BAB 1,2,3,4 Revisi
BAB 1,2,3,4 Revisi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kewaspadaan universal merupakan upaya yang dilakukan dalam rangka
perlindungan, pencegahan, dan meminimalkan infeksi silang antara petugas
kesehatan dan pasien akibat adanya kontak langsung dengan pasien atau
cairan tubuh pasien yang terinfeksi penyakit menular.1
Dasar kewaspadaan universal ini meliputi cuci tangan guna mencegah
infeksi silang, pemakaian alat pelindung diantaranya sarung tangan untuk
mencegah kontak dengan darah serta cairan infeksius yang lain, pengelolaan
alat kesehatan, pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah penularan,
serta pengelolaan limbah (Departemen Kesehatan (Depkes) RI,2003).
Dalam
universal
diterapkan,
para
petugas
kesehatan
sering
survey
tentang
upaya
pencegahan
infeksi
di
Puskesmas
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah gambaran
pelaksanaan
kewaspadaan
universal
di
pelaksanaan
kewaspadaan
universal
di
Puskesmas Tanawangko ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum :
Mengetahui gambaran
Puskesmas Tanawangko.
2. Tujuan Khusus :
a. Mengetahui tentang pelaksanaan mencuci tangan di Puskesmas
Tanawangko.
b. Mengetahui tentang pelaksanaan pemakaian alat-alat pelindung di
Puskesmas Tanawangko.
c. Mengetahui tentang pengelolaan alat-alat kesehatan di Puskesmas
Tanawangko.
d. Mengetahui tentang pengelolaan jarum suntik dan benda tajam di
Puskesmas Tanawangko.
e. Mengetahui tentang pelaksanaan pengelolaan limbah medis dan
non medis di Puskesmas Tanawangko.
D. Manfaat Penelitian
1. Dapat memberikan pengetahuan dan kesadaran setiap tenaga kesehatan
yang bekerja di Puskesmas Tanawangko.
2. Menjadi bahan masukan bagi pemerintah terhadap penerapan
kewaspadaan universal di fasilitas kesehatan.
3. Meningkatkan pengetahuan penulis mengenai kewaspadaan universal.
4. Dapat digunakan sebagai penelitian berikutnya.
5. Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteran.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
terjaga dari infeksi. Tangan harus di cuci sebelum dan sesudah memakai
sarung tangan. Cuci tangan tidak dapat digantikan oleh pemakaian sarung
tangan.12
Mencuci tangan dilakukan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
keperawatan walaupun memakai sarung tangan dan alat pelindung lain.
Tindakan ini untuk menghilangkan atau mengurangi mikroorganisme yang ada
di tangan sehingga penyebaran infeksi dapat dikurangi dan lingkungan kerja
tetap terjaga. Cuci tangan dilakukan pada saat sebelum; memeriksa (kontak
langsung dengan pasien), memakai sarung tangan ketika akan melakukan
menyuntik dan pemasangan infus. Cuci tangan harus dilakukan pada saat yang
diantisipasi akan terjadi perpindahan kuman.12
Langkah-langkah dalam mencuci tangan :13
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
sarung tangan yang berbeda untuk setiap pasien, segera lepas sarung tangan
apabila telah selesai dengan satu pasien dan ganti dengan sarung tangan yang
lain apabila akan menangani pasien yang lain. Hindari jamahan pada benda
lain selain yang berhubungan dengan tindakan yang sedang dilakukan.16
Tidak dianjurkan menggunakan sarung tangan rangkap karena akan
menurunkan kepekaan. Kecuali dalam keadaan khusus seperti tindakan yang
menggunakan waktu lama lebih dari 60 menit, tindakan yang berhubungan
dengan darah atau cairan tubuh yang banyak, bila memakai sarung tangan
ulang seharusnya sekali pakai.16
b) Pelindung Wajah (Masker)
Pemakaian pelindung wajah ini dimaksudkan untuk melindungi selaput
lender
hidung,
mulut
selama
melakukan
perawatan
pasien
yang
memungkinkan terjadi percikan darah dan cairan tubuh lain. Masker tanpa
kaca mata hanya digunakan pada saat tertentu misalnya merawat pasien
tuberkulosa.16
Masker kaca mata dan pelindung wajah secara bersamaan digunakan
petugas yang melaksanakan atau membantu melaksanakan tindakan beresiko
tinggi terpajan lama oleh darah dan cairan tubuh lainnya antara lain
pembersihan luka, membalut luka, mengganti kateter atau dekontaminasi alat
bekas pakai. Bila ada indikasi untuk memakai ketiga macam alat pelindung
tersebut, maka masker selalu dipasang dahulu sebelum memakai gaun
pelindung atau sarung tangan, bahkan sebelum melakukan cuci tangan bedah.
