PENDAHULUAN
Oleh sebab itu, kami memilih PT ANTAM sebagai tempat kerja praktek
dengan harapan akan mendapatkan ilmu dan pengalaman yang lebih
tentang penambangan nikel.
Studi Literatur
Mencari serta membaca literatur yang berkaitan dengan kegiatan kerja
yang dilakukan.
2.
Orientasi Lapangan
Pada tahap ini peserta kerja praktek dikenalkan dengan lingkungan kerja,
tempat kerja, lingkungan sekitar, dan pembimbing kerja praktek dari PT
ANTAM (Persero) Tbk UBPN Sultra.
3.
Kegiatan Lapangan
yaitu mengamati dan mengerjakan kegiatan secara langsung di lapangan
dan mengambil data dari lapangan. Data yang diambil menyesuaikan
dengan kerja praktek yang dilakukan di lapangan dan arahan dari pihak
PT ANTAM (Persero) Tbk UBPN Sultra selaku pembimbing kami. Tidak
mengabaikan pula pentingnya data dokumentasi dari lapangan sehingga
patut menjadi salah satu prioritas dalam kerja lapangan nantinya seperti
foto (alat berat, dump truk, kegiatan penambangan, muat, angkut, dll).
Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014
3.
Penyusunan Laporan
Pada tahap ini dilakukan penglahan data dari data yang diperoleh di
lapangan dan pembuatan laporan hasil kerja praktek yang kemudian akan
dipresentasikan pada seminar kerja praktek di Teknik Pertambangan
Unisba.
PENDAHULUAN
Dalam bab ini memuat latar belakang, maksud dan tujuan, ruang
lingkup, metode penelitian dan sistematika penulisan yang digunakan
dalam penulisan laporan.
BAB II
TINJUAN UMUM
Dalam bab ini berisikan tentang sejarah singkat perusahaan, lokasi dan
kesampaian daerah kegiatan, keadaan penduduk serta keadaan sekitar
lokasi kegiatan.
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.3.2 Penduduk
Penduduk sekitar PT. Antam adalah masyarakat asli dan pendatang.
Adapun masyarakat asli daerah sekitar PT. Antam adalah masyarakat suku
bugis, tolaki dan toraja. Masyarakat pendatang lainnya berasal dari pulau jawa,
sumatra dan lainnya. Penduduk sekitar sebagian besar adalah karyawan PT.
Antam serta Mitra Kerja dan sebagian kecil lainnya membuka warung, tempat
makan, dan lainnya. Penduduk asli yang awalnya petani, tambak udang,
berkebun sudah banyak yang beralih menjadi karyawan PT. Antam dan Mitra
Kerja
2.3.3 Iklim
Wilayah PT. Antam yang terletak di Kabupaten Kolaka berada di sekitar
garis Khatulistiwa dan dekat dengan laut memiliki suhu maksimum 31 dan suhu
minimum 12 dengan suhu rata-rata 24-28.
2.3.5 Sosial
Beberapa kegiatan sosial yang dilakukan (Corporate Social Responsibility)
oleh PT. Antam antara lain memberikan fasilitas SD, SMP, SMA serta fasilitas
penunjang lainnya seperti tempat beribadah dan bantuan dalam bentuk lain di
Pomalaa membuat hubungan antara masyarakat pendatang, masyarakat asli
dan pihak perusahaan berlangsung sangat baik, terlihat sikap saling menghargai
antara perusahaan dengan masyarakat sekitar.
Pembangunan fasilitas olahraga dan perbaikan jalan juga meningkatkan
taraf hidup masyarakat sekitar. Kehadiran PT. Antam di Pomalaa dapat
memaksimalkan kekayaan alam yang dimiliki daerah tersebut serta turut
andil dalam memajukan pembangunan daerah sekitar.
sampai
dengan
subtropis.
Pengaruh
iklim
tropis
di
Indonesia
yang
membentuk
perbukitan-perbukitan
yang
lebih
kecil.
2.4.3 Topografi
Pada umumnya, keadaan topografi di daerah kerja praktek Pomalaa berupa
perbukitan dengan ketinggian yang bervariasi antara 50 sampai 200 meter di
atas permukaan laut. Perbedaan terjadi pada tambang utara dan selatan. Pada
tambang selatan perbukitan cenderung lebih curam dan bergelombang
sedangkan tambang utara perbukitan lebih landau dan cenderung datar.
Wilayah Penambangan
Tambang Utara
IUP
IUP WSPM 016
Luas (Ha)
1,954
Tambang Tengah
2,712
584.3
878.2
195
Tambang Selatan
Pulau Maniang
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Nikel adalah salah satu logam yang banyak dimanfaatkan di seluruh dunia.
Nikel adalah logam yang keras, namun daoat dibentuk, tahan karat dan sifat
pembawaannya (kimia dan fisika) dapat bertahan pada suhu yang ekstrim. Nikel
banyak digunakan untuk melapisi logam lain sehingga mengkilap dan tahan
karat. Nikel banyak digunakan dari bahan baku mobil, uang logam kebanyakan
produk metal lainnya.
Foto 3.1
Produk Nikel (shot)
10
Foto 3.2
Mineral Pembawa Nikel
3.1.2 Iklim
Pembentukan nikel laterit di daerah Pomalaa didukung dengan iklim tropis
yang dimiliki daerah tersebut. Iklim tropis berdampak terhadap adanya musim
kemarau dan musim hujan dimana akan timbul perbedaan pada tinggi
permukaan air tanah. Turun-naiknya air tanah membuat akumulasi dan
terpisahnya unsur-unsur. Perbedaan temperatur yang diakibatkan oleh iklim juga
membuat rekahan pada tanah yang menjadi jalan masuk air sehingga
mempermudah proses kimia yang terjadi.
3.1.3 Struktur
Nikel biasa terbentuk pada batuan beku, pada batuan tersebut banyak
terdapat kekar yang menjadi jalan masuk larutan hidrotermal pembawa mineralmineral logam sehingga terjadi pengayaan. Selain hal tersebut kekar pada
batuan beku juga membantu jalan masuk air yang mengakibakan proses kimia
terjadi pada batuan tersebut, karena batuan beku biasanya mempunyai
permeabilitas yang kecil sehingga sangat susah untuk air dapat masuk.
3.1.4 Topografi
Derah tambang utara (bukit cheeroke dan ranger) mempunyai profil yang
berbeda dengan daerah tambang selatan (bukit triton). Daerah utara mempunyai
keadaan topografi yang agak landai. Hal tersebut berpengaruh pada laju air yang
relatif lambat sehingga cenderung lebih besar kesempatan air untuk melapukan
batuan dengan masuk kedalam celah-celah dari kekar batuan tersebut.
Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014
11
3.2
Sumber : http://nadiamugni.wordpress.com
Gambar 3.1
Zonasi Nikel
Secara garis besar zonasi nikel terbagi menjadi lima zona, yaitu :
1.
Top Soil pada bagian ini tanah sudah mengandung nikel hanya biasanya
kandungan nikel maupun besinya tidak banyak. Untuk nikel biasanya
hanya sekitar < 1,1 % dan untuk besinya sekitar < 30 %. Pada daerah ini
ketebalan bervariasi di sekitar
yang
mengandung nikel berwarna merah tua dengan tumbuhan yang khas, yaitu
tumbuhan yang tidak tumbuh besar atau kerdil.
12
2.
Limonit pada zona ini sangat melimpah unsur-unsur logamnya seperti Fe,
Al, Cr, Ti, Mn dan Co. Pada zona ini kandungan Fe sagat tinggi. Hal
tersebut dikarenakan pada zona ini banyak ditemukan mineral-mineral
pembawa unsur Fe seperti Gotit. Selain Fe juga ditemukan mineral Mg
namun dalam jumlah sedikit. Hal tersebut dikarenakan Mg terbawa oleh
mineral seperti olivin yang jarang namun ada dalam zona ini. Unsur Ni
sendiri tidak banyak ditemukan pada zona ini ( 1,2 1,5 %). Hal tersebut
terjadi karena unsur tersebut memiliki kelarutan yang terbatas (limited
solubility). Hal tersebut mengakibatkan unsur nikel terlarut ke dalam zona
yang lebih dalam dari zona limonit. Dasar klasifikasi zona limonit seperti
yang dipaparkan Golightly (1981) yaitu : Fe (>25 %), MgO (<5 %) dan Ni
(<1,5%). Pada kegiatan dilapangan bukit CRK dan RGR kadar Ni pada
zona ini berkisar antara 1,3 1,5 % terkadang juga ditemukan dengan
kadar 1,8 % namun tidak sering. Secara visual di lapangan zona ini
berwarna coklat kemerahan sampai coklat tua dengan ukuran butir pasir
pasir halus
3.
Saprolit pada zona ini mulai terlihat peningkatan kadar Ni (>1,5%) dan
penurunan kadar Fe (<25%). Unsur Ni pada zona saprolit biasanya
terakumulasi pada zona saprolit dengan hidrosilika seperti garnierit, mineral
lain seperti olivin dan serpentinit yang juga banyak ditemukan pada zona
ini. Klasifikasi zona saprolit menurut Golightly (1972) : Fe (<25%), MgO
(>5%), dan Ni (>1,5%). Namun klasifikasi ini tidak selalu berlaku pada
keadaan sebenarnya karena di lapangan banyak anomali yang terjadi,
sehingga perlu diadakan penyesuaian. Perbedaan pada tiap daerah juga
menyebabkan kandungan unsur-unsur akan berbeda, namun klasifikasi
tersebut dapat dijadikan acuan untuk zona saprolit. Pada keadaan
dilapangan setelah diuji kadar nikelnya, pada zona ini beragam dengan
kadar nikel lebih dari 1,5%, terkadang ditemukan beberapa zona dengan
kadar hingga 3%. Zona ini terlihat secara visual di lapangan berwarna
coklat kekuningan hingga coklat. Ukuran butir pada zona ini lebih besar
dari zona sebelumnya, terlihat seperti pelapukan yang tidak sempurna
karena kadang masih ditemukan boulder-boulder yang berukuran kerakal
hingga bongkah. Dilapangan saprolit terbagi menjadi beberapa zona,
diantaranya zona saprolit yang sudah benar-benar terlapukan (early
Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014
13
saprolite, zona saprolit dengan batuan kerakal (rocky saprolite), dan zona
saprolit yang mengandung banyak bongkah (saprock).
4.
Boulder zona ini merupakan transisi dari saprolit menuju bedrock. Pada
daerah ini kandungan nikel mulai turun. Namun tidak tertutup kemungkinan
ditemukan kembali saprolit setelah zona ini.
5.
Bedrock susunan kimia pada zona ini masih sama dengan batuan
pembawa unsur Nikel. Pada lokasi kerja batuan dasar didominasi oleh
batuan Dunit. Unsur yang banyak terkandung dalam batuan ini adalah Mg.
Keberadaan Fe dan Ni mulai berkurang, hal tersebut dikarenakan pada
batuan dasar tersebut banyak ditemukan mineral-mineral penyusun batuan
seperti olivin, piroksen, dan serpentin. Secara megaskopis batuan dasar ini
masih
segar
dengan
tingkat
pelapukan
rendah,
kompak,
dan
14
3.3.2 Eksplorasi
Eksplorasi merupakan pengembangan dari kegiatan penyelidikan umum
dengan bertujuan untuk mengetahui informasi-informasi yang lebih detail
mengenai suatu endapan bahan galian. Informasi tersebut dapat berupa
sebaran, letak kedudukan, kualitas dan kuantitas, dimensi, hingga analisa
tentang lingkungan sekitar endapan bahan galian tersebut.
Kegiatan eksplorasi secara umum mencari suatu ketidaknormalan atau
biasa disebut anomali pada daerah yang diduga memiliki endapan berharga.
Anomali tersebut menjadi indikasi telah terjadinya suatu proses pembentukan
material tertentu yang mungkin banyak memiliki manfaat bagi kehidupan
manusia. Kegiatan eksplorasi ini juga sangat membantu kegiatan revegetasi
karena dapat diketahui dan dikenali komponen ekosistem sebelum lahan
ditambang.
Dalam kegiatan eksplorasi terdapat klasifikasi sumberdaya mineral dan
cadangan. Klasifikasi tersebut ditentukan oleh hasil masing-masing tahap
penyidikan. Klasifikasi tersebut juga digunakan dalam evaluasi ekonomi endapan
mineral yang dikeluarkan oleh U.S Bereau of Mines (USBM) dan U.S Geological
Survey (USGS). Dijelaskan bahwa sumber daya ialah konsentrasi suatu material
atau endapan bahan galian secara alami yang memiliki potensi ekonomi untuk
dimanfaatkan secara luas namun belum dapat ditentukan keuntungannya.
Sumber daya dibatasi oleh informasi lingkungan, masyarakat, budaya dan social
lingkungan sekitar serta izin yang akan digunakan. Sedangkan cadangan
merupakan bagian dari sumber daya yang telah dapat ditentukan keuntungannya
sehingga dapat diekstrak pada saat ini. Berikut ialah tahap-tahap penyidikan dan
klasifikasi secara umum.
15
Prospeksi
Sumber Daya Tereka
Eksplorasi Umum
Belum Layak
Cadangan terkira
Eksplorasi Rinci
Layak
Cadangan terbukti
Diagram 3.1
Tahap-tahap Penyelidikan dan Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan Mineral
Prospeksi
Kegiatan yang dilakukan ada tahap ini ialah menyelidiki hasil kegiatan
sebelumnya yakni penyelidikan umum yang telah dilakukan. Dengan
melanjutkan penyelidikan melalui informasi-informasi regional yang ada.
Informasi tersebut dapat bersumber dari peta geologi regional, peta
sebaran yang telah ada sebelumnya atau dengan peta topografi. Informasi
dapat digali sedalam-dalamnya melalui anomali yang terlohat secara tidak
langsung pada peta. Selain informasi dari peta dapat juga dilakukan
penyelidikan terhadap arsip-arsip yang telah ada sebelumnya.
b.
Eksplorasi Umum
Pada tahap ini mulai dilakukannya aplikasi teknik-teknik eksplorasi untuk
mendapatkan data-data atau bukti fisik secara langsung. Kegiatan dapat
berupa penyelidikan langsung dilapangan setelah ditentukan daerah yang
16
Eksplorasi Rinci
Tahap eksplorasi rinci merupakan proses penyelidikan yang lebih detail.
Perbedaan yang mendasar terdapat pada ketelitian kegiatan yang
dilakukan. Ketelitian didapatkan dari kerapatan pemboran eksplorasi yang
dilakukan, pengambilan perconto yang lebih banyak, serta uji test pit yang
lebih teliti.
d.
17
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
fasilitas
adalah
kegiatan
penambangan
yang
sebelum
dilakukan
operasi
untuk
penambangan
18
geologi
dan
hidrogeologi
daerah
sekitar
rencana
pertambangan
c) Kondisi geoteknik yang berlaku pada daerah rencana pertambangan
d) Pertimbangan ekonomi
e) Faktor teknologi yang dapat digunakan
f)
bawah tanah. Tambang terbuka dinilai lebih ekonomis dan cocok untuk tipe
endapan yang mendatar, memiliki dip endapan yang cenderung landai, serta
stripping ratio yang kecil. Berikut ialah tahapan operasi tambang terbuka secara
umum.
3.3.5.1 Pembersihan Lahan (Land Clearing)
Pembersihan lahan yang dimaksud pada proses ini dimaksudkan untuk
membebaskan daerah yang akan ditambang dari semak-semak, pepohonan,
bongkah-bongkah yang dapat megganggu proses selanjutnya. Selain itu top soil
juga dikupas lalu ditimbun pada suatu tempat dengan tujuan dapat digunakan
kembali pada tahap reklamasi. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan :
19
a.
b.
Benching system
Pada pengupasan tanah dengan sistem jenjang (benching system) ini
pada waktu mengupas tanah penutup sekaligus sambil membuat
jenjang. Sistem ini cocok untuk :
20
Backhoe
Backhoe sering juga disebut pull shovel, adalah alat dari golongan shovel
yang khusus dibuat untuk menggali material di bawah permukaan tanah
atau di bawah tempat kedudukan alatnya. Galian di bawah permukaan ini
misalnya parit, lubang untuk pondasi bangunan, lubang galian pipa dan
sebagainya. Keuntungan beckhoe ini jika dibandingkan dregline dan
clamshell ialah karena beckhoe dapat menggali sambil mengatur dalamnya
galian yang lebih baik. Karena jangkauan konstruksinya, beckhoe ini lebih
menguntungkan untuk penggalian dengan jarak dekat dan memuat hasil
galian ke truk. Tipe backhoe dibedakan dalam beberapa hal antara lain dari
alat kendali dan under carriage nya.
Menurut alat kendali:
Sumber : http://img.diytrade.com/
Foto 3.3
Backhoe
Power Shovel
Dengan memberikan shovel attachment pada excavator, maka didapatkan
alat yang disebut dengan power shovel. Alat ini baik untuk pekerjaan
21
menggali tanah tanpa bantuan alat lain, dan sekaligus memuatkan ke dalam
truk atau alat angkut lainnya. Alat ini juga dapat untuk membuat timbunan
bahan persediaan (stock pilling). Pada umumnya power shovel ini dipasang
di atas crawler mounted, karena diperoleh keuntungan yang besar antara
lain stabilitas dan kemampuan floatingnya. Power shovel di lapangan
digunakan terutama untuk menggali tebing yang letaknya lebih tinggi dari
tempat kedudukan alat. Macam shovel dibedakan dalam dua hal, ialah
shovel dengan kendali kabel (cable controlled), dan shovel dengan kendali
hidrolis (hydraulic controlled). Cara Kerja/Power Shovel pada dasarnya
gerakan-gerakan selama bekerja dengan shovel ialah:
Sumber : http://img.diytrade.com/
Foto 3.3
Backhoe
Wheel Loaders
Wheel loader adalah alat berat mirip dozer shovel, tetapi beroda karet (ban),
sehingga baik kemampuan maupun kegunaannya sedikit berbeda. Wheel
22
dilengkapi
dengan
tangan-tangan
(arms)
yang
kaku
untuk
Sumber : http://www.engineeringintro.com/
Foto 3.4
Wheel Loaders
B.
Alat Angkut
Alat angkut yang digunakan berupa dump truck dan belt conveyor.
23
Dump Truck
Alat angkut ini banyak dipakai untuk mengangkut : tanah, endapan bijih,
batuan untuk bangunan dll. Pada jarak yang dekat dan sedang. Karena
kecepatannya yang tinggi maka truk mempunyai produksi yang tinggi,
sehingga ongkos per ton material menjadi rendah.selain itu dump truck juga
fleksibel, artinya dapat dipakai untuk mengangkut bermacam-macam barang
yang mempunyai bentuk dan jumlah yang beraneka ragam pula., dan tidak
terlalu tergantung pada jalur jalan.
Dump truck diklasifikasikan berdasarkan ukuran bak :
1. Ukuran kecil
: <25 ton
2. Ukuran sedang
: 25-100 ton
3. Ukuran besar
: >100 ton
4. Extra besar
: >200 ton
Sumber : http://www.engineeringintro.com/
Foto 3.5
Dumptruck
Belt Conveyor
Belt coveyer dapat digunakan untuk mengangkut material baik yang berupa
unit load atau bulk material secara mendatar ataupun miring, yang dimaksud
dengan unit load adalah benda yang biasanya dapat dihitung jumlahnya
satu-persatu.misalnya balok kantong dan lain sebagainya. Sedangkan bulk
material adalah material yang berupa butir-butir bubuk atau serbuk misalnya
: pasir,semen dan batu bara. Fungsi belt comveyer adalah untuk membawa
24
material yang diangkut dari lokasi penambangan. Belt dapat dibuat dari
berbagai macam bahan, yaitu lapis tenunan benang kapas yang tebal yang
biasanya membentuk carcass.
Foto 3.6
Belt Conveyor
C. Alat Gusur
Bulldozer
Bulldozer merupakan alat dorong yang paling umum digunakan dapat
juga dikategorikan sebagai alat gali-angkut jarak pendek.
Kemampuan Bulldozer antara lain :
a. Membabat atau menebas
b. Merintis (pioneering)
Untuk pembuatan jalan dilereng bukit, maka ada dua kemungkinan :
1. Bulldozer dapat naik keatas bukit lalu dibuat jalan dari sebelah
atas.
2. Bila tidak mungkin harus dibuat dari bawah.
c. Gali angkut jarak pendek
Yaitu menggali lalu mendorong tanah galian itu kesuatu tempat tertentu,
misalnya pada pembuatan jalan raya, saluran/kanal agar alat muat lebih
mudah bekerja.
25
d. Pusher Loading
Yaitu membantu scraper dalam mengisi muatannya pada lapisan tanah
kohesif.
e. Menyebarkan Material (Spreading)
Maksudnya menyebarkan material tanah ketempat-tempat tertentu
dengan tebal yang dikehendaki.
f. Menimbun Kembali (Backfilling)
Yaitu pekerjaan penimbunan kembali terhadap bekas lubang-lubang
galian.
g. Trimming and Sloping
Yaitu pekerjaan pembuatan kemiringan tertentu pada suatu tempat,
seperti : tanggul, dam, kanal-kanal besar, tepi jalan raya, dsb.
h. Ditching
Yaitu menggali selokan atau kanal yang berbentuk V atau U.
26
menentukan
nilai
faktor
pengembangan
(swell
factor)
Keterangan :
SF
Vi
Vl
Berat material (Tabel 3.1) yang akan diangkut oleh alat-angkut dapat
mempengaruhi :
1. Kecepatan kendaraan dengan HP (Horse Power) mesin yang
dimilikinya.
2. Membatasi
kemampuan
kendaraan
untuk
mengatasi
27
Bauksit
Tabel 3.1
Bobot Isi dan Faktor Pengembangan dari Berbagai Material
Bobot isi
Sweel faktor
(density
(in - bank
Macam
lb/cu yd,
correction
Material
2700
- 4325
0.75
(75%)
insitu)
factor)
2300
2800 - 2300
0.85
0.82 - 0.80
Antrasit (anthracite)
Batubara Bituminus (bituminous coal)
Bijuh Tembaga (cooper ore)
2200
1900
3800
0.74
0.74
0.74
2800
3370
0.85
0.85
3100
3250
0.90
0.89
Kerikil basah
Granit, pecah-pecah
3600
4500
0.88
0.67 - 0.56
Hematit, pecah-pecah
Bijih besi (iron ore), pecah-pecah
Batu Kapur, pecah-pecah
6500 - 8700
3600 - 5500
2500 - 4200
0.45
-0.45
0.60 - 0.57
Lumpur
Lumpur, sudah ditekan (packed)
2160 - 2970
2970 - 3510
0.83
0.83
Pasir, kering
Pasir, basah
2200 - 3250
3300 - 3600
0.89
0.88
28
Serpih (shale)
Batu sabak (slate)
3000
4590 - 4860
0.75
0.77
bagian
kendaraan
yang
bersangkutan
dengan
permukaan jalan :
a. Kalau memakai ban karet yang akan berpengaruh adalah : ukuran
ban, tekanan dan keadaan permukaan bannya, apakah masih
baru atau sudah gundul, dan macam kembangan pada ban
tersebut.
b. Jika memakai crawler
pull
tetapi
yang
lebih
berpengaruh
RR
= W xr
Keterangan :
RR
29
Tabel 3.2
Koefisien Tahanan Gelinding
CRR
Roda Besi
Roda Ban
Rel Besi
0.01
Beton
0.02
0.02
Jalan, Macadam
0.03
0.03
Perkerasan Kayu
0.03
0.05
0.04
0.1
0.04
0.12
0.05
0.16
0.09
0.15
0.12
0.15
0.12
0.16
Landasan tanah
kering Landasan
tanah gembur
Landasan tanah lunak
Kerikil, tidak
dipadatkan Pasir,
tidak dipadatkan
Tanah basah, lumpur
30
GR
= W x %k
Keterangan :
GR
= Berat kendaraan
(kg)
%k
= Kelandaian (%)
Ketinggian
(ft)
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
10000
110
0.954
0.920
0.887
0.885
0.825
0.795
0.767
0.738
0.712
0.686
0.675
90
0.971
0.937
0.904
0.872
0.840
0.809
0.781
0.752
0.725
0.699
0.682
70
0.991
0.955
0.921
0.888
0.856
0.825
0.795
0.767
0.739
0.713
0.687
Temperatur (suhu),
F
60
50
40
1.000 1.008 1.018
0.964 0.974 0.984
0.930 0.938 0.948
0.896 0.905 0.914
0.865 0.873 0.882
0.833 0.842 0.849
0.803 0.811 0.82
0.775 0.782 0.79
0.746 0.754 0.762
0.720 0.727 0.734
0.699 0.707 0.717
20
1.039
1.003
0.968
0.933
0.859
0.867
0.836
0.806
0.776
0.748
0.722
0
1.062
1.025
0.988
0.952
0.918
0.885
0.853
0.823
0.793
0.764
0.737
-20
1.085
1.048
1.01
0.974
0.938
0.904
0.872
0.84
0.811
0.782
0.752
31
Lt = A + B + C + D
Keterangan :
Lt
Keterangan :
FFm
32
Vn
Vt
Keterangan :
Pm
Hm
FFm
Em
rl
CT
Ct = A + B+ C + D + E
Keterangan :
Ct
= Waktu atur posisi dan tunggu pemuatan (spot and delay time) (detik)
33
Keterangan :
FFa
np
FFm
Hm
Ha
Keterangan :
Pa
Ha
FFa
Ea
Ct
34
yang
berkerja
sama
dengan
alat -angkut,
yang diharapkan
adalah effisiensi 100%. Hal ini berarti alat-muat maupun alat- angkut tidak pernah
menunggu tanpa rencana. Keserasian alat-muat dan alat-angkut pada kegiatan
penambangan dapat diketahui dengan cara menghitung besarnya match factor
(faktor keserasian) alat-muat dan alat-angkut. Besarnya nilai match factor adalah:
1. MF < 1, berarti alat-muat akan sering menunggu atau berhenti.
2. MF = 1, berarti kedua alat sudah serasi (synchron), kedua alat akan sama
sibuknya atau tidak perlu ada yang menunggu
3. MF > 1, berarti alat-angkut yang akan sering menunggu.
Besarnya match factor dapat ditentukan dengan menggunakan rumus :
Keterangan:
na
Lt
nm
Ct
MF
= Match Factor
35
Keterangan :
W
dari
konsentrat
dengan
cara
penguapan
(evaporization/evaporation).Peralatan atau cara yang dipakai ada bermacammacam, yaitu antara lain:
a.
b.
