingga labanya berwujud sebagai tunai, seperti
pekerjaan yang nilai kontraknya bagus (menguntungkan) dan pembayarannya
juga lancar.
ii. rentabilitas bagus dan likuiditas jelek
pekerjaan seperti ini memerlukan perbaikan likuiditas yang mendesak. bila kondisi
likuiditas jelek terus dan tidak dapat diperbaiki, dampaknya dapat mengurangi
kondisi rentabilitas, seperti pekerjaan yang semula nilai kontraknya bagus
tetapi dalam proses pembayarannya sering terhambat (tidak lancar).
iii. rentabilitas jelek dan likuiditas bagus
pekerjaan seperti ini memerlukan strategi pengendalian biaya dengan
memanfaatkan likuiditas yang bagus sehingga dapat menolong kondisi rentabilitas
menjadi lebih baik, seperti pekerjaan yang nilai kontraknya cukup berat, tetapi
semua pembayarannya sangat lancar.
iv. rentabilitas jelek dan likuiditas jelek
pekerjaan seperti sedapat mungkin dihindari atau dicegah sejak awal agar
tidak terjadi, seperti pekerjaan yang nilai kontraknya berat, ditambah
lagi pembayarannya tidak lancar. oleh karena itu, pengendalian likuiditas
pekerjaan perlu menjadi perhatian, terutama bagi para engineer dalam rangka
pengendalian pekerjaan.
b) Pengertian dan Maksud Pengendalian Biaya Pelaksanaan Pekerjaan
41 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
ketidaksesuaian proses hasil kerja dan perkiraan kejadian negatif yang akan
timbul.
Memastikan sasaran pengendalian:
- apakah waktu pelaksanaan dan progres fisiknya masih sesuai dengan rencana
pemilik pekerjaan?
- apakah biaya pekerjaan sampai waktu itu masih memenuhi batasan rencana
42 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
43 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
2) Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu didefinisikan sebagai upaya pengawasan dan tindak turun tangan
terhadap pelaksanaan pekerjaan konstruksi agar memenuhi persyaratan teknis yang telah
ditetapkan di dalam Dokumen Kontrak. Prinsip dasar pengendalian mutu suatu pekerjaan
dapat dilihat pada gambar.
Pengukuran pengendalian mutu mencakup 2 (dua ) hal yaitu :
- dimensi (panjang, lebar, tinggi, tebal, kemiringan, dsb)
- kualitas (kepadatan, kuat tekan, daya dukung tanah, dsb)
Terdapat tiga jenis pengendalian yang harus dilakukan, yaitu :
- pengendalian mutu bahan baku (seperti : tanah, batu,semen)
- pengendalian mutu bahan olahan (misalnya ; batu pecah hasil stone crasher, adukan
semen, adukan beton dan lain-lain)
- pengendalian mutu hasil pekerjaan (misalnya timbunan tanah, beton struktur dll).
Untuk setiap obyek yang akan diperiksa ada 5 data yang harus dicatat :
- nama pemeriksaan,
- metode pemeriksaan
- frekuensi pemeriksaan
- spesifikasi / persyaratan mutu : misalnya kepadatan 100%
- toleransi hasil : misalnya 0 %
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan konstruksi SDA, haruslah dinilai dari beberapa
aspek, yaitu penyelesaian pekerjaan tepat waktunya sesuai kontrak, ukuran-ukuran
sesuai dengan desain, kualitasnya memenuhi spesifikasi teknik, biayanya tidak melebihi
anggaran yang telah ditetapkan dan selama pelaksanaan pekerjaan haruslah dijamin
keselamatan dan keamanan pekerja ataupun pihak lain.
Untuk
mencapai
maksud tersebut haruslah dilakukan pengendalian yang seksama selama proses
pelaksanaan konstruksi, meliputi pengendalian biaya, mutu dan waktu. Prosedur
pengendalian mutu dapat dilakukan sebagai berikut :
a) Metode pengawasan kualitas pekerjaan, meliputi :
(1) Pelaksanaan dan pengambilan sampel
Tahap pelaksanaan terdiri dari dua kegiatan, yaitu:
- memberi penjelasan dan latihan kepada semua unsur yang terkait dengan
pelaksanaan tentang tata cara pelaksanaan.
mengawasi jalannya pelaksanaan sesuai dengan tata cara pelaksanaan yang
telah ditetapkan, mengambil benda-benda uji / sample untuk pemeriksaan,
membuat laporan jalannya pelaksanaan, hasil pengujian lapangan dan bendabenda uji yang akan dikirim ke laboratorium
(2) Tahap pemeriksaan
Tahap pemeriksaan yaitu memeriksa laporan, hasil-hasil pengujian lapangan dan
hasil pengujian laboratorium. Membuat kesimpulan-kesimpulan dari hasil
pemeriksaan
(3) Tahap tindak lanjut
Tahap ini terdiri dari dua kegiatan, yaitu:
- Jika hasil pemeriksaan berkesimpulan bahwa kualitas sudah sesuai dengan
spesifikasi teknik, harus dibuat rekomendasi agar pekerjaan dilanjutkan
berdasarkan tata cara pelaksanaan yang sudah ditetapkan.
44 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
-
b) Penerapan standar/pedoman
1. Standar/pedoman spesifikasi
Standar sesuai dengan spesfikasi mutu bahan atau pekerjaan yang tercantum
dalam dokumen pekerjaan
2. Standar/pedoman pengujian
Pengujian dilakukan berdasarkan standar-standar yang berlaku
3. Standar/Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Pekerjaan
Standar pelaksanaan ialah prosedur untuk menjamin tercapainya kualitas
pekerjaan yang dikehendaki. Standar pelaksanaan mencakup beberapa aspek
seperti pemilihan bahan, percobaan-percobaan, tata cara pelaksanaan
(mengolah/meramu, mengangkut dan merekayasa).
3) Pengendalian Waktu
Pengendalian waktu dapat dilakukan dengan cara pembuatan jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang memuat masing-masing jenis pekerjaan. Faktor-faktor yang
harus dipertimbangkan dalam penyusunan jadwal pelaksanaan pekerjaan :
i. kebutuhan dan fungsi pekerjaan tersebut dengan selesainya pekerjaan tersebut
diharapkan dapat dimanfaatkan sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan
ii. keterkaitannya dengan pekerjaan berikutnya ataupun kelanjutan dari pekerjaan
sebelumnya.
iii. alasan sosial politik lainnya, apabila pekerjaan tersebut milik pemerintah.
iv. kondisi alam dan lokasi pekerjaan
v. keterjangkauan lokasi pekerjaan ditinjau dari fasilitas perhubungannya
vi. ketersedian dan keterkaitan sumber daya material, peralatan dan material pelengkap
lainnya yang menunjang terwujudnya pekerjaan yang bersangkutan
vii. kapasitas/daya tampung area kerja pekerjaan terhadap sumber daya
yang dipergunakan selama operasional pelaksanaan berlangsung
viii. produktivitas sumber daya, peralatan pekerjaan, dan tenaga kerja pekerjaan, selama
operasional berlangsung dengan referensi dan perhitungan yang memenuhi aturan
teknis
ix. cuaca, musim, debit banjir, skala gempa tahunan, dan lain-lain
x. referensi hari kerja efektif (pekerjaan) dengan mempertimbangkan hari-hari libur resmi
nasional, daerah, dan hari-hari keagamaan, serta adat setempat dimana pekerjaan
berada.
xi. kesiapan sponsor pekerjaan atau sumber daya finansial pekerjaan atau ketersediaan
dana pekerjaan yang bersangkutan.
Pengendalian waktu dapat dikontrol dengan pembuatan jadwal pekerjaan. Beberapa jenis
jadwal dapat dipergunakan, tergantung kepada kebutuhan pekerjaan antara lain adalah :
a) Bar Charts Basic and Linked (Diagram Balok-Asli dan Terkait)
b) Critical Path Method atau network planning
6.4
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
1) Pengukuran
a) Pekerjaan Tanah
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan tanah mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A,
Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum, Bagian 1,
Pekerjaan Tanah
b) Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan
pekerjaan pengukuran
topografi dan
pemetaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum, Bagian 2, Pekerjaan Pengukuran Topografi
dan Pemetaan
c) Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan penyelidikan geoteknik mengacu pada
Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum,
Bagian 3, Pekerjaan Geoteknik
d) Pekerjaan Beton
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan beton mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A,
Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum, Bagian 4,
Pekerjaan Beton dan Bekisting
e) Pekerjaan Batu Kosong dan Bronjong
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran
pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan
batu kosong dan bronjong
mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis,
Volume I : Umum, Bagian 5, Pekerjaan Pasangan
f)
Pekerjaan Pemancangan
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pemancangan mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A,
Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum, Bagian 6,
Pekerjaan Pemancangan
g) Pekerjaan Lain-lain
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan yang bersifat lain-lain; misal :
photo dokumentasi, gambar-gambar, perumahan dan lain yang terekam dalam
dokumen kontrak mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum, Bagian 9, Pekerjaan Lain-lain
2)
Dasar Pembayaran
a) Pekerjaan Tanah
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan dasar
pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan tanah mengacu pada Pd
T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum,
Bagian 1, Pekerjaan Tanah
b) Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan dasar
pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan pengukuran topografi
46 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
Pekerjaan Pemancangan
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan dasar
pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pemancangan mengacu pada Pd Txx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum,
Bagian 6, Pekerjaan Pemancangan
g) Pekerjaan Lain-lain
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan dasar
pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan yang bersifat lain-lain;
misal : photo dokumentasi, gambar-gambar, perumahan dan lain yang terekam dalam
dokumen kontrak mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum, Bagian 9, Pekerjaan Lain-lain
47 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
Nomor
Uraian
Pembayaran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Satuan Pengukuran
Lump
Sum
Lump
Sum
Lump
Sum
Pd T-xx-200x, Bagian1
Pd T-xx-200x, Bagian2
Pd T-xx-200x, Bagian3
Pd T-xx-200x, Bagian4
Pd T-xx-200x, Bagian5
Pd T-xx-200x, Bagian6
Pd T-xx-200x, Bagian7
7.
PEKERJAAAN PEMELIHARAAN
Tujuan inventarisasi kerusakan dan survei pengukuran adalah untuk mendeteksi adanya
gejala kerusakan sejak dini. Kegiatan ini dilakukan dengan memantau terjadinya perubahan
geometri sungai dan bangunan persungaian yang dilakukan secara periodik. Yang perlu
dicatat dalam peninjauan lapangan dan survei pengukuran adalah inventarisasi kondisi tiaptiap ruas sungai dan bangunan persungaian. Kegiatan ini ada 2 (dua) tingkat, yaitu :
i.
kegiatan tingkat I yang merupakan kegiatan langkah pertama yang cukup penting
dan dilakukan secara rutin;
ii.
1) Kegiatan Tingkat I
Kegiatan ini dilakukan secara periodik . Data-data yang didapat bisa langsung digunakan
untuk analisis kerusakan. Kegiatan ini meliputi :
a) Penggal sungai
Untuk tujuan pemeriksaan survei, sebuah sungai harus dibagi menjadi 3 (tiga) bagian
yaitu hulu, tengah, hilir. Bagian paling hilir biasanya terdiri dari muara
sungai terpengaruh oleh perubahan tinggi muka air laut, sedang sisanya adalah
bagian tengah dan hulu yang panjang biasanya hampir sama.
Karena keterbatasan daya, tenaga, serta dana, kegiatan pemeliharaan tidak dapat
dilakukan secara serempak pada seluruh sungai. Untuk itu, setiap instansi pengelola
sungai akan melakukan seleksi yang didasarkan pada ukuran sungai, pentingnya
bangunan persungaian, dan pentingnya melakukan pemeliharaan.
48 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
b) Debit sungai
Debit sungai didapat dari tinggi muka air yang dipasang pada daerah hulu dan daerah
sungai tengah. Jika memungkinkan memanfaatkan bangunan yang sudah ada.
Lengkung debitnya harus diperbarui dalam periode waktu tertentu, tergantung dari
sifat hidrologis sungai.
Jika terdapat bendung, untuk mendapatkan data debit, sebuah pencatat tinggi muka
air harus dipasang pada bendung. Debit bendung yang didapat dari geometri mercu
bendung harus dikalibrasikan dengan pengukuran debit sesungguhnya.
Pencatat tinggi muka air bisa bersifat manual (peil skal) dan otomatis (automatic water
level recorder).
c) Survei sungai
Pengukuran penampang melintang untuk seluruh ruas sungai harus dilakukan dengan
interval jarak dan waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan (misalnya jarak tiap 1000
m, 2 tahun sekali, pada musim kemarau). Pengukuran dilakukan pada lokasi dan arah
yang tetap. Untuk menjamin pengukuran pada lokasi dan arah yang sama, digunakan
patok tetap utama PTU (BM Bench Mark) yang dipasang pada lokasi survei
penampang melintang di 2 (dua) sisi sungai. Selain itu, PTU tersebut digunakan
sebagai titik referensi untuk perubahan sungai arah vertikal akibat agradasi/degradasi
dan perubahan sungai arah horizontal (ke arah samping), yang disebabkan oleh
meandering atau tergerusnya tebing sungai.
Selain PTU juga dapat dipasang patok tetap pembantu PTP (CP control
point) yang dipasang dengan interval tertentu (misalnya tiap 100 m) pada lokasi
yang diperlukan.
d) Pemeriksaan dan survei bangunan persungaian
Suatu ruas sungai perlu dilakukan monitoring jika ruas tersebut mengalami
perubahan
(perubahan vertikal ataupun horizontal) karena adanya erosi tebing, endapan sedimen
atau adanya kegiatan galian pasir yang cukup besar dan terus menerus. Pemantauan
alinyemen sungai pada ruas tersebut dilakukan dengan interval waktu sesuai dengan
kebutuhan.
Agar pemeliharaan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan, semua bangunan
persungaian dan ruas sungainya harus dilakukan pemeriksaan secara berkala, sperti
dijelaskan di bawah ini
(1) Tebing sungai yang tererosi
Setiap daerah tebing sungai yang sedang mengalami erosi harus dipasang PTU
yang diletakkan pada tempat yang cukup aman pada dua sisi sungai. Lokasi
tersebut penampang melintangnya harus dimonitor dengan interval waktu sesuai
dengan kebutuhan, disarankan pada akhir musim hujan, minimum satu tahun
sekali. Pengukuran sekurang-kurangnya pada tiga penampang melintang; satu di
daerah tengah dan yang lainnya di hulu dan hilir. Jika panjang erosi 400 m, maka
penampang melintang harus ada pada tiap-tiap 100 m. Perbandingan penampangmelintang tersebut dengan penampang melintang tahun lalu akan memberikan
informasi yang sangat berguna apakah tebing sungai stabil atau tidak.
Sebagian dari hasil survei akan ditambahkan dalam formulir inventarisasi
yaitu Formulir-Kondisi Ruas Sungai dan Formulir- Penaksiran Pemeliharaan
Ruas Sungai Kiri dan Formulir- Penaksiran Pemeliharaan Ruas Sungai Kanan.
49 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
50 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
dilakukan
dengan
interval
waktu
sesuai
dengan
kebutuhan.
Jika
dilakukan pengamatan angkutan sedimen, satu set pengamatan harus diambil
pada lokasi pengukuran sekurang-kurangnya dua kali di musim hujan, dan satu kali
pada musim kemarau. Pengamatan tersebut juga harus terdiri atas pengukuran
debit harian selama tujuh hari berturut-turut.
Angkutan sedimen layang (suspended sediment) harus diambil secara vertikal
pada lokasi , , dan dari lebar sungai. Angkutan sedimen dasar (bed load)
diambil dari tempat yang sama.
3) Ringkasan Pemeriksaan dan Survei
Bagain ini memperlihatkan tabel kegiatan tingkat I yang terdiri atas pemeriksaan dan
survei sesuai dengan penjelasan di atas. Pekerjaan tersebut dibagi dalam kegiatan awal
dan kegiatan berkala. Pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan atau diawasi oleh staf dari
instansi pengelola sungai, khusunya yang bertugas pada pemeliharaan sungai.
7.2
1) Tujuan Pemeliharaan
Konsep usulan program pemeliharaan adalah :
a) pencegahan terjadinya permasalahan (kerusakan)walaupun kerusakan belum terlihat
b) perbaikan kerusakan yang tidak diharapkan segera setalah kejadian
sehingga
kerusakan yang lebih parah tidak terjadi
Jadi pemeliharaan merupakan pencegahan dan koreksi, baik yang bersifat permanen
maupun yang dilaksanakan untuk sementara (darurat).
2) Pemeliharaan Pencegahan
Pemeliharaan pencegahan adalah kegiatan yang dilakukan untuk memelihara fungsi
sungai dan bangunan persungaian agar tetap optimal. Kegiatan tersebut termasuk
pekerjaan yang bersifat rutin, misalnya pemotongan rumput/semak/semak, pembersihan
bahan-bahan terapung seperti dahan/ranting pohon yang tersangkut pada bangunan
sungai.
Pemeliharaan pencegahan juga termasuk pemeliharaan berkala
yang dilakukan
dengan interval yang terputus-putus dengan tujuan untuk melestarikan (mengawetkan)
fungsi dari bangunan persungaian.
Selain itu, pekerjaan perbaikan yang kecil pada bangunan persungaian bertujuan
untuk mengembalikan bangunan itu sesuai dengan kapasitas semula.
3) Pemeliharaan Darurat
Pemeliharaan darurat adalah pemeliharaan pencegahan yang harus segera dilaksanakan
untuk melindungi keutuhan dan kekuatan bangunan (dalam skala besar) yag akan
atau telah mengalami kerusakan sehingga kerusakan bangunan tidak menjadi lebih
parah dan dapat mengancam fungsi bangunan.
Pekerjaan pemeliharaan darurat bisa bersifat pemeliharaan pencegahan atau
pemeliharaan korektif yang berskala besar, tetapi bangunan atau pelaksanaannya bersifat
sementara.
4) Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan korektif adalah pemeliharaan yang mencoba untuk mengembalikan ke
fungsi semula sungai atau bangunan persungaian yang rusak atau terkena pengaruh
aliran sungai atau akibat ulah manusia. Pemeliharaan korektif ini biasanya terdiri
dari beberapa pekerjaan penting. Pemeliharaan korektif dibagi dalam tiga kategori,
yaitu pemeliharaan khusus, rehabilitasi dan rektifikasi.
51 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
52 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
Bibliografi
53 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
LAMPIRAN A
Lampiran A.1 Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan Krib
54 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
PERENCANAAN
PENDAHULUAN
DESKRIPTIF
YAEKONOMI DOMINAN
RENCANA PETA
SUNGAI
TIDAK
ANALISA
KELAYAKAN
TIPE
PENGAMANAN
SUNGAI
LAYAK ?
DATA
NONTEKNIS
TIDAK
YA
- PENYELUSURAN BERSAMA
AHLI SIPIL, GEOTEKNIK,
GEODETIK
- CEK LOKASI BANGUNAN DAN
RENCANA PENYELIDIKAN
PENYELUSURAN BERSAMA
SIPIL GEOTEKNIK, GEODETIK
UNTUK CHECKING ELEVASI,
DAN SITUASI
PERMASALAHAN ?
LOKASI
BANGUNAN
PENGAMAN
SUNGAI
55 dari 120
BATAL
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
56 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
Lampiran A.2
Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan Krib
57 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
Lampiran A.3
Contoh KAK Pekerjaan Perencanaan Pendahuluan dan Studi Kelayakan
1.
LATAR BELAKANG
Cakupan isi latar belakang dalam penyusunan kerangka acuan kerja, menguraikan :
- Menginformasikan tentang letak administratif daerah pekerjaan
- Menginformasikan kondisi daerah pekerjaan yang meliputi kondisi topografi, geologi
regional, kondisi klimatologi, kondisi hidrologi serta ekositem pada daerah pekerjaan
- Kendala-kendala yang perlu diantisipasi dalam pelaksanaan pekerjaan
- Maksud dan tujuan secara global dengan adanya kegiatan
2.
2.1. Maksud
Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk menyusun rencana pelaksanaan pekerjaan
perencanaan pendahuluan bangunan krib yang berfungsi untuk pengaman tebing
sungai.
2.2. Tujuan
Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk melakukan pengamanan tebing sungai agar tidak
terjadi longsor atau gerusan pada lokasi pekerjaaan
3.
SASARAN
Sasaran pelaksanaan kegiatan perencanaan dan studi kelayakan adalah
melakukan pengamanan tebing sungai dari bahaya gerusan lokal.
4.
5.
SUMBER PENDANAAN
Pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya kurang lebih Rp .....,(..................Rupiah)
termasuk PPN dibiayai APBN-P tahun Anggaran ........
6.
58 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
peta stasiun curah hujan dapat diperoleh dari Instansi BMG dan
mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA)
ii. data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh dari Instansi BMG
dan mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA).
iii. data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif, lama
penyinaran dan kecepatan angin. Perolehan data dapat diperoleh pada
Instansi BMG
iv.
ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air
iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk,
tingkat pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (PAD)
dan lain-lain.
iv. rencana tata ruang wilayah
b) Survey
(1) Pengukuran Topografi dan Pemetaan
59 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
iii.
ii.
iii.
iv.
v.
Pelaksanaan pengukuran tinggi muka air, kecepatan dan debit dapat digunakan
alat ukur arus tipe baling-baling. Cara pelaksanaan pengukuran dilakukan
dengan merawas,
menggunakan
perahu, menggunakan jembatan
dan menggunakan kerata gantung. Kedalaman pengukuran minimal 3,5
kali diameter baling-baling sesuai dengan SNI 03-2819-1992.
Jika metode pelaksanaan pengukuran di atas tidak dapat dipergunakan karena
berbagai hal, misal keadaan aliran membahayakan keselamatan petugas atau
peralatannya; kecepatan aliran melampaui kemampuan spesifikasi alat
menurut jenis alat ukur arus yang digunakan dan untuk mendapatkan debit
sesaat maka dapat dilakukan pengukuran dengan pelampung permukaan
sesuai dengan SNI 03-2820-1992.
(3) Survey Aspek Multisektor
Kegiatan survey aspek multisektor adalah melakukan identifikasi dengan tujuan
untuk mendapatkan informasi tentang pekerjaan lain yang sedang atau
akan dilakukan oleh pihak yang berwenang lainnya sesuai dengan KP01,
SK DJ
60 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
tentang
tahapan
studi
Investigasi
(1) Sungai
(a) Sampling Sedimen Layang
Kegiatan investigasi sungai adalah pengambilan sampel sedimen baik
dasar maupun layang, pengambilan sampel sedimen layang dilakukan
pada lokasi yang tidak terpengaruh adanya aliran balik yang diakibatkan
oleh bangunan air dan sebelum dilakukan kegiatan pengambilan sampel
perlu dilakukan kegiatan pengukuran yang meliputi penampang melintang
dan debit. Perletakan peralatan pada lubang pengambilan harus berada 10
cm di atas dasar sungai sesuai dengan SNI 03-3414-1994.
(b) Sampling Sedimen Dasar
Sampel diambil dari dasar sungai pada penampang memanjang
dan penampang melintang ditempat yang dianggap dapat mewakili
kondisi material dasar sungai setempat. Metode pengambilan disesuaikan
dengan ketentuan yang berlaku.
(2) Geoteknik
Investigasi geoteknik yang dilakukan adalah pengambilan sampel tanah
serta pelaksanaan pemboran. Kegiatan investigasi geoteknik mengacu
dan berpedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknik, Volume I : Umum, Bagian-3, Pekerjaan Geoteknik.
d) Uji Laboratorium
(1) Sedimen
Analisis laboratorium sedimen diperlukan untuk mengetahui karakteristik
sedimen yang terbawa oleh aliran sungai.
(a) Sedimen Layang, pengujian dilakukan dengan prinsip sebagai berikut :
i. jika pengambilan contoh benda uji sedimen sesuai dengan SNI
033414-1994, maka metode pengujian laboratorium yang digunakan untuk
mengetahui kadar sedimen layang digunakan peralatan Piknometer
sesuai dengan SNI 03-4145-1996.
ii. jika
pengambilan
contoh
benda
uji
sedimen
layang
dalam pengambilannya dilakukan dengan cara mencelupkan botol pada
posisi berada 20 cm di bawah permukaan air dengan posisi
mulut botol berlawanan dengan
arah aliran
maka
metode
pengujiannya dilakukan secara gravimetri dengan pengendapan
untuk mengetahui kadar sedimen sesuai dengan SNI 03-39611995.
Sedangkan
untuk mengetahui distribusi butiran maka
dilakukan uji gravimetri dengan ayakan sesuai dengan SNI 03-39621995.
(b) Sedimen Dasar
Pengujian sampel sedimen dasar dilakukan berdasarkan ketentuan
yang berlaku.
(2) Geoteknik (Index dan Engineering Properties)
Analisis laboratorium geoteknik untuk keperluan index properties
dan engineering properties mengacu dan bepedoman pada Pd T-xx-xxxx,
Pedoman
61 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
jika data aliran sungai yang tersedia cukup panjang (> 20 tahun), sehingga
analisisnya
dapat
langsung dilakukan dengan metode
analisis
probabilitas frekuensi debit banjir dengan Metode Gumbel, Log
Pearson atau Log Normal
ii. jika data debit < 20 tahun dan > dari 10 tahun, maka digunakan metode
analisis regional,
iii. jika data debit yang tersedia antara 3 10 tahun, maka digunakan Metode
puncak banjir di atas ambang,
iv. Metode empiris apabila perkiraan besarnya banjir berdasarkan
parameter hujan dan karakteristik DPS antara lain :
-
Melchior, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS dengan
luas > 100 km2
62 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
ii. jika lokasi pekerjaan berada di kota sedang maka parameter kajian adalah
panjang kegiatan normalisasi sungai 10 km dan volume pengerukan
500.000 m3
iii. jika lokasi pekerjaan berada di pedesaaan maka parameter kajian
adalah panjang kegiatan normalisasi sungai 15 km dan volume
pengerukan
500.000 m3
Ruang lingkup kegiatan ANDAL meliputi :
i.
identifikasi semua
rencana
usaha
dan
atau kegiatan yang
akan dilaksanakan, terutama yang menimbulkan dampak besar dan
penting terhadap lingkungan hidup
ii.
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
berada
di
Sungai.............Kecamatan
64 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
1) Jadwal Pelaksanaan
Untuk
perencanaan,
pelaksanaan dan pemantauan yang sebagaimana
mestinya atas pekerjaan, Penyedia Jasa harus mempersiapkan Jadwal
Pelaksanaan. Penyedia Jasa harus membuat Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
dalam bentuk Kurva-S yang menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan.
2) Diagram Batang (Bar-Chart)
Penyedia Jasa harus membuat diagram batang yang menginformasikan
tentang keterlibatan personil baik tenaga ahli, asisten, staf tenaga ahli dan staf
pendukung yang berhubungan dengan penyerapan biaya yaitu keterlibatan orang
-bulan.
7.
METODOLOGI
9.
65 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
Tenaga Ahli Geoteknik adalah Ahli Sumber Daya Air Profesional Madya/Ahli Teknik
Sipil (S1/S2/S3), berpengalaman dalam bidang Sumber Daya Air dalam kegiatan
perencanaan, penyelidikan dan supervisi geoteknik dengan pengalaman minimal 10
tahun
7. Tenaga Ahli Lingkungan
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Biologi Strata Satu (S1) lulusan
universitas pergururan tinggi negeri atau yang disamakan yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan dibidang Lingkungan subbidang Analisis Lingkungan
sekurang-kurangnya 5 (lima) Tahun. Sebagai pelaksana dan penanggung jawab
pekerjaan pengembangan Sumber Daya Air di bidang lingkungan.
8. Tenaga Ahli Sosial Ekonomi
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Ekonomi Strata Satu (S.1) lulusan
universitas pergururan tinggi negeri atau yang disamakan yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan dibidang
Analisis Ekonomi
subbidang Analisis
Sosial Ekonomi sekurang-kurangnya.5 (lima) Tahun. Ahli Sosial - Ekonomi
bertugas melakukan evaluasi dan analisis bidang ekonomi yang meliputi : Analisa
Nilai Bersih Sekarang (NPV), Nisbah Biaya Keuntungan (BCR), dan Tingkat
Pengembalian Internal (IRR) dan Titik Impas (BEP) serta menganalisis
dampak sosial yang mungkin akan timbul akibat dari pelaksanaan pembangunan
konstruksi.
9. Chief Surveyor
Tenaga Chief Surveyor dengan reputasi yang baik, lulusan Sarjana Muda Teknik
Geodesi dengan pengalaman minimal 7 (tujuh) tahun atau STM Bangunan Air, atau
lebih baik dari pendidikan tenaga survey dan pemetaan (PTSP) dengan pengalaman
sedikitnya
8 (delapan) tahun
dalam
menangani pengkuran topografi
dibidang keairan antara lain : sungai, irigasi, dan lain-lain.
10. Chief Draftman
Tenaga Chief Draftman AutoCAD dengan reputasi yang baik, lulusan Sarjana Muda
Teknik Sipil dengan pengalaman minimal 5 (lima) tahun atau STM Bangunan air
dengan dengan pengalaman minimal 8 (delapan) tahun dalam menangani gambargambar dibidang keairan.
10.
KELUARAN
Keluaran dari pelaksanaan kegiatan ini adalah :
i. kajian pendahuluan penentuan krib
ii. kelayakan ekonomis
iii. gambar teknis pendahluan
11.
LAPORAN
Jenis laporan dan gambar yang akan diserahkan oleh Penyedia Jasa kepada
Pengguna
Jasa adalah :
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang
metode-metode yang akan digunakan Penyedia Jasa dalam pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan.
Laporan Pendahuluan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna
Jasa selambat-lambatnya tanggal ......... (tgl/bulan/tahun)
2. Laporan Bulanan
66 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
PENGENDALIAN MUTU
Agar dalam pelaksanaan pekerjaan memenuhi sasaran maka perlu dilakukan
pembahasan seperti berikut ini :
67 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
68 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
LAMPIRAN B
Lampiran B.1 Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan Kegiatan Detail Desain Krib
MULAI
Pengumpulan
Peta Topografi
Pengumpulan
Peta
Geologi
Regional
Pengumpulan
Data Hidrologi
& Peta DAS
Pengumpulan
Data
Multisektor
Pengumpulan
Data Sosek
LAPORAN
PENDAHULUAN
DISKUSI
PENDAHULUAN
TIDAK
YA
Pengukuran Topografi
Penyelidikan Geoteknik
Lapangan
Survey Hidrometri :
-Sampling Sedimen
-Pengukuran
tinggi
muka air, kecepatan dan
debit
PEMETAAN &
PENGGAMBARAN
Penyelidikan Geoteknik
Laboratorium
Analisis Hidrologi
(Debit Banjir Rancangan)
Analisis Hidarulika
dan
Transport Sedimen
Analisis Sosek
KONSEP DESAIN
BENDUNG
LAPORAN
INTERIM
DISKUSI INTERIM
TIDAK
YA
ALBUM GAMBAR
ANALISIS EKONOMI
DESAIN
Penysunan Andal
TEKNIK
DRAFT FINAL
LAPORAN AKHIR
Penyusunan
BOQ dan RAB
DISKUSI
LAPORAN
AKHIR
TIDAK
YA
SELESAI
69 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
LAMPIRAN B.2
Contoh Kerangka Acuan Kerja Pekerjaan Detail Desain Krib
1.