Langkah-langkah pemakaian masker (Potter & Perry, 2005) sebagai
berikut :16
a. Ambil bagian tepi atas masker
b. Pegang masker pada dua tali atau ikatan bagian atas. Ikatkan dua tali,
atas pada bagian belakang kepala dengan tali melewati atas telinga.
c. Ikatkan dua tali bagian bawah pas eratnya sekeliling leher dengan
masker sampai kebawah dagu.
d. Dengan lembut jepitkan pita metal bagian atas pada batang hidung
c) Gaun Pelindung
Gaun pelindung merupakan salah satu jenis pakaian kerja. Jenis bahan
sedapat mungkin tidak tembus cairan. Tujuan pemakaian gaun pelindung
adalah untuk melindungi petugas dari kemungkinan genangan atau percikan
darah dan cairan tubuh lain.16
Gaun pelindung harus dipakai apabila ada indikasi seperti halnya pada saat
membersihkan luka, melakukan irigasi, melakukan tindakan drainase,
menuangkan cairan terkontaminasi ke dalam wc, mengganti pembalut,
menangani pasien dengan perdarahan massif. Gaun pelindung harus segera
diganti bila terkena kotoran,darah atau cairan tubuh.16
Dekontaminasi
Pencucian
Sterilisasi
Penyimpanan
Dekontaminasi adalah menghilangkan mikroorganisme patogen dan
Cara
harus dapat dijamin. Keadaan steril tidak dapat dijamin jika alat-alat tersebut
didaur ulang walaupun sudah di otoklaf. Tidak dianjurkan untuk melakukan
daur ulang atas pertimbangan penghematan karena 17% kecelakaan kerja
disebabkan oleh luka tusukan sebelum dan selama pemakaian, 70% terjadi
sesudah
pemakaian
dan
sebelum
pembuangan
serta
13%
sesudah
petugas harus selalu mengenakan sarung tangan tebal, misalnya saat mencuci
alat tajam.16
Resiko kecelakaan sering terjadi pada saat memindahkan alat tajam dari
satu orang ke orang lain, oleh karena itu tidak dianjurkan menyerahkan alat
tajam secara langsung, melainkan menggunakan teknik tanpa sentuh (hands
free) yaitu menggunakan nampan atau alat perantara dan membiarkan petugas
mengambil sendiri dari tempatnya, terutama pada prosedur bedah. Resiko
perlukaan dapat ditekan dengan mengupayakan situasi kerja dimana petugas
11
tanpa
menyentuh
atau
memanipulasinya
seperti
5. Pengelolaan Limbah
12
Limbah adalah produk akhir yang berupa material buangan dari sebuah
proses pencucian, dekontaminasi, atau proses metabolisme tubuh, yang dapat
berbentuk cairan atau setengah padat.18
Stokes (1991)memberikan beberapa definisi limbah yakni limbah
infeksius, limbah terkontaminasi, limbah berbahaya, limbah toksik, dan
limbah medik. Limbah infeksius adalah limbah yang mampu menimbulkan
penyakit. Dikatakan infeksius kalau limbah ini mengandung patogen dengan
virulensi yang cukup sehingga terpajannya inang yang rentan akan
menyebabkan penyakit. Limbah terkontaminasi adalah limbah yang
terkontaminasi darah atau secret tubuh lain. Limbah berbahaya ( hazardous
waste) adalah limbah yang membahayakan manusia dan lingkungan. Limbah
toksik adalah limbah yang mampu menimbulkan efek toksik.