B. Kalsinasi
Tujuannya untuk menghilangkan kandungan air di dalam bijih, mereduksi
sebagian nikel oksida menjadi nikel logam, dan sulfidasi. Setelah proses drying,
bijih nikel yang tersimpan di gudang bijih kering pada dasarnya belumlah kering
secara sempurna, karena itulah tahapan ini bertujuan untuk menghilangkan
kandungan air bebas dan air kristal serta mereduksi nikel oksida menjadi nikel
Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014
36
logam. Proses ini berlansung dalam tanur reduksi atau disebut rotary kiln. Bijih
dari gudang dimasukkan dalam tanur reduksi dengan komposisi pencampuran
menggunakan ratio tertentu untuk menghasilkan komposisi silika magnesia dan
besi yang sesuai dengan operasional tanur listrik. Selain itu dimasukkan pula
batubara yang berfungsi sebagai bahan pereduksi pada tanur reduksi maupun
pada tanur pelebur. Untuk mengikat nikel dan besi reduksi yang telah tereduksi
agar tidak teroksidasi kembali oleh udara maka ditambahkanlah belerang. Hasil
akhir dari proses ini disebut kalsin yang bertemperatur sekitar 700o C.
C. Peleburan atau Smelting
Pada tahap ini, calcine akan dilebur di dalam tungku lebur yakni electric arc
furnace. Kalsin dilebur menjadi Fe/Ni yang memiliki kualitas tertentu. Selain itu,
pada tahap ini juga dihasilkan slag atau pengotor. Tahap ini menghasilkan crude
sekitar 27%. Lalu crude ditampung dalam ladle untuk selanjutnya ditransfer
menuju converter.
D. Pemurnian atau Converting
Proses converting megnhasilkan crude dengan kadar nikel tinggi yang
dihasilkan dari dapur listrik EAF. Kadar nikel naik setelah proses converting,
sedangkan kadar besi dalam crude cair turun. Jadi, proses converting
merupakan proses pemurnian cair. Converting dilakukan dalam Top Blown Type
Rotary Converter (TBRC) atau dalam Pierce Smith Converter.
Pada tahap ini kadar nikel dalam cair ditingkatkan sehingga mencapai 20%.
Sedangkan kadar besi menjadi 80%.
E. Granulating
Proses granulasi merupakan tahap akhir dari pengolahan bijih nikel menjadi
FeNi. FeNi cair dari proses converting ditransfer menggunakan ladle ke lokasi
granulasi. Pada proses granulasi, crude cair disemprot dengan air bertekanan
tertentu. Crude cair akan membeku dalam granul-granul atau partikel-partikel
kecil.
37
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN KEGIATAN
2.
Land Clearing
Keadaan endapan nikel laterit biasanya terletak dibawah hutan atau pohonpohon yang harus terlebih dahulu disingkirkan. PT. Antam menggunakan
Bulldozer untuk menyingkirkan vegetasi yang tumbuh diatas endapan
Nikel.
3.
4.
Stripping Overburden
Zona limonit yang mempunyai ketebalan bervariasi dari 1-3 meter bukan
merupakan tujuan PT. Antam untuk ditambang. Maka zona itu disebut
Overburden yaitu bagian yang bukan merupakan tujuan. Overburden
tersebut dikupas degan menggunakan buldozer dan kemudian dipindahkan
dengan dumptruck untuk kemudian disimpan di Waste Dump.
5.
Perencanaan Produksi
Departemen mineplan membuat rencana produksi mingguan untuk
dijadikan target produksi di lapangan
6.
38
block model yang sudah ditentukan oleh pengawas front. Titik tersebut
dilakukan sampling dan kemudian dikirim ke lab preparasi dan instrument
untuk kemudian dianalisa kadarnya.
7.
Penambangan (execute)
Proses gali-muat-angkut dilakukan PT. Antam dengan menggunakan
Bulldozer, Backhoe, Dumptruck. Backhoe terlebih dahulu melakukan
penggalian pada daerah yang terlah di SM, terkadang bulldozer datang
untuk membantu memindahkan ke front dekat tempat truck bermanuver.
Kemudian endapan bahan galian tersebut diangkut kedalam DT dan
kemudian di bawa ke penimbangan lalu ke stockyard. Bulldozer yang tidak
sedang membantu excavator tudaj beada jauh dari area front kerja untuk
memelihara jalan produksi.
8.
9.
Reklamasi
Lahan yang telah disiapkan sebelumnya kemudian di manfaatkan kembali
tergantung kepada departemen pengolahan maupun DPRD yang meminta.
Beberapa lahan kembali dilakukan penghijauan namun ada juga lahan
yang dialih fungsikan.
39
Foto 4.1
Kegiatan Land Clearing pembersihan lahan
dilakukan
pembersihan
lahan,
tanah
penutup
diangkut
menggunakan 1 unit Excavator tipe PC-200 dan 3 buah Dumptruck Hino tipe
FM260TI yang di bukit Humvee dan 1 unit Excavator tipe PC-200 dan 3 buah
Dumptruck Hino tipe FM260TI di bukit Cheerokee. Kegiatan di bukit Ranger dan
Humvee dilakukan bergantian, apabila di bukit Humvee sedang melakukan
pengangkutan OB maka produksi dilakukan di Ranger dan sebaliknya.
40
Foto 4.2
Pengangkutan OB Bukit Humvee
Foto 4.3
Kegiatan Backfilling Di Daerah Bukit 2
Berbeda hal dengan bukit Triton. Pada bukit tersebut tidak dilakukan
kegiatan developmen selama periode kegiatan kerja praktek dikarenakan
keadaan bukit tersebut yang sudah terkupas OB dan Topsoilnya. Sehingga
seluruh alat berat yang berada di bukit tersebut dikerahkan untuk produksi bijih.
41
Foto 4.4
Lansekap Bukit Triton
Foto 4.5
Alat Pengukur Kemiringan
42
Gambar 4.1
Block Model
Cut Of Grade (COG) yang telah ditetapkan oleh PT. Antam adalah 1,8 %
untuk nikel. Angka tersebut mengacu pada feed yang dapat diterima oleh pabrik
pengolahan. Namun biasanya para pengawas mempunyai target tersendiri untuk
menghindari adanya delusi yang terjadi.
Setelah block model terbentuk, peta block model adalah acuan untuk
memulai penambangan. Pit Design dibuat mengikuti block model yang ada,
boundary tersebut kemudian dikirim kepada pengawas tambang untuk
selanjutnya dilakukan land clearing, stripping OB dan lainnya. Keadaan visual
harus disesuaikan dengan peta yang diberikan. Untuk mengkontrol kadar yang
akan ditambang, maka dilakukanlah sampling Selective Mining. Data sampling
tersebut kemudian dibawa ke laboratorium untuk diketahui kadarnya dan
dijadikan acuan untuk menambang pada hari berikutnya.
43
Tabel 4.1
klasifikasi warna block model terhadap kadar Ni
Warna Blok
Waste
Kadar Nikel
Ni <1%
Red
Orange
Yellow
Blue
Green
Ni >2%
6
1 @8hrs
Lokasi
A. Development
1
9N1
2
Humvee
3
Cherokee
C. Production
1
Ranger
2
Ranger
3
Cherokee
4
Cherokee
5
Humvee
6
Humvee
7
Triton (Ti1)
D. Mine Services
1
Ranger, 9N1 & humvee
2
Ranger, 9N1 & humvee
3
Cherokee (7)
4
Cherokee (7)
Deskripsi
Plan
unit
Equipment
1 PC + 1 BD + 3 DT
1 PC + 1 BD + 3 DT
1 PC + 1 BD + 3 DT
6,000
7,000
11,500
ton
ton
ton
Total Stripping
Total Clearing
24,500
-
ton
m2
1,500
1,200
5,100
8,500
7,150
2,500
6,600
ton
ton
ton
ton
ton
ton
ton
Total Production
32,550
ton
100
100
100
100
Remarks
1 PC + 1 BD + 5 DT
1 PC + 1 BD + 5 DT
1 PC + 1 BD + 7 DT
1 PC + 1 BD + 7 DT
1 PC + 1 BD + 5 DT
1 PC + 1 BD + 5 DT
1 PC + 1 BD + 6 DT
%
%
%
%
1 GD
1 BD
1 GD
1 BD
Mine Engineer
Gambar 4.2
Contoh Weekly plan
4.4
Kegiatan Penambangan
Kegiatan penambangan di tambang utara dilakukan bertahap dari blok ke
blok lain dengan acuan data SM hari sebelumnya. Ore tersebut ditambang
apabila kadarnya > 1,8% yang mana COG yang telah ditentukan. Ore yang
Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014
44
memiliki kadar > 1,8% akan masuk pada transito, yaitu suatu tempat sementara
yang digunakan untuk menyimpan ore sementara yang nantinya akan masuk
kedalam pabrik sebagai umpan.
4.4.1
a.
Foto 4.6
Komatsu PC-200
45
Foto 4.7
Komatsu Excavator PC - 200 HRB
c.
Bulldozer
Bulldozer yang digunakan adalah Komatsu tipe D85E-SS untuk kegiatan
supporting dan produksi, adapun kegiatanya seperti :
Produksi
P1 : Menambang bijih
Development
D1 : Land Clearing
D2 : Stripping/Mengangkut OB atau Top Soil
D3 : Memelihara Jalan akses
Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014
46
Foto 4.8
Komatsu tipe D85E-SS
d.
47
Foto 4.9
Dump Truck Hino tipe FM260TI
e.
Motor grader
Alat ini berfungsi untuk memelihara jalan tambang dan jalan produksi yang
tidak dilakukan pengerasan seperti jalan jalan di dekat front.
Motor Grader yang digunakan adalah Komatsu Time GD 505 dan GD 03.
f.
Foto 4.10
Watertank Hino tipe FM260TI
Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014
48
Foto 4.11
Lansekap Bukit Ranger
49
Ket. Gambar :
(1) Front kerja
(2) Timbangan
(3) Stockyard Transito
Sumber : Global Positioning System
Gambar 4.3
Sketsa Perjalanan Siklus Dump Truck Bukit Humvee
Kendala yang biasa ditemukan pada bukit Ranger adalah air tanah.
Apabila pit yang di gali sudah terlalu dalam biasanya muncul air tanah yang
dapat mengganggu produktivitas. Namun kondisi tanah serta batuan yang
terdapat di bukit ini memiliki porositas yang baik sehingga PT. Antam
memutuskan tidak menggunakan Pompa untuk mengatasi hal tersebut. Air yang
tergenang kemudian dibiarkan karena akan menyerap dengan sendirinya.
Selain hal tersebut pada saat periode Kerja Praktek salah satu timbangan
yang dimiliki PT. Antam mengalami kerusakan. Hal tersebut mengakibatkan
dalam setiap siklusnya terdapat waktu tunggu sekitar 2-3 menit.
Foto 4.12
Kondisi Air Salah Satu Pit di Bukit Ranger
Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014
50
Foto 4.13
Lansekap Bukit Cherokee
Walaupun jumlah alat yang dipakai berbeda, namun target produksi yang
diberikan pada bukit ini sama dengan bukit sebelumnya. Hal tersebut
dikarenakan akses ke bukit ini yang tidak mudah jarak yang jauh dari timbangan
maupun stockyard transito menjadi kendala pada bukit ini. Endapan bahan galian
yang terdapat pad bukit cherokee mempunyai sedikit boulder atau batuan keras,
Hal tersebut menandakan daerah ini pelapukannya merata dan baik pada zona
saprolitnya. Keadaan seperti itu bisa disebabkan oleh topografi dan kondisi air
tanah yang membantu pelapukan. Pada daerah ini cenderung landai sehingga
air bergerak lambat dalam membantu pelapukan pada batuan dasar dan zona
saprolit.
51
Ket. Gambar :
(1) Front kerja
(2)Timbangan
(3) Stockyard
Sumber : Global Positioning System
Gambar 4.4
Sketsa Perjalanan Siklus Dump Truck Bukit Cherokee
Foto 4.14
Boulder di Daerah Bukit Triton
52
Target produksi di di bukit Triton adalah 1.500 ton/hari. Ore yang telah
ditambang sementara ditampung di stockyard dan kemudian diangkut ke
pelabuhan untuk dilakukan pengapalan. Ore yang didapat dari bukit triton
diangkut ke pabrik menggunakan tongkang yang dilakukan per 5000 ton ore.
Penambangan di bukit ini sangat bergantung kepada visualisasi ore oleh
operator, pengawas, dan sampling karena data bor terdahulu sudah tidak
representatif.
Ket. Gambar :
(1) Front kerja
(2) Stockyard
Transito
Sumber : Global Positioning System
Gambar 4.5
Sketsa Perjalanan Siklus Dump Truck Bukit Triton
53
Produktivitas Alat
Produktivitas alat meliputi :
penggunaan alat.
EA : Effective Utilization adalah perbandingan antara working hour dengan
penjumlahan antara working hour, delay dan repair.
4.4.4.1 Bukit Humvee
Data efisiensi alat dihitung dari pengolahan data equipment time sheet
yang ditinjau dari Mechanical Availbility (MA), Phisical Availability (PA), Use
Availability (UA), dan Effective Utilization (EA). Berikut tabel yang didapat dari
pengolahan data tersebut :
Tabel 4.2
Efektifitas Alat Gali-Muat dan Angkut di Bukit Humvee
ALAT
DUMPTRUCK
EXCAVATOR
W
136:05
189:25
R
2:24
5:45
S
26:44
26:30
MA
98,54
86,46
PA
98,70
97,4
UA
83,34
87,94
EA
82,25
85,61
Data yang didapat dari perhitungan equipment time sheet untuk efektifitas alat
Gali-Muat sebesar 85,61% dan alat Angkut sebesar 82,25%.
Swell factor didapatkan dari perhitungan yang dilakukan oleh PT. Antam, yaitu :
(
54
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Digging
3,91
4,04
3,69
3,39
2,46
4,29
3,86
3,16
3,81
3,73
2,99
3,31
3,41
4,61
3,45
4,21
4,32
3,94
2,67
4,52
4,69
3,85
3,9
4,56
3,19
3,19
2,44
3,42
4,25
2,83
Time
Swing Loaded Loading
2,73
1,82
2,34
2,84
2,61
2,73
2,5
1,83
2,76
1,95
2,85
1,77
3,16
2,04
3,08
2,14
3,39
2,11
2,9
2,21
2,75
1,96
3,14
2,25
3
2,89
2,87
1,68
2,79
1,75
2,59
1,79
3,1
1,74
2,28
2,09
2,55
1,8
2,49
2,85
2,68
2,09
3,72
2,62
3,09
2,36
2,59
2,57
2,7
2,68
2,01
1,93
2,78
3,06
3,78
1,87
3
2,31
3,21
1,59
Swing Empty
3,55
2,62
2,54
2,64
4,08
3,24
3,12
3,46
2,94
3,02
2,75
2,43
2,06
1,77
3,92
2,46
4,65
1,79
1,72
2,01
3,16
2,09
2,22
2,19
5,16
1,55
2,2
2,26
3,46
2,19
Average
55
( )
Kode Alat
Spotting
(s)
Loading
(menit)
DT59
DT47
DT80
DT75
DT93
DT59
DT47
DT80
DT75
DT93
DT59
DT47
DT80
DT75
DT93
00:10,4
00:18,6
00:42,2
00:44,0
00:48,0
00:11,5
00:39,5
00:42,5
00:25,7
00:26,9
00:08,3
00:31,7
00:10,8
00:49,5
00:15,0
01:55,2
01:59,4
01:52,3
02:08,0
02:20,0
02:06,0
02:01,4
02:05,1
01:46,8
01:52,8
02:04,2
02:06,5
01:58,9
01:52,4
01:57,6
Start
Travelling
(Waktu)
7:33 AM
7:35 AM
7:37 AM
7:40 AM
7:43 AM
7:49 AM
7:59 AM
7:54 AM
7:58 AM
8:04 AM
8:14 AM
8:17 AM
8:23 AM
8:36 AM
8:31 AM
End
Travelling
(Waktu)
7:46 AM
7:47 AM
7:52 AM
7:55 AM
8:01 AM
8:12 AM
8:13 AM
8:21 AM
8:22 AM
8:28 AM
8:39 AM
8:46 AM
8:52 AM
9:02 AM
9:01 AM
Travelling
(m)
0:13:00
0:12:00
0:15:00
0:15:00
0:18:00
0:23:00
0:14:00
0:27:00
0:24:00
0:24:00
0:25:00
0:29:00
0:29:00
0:26:00
0:30:00
Cycle
Time
(m)
0:15:06
0:14:18
0:17:34
0:17:52
0:21:08
0:25:17
0:16:41
0:29:48
0:26:12
0:26:20
0:27:13
0:31:38
0:31:10
0:28:42
0:32:13
56
DT59
DT47
DT80
DT75
DT59
DT75
00:17,2
18:30,0
00:13,9
00:10,6
19:34,0
00:35,2
02:11,9
8:42 AM
01:46,5
8:49 AM
01:57,8
8:54 AM
02:14,2
9:04 AM
03:02,5
9:12 AM
01:23,7
9:15 AM
Cycle Time Average
9:08 AM
9:17 AM
9:25 AM
9:35 AM
9:30 AM
9:37 AM
0:26:00
0:28:00
0:31:00
0:31:00
0:18:00
0:22:00
0:28:29
0:48:17
0:33:12
0:33:25
0:40:36
0:23:59
0:27:06
ALAT
DUMPTRUCK
EXCAVATOR
W
118:06
210:54
R
13:42
8:00
S
22:23
30:27
MA
90,74068
90,47
PA (%)
92,098
96,74
UA (%)
84,21399
87,44
EA (%)
77,5266
84,59
Data yang didapat dari perhitungan equipment time sheet untuk efektifitas alat
Gali-Muat sebesar 77,53% dan alat Angkut sebesar 84,59%.
Cycle Time alat gali-muat yang didapat adalah 11,47 detik.
57
Tabel 4.6
Cycle Time Excavator Back Hoe PC 200 di Bukit Cherokee
Time
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Swing
Digging
Loaded
1,63
3,03
2,11
2,89
1,34
4,65
1,4
1,34
2,96
0,95
1,18
3,61
5,52
2,23
2,51
3,68
3,77
3,4
2,65
2,42
5,18
1,98
1,91
2,36
1,32
3,72
1,43
2,82
4,38
0,53
3,67
1,37
4,55
0,44
2,01
3,16
3,94
0,48
1,91
1,92
Swing
Loading
Empty
1,64
3,52
3,32
5,04
1,69
6,45
2,2
3,54
1,93
2,93
1,64
3,92
2,73
2,25
1,67
4,32
4,17
1,92
2,15
2,11
3,73
4,62
3,07
4,87
1,81
4,48
1,55
2,76
3
3,91
5,71
5,13
1,7
3,34
1,56
2,46
2,58
1,99
5,87
3,9
Average
Cycle Time
(s)
9,82
13,36
14,13
8,48
8,77
10,35
12,73
12,18
13,26
9,33
15,51
12,21
11,33
8,56
11,82
15,88
10,03
9,19
8,99
13,6
11,4765
( )
58
Kode Alat
DT81
DT17
DT79
DT95
DT62
DT85
DT84
DT81
DT17
DT79
DT95
DT62
DT85
DT84
DT81
DT17
DT79
DT95
DT62
DT85
DT84
Spotting
(s)
00:47,9
00:29,3
00:15,4
00:36,2
00:32,2
00:35,8
00:51,4
00:51,4
00:45,5
00:47,7
00:28,9
00:30,8
00:18,1
00:21,8
00:18,0
00:16,2
00:25,5
00:29,5
00:26,7
00:26,3
00:34,0
Start
Loading
Travelling
(menit)
(Waktu)
02:36,7
7:48 AM
02:37,8
7:53 AM
02:45,8
7:56 AM
02:26,3
7:59 AM
02:36,5
8:04 AM
02:36,3
8:07 AM
02:39,0
8:12 AM
02:08,6
8:25 AM
02:20,1
8:28 AM
02:22,7
8:32 AM
02:56,4
8:35 AM
02:37,3
8:40 AM
02:05,7
8:45 AM
02:10,0
8:50 AM
02:11,9
9:03 AM
02:09,3
9:06 AM
02:19,4
9:12 AM
02:22,4
9:15 AM
02:27,6
9:19 AM
02:26,8
9:23 AM
02:41,7
9:29 AM
Cycle Time Average
End
Travelling
(Waktu)
8:21 AM
8:23 AM
8:27 AM
8:31 AM
8:37 AM
8:42 AM
8:40 AM
9:00 AM
9:03 AM
9:09 AM
9:11 AM
9:14 AM
9:25 AM
9:25 AM
9:36 AM
9:36 AM
9:41 AM
9:47 AM
9:49 AM
9:55 AM
9:59 AM
Travelling
(m)
0:33:00
0:30:00
0:31:00
0:32:00
0:33:00
0:35:00
0:28:00
0:35:00
0:35:00
0:37:00
0:36:00
0:34:00
0:40:00
0:35:00
0:33:00
0:30:00
0:29:00
0:32:00
0:30:00
0:32:00
0:30:00
Cycle
Time
(m)
0:36:25
0:33:07
0:34:01
0:35:03
0:36:09
0:38:12
0:31:30
0:38:00
0:38:06
0:40:10
0:39:25
0:37:08
0:42:24
0:37:32
0:35:30
0:32:26
0:31:45
0:34:52
0:32:54
0:34:53
0:33:16
0:35:51
59
Ni (%)
Fe/Ni
SiO2
Basicity
MC (%)
FeNi II
1,8
7,5
38
0,48
34
FeNi III
1,8
7,5
38
0,48
34
Bijih yang diterima oleh material handling dari tambang beragam kadarnya,
disini material handling bertugas meramu bijih tersebut agar dapat masuk
kedalam sasaran mutu yang telah diberikan. Ore yang kadarnya besar tidak
dilepaskan begitu saja kedalam pabrik, namun ore tersebut dicampur dengan ore
yang meiliki kadar rendah, begitupun sebaliknya. Tujuannya adalah supaya
dapat memaksimalkan ore yang didapat karena keheterogenan ore yang
ditambang kadang tidak dapat dihindari.
Beberapa tumpukan kecil yang didapat dari tambang dan telah dites
kadarnya melalui lab instrumen kemudian ditumpuk menjadi tumpukan yang
besar dengan syarat apabila dicampur kadarnya masih memenuhi sasaran mutu
yang diminta.
Setelah tumpukan besar yang berada di transito memenuhi sasaran mutu,
ore pun dipindahkan ke stockyard pabrik, disini ore yang berasal dari pomalaa
kembali dicampur dengan ore yang berasal dari luar seperti tanjung leppe (bukit
Triton) namun tetap memiliki acuan dari sasaran mutu. Material Handling
memiliki target dalam kadar Ni yaitu 1,85%. Hal tersebut dilakukan untuk
mengurangi delusi dan menghindari penurunan nilai kadar Ni akibat material
transfer.
60
Saat kadar Ni sudah memenuhi sasaran mutu maka ore pun dimasukan
kedalam SOM (Shake Of Machine). SOM adalah semacam alat vibration
screening berukuran 20 cm x 25 cm.
Foto 4.15
Shake Of Machine
61
3. MC (Moisture Content)
Kandungan MC yang tinggi akan membuat keadaan ore menjadi lengket,
dampaknya conveyor menjadi berat dan tidak lancar. Pada dinding kiln ore
yang lengket akan menumpuk pada dinding dan lama kelamaan dapat
membatu sehingga menghambat kinerja kiln.
4. Basicity
Basicity adalah perbandingan unsur basa dalam hal ini (CaO + MgO)
dengan unsur asam (SiO2). Basicity berfungsi untuk menjaga dinding
furnace yang terbuat dari bata yang mengandung unsur basa. Basicity
melapisi dinding furnace dan menjaga agar karakteristik dinding tersebut
netral, apabila Basicity terlalu rendah maka suasana dinding kiln akan
menjadi asam dan dapat semakin menipis ketebalannya.
Setelah material ore melewati SOM, ore yang undersize akan jatuh ke
bawah SOM dan ore yang oversize akan disingkirkan dengan tongkat untuk
kemudia dimasukan kedalam crusher. Dibawah SOM terdapat belt conveyor
yang membawa bijih kedalam Rotary Dryer (RD). SOM harus selalu menyuplai
kebutuhan ore di dalam RD selama 24 jam. Oleh karena itu SOM bekerja 24 jam
dengan pembagian 3 shift @8 jam.
Setiap FENI plant memiliki SOM masing-masing, SOM yang paling besar
terdapat di FENI plant 3. Dengan menyuplai kebutuhan RD sebesar 130 ton/jam
selama 24 jam.
Foto 4.16
Belt Conveyor
62
4.6
Quality Control
Quality control merupakan satuan kerja pada PT Antam Tbk. UBPN Sultra
yang akan menangani dan bertanggung jawab mengenai kualitas ore. Quality
control akan memberikan treatment pada ore hasil produksi tambang. Quality
control juga akan memberikan sasaran mutu kepada satuan kerja material
handling sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan pabrik FeNi.
Quality control memiliki beberapa departemen kerja yang bekerjasama dalam
proses pengendalian mutu ore. Departemen tersebut ialah :
4.6.1 Sample Preparation
Dalam proses pengendalian mutu satuan kerja quality control melakukan
pengambilan sample untuk diketahui perubahan kadar dari setiap material
movement-nya. Sample diambil dari beberapa proses kegiatan penambangan
sampai pengolahan. Hal tersebut dilakukan demi memantau kadar ore yang
diinginkan. Perubahan yang terjadi sangat sulit untuk dihindari namun analisa
perubahan kadar tersebut akan membantu menghindari dilusi yang tidak
diinginkan.
A.
63
penambangan
akan
dilaksanakan.
Sasaran
mutu
yang
penambangan
selanjutnya
dan
diharapkan
mendekati
data
Foto 4.17
Pengambilan Sample oleh Excavator
64
Foto 4.18
Kegiatan Sampling
2. Recheck Sampling
Sesuai dengan namanya recheck sampling proses pengambilan perconto
ore yang telah di analisa kadarnya pada saat selective mine sampling.
Namun recheck sampling ini dilakukan setelah material ore telah
dipindahkan ke area stockyard. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui
perubahan kadar-kadar ore setelah diekstrak. Analisa antara selective
mine sampling dan recheck sampling terkadang mendekati dan juga
menjauh nilai kadarnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yakni :
sample
yang
digunakan
ialah
increment
sampling.
65
Foto 4.19
Pengambilan Recheck Sample
B.
Plant Sampling
Dengan tujuan yang sama yakni mengontrol kadar unsur tertentu dalam
material yang diinginkan dilakukan juga sampling pada hasil pengolahan ore di
pabrik. Pengambilan sampling terbagi atas 3 yaitu :
1. Sample Hasil Peleburan
Hasil dari peleburan ore di furnace yang dinamakan crude akan
diambil samplenya per 2 jam produksi. Sample yang di ambil di
bentuk menjadi tabung pejal dengan tinggi 5 cm dan diameter 2,5 cm.
Sample ini akan langsung dikirim menuju laboratorium Instrumen
dipreparasi dan di uji pada lab tersebut.
Foto 4.20
Sample dari Peleburan
66
Foto 4.21
Sample dari Pemurnian
67
Foto 4.22
Sample dari Casting
Preparasi Sample
Departemen
sample
preparation
sesuai
dengan
namanya
juga
bertanggung jawab tentang sample yang akan diuji. Sample yang akan diuji
haruslah sesuai dengan standar alat yang digunakan. Oleh sebab itu, sebelum
diuji sample haruslah dalam keadaan standar uji. Departemen inilah yang akan
mempersiapkannya. Berikut ialah proses preparasi secara umum yang dilakukan
di laboratorium preparasi :
68
GROSS SAMPLE
FINAL TREATMENT
CRUSHING
MIXING
MATRIKS
FINAL MATRIKS
DRYING OVEN
LAB. INSTRUMENT
Diagram 4.1
Diagram Alir Sample Preparation
69
Foto 4.23
Pengangkutan Sample Menuju Laboratorium Preparasi
Sample
preparation
yang
dilakukan
di
laboratorium
persiapan
dilakukan
untuk
memisahkan
ukuran
sample
dan
70
Foto 4.24
Screening -20 mm
Foto 4.25
Screening -10 mm
71
Foto 4.26
Screening -2,5 mm
b. Mixing
Tahap ini ialah proses pencampuran ore yang sejenis dengan perkiraan
kadar yang sama. Tujuan mixing ini ialah agar sample yang dipersiapkan
dapat merata kadarnya. Agar prinsip sampling keterwakilan dan
kemerataan dapat terpenuhi. Mixing dilakukan 3 kali dengan cara
dicampurkan menggunakan scop sesuai dengan ukuran sample yang
sedang dicampurkan.
Foto 4.27
Mixing Sample
Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014
72
c. Matriks
Tahapan ini merupakan proses reduksi volume sample. Reduksi material
ini diperlukan karena sample yang mampu diterima oleh laboratorium
instrument selaku laboratorium penguji adalah sebanyak 160 gram.
Matriks dibuat 4x5 dengan pengambilan secara silang. Sample direduksi
pada tiap ukuran hingga mencapai ukuran 100#
Foto 4.28
Proses Reduksi Dengan Matriks 4x5
d. Oven Drying
Selanjutnya memasuki tahapan pengeringan sample yang menggunakan
oven. Sample dikeringkan dengan suhu 105-110o C. Sample yang
dikeringkan berukuran -2,5 mm sebanyak 2,5 kg. Proses pengeringan
dilakukan 20 menit.
Foto 4.29
Proses Pengeringan Sample
Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014
73
shaker
atau
disebut
oversize
akan
direduksi
kembali
Roll Mill
Disc Mill
Shieve Shaker
Foto 4.30
Kegiatan Top Grinding/Milling & Shieve Shaker
f.
Final Mixing
Setelah sample berukuran 100# siap maka dilakukan mixing kembali
dengan menggunakan alat yang disebut mix well blender. Alat ini pada
prinsipnya mencampur sample dan mengaduknya secara horizontal dan
vertical. Mixing dilakukan selama 10 menit.
74
Foto 4.31
Kegiatan Mix Well Blender
Foto 4.32
Final Mixing Manual Methode
75
4.6.3
Foto 4.33
Proses Pemadatan Sample
76
Foto 4.34
Hasil Pemadatan Sample
b. Pengeringan Sample
Pengeringan menggunakan oven dilakukan setelah sample memadat.
Pemanasan dilakukan pada suhu 200o C selama 10-15 menit.
Bertujuan untuk mengurangi kadar Kristal air yang terkandung dalam
sample.
Foto 4.35
Pemanasan Press Plate dengan Oven
pengeringan
selesai
maka
dilanjutkan
dengan
proses
77
Foto 4.36
Proses Penambakan XRF Magix Fast serial. PW 2640
Foto 4.37
Proses Penambakan XRF Magix Fast serial. PW 2640 dilihat melalui
Spectrometer Status
d. Analisa Unsur Sample Pabrik
Untuk sample yang diambil dari pabrik akan dipreparasi terlebih dahulu
sesuai ketentuan alat yang digunakan. Untuk tinggi ditentukan 5 cm
dengan
diameter
2,5
cm.
Berdasarkan
perbedaan
tempat
78
dibentuk memakai amplas halus dan kasar. Setelah sample siap maka
dilakukan penembakan sinar-Xray menggunakan alat Simultix 12. Secara
umum prinsip kerja antara XRF Magix Fast dan Simultix 12 ialah sama.
Foto 4.38
Simultix 12
Foto 4.39
Proses Penembakan Xray dilihat dari Program
79
4.6.4
Quality Assurance
Satuan kerja quality control memiliki 1 departemen lagi yakni quality
assurance.
Departemen
ini
bertanggung
jawab
atas
mutu
kadar
dan
Management Transito/Stockyard
Stockyard atau transito merupakan suatu area penyimpanan sementara
tumpukan ore hasil produksi tambang. PT. Antam Tbk UBPN Sultra memiliki
beberapa lahan stockyard. Namun yang sedang aktif yakni transito dengan
luasan total 47.178 Ha.
Alat-alat mekanis yang digunakan pada transito atau stockyard ialah 2
Bulldozer dan 2 wheel loader. Kedua alat mekanis ini bekerjasama dalam
merapihkan tumpukan hasil dumping dumptruck. Tumpukan pada transito ini
dibedakan berdasarkan patok dan nilai kadar hasil sampling yang sebelumnya
dilakukan. Perpindahan tumpukan tersebut tidak menentu akibat kondisi PT
Antam Tbk UBPN Sultra saat ini yang tidak dapat mengekspor raw material.
Akibat dari dilarangnya ekspor tersebut saat ini produksi dilakukan hanya untuk
umpan pabrik saja. Oleh sebab itu, perpindahan tumpukan saat ini bergantung
pada kebutuhan pabrik.
Timbunan yang dibentuk pada umumnya tidak mengacu pada suatu
metode atau teori. Namun saat ini tumpukan dibentuk menjadi tumpukantumpukan kecil yang dibedakan atas kadar dan patok titik pemborannya.
Management stockyard yang buruk dapat mempengaruhi perubahan
kadar ore. Namun apabila pengaturan tumpukan dijalankan dengan baik dan
informasi antara produksi dan stockyard saling mendukung maka penurunan
kadar dapat ditekan secara maksimal.
80
Foto 4.40
Proses Dumping di Stockyard
Foto 4.41
Wheel loader Merapihkan Tumpukan
B.
Sasaran Mutu
Untuk mencapai target dalam suatu proses diperlukannya nilai acuan
yang harus dipenuhi. Hal ini akan berdampak pada tingkat keberhasilan target
yang dicapai. Oleh sebab itu, departemen quality assurance bertanggung jawab
dalam menentukan nilai sasaran mutu yang harus dicapai oleh departemen yang
menangani langsung raw ore. Sasaran mutu ini ditetapkan berdasarkan
kemampuan kesanggupan pabrik dalam mengolah raw ore.
81
4.7
Ore Preparation
Ore preparation merupakan tahapan penyiapan ore hingga dapat dilebur
Rotary Dryer
Mesin ini berfungsin untuk menurunkan kadar air yang terkandung dalam
raw ore. Kadar air pada bijih nikel yang berkisar 30-34% dapat berpengaruh
besar terhadap proses peleburan.
Unit rotary dryer 3 memiliki sasaran mutu sebagai berikut :
: 21-23,5
: <30
T outlet ( oC )
: <200
Size <30 mm
: >90%
System yang digunakan mesin ini ialah dengan meniupkan udara panas
bersuhu 800o C. Udara panas ini dihasilkan dari Hot Air Generator yang
menggunakan bahan bakar batubara atau Industrial Diesel Oil dan Marine Fuel
Oil. Udara untuk pembakaran dialirkan oleh combustion air fan, yang mengatur
perbandingan udara dengan bahan bakar, dan dilution air fan, yang berfungsi
sebagai pendingin dan pengatur suhu udara panas yang dihasilkan. Udara
panas ini mengalir searah dengan bijih yang masuk dalam rotary dryer (cocurrent), hal ini didesain karena proses ini mengharapkan terjadinya penguapan
air dengan temperatur tertinggi pada bijih yang masih memiliki kadar air 3034%, selain itu juga agar bijih basah yang ke rotary dryer tidak akan
menempel pada inlet dryer dan menutupinya.
