Makalah
Disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah: Politik dan Kebijakan Pendidikan Islam di Indonesia
Dosen Pengampu: Prof.Dr.H.Hamruni, M.Si
Oleh :
Ahmad Arif Rohman Izzudin (1420411007)
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.2
II. RUMUSAN MASALAH
A. Apa pengertian Reformasi?
B. Bagaimana transisi kebijakan pendidikan di Indonesia dari Praproklamasi
hingga era reformasi?
C. Bagaimana bentuk-bentuk kebijakan politik era Reformasi?
D. Bagaimana keadaan pendidikan era Reformasi?
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Reformasi
Secara harfiah reformasi adalah membentuk atau menata kembali. Yakni
mengatur dan menertibkan sesuatu yang kacau balau, yang didalamnya
terdapat kegiatan menambah, mengganti, mengurangi, dan memperbarui.
Adapun dalam arti yang lazim digunakan di Indonesia, era Reformasi adalah
masa pemerintahan yang dimulai sejak jatuhnya pemerintahan Orde Baru
pada tahun 1998, oleh sebuah gerakan massa yang sudah tidak terbendung
lagi. Dari sejak itu sampai dengan sekarang, disebut sebagai era Reformasi.3
B. Transisi Kebijakan Pendidikan di Indonesia Sejak Praproklamasi Reformasi
Pendidikan di Indonesia, meskipun secara yuridis formal, kebijakan dan
perundang-undangannya dibentuk setelah kemerdekaan, memiliki akar
historis dan perjuangan yang panjang sejak era kolonial, bahkan prakolonial,
yang secara langsung atau tidak telah mewarnai corak dan proses
pengambilan keputusan atau policy pendidikan pasca penjajahan. Oleh sebab
itu untuk mengetahui latar belakang dan kondisi pendidikan nasional
sekarang, tidak bisa diabaikan begitu saja perubahan-perubahan kebijakan
pendidikan yang terjadi sebelumnya. Dalam perspektif ke depan, kebijakan
2http://mualiminrajasentani.blogspot.com/2013/11/kebijakan-politik-pendidikan-era_9510.html
diakses pada tanggal 28 Oktober 2014
3 Prof.Dr.H.Abuddin Nata, M.A, Sejarah Pendidikan Islam, hal.347
5. Kebijakan sertifikasi guru dan dosen bagi semua guru dan dosen baik
negeri maupun swasta, baik guru umum maupun guru agama, baik guru
yang berada dibawah Kementerian Pendidikan Nasional maupun guru yang
berada di bawah Kementerian Agama. Program ini terkait erat dengan
program peningkatan mutu yang bertolak dari peningkatan mutu tenaga
guru dan dosen sebagai tenaga professional.
6. Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK/tahun 2004) dan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP/tahun 2006) Melalui
kurikulum ini para peserta didik dituntut tidak hanya menguasai materi
pelajaran (subject matter) sebagaimana yang ditekankan pada kurikulum
1999. Melainkan dituntut untuk memiliki pengalaman proses mendapatkan
pengetahuan tersebut, seperti membaca buku, memahami, menyimpulkan,
mengumpulkan data, mendiskusikan, menjawab pertanyaan, melaksanakan
tugas, memecahkan masalah, dan menganalisa.
7. Pengembang pendekatan pembelajaran yang tidak hanya berpusat pada
guru (teacher centris) melalui kegiatan teaching, melainkan juga berpusat
pada murid (student centris) melalui kegiatan learning (belajar) dan
research (meneliti) dalam suasana yang partisipatif, inovatif, aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).
8. Penerapan manajemen yang berorientasi pada pemberian pelayanan yang
baik dan memuaskan kepada para pelanggan (to give good service and
satisfaction for all customers) sebagaimana yang terdapat pada konsep
Total Quality Management (TQM).
9. Kebijakan mengubah nomenklatur dan sifat madrasah menjadi sekolah
umum yang berciri khas keagamaan. Dengan cirri ini maka madrasah
menjadi sekolah umum plus, karena di madrasah (Ibtidaiyah, Tsanawiyah,
dan Aliyah) ini, selain para siswa memperoleh pelajaran umum
sebagaimana terdapat pada sekolah umum seperti SD, SMP, dan SMU.