Sedangkan
limbah medic adalah setiap limbah padat yang terjadi saat penegakan
diagnosis, perawatan, dan pengimunisasian.16
Limbah yang berasal dari sarana kesehatan secara umum dibedakan atas :
a) Limbah rumah tangga/limbah non-medis
Yaitu limbah yang tidak kontak dengan darah atau cairan tubuh sehingga
disebut sebagai resiko rendah
b) Limbah medis
Yaitu limbah yang berasal dari bahan yang mengalami kontak dengan
darah atau cairan tubuh pasien dan dikategorikan sebagai limbah beresiko
tinggi dan bersifat menularkan penyakit.
Teknik penanganan sampah :16
a) Pemilahan
13
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif untuk mengetahui gambaran pelaksanaan kewaspadaan universal di
Puskesmas Tanawangko.
14
D. Variabel Penelitian
1. Karakteristik responden
a. Umur
b. Jenis Kelamin
c. Pendidikan
2. Pelaksanaan kewaspadaan universal
a. Pencucian tangan
15
tentang
pelaksanaan
kewaspadaan
universal
di
puskesmas
F. Definisi Operasional
1. Mencuci tangan
Merupakan tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari
dengan menggunakan air atau pun cairan lainnya sebelum dan sesudah
melakukan tindakan dan pada saat terpapar dengan darah atau cairan tubuh.
16
G. Instrumen Penelitian
Kuesioner yang memuat pertanyaan-pertanyaan tentang kewaspadaan
universal.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
17
: Laut Sulawesi
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
: Laut Sulawesi
Sebelah Timur
: Kecamatan Pineleng
Desa Borgo
6. Desa Senduk
Desa Sarani Matani
7. Desa Poopoh
Desa Tambala
8. Desa Teling
Desa Mokupa
9. Desa Kumu
Desa Ranowangko
10. Desa Pinasungkulan
Adapun luas Kecamatan Tombariri adalah 139,20 km yang
umumnya terdiri atas dataran rendah, transportasi antar desa dapat dicapai
melalui jalan darat.
2. Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang menjadi sampel dalam penelitian akan
digambarkan dalam tabel-tabel di bawah ini :
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur
Umur
23-27
28-32
33-37
38-42
43-47
Responden
3
3
5
3
3
18
%
13,64
13,64
22,72
13,64
13,64
48-52
53-57
Jumlah
3
2
22
13,64
9,08
100
Responden
3
19
22
%
13,64
86,36
100
Responden
7
12
3
19
%
31,82
54,55
13,63
Jumlah
22
100
Responden
22
0
22
%
100
0
100
Tabel 5.
Jawaban
Ya
Tidak
Jumlah
Responden
22
0
22
20
%
100
0
100
Jawaban
Ya
Tidak
Jumlah
Responden
12
10
22
%
54,55
45,45
100
Tabel 7.
Jawaban
Ya
Tidak
Jumlah
Responden
22
0
22
%
100
0
100
21
Tabel 8.
Jawaban
Ya
Tidak
Jumlah
Responden
19
3
22
%
86,36
13,64
100
Jawaban
Ya
Tidak
Jumlah
Responden
22
0
22
%
100
0
100
Jawaban
Ya
Tidak
Responden
22
0
22
%
100
0
Jumlah
22
100
Jawaban
Ya
Tidak
Jumlah
Responden
20
2
22
%
90,91
9,09
100
Tabel 12.
Jawaban
Ya
Tidak
Jumlah
Responden
17
5
22
%
77,27
22,73
100
23
E. Pengelolaan Limbah
Tabel 13.