LATAR BELAKANG
Cakupan isi latar belakang dalam penyusunan kerangka acuan kerja, menguraikan :
- Menginformasikan tentang letak administratif daerah pekerjaan
- Menginformasikan kondisi daerah pekerjaan yang meliputi kondisi topografi,
geologi regional, kondisi klimatologi, kondisi hidrologi serta ekositem pada daerah
pekerjaan
- Kendala-kendala yang perlu diantisipasi dalam pelaksanaan pekerjaan
- Maksud dan tujuan secara global dengan adanya kegiatan
2.
2.1. Maksud
Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk menyusun rencana pelaksanaan pekerjaan
perencanaan pendahuluan bangunan krib yang berfungsi untuk pengaman
tebing sungai.
2.2. Tujuan
Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk melakukan pengamanan tebing sungai agar tidak
terjadi longsor atau gerusan pada lokasi pekerjaaan
3.
SASARAN
Sasaran dari pelaksanaan kegiatan detail desain pembangunan krib adalah
pengamanan badan sungai dari bahaya gerusan lokal sehingga kondisi palung
sungai dapat berfungsi sebagaimana mestinya
4.
5.
SUMBER PENDANAAN
Pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya kurang lebih Rp .....,(..................Rupiah)
termasuk PPN dibiayai APBN-P tahun Anggaran ........
6.
70 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
ii.
data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh dari Instansi BMG dan
mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA).
iii.
iv.
ii.
komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air
71 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
iii.
iv.
6.1.2. Survey
a) Pengukuran Topografi dan Pemetaan
Pelaksanaan kegiatan pengukuran topografi dan pemetaan mengacu
pada Pd T-xx-200x, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I :
Umum, Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan.
Kegiatan ini akan dilakukan oleh Penyedia Jasa jika kondisi topografi
daerah pekerjaan banyak mengalami perubahan alur sungai baik yang
diakibatkan oleh bencana atau proses alamiah lainnya sehingga validitas
data yang
sudah ada diragukan lagi. Cakupan kegiatan pekerjaan
pengukuran topografi dan pemetaan untuk keperluan kegiatan detail desain
krib meliputi :
(1) Pemetaan situasi sungai
Pemetaan situasi sungai dimana bangunan utama akan dibuat dengan
skala minimum 1 : 2000. Peta ini harus meliputi jarak 1,0 km ke
arah hulu dan ke hilir dari letak bangunan krib rencana dan melebar
250 m dari masing-masing tepi sungai. Peta ini juga harus dilengkapi
dengan garis ketinggian setiap 1,0 m,
kecuali dasar sungai
diperlukan garis ketinggian setiap 0,50 m. Peta ini harus mencakup
lokasi alternatif yang sudah diidentifikasi serta panjang yang diliput
harus memadai agar diperoleh informasi mengenai bentuk denah
sungai dan juga untuk merencanakan tata letak dan trase tanggul
penutup. Peta situasi juga harus menampilkan titik-titik tetap
(benchmark) yang ditempatkan di sekitar daerah pemetaan, lengkap
dengan koordinat dan elevasinya.
(2) Pengukuran detail situasi bangunan krib
Pengukuran detail ini menghasilkan peta berskala 1 : 200 atau 1 : 500.
Peta detil harus memperlihatkan bagian-bagian lokasi bangunan secara
lengkap. Peta ini harus dilengkapi dengan titik ketinggian dan garis
ketinggian yang tepat setiap 0,25 m.
b) Survey Hidrometri
Sesuai dengan SNI 03-2414-1991 pelaksanaan pengukuran debit perlu
diperhatikan ketentuan dan persyaratan yang meliputi :
i.
ii.
iii.
72 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
iv.
v.
73 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
jika
pengambilan
contoh
benda
uji
sedimen
layang
dalam pengambilannya dilakukan dengan cara mencelupkan
botol pada posisi berada 20 cm di bawah permukaan air dengan
posisi mulut botol berlawanan dengan arah aliran maka metode
pengujiannya dilakukan secara gravimetri dengan pengendapan
untuk mengetahui kadar sedimen sesuai dengan SNI 03-3961-1995.
Sedangkan untuk mengetahui distribusi butiran maka dilakukan uji
gravimetri dengan ayakan sesuai dengan SNI 03-3962-1995.
jika data aliran sungai yang tersedia cukup panjang (> 20 tahun),
sehingga analisisnya dapat langsung dilakukan dengan metode analisis
probabilitas frekuensi debit banjir dengan Metode Gumbel, Log Pearson
atau Log Normal
ii. jika data debit < 20 tahun dan > dari 10 tahun, maka digunakan metode
analisis regional,
iii. jika data debit yang tersedia antara 3 10 tahun, maka
digunakan
Metode puncak banjir di atas ambang,
iv. Metode empiris apabila perkiraan besarnya banjir
parameter hujan dan karakteristik DPS antara lain :
berdasarkan
74 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
Haspers digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS tanpa
memperhatikan luas DAS
Analisis Hidrolika
Analisis hidrolika pada perencanaan bangunan krib, meliputi :
(1) Analisis Lengkung Debit
Pembuatan lengkung debit digunakan untuk menentukan elevasi mercu
krib berdasarkan besarnya debit banjir rencana. Lengkung debit
menampikan besarnya hubungan tinggi muka air dan debit. Jika
data debit yang ada minimal 10 buah data debit dari hasil pengukuran
yang meliputi keadaan debit minimum sampai maksimum maka
dapat digunakan dengan analisis grafis dan jika kecepatan aliran pada
tinggi muka air tertinggi belum atau tidak dapat diukur maka dapat
dihitung dengan persamaan hidrolis sesuai dengan SNI 2822-1992 .
(2) Analisis Parameter Hidraulik
Analisis parameter hidarulik disini meliputi debit, tinggi air, kecepatan
aliran, kekasaran, tekanan, gaya seret, arah aliran dan jenis aliran yang
berkaitan dengan keadaan geometri sungai (profil basah, keliling basah
dan jari-jari hidraulik) sesuai dengan SNI 03-2400-1991.
Parameter hidarulik di atas
dapat
diketahui dengan
cara
menggunakan cara
pembagian pias berdasarkan
persamaan
manning jika sungai berpenampang tunggal sesuai dengan SNI
03-2830-1992
dan jika sungai berpenampang ganda
dapat
digunakan metode penampang ganda berdasarkan SNI 03-3444-1994.
(3) Perencanaan Krib
Perencanaan krib harus memuat tentang dimensi krib (elevasi mercu
krib, panjang krib, jarak krib, dimensi tiang, jarak antar tiang dan panjang
tiang); stabilitas dan kekuatan krib dan stabilitas tanah dasar
pondasi sesuai dengan SNI 03-2400-1991.
(4) Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001
untuk kegiatan normalisasi sungai yang merlukan kajian ANDAL adalah
sebagai berikut :
75 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
i.
ii.
iii.
ii.
iii.
iv.
hidup
yang
76 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
b)
c)
d)
Foto Dokumentasi
(1)
c)
pekerjaan
berada
di
Sungai.............Kecamatan
...........
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat digunakan dan
akan dipelihara oleh Penyedia Jasa :
a) Laporan dan data yang akan diberikan kepada Penyedia Jasa yaitu berbagai
laporan dan data yang tersedia dari hasil studi terdahulu
b) Akomodasi dan Ruangan Kantor (sesuai kesepakatan)
c) Pengguna jasa akan menunjuk petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai
pengawas atau pendamping (countepart), atau project officer (PO) dalam
rangka pelaksanaan jasa konsultansi
2) Penyediaan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa akan menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan
yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
a) Penyedia Jasa memfasilitasi : peralatan, laboratorium dan bahan yang sesuai
untuk mencapai rencana mutu desain dan konstruksi.
b) Penyedia Jasa harus memberikan hasil pekerjaan sesuai dengan rencana
mutu desain atau rencana mutu konstruksi. Pekerjaan akan diperiksa sewaktuwaktu untuk menjamin terpenuhinya persyaratan teknis yang telah ditetapkan.
Penyedia Jasa menanggung biaya pekerjaan tambahan/pengulangan bila
ternyata hasil
pekerjaannya
tidak memenuhi persyaratan teknis
menurut penilaian pihak Direksi Pekerjaan atau Nara Sumber yang
ditunjuk oleh Pengguna Jasa.
6.3.2. Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung
Dalam pelaksanaan pekerjaan perlu melibatkan personil baik tenaga ahli maupun
tenaga pendukung dengan ketentuan dan persyaratan adalah sebagai berikut :
1) Tenaga Ahli
Tenaga ahli termasuk asisten dan staf tenaga ahli yang diperlukan dalam rangka
penyelesaian pekerjaan harus berkompeten dibidangnya masing-masing dengan
menyerahkan kualifikasi/sertfikasi dan curriculum vitae/daftar riwayat hidup.
2) Tenaga Pendukung
Tenaga pendukung sifatnya mendukung tenaga ahli dalam penyelesaian
pekerjaan
baik
dalam
segi
teknis,
urusan
administrasi
serta
kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
6.3.3. Persyaratan Pelaksanaan
Dalam hal persyaratan pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus memperhatikan
berikut ini :
1) Jadwal Pelaksanaan
Untuk
perencanaan,
pelaksanaan dan pemantauan yang sebagaimana
mestinya atas pekerjaan, Penyedia Jasa harus mempersiapkan Jadwal
Pelaksanaan. Penyedia Jasa harus membuat Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
dalam bentuk Kurva-S yang menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan.
2) Diagram Batang (Bar-Chart)
Penyedia Jasa harus membuat diagram batang yang menginformasikan
tentang keterlibatan personil baik tenaga ahli, asisten, staf tenaga ahli dan staf
pendukung yang berhubungan dengan penyerapan biaya yaitu keterlibatan orang
-bulan.
78 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
7.
METODOLOGI
2.
3.
4.
5.
6.
7.
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
8.
9.
80 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
b) Laporan Bulanan
Laporan Bulanan berisi antara lain:
i.
ii.
iii.
iv.
v.
Laporan Bulanan dilengkapi dengan foto dan peta yang menunjukkan lokasi
yang telah diidentifikasi serta usulan penanganan, program dan jadwal kerja
selanjutnya. Laporan Bulanan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada
Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal
c) Laporan Interim
Laporan Interim harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang analisis debit
banjir rancangan, hasil kegiatan pelaksanaan survey topografi, lokasi pengambilan
sampel sedimen dan hasil uji laboratorium, lokasi investigasi geoteknik dan
hasil laboratorium, serta konsep lokasi krib.
Laporan bulanan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna
Jasa selambat-lambatnya tanggal
d) Laporan Akhir Sementara
Laporan Akhir Sementara harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang
kegiatan hasil detail desain yang mencakup antara lain : hasil investigasi
lanjutan topografi, geoteknik, hidrologi, hidrolika, perhitungan desain, dan gambar
Konstruksi bangunan sungai beserta bangunan fasilitasnya.
Laporan Akhir Sementara akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada
Pengguna
Jasa selambat-lambatnya tanggal
e) Laporan Akhir
Laporan ini berisi seluruh hasil perencanaan teknis termasuk metode pekerjaan
desain, perhitungan desain, metode dan jadwal konstruksi, jadwal pelaksanaan,
estimasi biaya, paket konstruksi dan lain-lain. Laporan Akhir ini dibuat setelah
didiskusikan dan disetujui pada Laporan Akhir Sementara (Draft Laporan Akhir).
Laporan Akhir merupakan revisi dan penyempurnaan dari Laporan Akhir Sementara
dengan memperhatikan semua masukan, tanggapan, dan koreksi.
Laporan Akhir akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambatlambatnya tanggal
f)
Dokumen Tender
Dokumen Tender terdiri atas:
(1)
(2)
(3)
(4)
81 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
Dokumen Tender akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
g) Gambar Teknis
Produk gambar yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa adalah sebagai berikut :
i.
ii.
iii.
Album gambar akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
h) Laporan Penunjang
Laporan penunjang dalam kegiatan ini meliputi :
i.
ii.
iii.
iv.
2.
3.
4.
Diskusi Akhir dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan pembahasan
seluruh kegiatan pekerjaan
82 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
Lampiran B.3
Kriteria Desain Bangunan Krib
Penentuan kriteria desain mengacu pada SNI 03-2400-1991, dengan ketentuan sebagai
berikut :
1) Pertimbangan dan Persyaratan Perencanaan
a) Pertimbangan perencanaan
Pemilihan jenis krib harus sesuai serta mempertimbangkan data dan informasi tentang
tujuan pembuatan krib yang meliputi :
i.
Fungsi krib sebagai pelindung tebing tidak langsung, sebagai pengarah arus atau
berfungsi untuk memperbaiki alinyemen sungai
ii. Jenis dan nilai kegunaan bangunan yang akan dilindungi dengan krib
b) Persyaratan perencanaan
Persyaratan perencanaan bangunan krib, meliputi :
i.
83 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
g) Data bangunan
Data bangunan air di hulu dan di hilirnya yang akan terpengaruh oleh bangunan krib
yang akan di desain.
h) Data morfologi sungai
Data dan informasi morfologi sungai yang diperlukan, antara lain
dengan memperhatikan faktor-faktor :
i. bentuk dan ukuran alur, palung, lembah;
ii. kemiringan dasar sungai : sungai terjal dan landai;
iii. lokasi daerah aliran : hulu, tengah, hilir, pegunungan dan pedataran;
iv. jenis, sifat lapisan dan material : dasar sungai, tebing dan lemball;
v. perubahan geometri sungai ke arah vertikal: sungai beragradasi, sungai
berdegradasi,
vi. sungai tetap;
vii. perubahan geometri sungai ke arah horizontal: sungai berliku, lurus, berjalin;
viii. degradasi atau penurunan dasar alur dan atau palung sungai dengan parameter
panjang, lebar dan dalam;
ix. agradasi/sedimentasi atau peninggian dasar alur dan atau palung sungai, dengan
parameter: panjang, lebar, dan dalam.
i)
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
sama tinggi dengan elevasi muka air pada debit alur penuh (bank full
discharge);
ii. miring ke arah ujung;
iii. jika panjang tiang terbatas maka mercu krib dapat dibuat bertingkat.
85 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
tekanan arus sejajar arah aliran dianggap merata pada tiang dengan
kecepatan arus maksimal pada debit desain;
tekanan tambahan akibat penumpukan sampah setebal 1,0 m;
beban lateral sejajar krib yang bekerja pada tiang-tiang akibat
endapan diperkirakan membentuk lereng dengan kemiringan 1 : 1;
tekanan tanah pasif pada tiang yang terpancang;
tiang ditinjau tunggal maupun secara kesatuan
86 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
87 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
A
Muka Air
alur
1:
1
engsel
A
1,00
1:1
1,00 2,00 m
1:1
pot : A A untuk 1V : 1 H
2:1
pot : A A untuk 2 V : 1 H
panjang krib adalah dihitung mulai dari pangkal krib sampai dengan garis
ujung krib yang direncanakan;
ii. panjang krib paling kecil : 0,25 jarak antara dua krib.
teknik
bangunan
krib
(b) mencari rencana tipikal bangunan krib yang secara hidraulik dianggap lebih baik
sesuai dengan maksud dan tujuan pembengunan krib;
(c) mencari hubungan antara parameter aliran sedimen / morfologi sungai, posisi
lokasi dan jumlah bangunan krib;
(d) mencari menentukan metoda perbaikan krib.
b) UMH Matematik
UMH matematik adalah suatu penyelidikan pengujian dengan model matematik yaitu
simulasi keadaan aliran yang didasarkan pada hasil hubungan matematik dengan
prinsip prinsip hidraulik. Penentuan parameter aliran dan koefisien koefisien lainya
dilakukan melalui proses kalibrasi dan analisis kepekaan antara model dan prototipe.
88 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
c) UMH Fisik
Ikhwal yang perlu diketahui :
(a) UMH Fisik adalah suatu penyelidikan pengujian di Laboratorium dengan peniruan
secara fisik keadaan di
lapangan dengan skala tertentu, untuk
mempelajari berbagai masalah hidraulik
yang mungkin timbul
karena
didirikannya suatu bangunan di sungai dan pengaruh perubahan morfologi
sungai terhadap masalah hidraulik yang erat kaitannya dengan fungsi dan
keamanan bangunan
(b) Untuk melaksanakan UMH Fisik Bangunan krib diperlukan data survei
lapangan guna menunjang kesamaan model dengan prototipe
(c) Dalam UMH fisik dipelajari masalah masalah hidraulik yang timbul akibat
dibangunnya bangunan krib antara lain sebagai berikut :
(1) Gejala dan parameter aliran, berupa tinggi muka air, kecepatan, debit, macam
arus, arah aliran, tekanan dan lain lain
(2) penggerusan lokal / setempat
(3) pengaruh degradasi, agradasi dan gejala nagkutan muatan yang lain
(4) angkutan dan pengendalian muatan benda padat lainnya
(5) pengoperasian
(6) beberapa parameter dan koefisien rumus aliran dan muatan untuk perhitungan
teoritis
89 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
LAMPIRAN C
Conto Kerangka Acuan Kerja Pekerjaan Konstruksi
Konstruksi Pembangunan Krib di Sungai ............... Kabupaten.............
1. Latar Belakang
Cakupan isi latar belakang dalam penyusunan kerangka acuan kerja, menguraikan :
- Menginformasikan tentang letak administratif daerah pekerjaan
- Menginformasikan kondisi daerah pekerjaan yang meliputi kondisi topografi, geologi
regional, kondisi klimatologi, kondisi hidrologi serta ekositem pada daerah pekerjaan
- Kendala-kendala yang perlu diantisipasi dalam pelaksanaan pekerjaan
- Maksud dan tujuan secara global dengan adanya kegiatan
2. Kondisi Cuaca
Informasi umum berikut ini memberikan petunjuk kondisi cuaca dilapangan yang bisa
diharapkan untuk sepanjang tahun. Pemberi tugas dan Direksi tidak bertanggung jawab
atas ketelitian data, dan semua resiko akibat salah penafsiran data tersebut adalah
menjadi beban Kontraktor.
Iklim di lokasi proyek terdiri dari dua musim : musim hujan terjadi dari bulan
. sampai dengan dan musim kemarau biasa terjadi mulai bulan ..
sampai dengan
.. Hujan rata rata tahunan sekitar .. m dan 80 % nya adalah . m jatuh
dalam bulan .. sampai dengan .
3. Lingkup Pekerjaan dalam Kontrak
Kontraktor harus memenuhi kebutuhan semua tenaga kerja, material, peralatan
pelaksanaan, pekerjaan sementara dan pekerjaan lainnya untuk pelaksanaan. Kontraktor
harus melaksanakan pekerjaan dengan baik dan lengkap serta merawat seperti yang
diminta dalam Gambar dan Spesifikasi Teknik atau Petunjuk Direksi. Pekerjaan yang
harus dilaksanakan menurut Kontrak mencakup dibawah ini :
a. Pelaksanaan pekerjaan krib yang meliputi bangunan utama dan semua bangunan
penunjang sesuai yang tercakup dalam Kontrak.
b. Pelaksanaan pekerjaan, operasi, perawatan dan pembongkaran bangunanbangunan
sementara antara lain :
- Jalan masuk sementara berikut jembatan dan fasilitas lainnya.
- Saluran pengelak, bangunan/dam sementara termasuk pembelian, pemencangan,
pembongkaran dan penyerahan Steel Sheet Pile sebanyak yang diperlukan untuk
pelaksanaan Coferdam sementara kepada Direksi.
- Fasilitas kerja Kontraktor seperti kantor lapangan, gudang, laboratorium dan
lain
lain.
- Tempat penyimpanan semen berikut material beton dan peralatan pengolah beton.
- Generator termasuk jaringan listriknya yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan.
- Perlengkapan komunikasi Radio/Telepon dari lokasi pekerjaan ke kantor Proyek
di
Padang termasuk peralatan lainnya yang perlu.
4. KETENTUAN DAN PERSYARATAN
4.1. Program Pelaksanaan
1) Pengguna Jasa menyiapkan Jadwal Pelaksanaan untuk semua pekerjaan yang
termasuk dalam Kontrak. Jadwal pelaksanaan tersebut untuk membantu
para penawar dan Penyedia Jasa didalam menyiapkan Jadwal Pelaksanaan
yang lebih terperinci.
90 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
2) Tiga puluh (30) hari setelah menerima Surat Penunjukan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan Jadwal Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan berisi jadwal
pelaksanaan semua pekerjaan dan pekerjaan sementara yang harus dikerjakan
berdasarkan Kontrak, dengan metode PERT/CPM network. Jadwal Pelaksanaan ini
harus sesuai dengan hari kelender, jangka waktu yang diperlukan, tanggal
mulai paling awal, tanggal selesai paling awal dan paling lambat, lama
pelaksanaan dan sebagainya.
3) Jadwal Pelaksanaan tersebut diatas diserahkan sesuai dengan modifikasi dan
perubahan yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan di dalam waktu yang logis.
Jadwal Pelaksanaan
yang direvisi
yang sudah disetujui dan sudah
ditandatangani oleh Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan harus dianggap
merupakan Jadwal Pelaksanaan yang mengikat dan menjadi bagian dari Dokumen
Kontrak.
4) Jadwal Pelaksanaan yang sudah mengikat tersebut harus diperbarui oleh Penyedia
Jasa pada setiap jangka waktu 4 (empat) bulan jika diminta oleh Direksi Pekerjaan
dan Jadwal Pelaksanaan yang diperbarui harus disetujui oleh Penyedia Jasa
dan Direksi Pekerjaan, dan termasuk dalam Dokumen Kontrak.
5) Jika selama pelaksanaan pekerjaan, rata-rata kecepatan pekerjaan ternyata
dibawah yang disetujui menurut pendapat Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus
dapat menyelesaikan setiap bagian pekerjaan pada waktu yang disetujui, maka
Direksi Pekerjaan akan memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah pekerja
dan
atau peralatan pelaksanaan
ke
lokasi
pekerjaan untuk mengejar
ketinggalan pada bagian pekerjaan tersebut.
4.2. Aspek aspek yang Perlu Diperhatikan dalam Pelaksanaan Pekerjaan
1) Aspek Keselamatan Kerja
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memperhatikan ketentuan kesehatan dan
Undang-Undang Keselamatan Kerja. Ketentuan-ketentuan tersebut harus diadopsi
oleh pelaksana pekerjaan dalam prosedur/manual pekerjaan secara menyeluruh
untuk setiap tahapan pekerjaan, mulai dari tahap pekerjaan persiapan hingga
pemeliharaan setelah penyerahan pekerjaan.
2) Aspek Lingkungan
Sebelum melaksanakan kegiatan fisik di lapangan, Penyedia Jasa harus membuat
program dampak lingkungan yang terjadi akibat pelaksanaan kegiatan dengan
mengacu pada Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) atau Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) atau
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) atau manual prosedur pengelolaan/
pemantauan lingkungan (jika RKL/RPL atau UKL/UPL tidak ada). Program ini harus
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
3) Aspek Administrasi
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memiliki prosedur dan tata cara
administrasi yang baku dalam bentuk surat menyurat, surat pengumuman, surat
undangan dan surat-surat lainnya untuk menunjang seluruh kegiatan pekerjaan.
Seluruh dokumen pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan, pelaksanaan, serah
terima, dan pemeliharaan harus didokumentasikan secara sistematis sesuai dengan
kelompok pekerjaan, urutan waktu, atau kategori lain yang dianggap penting.
Dokumentasi ini diperlukan guna menunjang laporan proyek (Laporan Mingguan
dan Bulanan).
4) Aspek Ekonomis
91 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
Penyedia
Jasa bertanggung jawab atas pengadaan material beton
pasangan, bronjong dan sebagainya dengan jumlah yang cukup dan berkualitas
baik. Proyek akan memberi petunjuk beberapa sumber bahan pelaksanaan
yang ada untuk bahan timbunan dan material beton berikut jarak dari lokasi
pekerjaan.
2) Jika Penyedia Jasa akan mengambil material untuk beton dan batu dari sumber lain,
Penyedia Jasa harus mengatur sedemikian hingga mendapatkan ijin dari instansi
terkait dan membayar semua biaya dan kompensasi yang diperlukan.
4.4. Pekerjaan Pengeringan (Dewatering)
Daerah galian harus dikeringkan secukupnya dan dijaga jangan sampai ada
air tergenang. Penyedia Jasa harus membuat dan merawat semua dan sementara,
bila perlu melakukan pemompaan sumber-sumber air dan aliran lainnya
untuk mengeluarkan air tersebut dari lokasi pekerjaan sepanjang masa pelaksanaan.
Semua bangunan sementara harus dibongkar bila pekerjaan telah selesai dan disetujui
Direksi Pekerjaan. Pelaksanaan pekerjaan mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-7, Pekerjaan Dewatering
4.5. Pemagaran Lokasi Pekerjaan
Jika tidak ditentukan lain, maka Penyedia Jasa harus membuat dan merawat pagar
yang sesuai dan disetujui Direksi Pekerjaan untuk menutup semua areal pekerjaan
pekerjaan pelaksanaan. Bila pagar ini dibuat disepanjang jalan umum dan lain-lain,
harus dibuat tipe yang sesuai dan cukup baik untuk daerah tersebut. Pelaksanaan
pekerjaan mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I :
Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
4.6. Material dan peralatan-peralatan yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa
1) Umum
Penyedia Jasa
harus menyediakan
bahan/material dan peralatan yang
memenuhi syarat untuk menyelesaikan pekerjaan kecuali yang sudah
disediakan di dalam Kontrak. Semua peralatan dan material yang merupakan
bagian dari pekerjaan harus baru dan harus sesuai dengan standar yang tercantum
dalam Spesifikasi atau Standar yang ditunjukkan.
Jika Penyedia
Jasa
mengusulkan pengadaan peralatan atau material yang tidak sesuai dengan
standar yang disebutkan diatas harus memberi tahu dan mendapatkan
persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan terlebih dahulu.
92 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
Air Kerja
Penyedia Jasa harus menyediakan/membuat sumber air baku untuk tempat
tinggal staf Penyedia Jasa, Pekerja, Laboratorium, Bengkel dan tempat lain
yang perlu dilokasi pekerjaan. Sistim jaringan air minum tersebut harus mendapatkan
persetujuan Direksi Pekerjaan.
94 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
dan Direksi
Penyusunan
95 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
c)
2) Foto Dokumentasi
96 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
Detail Kontrak
Nama atau Lokasi
Tanggal Pengambilan
Tahap Pelaksanaan
Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilengkapi dengan suatu
set pilihan foto-foto yang bersangkutan dengan periode tersebut. Juga pada
akhir pelaksanaan Kontrak, maka foto-foto harus diserahkan kepada Direksi dalam
album- album. Foto-foto ditempelkan dalam album secara beraturan menurut
lokasinya masing-masing. Tiap obyek harus lengkap tahapnya yakni 0 %, 50 % dan
100 % dan ditempelkan pada satu halaman.
Penyerahan dilakukan sebanyak 6 (enam) ganda bersama 1 (satu) ganda album
negatifnya. Tiap album dan juga yang berisi negatif harus diberi keterangan atau
tanda sama untuk memudahkan mengidentifikasi negatif dan cetakannya.
Semua album menjadi milik Pemberi Tugas dan tanpa ijinnya tidak boleh diberikan
/
dipinjamkan kepada siapapun.
6) Kebutuhan Tenaga Ahli
a) Field Supervision Team, kewajibannya sebagai berikut :
i.
membantu
pengguna
jasa
(dalam
hal
ini
pimbagpro
fisik)
melakukan pengendalian atas pelaksanaan civil works yang dilakukan oleh
kontraktor tepat mutu, tepat biaya, dan tepat waktu. rujukan : dokumen
kontrak.
ii.
membantu pengguna jasa (dalam hal ini pimbagpro fisik) mendorong
kontraktor untuk memenuhi kewajibannya dalam melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan hukum yang tercantum di dalam dokumen
kontrak.
iii.
membantu
pengguna jasa (dalam hal
ini pimbagpro fisik) dalam
menyikapi contract change order / addenda yang diperlukan di dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi oleh pelaksana.
iv. melakukan review design dan membantu pimbagpro fisik memerintahkan kepada
kontraktor untuk menyesuaikan pekerjaannya dengan hasil review design.
97 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
v.
1) Pengendalian Biaya
a) Umum
Pengendalian biaya pekerjaan, pada umumnya terfokus pada kondisi rentabilitas,
yaitu mengupayakan agar perimbangan antara pendapatan dan biaya pekerjaan tetap
terjaga. Arti rentabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba. Jadi dapat
diartikan bila pekerjaan dengan rentabilitas yang
baik berarti pekerjaan
tersebut dapat menghasilkan laba yang baik pula.
Evaluasi biaya, sebagai bagian dari proses pengendalian biaya, biasanya
menggunakan data yang berkaitan dengan data pendapatan (termasuk piutang yang
belum cair) dan data biaya (termasuk hutang yang belum dibayar). Sedangkan
data cash basis yaitu yang berkaitan dengan data penerimaan (cash in) dan
data pengeluaran (cash out) sering luput dari perhatian, padahal data tersebut
juga ada dan penting sekali untuk mendukung suatu keputusan keuangan.
Data cash basis sebenarnya merupakan suatu hal yang sangat penting untuk
dikendalikan agar sasaran pekerjaan terutama laba dapat dicapai.
Hampir semua usaha dapat dikatakan tidak dapat terbebas dari kebutuhan dana
pinjaman, oleh karena itu dana pinjaman yang diperlukan untuk menutup cash
flow yang defisit, harus dikendalikan agar bunga pinjaman yang harus dibayar cukup
wajar. Dilihat dari sudut rentabilitas dan likuiditas kondisi pekerjaan dapat dibagi
dalam 4
(empat) kelompok yaitu :
i. rentabilitas bagus dan likuiditas bagus
pekerjaan seperti ini yang selalu diharapkan karena labanya cukup besar dan
pembayarannya lancar, sehingga labanya berwujud sebagai tunai, seperti
pekerjaan yang nilai kontraknya bagus (menguntungkan) dan pembayarannya
juga lancar.
ii. rentabilitas bagus dan likuiditas jelek
pekerjaan seperti ini memerlukan perbaikan likuiditas yang mendesak. bila kondisi
likuiditas jelek terus dan tidak dapat diperbaiki, dampaknya dapat mengurangi
kondisi rentabilitas, seperti pekerjaan yang semula nilai kontraknya bagus
tetapi dalam proses pembayarannya sering terhambat (tidak lancar).
iii. rentabilitas jelek dan likuiditas bagus
pekerjaan seperti ini memerlukan strategi pengendalian biaya dengan
memanfaatkan likuiditas yang bagus sehingga dapat menolong kondisi rentabilitas
menjadi lebih baik, seperti pekerjaan yang nilai kontraknya cukup berat, tetapi
semua pembayarannya sangat lancar.
iv. rentabilitas jelek dan likuiditas jelek
98 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
pekerjaan seperti sedapat mungkin dihindari atau dicegah sejak awal agar
tidak terjadi, seperti pekerjaan yang nilai kontraknya berat, ditambah
lagi pembayarannya tidak lancar. oleh karena itu, pengendalian likuiditas
pekerjaan perlu menjadi perhatian, terutama bagi para engineer dalam rangka
pengendalian pekerjaan.
b) Pengertian dan Maksud Pengendalian Biaya Pelaksanaan Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pengendalian biaya pelaksanaan pekerjaan adalah
semua upaya/usaha yang dilakukan oleh seluruh staf pekerjaan (Manajer Pekerjaan
dan Staf) dan perusahaan, agar biaya pelaksanaan pekerjaan menjadi wajar, murah
dan efisien sesuai dengan rencana dan atau hasil evaluasi yang dilakukan.