E. Kultur Pendidikan Islam Pada Masa Reformasi
Alvin Tofler dalam bukunya The Third Wave (1980) berpendapat tentang
peradaban manusia, yaitu: (1) peradaban yang dibawa oleh penemuan
Umiarso, Haris Fathoni Makmur, Pendidikan Islam Dan Krisis Moralisme Masyarakat
Modern Membangun Pendidikan Islam Monokhotomik-Holistik, (Jogjakarta: Ircisod,2010), hal.177
Oleh karena itu, dalam era globalisasi saat ini sektor pendidikan perlu
difungsikan sebagai ujung tombak untuk mempersiapkan sumber daya
manusia dan sumber daya bangsa agar memiliki unggulan kompetetif dalam
berbangsa dan dan bernegara ditengah-tengah kehidupan dunia yang semakin
global. Maka keterkaitan antara proses pendidikan dan kehidupan politik
dalam arti bahwa pendidikan tidak terlepas dari politik dan politik itu sendiri
adalah pendidikan. Pendidikan adalah metode yang paling fundamental di
dalam kemajuan sosial dan reformasi.
Proses pendidikan yang berakar dari kebudayaan, berbeda dengan praksis
pendidikan yang terjadi dewasa ini yang cenderung mengalienasikan proses
pendidikan dari kebudayaan. Kita memerlukan suatu perubahan paradigma
[paradigma shift] dari pendidikan untuk menghadapi proses globalisasi dan
menata kembali kehidupan masyarakat Indonesia. Cita-cita era reformasi tidak
lain ialah membangun suatu masyarakat madani Indonesia, oleh karena itu,
arah perubahan paradigma baru pendidikan Islam diarahkan untuk
terbentuknya masyarakat madani Indonesia tersebut.
Arah perubahan paradigma pendidikan dari paradigma lama ke paradigma
baru, terdapat berbagai aspek mendasar dari upaya perubahan tersebut, yaitu,
Pertama, paradigma lama terlihat upaya pendidikan lebih cenderung pada :
sentralistik, kebijakan lebih bersifat top down, orientasi pengembangan
pendidikan lebih bersifat parsial, karena pendidikan didisain untuk sektor
pertumbuhan ekonomi, stabilitas politik dan keamanan, serta teknologi
perakitan. Peran pemerintah sangat dominan dalam kebijakan pendidikan, dan
lemahnya peran institusi pendidikan dan institusi non-sekolah. Kedua,
paradigma baru, orientasi pendidikan pada: disentralistik, kebijakan
pendidikan bersifat bottom up, orientasi pengembangan pendidikan lebih
bersifat holistik; artinya pendidikan ditekankan pada pengembangan
kesadaran untuk bersatu dalam kemajemukan budaya, kemajemukan berpikir,
menjunjung tinggi nilai moral, kemanusiaan dan agama, kesadaran kreatif,
produktif, dan kesadaran hukum. Meningkatnya peran serta masyarakat secara
kualitatif dan kuantitatif dalam upaya pengembangan pendidikan,
pemberdayaan institusi masyarakat, seperti keluarga, LSM, pesantren, dunia
10
11
12
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata, M.A, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Raja
Grafindo, 2011
Abd.Rachman Assegaf, Politik Pendidikan Nasional Pergeseran
Kebijakan Pendidikan Agama Islam dari Praproklamasi ke
Reformasi , (Yogyakarta: Kurnia Kalam, 2005)
Umiarso, Haris Fathoni Makmur, Pendidikan Islam Dan Krisis
Moralisme Masyarakat Modern Membangun Pendidikan Islam
Monokhotomik-Holistik, (Jogjakarta: Ircisod,2010)
http://mualiminrajasentani.blogspot.com/2013/11/kebijakan-politikpendidikan-era_9510.html diakses pada tanggal 28 Oktober
2014
13
14