Jawaban
Ya
Tidak
Jumlah
Responden
5
17
22
%
22,73
77,27
100
Dari tabel di atas responden yang membuang sampah medis dan non
medis sesuai pada tempatnya berjumlah 5 orang dengan presentase (22,73%) dan
responden yang menjawab tidak berjumlah 17 orang dengan presentase (77,27%).
B. Pembahasan
1. Karakteristik Responden
a. Umur
Responden dengan golongan umur 33-37 tahun memiliki presentase yang
paling tinggi (22,72%) sedangkan yang terendah adalah golongan umur 53-57
tahun (9,08%). Umur merupakan faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan
kewaspadaan universal, sehingga diharapkan responden yang lebih tua dapat
memberikan contoh yang lebih baik kepada responden yang lebih muda mengenai
pelaksanaan kewaspadaan universal.
b. Jenis Kelamin
24
1. Air Mengalir
Sarana utama untuk cuci tangan adalah air mengalir dengan saluran
pembuangan atau bak penampung yang memadai. Dengan guyuran air mengalir
tersebut maka mikroorganisme yang terlepas karena gesekan mekanis atau
kimiawi saat cuci tangan akan terhalau dan tidak menempel lagi di permukaan
kulit.
2. Sabun atau Detergen
Sabun atau detergen dapat menghambat dan mengurangi jumlah
mikroorganisme dengan jalan mengurangi tegangan permukaan sehingga
mikroorganisme terlepas dari permukaan kulit dan mudah terbawa oleh air.
Sarana mencuci tangan di Puskesmas Tanawangko sudah tersedia dengan
sangat baik diantaranya dengan tersedianya wastafel dan sabun sehingga
pelaksanaan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun
pun dapat
2. Pencucian alat
Pembersihan dengan mencuci alat dapat membantu menghilangkan
kotoran yang kasat mata serta semakin menurunkan jumlah mikroorganisme yang
potensial menjadi penyebab infeksi melalui alat kesehatan. Pada pencucian
digunakan detergen dan air.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa seluruh petugas kesehatan di
Puskesmas Tanawangko selalu mencuci alat dengan menggunakan detergen.
Pencucian dengan menggunakan detergen lebih baik karena dapat menghilangkan
kotoran pada alat-alat kesehatan dengan sempurna.
28
e. Pengelolaan Limbah
Limbah dari sarana kesehatan secara umum dibedakan menjadi limbah
medis dan non medis. Limbah medis kebanyakan sudah terkontaminasi oleh
bakteri, virus, racun dan bahan radioaktif yang berbahaya bagi manusia. Jadi
limbah medis dapat dikategorikan sebagai limbah infeksius dan masuk pada
29
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan :
1.
Mencuci tangan
Seluruh petugas kesehatan di Puskesmas sudah melaksanakan
tindakan mencuci tangan diantaranya tindakan mencuci tangan sebelum
dan sesudah melakukan tindakan serta menggunakan sabun dan air
mengalir dalam pelaksanaannya
2.
4.
5.
Pengelolaan limbah
Sebanyak (77,27%) dari total responden tidak membuang sampah
medis dan non medis sesuai pada tempatnya.
Saran :
31
1.
2.
DAFTAR PUSTAKA
32
LAMPIRAN
34
KUESIONER PENELITIAN
GAMBARAN PELAKSANAAN KEWASPADAAN UNIVERSAL DI
PUSKESMAS TANAWANGKO
KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Nama
2. Umur
3. Jenis Kelamin
4. Pendidikan
( ) SMA/Sederajat
( ) D3
( ) SI
( ) S2
( ) S3
35
Tempat/Tanggal lahir :
Dengan ini menyatakan bersedia dan mau berpartisipasi menjadi
responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dari Program Studi
Kedokteran Umum Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.
Manado,.2012
Responden
36
..
37
a. Yab. Tidak
10. Apakah anda selalu membuang sampah medis dan non medis sesuai
pada tempatnya ?
a. Yab. Tidak
39
40
41
Riwayat Penulis
42