Pengendalian biaya pelaksanaan pekerjaan terkait erat dan sangat dipengaruhi oleh :
(1) Pengendalian waktu pelaksanaan pekerjaan (efek dari penambahan biaya tidak
langsung)
(2) Pengendalian mutu dan hasil pelaksanaan pekerjaan (efek dari pekerjaan ulang,
finishing, pembongkaran, dan lain-lain yang harus menambah biaya lagi,
yaitu biaya langsung maupun tidak langsung)
(3) Pengendalian sistem manajemen operasional pekerjaan yang bersangkutan,
yang kurang baik atau tidak konsisten dalam pelaksanaan / penerapannya (efek
penambahan biaya karena in-efisiensi realisasi biaya pekerjaan dari yang
seharusnya direncanakan).
Pengendalian yang diterapkan dalam operasional pelaksanaan pekerjaan tidak
sekedar berarti pengawasan dan atau pemeriksaan obyek dan kejadian, tetapi lebih
merupakan tindakan yang sekaligus merupakan aktifitas perencanaan, pengawasan,
pemeriksaan, evaluasi dan tindakan pencegahan atau perbaikan
c) Pelaksanaan Pengendalian Biaya di Pekerjaan
Tindakan pengendalian yang lebih tepat disebut sebagai pengendalian operasional
pelaksanan pekerjaan. Dilaksanakan sebagai langkah antisipasi dan pencegahan
terhadap
hal-hal yang secara
luas mempengaruhi tercapainya nilai biaya
pekerjaan yang wajar, murah dan efisien, dilakukan dengan dua cara :
(1) Cara langsung
Cara ini dilakukan dengan :
- Peninjauan
- Pengawasan
- Pemeriksaan
- Audit
Sasaran yang dicapai:
- Mengetahui dan mendapat informasi
- Evaluasi langsung pada obyek (pekerjaan) dan subyek (pelaksana) pekerjaan
- Memberikan alternatif tindakan pencegahan dan perbaikan langsung atas
ketidaksesuaian proses hasil kerja dan perkiraan kejadian negatif yang akan
timbul.
Memastikan sasaran pengendalian:
- apakah waktu pelaksanaan dan progres fisiknya masih sesuai dengan rencana
pemilik pekerjaan?
99 dari 120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
- apakah biaya pekerjaan sampai waktu itu masih memenuhi batasan rencana
100 dari
120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
-
2) Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu didefinisikan sebagai upaya pengawasan dan tindak turun tangan
terhadap pelaksanaan pekerjaan konstruksi agar memenuhi persyaratan teknis yang telah
ditetapkan di dalam Dokumen Kontrak. Prinsip dasar pengendalian mutu suatu pekerjaan
dapat dilihat pada gambar.
Pengukuran pengendalian mutu mencakup 2 (dua ) hal yaitu :
- dimensi (panjang, lebar, tinggi, tebal, kemiringan, dsb)
- kualitas (kepadatan, kuat tekan, daya dukung tanah, dsb)
Terdapat tiga jenis pengendalian yang harus dilakukan, yaitu :
- pengendalian mutu bahan baku (seperti : tanah, batu,semen)
- pengendalian mutu bahan olahan (misalnya ; batu pecah hasil stone crasher, adukan
semen, adukan beton dan lain-lain)
- pengendalian mutu hasil pekerjaan (misalnya timbunan tanah, beton struktur dll).
Untuk setiap obyek yang akan diperiksa ada 5 data yang harus dicatat :
- nama pemeriksaan,
- metode pemeriksaan
- frekuensi pemeriksaan
- spesifikasi / persyaratan mutu : misalnya kepadatan 100%
- toleransi hasil : misalnya 0 %
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan konstruksi SDA, haruslah dinilai dari beberapa
aspek, yaitu penyelesaian pekerjaan tepat waktunya sesuai kontrak, ukuran-ukuran
sesuai dengan desain, kualitasnya memenuhi spesifikasi teknik, biayanya tidak melebihi
anggaran yang telah ditetapkan dan selama pelaksanaan pekerjaan haruslah dijamin
keselamatan dan keamanan pekerja ataupun pihak lain.
Untuk
mencapai
maksud tersebut haruslah dilakukan pengendalian yang seksama selama proses
pelaksanaan konstruksi, meliputi pengendalian biaya, mutu dan waktu. Prosedur
pengendalian mutu dapat dilakukan sebagai berikut :
c) Metode pengawasan kualitas pekerjaan, meliputi :
(1) Pelaksanaan dan pengambilan sampel
Tahap pelaksanaan terdiri dari dua kegiatan, yaitu:
- memberi penjelasan dan latihan kepada semua unsur yang terkait dengan
pelaksanaan tentang tata cara pelaksanaan.
mengawasi jalannya pelaksanaan sesuai dengan tata cara pelaksanaan yang
telah ditetapkan, mengambil benda-benda uji / sample untuk pemeriksaan,
membuat laporan jalannya pelaksanaan, hasil pengujian lapangan dan bendabenda uji yang akan dikirim ke laboratorium
(2) Tahap pemeriksaan
Tahap pemeriksaan yaitu memeriksa laporan, hasil-hasil pengujian lapangan dan
hasil pengujian laboratorium. Membuat kesimpulan-kesimpulan dari hasil
pemeriksaan
(3) Tahap tindak lanjut
101 dari
120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
a)
b)
6.6
1) Pengukuran
a) Pekerjaan Tanah
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan tanah mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A,
Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum, Bagian 1,
Pekerjaan Tanah
b) Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan
pekerjaan pengukuran
topografi dan
pemetaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum, Bagian 2, Pekerjaan Pengukuran Topografi
dan Pemetaan
c) Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan penyelidikan geoteknik mengacu pada
Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum,
Bagian 3, Pekerjaan Geoteknik
d) Pekerjaan Beton
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan beton mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A,
Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum, Bagian 4,
Pekerjaan Beton dan Bekisting
e) Pekerjaan Batu Kosong dan Bronjong
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran
pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan
batu kosong dan bronjong
mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis,
Volume I : Umum, Bagian 5, Pekerjaan Pasangan
f)
Pekerjaan Pemancangan
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pemancangan mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A,
Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum, Bagian 6,
Pekerjaan Pemancangan
g) Pekerjaan Lain-lain
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan yang bersifat lain-lain; misal :
photo dokumentasi, gambar-gambar, perumahan dan lain yang terekam dalam
dokumen kontrak mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum, Bagian 9, Pekerjaan Lain-lain
2)
Dasar Pembayaran
a) Pekerjaan Tanah
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan dasar
pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan tanah mengacu pada Pd
103 dari
120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
Pekerjaan Pemancangan
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan dasar
pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pemancangan mengacu pada Pd Txx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum,
Bagian 6, Pekerjaan Pemancangan
g) Pekerjaan Lain-lain
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan dasar
pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan yang bersifat lain-lain;
misal : photo dokumentasi, gambar-gambar, perumahan dan lain yang terekam dalam
dokumen kontrak mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum, Bagian 9, Pekerjaan Lain-lain
104 dari
120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
Nomor
Pembayaran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Uraian
Mobilisasi dan Demobilisasi
Jalan masuk dan jalan sementara
Gambar konstruksi dan gambar
purna laksana
Pekerjaan Tanah
Pekerjaan
Pengukuran
dan
Pemetaan
Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
Pekerjaan Beton
Pekerjaan Pasangan Batu Kosong
dan Bronjong
Pekerjaan Pemancangan
Pekerjaan Dewatering
Satuan Pengukuran
Lump
Sum
Lump
Sum
Lump
Sum
Pd T-xx-200x, Bagian1
Pd T-xx-200x, Bagian2
Pd T-xx-200x, Bagian3
Pd T-xx-200x, Bagian4
Pd T-xx-200x, Bagian5
Pd T-xx-200x, Bagian6
Pd T-xx-200x, Bagian7
105 dari
120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
LAMPIRAN D
PEMELIHARAAN BANGUNAN
PERSUNGAIAN
INVENTARISASI KERUSAKAN
& SURVEI PENGUKURAN
KEGIATAN AWAL :
1. DAFTAR SISTEM SUNGAI
2. PRIORITAS -> INVENTARISASI & SURVEI AWAL
3. PROGRAM SURVEI & INVENTARISASI BANGUNAN
KEGIATAN TINGKAT I
KEGIATAN TINGKAT 2
PENENTUAN
PENGGAL SUNGAI
DATA ANGKUTAN
SEDIMEN
PENGUMPULAN
DATA DEBIT
ANALISIS SEDIMEN
KOMPUTER MODEL
SURVEI
PENGUKURAN
INVENTARISASI &
SURVEI BANGUNAN
PERSUNGAIAN
PEMELIHARAAN
PENCEGAHAN
PEMELIHARAAN
DARURAT
PEMELIHARAAN
KOLEKTIF
PEMELIHARAAN
RUTIN
PEMELIHARAAN
KHUSUS
PEMELIHARAAN
BERKALA
REHABILITASI
PEMELIHARAAN
PERBAIKAN KECIL
RETIFIKASI
106 dari
120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
LAMPIRAN E
Form Pemeliharan Bangunan Persungaian
Survei Inventarisasi Bangunan Persungaian
Nama sungai :
Lembar : .
Formulir - Referensi kontrak, laporan, dan gambar
Contoh
1
2
3
4
No.Identitas
Tgl. Pemeriksaan/survei
Nama Petugas
Nama satuan wilayah sungai
(SWS)
5 Nomor SWS
Masukan data
Tgl/bulan/tahun
Tulis namanya
Tulis : SWS
Kali
8 Terletak/melewati kabupaten
9 Tanggal pemasukan data
Hulu,tengah,hilir
Nomor..s.d.Nomor..
18 Konsultan desain
19 Nama-nota penghitungan, nota
penjelasan desain, tanggal
20 Uraian ringkas formulir 1
107 dari
120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
Survei Inventarisasi Bangunan Persungaian
Nama sungai :
Lembar : .
Formulir
1
2
3
4
No.Identitas
Tgl. Pemeriksaan/survei
Nama Petugas
Nama satuan wilayah sungai
(SWS)
5 Nomor SWS
Masukan data
Tgl/bulan/tahun
Tulis namanya
Tulis : SWS
Kali
8 Terletak/melewati kabupaten
9 Tipe sempadan sungai
10 Nama desa
11 Lebar bantaran kiri
Hulu,tengah,hilir
Tanggul kiri/tanggul kanan/
tanggul kiri+kanan/ tanpa
tanggul
Tulis nama desa setempat
Masukan < 20 m atau > 20m
Tulis PTU
PTP A. & B ..
14 Lokasi GPS A
15 Lokasi GPS B
PTU =
PTP A =
PTP B =
o
GL = .. .'"
o
.'"
pembacaan GPS
GB = ..
GL = .. .'"
o
.'"
pembacaan GPS
Ambil dari gambar
pengukuran
17 Jarak langsung PTU - PTP B
Ambil dari
gambar pengukuran
18 Nama dan nomor gambar
Ambil dari gambar
pengukuran
pengukuran
GB = ..
19 Bangunan 1
20 Lokasi bangunan 1
21 Kondisi bangunan 1
22 Usulan perbaikan/pemeliharaan
bangunan 1
108 dari
120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
23 Bangunan 2
24 Lokasi bangunan 2
25 Kondisi bangunan 2
26 Usulan perbaikan/pemeliharaan
bangunan 2
27 Bangunan 3
28 Lokasi bangunan 3
29 Kondisi bangunan 3
30 Usulan perbaikan/pemeliharaan
bangunan 3
31 Bangunan 4
32 Lokasi bangunan 4
33 Kondisi bangunan 4
109 dari
120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
34 Usulan perbaikan/pemeliharaan
bangunan 4
35 Bangunan 5
36 Lokasi bangunan 5
37 Kondisi bangunan 5
38 Usulan perbaikan/pemeliharaan
bangunan 5
110 dari
120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
Survei Inventarisasi Bangunan Persungaian
Nama sungai :
Lembar :
Formulir - Kondisi Ruas Sungai
contoh
Masukan data
1 No.Identitas
2 Tgl. Pemeriksaan/survei
Tgl/bulan/tahun
3 Nama Petugas
Tulis namanya
KONDISI SEMPADAN SUNGAI DI SEBELAH LUAR SISI TANGGUL
4 Kepemilikan bagian luar kiri
Binamarga,irigasi,
pribadi, dsb
5 Penggunaan tanah bagian luar
Jalan desa, perumahan, sal
kiri
irigasi, sal.pembuang,dsb
6 Kepemilikan bagian luar kanan
Binamarga,irigasi,
pribadi, dsb
7 Penggunaan tanah bagian luar
Jalan desa, perumahan, sal
kanan
irigasi, sal.pembuang,dsb
8 KONDISI TANAH BANTARAN KIRI
9 Kepemilikan tanah
Balai PSDA, proyek sungai
pribadi,dll
10 Penggunaan tanah
Tanaman, bangunan
11 Macam tanaman
Tanaman yang mengganggu
aliran:rumput, bambu,pisang
dll
12 Kepadatan tanaman pada bantaran kepadatan : jarang/sedang/
kiri
rapat
13 Hambatan aliran air oleh tanaman/ tidak ada/sedang/besar
bangunan
14 Penambangan galian C, pada
Macam galian dan tingkat
bantaran
galian: tidak ada/sedikit/
sedang
15 Membahayakan tanggul
Tidak/ ya
KONDISI TANAH BANTARAN KANAN
16 Kepemilikan tanah
Balai PSDA, proyek sungai
pribadi,dll
17 Penggunaan tanah
Tanaman, bangunan
18 Macam tanaman
Tanaman yang mengganggu
aliran:rumput, bambu,pisang
dll
19 Kepadatan tanaman pada bantaran kepadatan : jarang/sedang/
kiri
rapat
20 Hambatan aliran air oleh tanaman/ tidak ada/sedang/besar
bangunan
21 Penambangan galian C, pada
Macam galian dan tingkat
bantaran
galian: tidak ada/sedikit/
sedang
22 Membahayakan tanggul
Tidak/ ya
KONDISI MUARA/ALUR/JALAN AIR
23 Kondisi muara
Selalu terbuka
Laut lepas
Kadang tertutup
selalu tertutup
24 Kondisi pelayaran
selalu baik
baik saat pasang
tidak bisa
25 Kondisi keseluruhan alur sungai
bagus,pengendapan,erosi,
(dilihat dari morfologi sungai)
longsor
26 Erosi dasar sungai
tidak ada,sedang,kecil
27 Erosi/longsoran tebing kiri
tidak ada,sedang,kecil
tidak ada,sedang,kecil
tidak ada,sedang,kecil
111 dari
120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
30 Penambangan galian sungai
pada alur sungai
31 Pengendapan/sedimentasi
di dasar sungai
32 Hambatan aliran oleh bangunan
yang melintang sungai (jembatan,
talang,siphon)
tidak ada,sedang,kecil
tidak ada,sedang,kecil
tidak berarti
tanaman dibantaran
Jembatan
Bangunan lama
Bangunan sementara
Ya atau tidak
112 dari
120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
Survei Inventarisasi Bangunan Persungaian
Nama sungai :
Lembar : .
Formulir - Perkiraan pemeliharaan ruas sungai kiri
Contoh
Masukan data
1 No.Identitas
2 Tgl pemeriksaan/survei
Tgl/bln/thn
3 Nama petugas
Tulis namanya
PEMELIHARAAN PREVENTIF
4 Usulan pemeliharaan rutin
potong
rumput/tanaman yang
mengganggu
5 Panjang pemeliharaan Rutin
:..m
2
2
6 Luas m
:..m
7 Panjang pemeliharaan Rutin Macam pemeliharaan
berkala
8 Banyaknya (unit)
Jumlah atau volumenya
9 Usulan perbaikan kecil 1
Perbaikan talud dengan
bronjong/pasangan-jelaskan
dengan sketsa
10 Usulan perbaikan kecil 2
Perbaikan talud dengan
bronjong/pasangan-jelaskan
dengan sketsa
PEMELIHARAAN KOREKTIF DAN DARURAT
11 Usulan perbaikan khusus
Galian endapan, bongkar
(50%<fungsi<70%)
bangunan, dll
12 Usulan rehabilitasi
Pelebaran sungai,sudetan,
(fungsi<50%)
Uraian ringkas tapi rinci
13 Usulan retifikasi (bangunan
Uraian ringkas tapi rinci
tidak berfungsi seperti
rencana)
14 Pemeliharaan darurat (untuk Uraian ringkas tapi rinci
mencegah kerusakan lebih
parah)
15 Uraian ringkas Formulir 2C
dan sketsa
113 dari
120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
Survei Inventarisasi Bangunan Persungaian
Nama sungai :
Lembar : .
Formulir - Perkiraan pemeliharaan ruas sungai kanan
Contoh
Masukan data
1 No.Identitas
2 Tgl pemeriksaan/survei
Tgl/bln/thn
3 Nama petugas
Tulis namanya
PEMELIHARAAN PREVENTIF
4 Usulan pemeliharaan rutin
potong rumput/tanaman
yang mengganggu
5 Panjang pemeliharaan Rutin
:..m
2
2
6 Luas m
:..m
7 Panjang pemeliharaan Rutin Macam
pemeliharaan berkala
8 Banyaknya (unit)
Jumlah atau volumenya
9 Usulan perbaikan kecil 1
Perbaikan talud dengan
bronjong/pasangan-jelaskan
dengan sketsa di No.15
10 Usulan perbaikan kecil 2
Perbaikan talud dengan
bronjong/pasangan-jelaskan
dengan sketsa di No.15
PEMELIHARAAN KOREKTIF DAN DARURAT
11 Usulan perbaikan khusus
Galian endapan, bongkar
(50%<fungsi<70%)
bangunan, dll
12 Usulan rehabilitasi
Pelebaran sungai,sudetan,
(fungsi<50%)
Uraian ringkas tapi rinci
13 Usulan retifikasi (bangunan
Uraian ringkas tapi
rinci tidak berfungsi seperti
rencana)
14 Pemeliharaan darurat (untuk Uraian ringkas tapi rinci
mencegah kerusakan lebih
parah)
15 Uraian ringkas Formulir 2C
dan sketsa
114 dari
120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
Bagus
Rusak ringan
Pecah
Tergeser
Lapisan beton hilang
Besi beton rusak
Bagus
Rusak ringan
Rusak berat
50% < x < 70%
x < 50 %
Tak berfungsi
115 dari
120
Masukan data
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
14 Uraian ringkas Formulir 4B & sketsa
(Perlu sketsa posisi susunan krib, jumlah dan lain-lain
116 dari
120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
Survei Inventarisasi Bangunan Persungaian
Nama sungai :
Lembar :
Formulir - Kondisi krib (bangunan yang ada/existing )
Contoh
KONDISI TUNTUHAN BANGUNAN
1
No.Identitas
2
3
4
Tgl pemeriksaan/survei
Nama petugas
Kondisi runtuhan (bila krib yang ada
telah runtuh)
Krib kiri/kanan
No. Foto
Tgl/bln/thn
Tulis namanya
- Tak dapat dipakai
- Bagus
- Kerusakan kecil
- Longsor
- Batu hilang
- Bangunan hilang
- Bangunan ..
- 50% < x < 70%
- x < 50%
- Tak berfungsi
(No. film/No. foto)
- Bagus
- Rusak ringan
- Pecah
- Tergeser
- Lapisan beton hilang
- Besi beton rusak
12
- Bagus
- Rusak ringan
- Pecah
13
117 dari
120
Masukan data
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
14 Uraian ringkas Formulir & sketsa
(perlu sketsa posisi susunan krib, jumlah dan lain-lain)
118 dari
120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
Masukan data
PERBAIKAN KECIL
Pekerjaan tanah minor
Jenis material
Tak perlu
Mengganti timbunan
Tanah
Kerikil
Lain-lain
m x..m x..m=m
Tak perlu
Mengganti batu
Batu & filter
Fondasi+batu+filter
.m
m x m = .m
.m
Tak perlu
Isi batu + kawat
Isi batu + panel
Ganti unit bronjong
Tak perlu
Galvanisasi
Lapis pelindung
buah
Lebar x panjang x tebal
.m xm x.m
.m xm x=.m
..m
diameter batu
Tak perlu
Ganti kawat
Ganti panel
..m
.m xm x=.m
Tak perlu
Kayu dolken
x..x.m
F= m
119 dari
120
RPT0-Pd T-xxxxxx.A
26 Perbaikan beton
(untuk krib beton)
2
Tak perlu
Perbaikan kepala tiang
Perbaikan lapis beton
.m xm x=.m
120 dari
120