Rotary dryer berputar dengan kecepatan 1,6 rpm dan beroperasi selama
40 menit untuk setiap kali charging bijih. Rotary dryer unit 3 ini memiliki panjang
82
Foto 4.42
Rotary Dryer Pabrik FeNi 3
Foto 4.43
Impeller Breaker
83
Perjalanan dry ore terbagi menjadi dua sesuai dengan kebutuhan. Pada
jalur utama dry ore akan didistribusikan menuju ore bin pada ore mixing plant
sedangkan jalur lain dapat disebut sebagai jalur cadangan. Jalur cadangan ini
membawa dry ore menuju gudang penyimpanan dry ore. Penyimpanan ini
bertujuan apabila suatu saat adanya maintenance pada dryer proses
selanjutnya tidak akan terhenti dan dapat menggunakan dry ore yang terdapat
di gudang.
Foto 4.44
Gudang Dry Ore Pabrik FeNi 3
B.
plant yang akan ditampung dalam bin sementara. Di sini dry ore sebelum masuk
rotary kiln akan dicampur dengan beberapa bahan seperti batubara, antrasit, dan
ore debu (ore sisa proses rotary kiln) dalam bentuk pellet kecil-kecil.
84
Foto 4.45
Ore Bin pada Mixing Plant
seperti
ini
diinginkan
karena
ketika
masuk
ke
kiln
dan
memasuki zona kalsinasi, maka air sebagai pengikat pellet bersama kadar
LOI akan hilang dan pellet akan menjadi powder. Pellet dikirim ke mixing
plant bercampur dengan conditioned ore yang akan masuk kiln.
85
Foto 4.46
Pelletizer
C.
Ore Calcining
Conditioned ore dengan kadar air 22% serta memiliki LOI (Lost of
Foto 4.47
Rotary Kiln Pabrik FeNi 3
86
87
Foto 4.48
Coal Firing System Pabrik FeNi 3
Foto 4.49
Scoop Feeder Pabrik FeNi 3
4.8
Smelting
Smelting atau peleburan merupakan salah satu tahap pemurnian dengan
menggunakan
88
Dapur Listrik
II
III
>17.50 %
>17.50 %
>17.50 %
1.0 3.5 %
1.0 3.5 %
1.0 3.5 %
1.2 2 %
1.2 2 %
1.2 2 %
Kadar Ni Slag
0.07 0.12 %
0.07 0.12 %
0.07 0.12 %
Kadar Fe Slag
5.5 11.0 %
7.0 13.0 %
7.0 13.0 %
Basicity slag
0.59 %
0.48 %
0.48 %
Foto 4.50
Rangkaian Chute Pada Pabrik FeNi 3
89
Foto 4.51
Cooper Cooler Pada Pabrik FeNi 3
90
akan tereduksi. Batu kapur dalam kalsin berfungsi sebagai bahan pengikat
unsur-unsur pengotor yang akan menjadi slag.
Proses kimia yang terjadi di dalam tungku yaitu :
Reduksi langsung
NiO (l) + C (s) Ni (l) + CO
FeO (l) + C (s) Fe (l) + CO
Reduksi tak langsung
NiO + CO = Ni + CO2
FeO + CO = Fe + CO2
Fe2O3(s) + 3CO (g) = 2Fe (s) + 3CO2 (g)
Fe3O4(s) + 3CO (g) = FeO (s) + CO2 (g)
Reaksi yang pertama kali terjadi adalah reaksi antara umpan kalsin
dengan CO yang terjadi di zona peleburan. Setelah terjadi proses reduksi maka
akan dihasilkan metal dan slag. Metal akan berada di bawah dari permukaan
leburan
sedangkan
slag
berada
di
atas
dikarenakan metal cair memiliki berat jenis 6,7 - 7 sedangkan slag 2,8 - 3. Bagian
utama dari terak (slag) adalah SiO2, MgO, FeO dan yang lainnya adalah CaO,
Al2O3, Cr2O3, MnO dan NiO.
Setelah pemakaian listrik sebesar 100.000-110.000 kWH, slag langsung
dikeluarkan melewati slag runner ke slag yard sambil disemprot dengan air. Jika
slag memiliki kisaran temperatur 1500 - 1600C maka temperatur metal berkisar
antara 1400C - 1500C. Jika temperature slag terlalu rendah hingga sekitar
1300C maka akan terjadi masalah. Slag dapat membeku di runner sebelum
mencapai slag yard.
91
Foto 4.52
Tapping Slag di Peleburan FeNi 3
4.9
Desulfurisasi
Setalah proses peleburan selesai maka crude metal didistribusikan
diangkut
menggunakan
crane
menuju
unit
de-sulfurisasi
untuk
menurunkan kadar sulfur dalam produk akhir sesuai kadar yang diinginkan
pembeli. Untuk menurunkan kadar sulfur dalam crude metal, diperlukan
penambahan bahan desulfurisasi seperti calcium carbide (CaC2), soda ash
(Na2CO3), dan fluorspar (CaF2) dimasukkan ke dalam ladle. Stirrer
dimasukkan ke dalam ladle kemudian diputar dan perputarannya dalam crude
FeNi akan mengakibatkan gaya sentrifugal yang bekerja di dalam ladle.
Adanya gaya ini menyebabkan terjadinya aksi pengadukan sehingga bahanbahan desulfurisasi dan crude FeNi akan tercampur secara merata dan slag
desulfurisasi yang lebih ringan naik ke atas. Pengadukan umumnya dilakukan
selama 40 menit.
Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014
92
Foto 4.53
Tapping Crude Metal di Peleburan FeNi 3
Foto 4.54
Pengangkutan Ladle di Peleburan FeNi 3 menggunakan Crane
B.
Oksidasi
Tujuan dari proses ini ialah menghilangkan impurity
crude
FeNi
pada
converter.
Proses
oksidasi
terdiri
dari
desilikonisasi,
93
Casting (Pencetakan)
Produk yang saat ini diproduksi adalah feronikel bentuk shot yang
Penyelesaian produksi
Unit Penyelesaian Produksi bertugas menangani produk FeNi yang
dari
ditimbang
hopper
beratnya
ditampung dan
hopper yang berguna untuk pengisian metal untuk bag. Normalnya satu
bag Feni seberat 1,2 ton, namun bisa bervariasi tergantung permintaan
pembeli. Metal juga bisa dijual dalam bentuk curah, namun jumlah metal
yang hilang proses pengangkutan cukup besar. Metal kemudian dikirim ke
pelabuhan untuk shipment sesuai kontrak jual beli.
94
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Kegiatan
eksplorasi
yang
dilakukan
mulai
dari
perencanaan,
perubahan
kadar
Ni
dan
Fe.
Kegiatan
berupa
95
Tabel 5.1
Produktivitas dan efisiensi alat gali muat dan angkut di bukit Humvee PT. Antam
Tbk UBPN Sultra
Alat
Produktivitas (ton/day)
EA (%)
DUMPTRUCK
1603.51
82.25
EXCAVATOR
3710.34
85.61
Sumber : Kerja Praktek di PT. Antam Tbk UBPN Sultra tahun 2014
Tabel 5.2
Produktivitas dan efisiensi alat gali muat dan angkut di bukit Cherokee PT. Antam
Tbk UBPN Sultra
Alat
Produktivitas (ton/day)
EA (%)
DUMPTRUCK
1628.49
77.52
EXCAVATOR
3666.13
84.59
Sumber : Kerja Praktek di PT. Antam Tbk UBPN Sultra tahun 2014
5.2
Saran
Setelah melakukan kerja praktek di PT. Antam Tbk UBPN Sultra kami
melihat beberapa hal yang dapat menjadi saran bagi perusahaan. Beberapa hal
tersebut ialah :
a)
96
produktif dan efisiensi alat. Sebaiknya hal ini dapat ditekan dengan
peningkatan sikap disiplin dan kesadaran dari para pekerja.
b)
c)
d)
Pada bukit selatan cycle time pengangkutan ore dinilai cukup lama. Hal
tersebut diakibatkan karena jarak front dengan stockyard saat ini terlalu
jauh. Sehingga seringkali terjadi waktu tunggu alat excavator yang
mengurangi waktu kerja produktif. Untuk menangani masalah tersebut
tidak selalu dengan penambahan alat. Penambahan alat akan menambah
cost yang besar. Namun menurut kami pemindahan lokasi stockyard
menjadi lebih dekat dari front yang sedang beroperasi akan lebih mengirit
cost dan menaikkan produktivitas operasi.
e)
alat
melebihi
kecepatan
ditentukan.
Diperlukan
yang
tidak
melaksanakan
syarat-syarat
yang
ditentukan.
f)
Pada beberapa front terjadi genangan air tanah yang cukup menghambat
dan bahkan menghentikan operasi penambangan padahal kadar Ni dan
Fe dinilai masih memenuhi sasaran mutu. Penambahan pompa untuk
memindahkan air tersebut dapat dilakukan sehingga cadangan bijih nikel
masih dapat diekstrak.
g)
97