Anda di halaman 1dari 16

Quality Assurance

Kelompok 1:
Putu Ditha Widyasari
Rizki Gianita
Sarah Amalia Putri

Jaminan Mutu
Ishikawa (1985)
Jaminan mutu memiliki arti jaminan dari suatu produk
sehingga produk tersebut dibeli oleh konsumen dengan
penuh keyakinan dan kepercayaan dan digunakan secara
terus-menerus dalam jangka waktu lama dengan tingkat
kepuasan yang tinggi.
Sumner (1995)
Jaminan mutu adalah semua tindakan terencana dan
sistematis yang memberi keyakinan cukup bahwa produk
dan jasa akan memenuhi persyaratan yang ditentukan.

Juran (1979)
Jaminan Mutu (Quality Assurance) adalah suatu kegiatan
yang dilakukan oleh perusahaan secara terus-menerus
agar fungsi mutu dapat dilaksanakan dengan baik untuk
membangun kepercayaan konsumen.
Quality assurance merupakan bagian yang bertugas
menentukan penjaminan terhadap kinerja, melakukan
pengawasan dan pengendalian proses produksi untuk
menghasilkan produk dengan standar mutu yang telah
ditentukan serta mengadakan penelitian dan
pengembangan produk dalam tujuan meningkatkan
kepuasan konsumen

ISO-9000 versi 2000

PRINSIP QA
QA dapat diterapkan pada tiap pelayanan
kesehatan
Proses QA meliputi penetapan tingkat
kualitas minimal yang masih dapat diterima
sebelum sampai pada pelayanan ideal
Bila didapatkan hasil pelayanan dibawah
standar diperlukan perbaikan bagi petugas
untuk mengeliminir kekurangan
QA merupakan suatu siklus proses yang
berkesinambungan

Konsep Jaminan Mutu


Jaminan mutu (Quality Assurance ) merupakan inti dari
penerapan Pengendalian Mutu Terpadu ( Total Quality
Management ). Jaminan bertujuan untuk menjamin
terpenuhinya persyaratan mutu produk seperti
keamanan, keterandalan, sifat-sifat fungsional dan
sebagainya.
Ada 3 hal penting yang harus dipertimbangkan apabila
ingin menerapkan jaminan mutu, yaitu :
1. Suatu perusahaan mampu menjamin bahwa mutu produk
yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan yang diminta/
diharapkan konsumen

2. Jika produk akan diekspor, maka semua persyaratan


produk yang dikirimkan ke luar negeri harus
memenuhi persyaratan mutu yang diinginkan oleh
konsumen luar negeri (termasuk persyaratan
pemerintahnya).

3. Pimpinan perusahaan harus menyadari pentingnya


jaminan mutu dan memastikan bahwa semua jajaran
di dalam perusahaan akan sepenuhnya berusaha
mencapai tujuan mutu secara bersama-sama.

Prosedur Quality Assurance


1.Kontrol Bahan Mentah
Semua bahan harus mempunyai spesifikasi yang tepat, dan
semua bahan harus diperiksa. Untuk memastikan bahwa
keutuhan bahan tetap terpelihara sampai pada
konsumen, bahan harus disimpan di tempat yang bersih,
kering, kondisi ventilasi baik dan diangkut dengan
transportasi yang aman, bersih dan tepat
2. Kontrol Produksi
Faktor-faktor mutu dan Hazard (bahaya) yang
berhubungan dengan proses produksi harus
diidentifikasi. Critical Control Point (titik kendali
kritis) harus ditetapkan dan diawasi.

Metode Jaminan Mutu


1. Jaminan Mutu Berorientasi Kepada Pemeriksaan
Metode ini, kepercayaan konsumen dibangun atas dasar
pemeriksaan mutu produk akhir yang sebaik-baiknya.
Tanggung jawab mutu terletak pada badan pemeriksaan
mutu atau bagian pengawasan mutu
2. Jaminan Mutu Berorientasi Kepada Pengendalian Proses
Bagian pembelian , produksi bahkan para pemasok harus
bekerjasama melaksanakan tugasnya masing-masing
dalam rangka pengendalian mutu produk. Spesifikasi
produk dan proses harus disusun pada setiap tahap
proses,dan dikendalikan agar selalu sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditetapkan.

3. Jaminan Mutu Yang Berorientasi Kepada Perencanaan,


Perancangan, dan Pengembangan Produk
Dalam pendekatan ini upaya perusahaan untuk memberikan
jaminan mutu telah dimulai sejak perencanaan produk
baru sampai kepada pelayanan penjualan. Langkahlangkah untuk mengupayakan jaminan mutu meliputi :
Perencanaan produk
Perancangan
Percobaan produksi
Pengujian
Pengadaan barang(penetapan pemasok)
Persiapan dan perancangan untuk produksi massal

QA yang terkait dengan layanan diet, dapat


didefinisikan sebagai pendekatan sistematis untuk
memverifikasi bahwa perawatan gizi yang optimal
adalah memberikan secara terus menerus.
Untuk menjamin kualitas, direktur jasa makanan harus
terlebih dahulu mengembangkan dan menerapkan
standar pengendalian mutu (quality control).

Dalam jasa makanan di bidang kesehatan, kriteria yang


dapat diterima harus 100% untuk semua tugas yang
terkait pasien. Apakah ini kualitas yang dapat diterima?
Mari kita anggap bahwa nampan disiapkan dan disajikan
kepada pasien 9 dari 10 bangsal; maka layanan ini 90%
benar.
Misalkan dietisien melakukan penilaian awal pada 75%
dari pasien yang dirawat di fasilitas. Apakah situasi ini
dapat diterima?
Jawaban untuk kedua pertanyaan tersebut adalah tidak.
Ketika kualitas kurang dari 100%, dampak pada hasil
pasien memiliki efek negatif.

Berdasarkan Joint Commission of Accreditation of


Hospital (1988), instalasi gizi harus mempunyai proses
yang terencana dan sistematis untuk monitoring dan
evaluasi kualitas dan kelayakan pelayanan pasien.
Meskipun proses tersebut harus dinyatakan secara
tertulis, tidak perlu melibatkan paperwork yang
berlebihan agar menjadi efisien dan efektif.
Setelah prosedur kebijakan yang ditetapkan oleh komite
penjaminan mutu (QA), formulir satu lembar dapat
digunakan untuk mendokumentasikan tindakan yang
diambil.

Formulir tersebut harus menyertakan ruang untuk


mendokumentasikan :
Tanggal saat masalah
diidentifikasi

Penemuan masalah

Tanggal saat masalah


diatasi

Resolusi masalah

Tanda tangan orang


yang mengaudit QA

Implementasi tindakan
perbaikan

Identifikasi masalah

Hasil monev

Sumber masalah

Dampak dari perawatan


pasien

Program harus berkelanjutan; catatan harus dipelihara


dan diajukan untuk referensi di masa mendatang.
Dari perspektif manajerial, masalah harus diselesaikan
di tingkat departemen sebisa mungkin.
Bersiaplah untuk melaporkan hasil pada pertemuan
Komite Penjaminan Mutu rumah sakit.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai