Anda di halaman 1dari 10

ABSTRAK

Humidifikasi
Oleh
Elisa Agustina, Fahmi Alzie Putra, Yolanda Sefriantina, Yuliana
Pada proses teknik kimia terdapat berbagai macam proses yang sering ditemui
yang dikategorikan menjadi tiga jenis yaitu perpindahan massa, perpindahan
panas dan perpindahan momentum. Dimana pada perpindahan panas massa
digunakan untuk proses fisika yang melibatkan difusi molekuler dan transport
konveksi. Perpindhan massa dapat terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi
zat larut dalam ilmu keteknik kimiaan dimana pada proses tersebut terjadi
fenomena penambahan kandungan uap air pada aliran gas atau udara dimana
proses ini diakibatkan oleh adanya perbedaan konsentrasi antara permukaan zat
cair dengan udara yang berada disekitarnya. Pada humidifikasi, kandungan uap
air dalam udara dapat dinaikan dengan cara melewatkan udara tersebut diatas
permukaan zat cair sehingga zat cair tersebut teruapkankedalam aliran udara.
Fungsi dari proses humidifikasi pada aplikasi di industri yang bertujuan untuk
mentransfer panas dari uap air ke udara atau bisa disebut dengan nama steam.
Proses humidifikasi mengakibatkan terjadinya kontak langsung antara zat cair
murni dan aliran udara dimana akan menyebabkan udara menjadi lebih jenuh
dengan uap air dan berakibat pada perubahan temperatur

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada industri terdapat banyak operasi-operasi yang terjadi, terutama pada
industri kimia, dan salah satunya yaitu humidifikasi. Humidifikasi merupakan
penambahan kandungan uap air dalam udara, sedangkan jika pengurangan
kandungan uap air dalam udara disebut dehumidifikasi.
Proses humidifikasi dilakukan dengan cara melewatkan udara tersebut
keatas pemukaan air, dimana air akan teruapkan ke dalam aliran udara.
Sehingga temperatur air lebih tinggi dibandingkan dengan udara lalu air akan
menguap dan ditransfer sebagian massa ke udara. Akibatnya temperatur udara
yang mengandung uap air tersebut lebih tinggi dari suhu awal udara.
Dalam industri kimia pasti memiliki banyak proses pada humidifikasi yang
tidak hanya pada uap air dan udara saja, namun terdapat juga zat dan gas lain
yang digunaka. Oleh karena itu dalam praktikum ini dilakukan percobaan
humidifikasi yang melibatkan sistem air dan udara.
1.2 Tujuan Percobaan
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan diatas maka tujuan
yang ingin diperoleh dari praktikum ini adalah:
a. Memahami konsep humidifikasi.
b. Menentukan kelembapan udara keluar menara setelah dikontakkan dengan air
hangat secara berlawanan arah

BAB 2
TINJUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Humidifikasi
Secara harfiah, pengertian humidifikasi adalah suatu proses pelembapan.
Dan secara umum, pengertian dari humidifikasi adalah suatu proses
penambahan atau peningkatan kandungan uap air dalam udara. Proses
humidifikasi tidak hanya terbatas pada proses penambahan kandungan uap air,
tetapi juga berkaian dengan proses dehumidifikasi, yakni proses pengurangan
kandungan uap air di dalam udara atau proses penurunan kelembapan udara.
Udara dan air adalah dua bahan yang sering dikaitkan dengan proses
humidifikasi dan dehumidifikasi. Tetapi di industri terdapat bahan-bahan lain
yang akan diproses dengan proses humidifikasi dan dehumidifikasi.dalam suatu
proses humidifikasi terjadi suatu transfer berupa transfer massa dan panas
diantara dua fluida yang saling berkontak, sehingga udara yang keluar akan
membawa kandungan air hingga tingkat kelembapan udara atau humidity
tertentu. Humidity adalah suatu massa uap yang dimiliki oleh satu satuan massa
gas bebas uap atau bisa dikatakan juga bahwa humidity (H) adalah sejumlah
massa kilogram (kg) uap air yang dibawa oleh 1 kg udara kering.
2.2 Mekanisme Terjadinya Humidifikasi.
Proses humidifikasi akan terjadi ketika terdapat dua fluida, misalkan air
dan udara yng sering dikontakkan. Dalam berlangsungnya proses ini air memiliki
temperatur yang lebih tinggi dibandingkan dengan temperatur udara. Sejumlah
air yang masuk ke dalam menara pendingin atau cooling tower akan menguap
ke udara. Lalu sejumlah uap tersebut akan memindahkan massanya ke udara.
Perpindahaaan massa uap tersebut akan meningkatkan jumlah uap air di dalam
udara. Selama proses perpindahan massa uap air yang mengalami difusi didalam
udara , terjadi juga perpindahan panas dari air yang memiliki temperatur yang
lebih tinggi ke udara. Hal tersebut terjadi kareena temperatur air yang tinggi
ditransfer ke udara akan melalui bagian atas menara pendingin dengan tingkat
humiditas dan temperatur yang lebih tinggi oleh udara saat masuk menara
pendigin, sementara air yang keluar dari menara pendingin akan memiliki
temperatur yang lebih rendah dibandingkan dengan temperatur saat air masuk
ke menara pendingin.
2.3 Istilah-istilah dalam proses humidifikasi
a) Kelembapan
Kelembapan adalah massa uap yang dibawa oleh satu satuan massa bebas uap,
karena itulah humiditynya bergantung pada tekanan bagian uap di dalam
campuran bila tekann total tetap
b) Suhu bola basah ( wet bulb temperatur)
Suhu bola basah merupakan suhu dimana kesetimbangan terjadi antara
campuran udara dengan uap air. Suhu bola basah akan dicapai jika udara secara
adiabatis telah jenuh oleh penguapan uap air
(Zain dkk, 2005)
Suhu bola basah adalah suhu yang dicapai termometer dengan bola basah yang
ditempatkan pada suatu aliran campuran udara dan uap air. Setelah keadaan
steady state tercapai. Termometer dengan bola basah berarti bola (labu yang
berisi air raksa untuk termometer air raksa) termometer selama proses ada
dalam keadaan basah dengan air.
(Tjipto Utomo Parikesit, 1984)
c) Suhu bola kering (Dry bulb temperature)
Suhu bola kering adalah suhu campuran uap air dan udara yang ditunjukan
sebuah termometer yang ditempatkan pada campuran tersebut.

(Tjipto Utomo Parikesit, 1984)


Suhu bola keering tidak dipengaruhi oleh jumlah uap air yang terkandung dalam
udara.
(Zain dkk, 2005)
d) Kelembaban jenuh
Kelembaban jenuh udara dalam uap air yang berkesetimbangan dengan air pada
suhu dan tekanan tertentu. Dalam campuran ini, tekanan parsial uap air dalam
campuran udara-air adalah sama tekanan uap air murni pada temperatur
tertentu
e) Kelembapan Relatif
Kelembapan relatif adalah ratio antara tekanan uap zat cair pada suhu gas.
Besaran ini dinyatakan dalam persen sehingga kelembaban 100% berarti gas
jenuh sedangkan kelembaban 0% berarti gas bebas uap.
f) Kalor lembab
Kalor lembab adalah energi kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu satu
satuan massa beserta uap yang dikandungnya sebesar satu derajat satuan suhu.
g) Entalpi lembab
Entalpi lembab adalah entalpi satu satuan massa gas ditambah uap yang
terkandung di dalamnya.
h) Volume lembab
Volume lembab adalah volume total satu satuan massa bebas uap beserta uap
yang dikandungnya pada tekanan 1 atm
i) Titik embun campuran udara-air air
Titik embun campuran udara-air air adalah temperatur pada saat gas telah jenuh
oleh uap air
2.4 Aplikasi Humidifikasi dalam industri
Proses Humidifikasi adalah proses yang akan kita jumpai di operasi teknik kimia.
Banyak alat-alat di industri yang memang terdapat proses humidifikasi. Pada
skala industri proses humidifikasi biasanya terjadi pada pengeringan suatu
bahan atau pengurangan kadar air dari suatu bahan dengan mengkontakan
dengan steam sehingga kadar air bahan tersebut berkurang. Contoh penerapan
dari humidifikasi salah satunya adalah pada cooling tower, mekanisme dari
cooling tower adalah aliran air dan aliran udara dikontakkan secara counter
current atau secara berlawanan arah, hal ini bertujuan agar terjadi transfer
massa dan panas yang lebih baik bila dibandingkan dengan aliran searah. Aliran
udara dialirkan dari bawah sedangkan dari atas dialirkan fluida , proses
terjadinya transfer panas terjadi dari fluida yang temperatur nya lebih tinggi ke
udara yang temperaturnya lebih rendah. Proses humidifikasi dapat
dimaksimalkan dengan cara memperluas area kontaknya sehinnga pada cooling
tower dapat ditambahkan sekat-sekat untuk memperluas area kontak fluida
dengan udara. Pada saat udara masuk udara bersifat tidak jenuh dan pada saat
udara keluar dari tower udara mengandung uap air yang ditransfer dari fluida di
dalam tower. Semakin panas fluida yang dikontakan dengan udara maka
semakin baik humiditasnya. (Direct contact transfer : cooling tower D.Q.Kern)
Selain cooling tower alat lain yang memiliki proses humidifikasi adalah dryer,
dalam proses drying bahan yang memiliki kandungan air dikontakkan dengan

udara pengering sampai terjadi kesetimbangan antara udara dan air yang
terkandung dalam bahan. Apabila sudah terjadi kesetimbangan antara udara
pengering dengan air di bahan maka tidak terjadi lagi humidifikasi.
BAB 3
PERALATAN DAN PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Dalam percobaan humidifikasi ini , alat-alat yang kami gunakan adalah :
a. Menara pendingin
b. Termometer, digunakan untuk mengukur Td dan Tw
c. Anemometer, digunakan untuk mengukur kecepatan angin
d. Blower
e. Pompa
f. Kapas
g. Penampung air + heater
h. Rotarimeter, digunakan untuk mengukur Q air
Bahan-bahan yang digunakan adalah:
a. Air (dengan variasi suhu 35C, 40C, 45C )
b. Udara
3.2 Prosedur Percobaan
Langkah-langkah percobaan humidifikasi yang kami lakukan, antara lain :
a) Menyiapkan alat dan bahan, sebelum melakukan percobaan terlebih
dahulu kami membuat termometer bola basah dengan cara mengikatkan
kapas basah di bagian bawah termometer, namun saat kapas basah
dikaitkan ke termometer harus ada ruang kosong antara ujung bawah
termometer dengan kapas basah tersebut (kapas basah tidak boleh
menempel dengan ujung bawah termometer.
b) Panaskan air menggunakan heater sampai suhu yang ditentukan, yaitu
35C untuk percobaaan pertama.
c) Ukur Td dan Tw awal dibagian atas menara tersebut
d) Hidupkan blower dan ukur kecepatan anginnya (laju alirnya)
meenggunakan anemometer.
e) Apabila air yang dipanaskan sudah sesuai temperaturnya hidupkan pompa
untuk mengalirkan air tersebut menuju menara pendingin
f) Sebelum sampai ke menara pendingin, ukur dan sesuaikan debit air
tersebut yaitu 2 liter/menit
g) Sirkulasikan air hangat tersebut ke menara pendingin , amati fenomenafenomenanya dan ukur Td dan Tw yang keluar dari menara pendingin
bagian atas.
h) Hentikan percobaan dan matikan pompa saat Td dan Tw yang terukur
sudah konstan
i) Lakukan hal yang sama seperti langkah-langkah diatas, dengan
menggunakan air bersuhu 40C dan 45C

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada hari Jumat, 3 Oktober 2014, kami melakukan percobaan humidifikasi
dengan tujuan supaya lebih memahami konsep humidifikasidan menentukan
kelembapan udara keluar menara yang sudah dikontakkan dengan air hangat
secara berlawanan arah. Dalam percobaan inikami memvariasikan Tair 35, 40
dan 45C, dengan Q udara tetap dan Q air tetap 2 liter/menit. Variasi suhu
tersebut dimaksudkan supaya didapat hubungan Tair dengan humidity (H).
Dari percobaan ini, kami memperoleh data sebagai berikut :
Tw in
: 25 C
Td in
: 31C
Q air
: 2 liter/menit
V udara : 2,3 m/s
A
: p x l = 28,8 cm x 19 cm = 547,2 cm 2
Percobaan
ke-

Tair(C)

1
35
2
40
3
45
Tabel 4.1 Hasil Percobaan

Tw out(C)

Td out (C)

26
26
28

29
29,8
31

( kg uap air/ kg

udara)
0,02
0,022
0,024

Nilai humidity (H) kg uap air/ kg udara kering yang ada di tabel tersebut
diperoleh dengan cara memplotkan nilai Td dan Tw out ke grafik Humidity chart
(lampiran 2).
Dari hasil percobaan tersebut dapat diketahui bahwa nilai Td out dan Tw
out mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya suhu air yang
dikontakkan ke udara. Hal ini disebabkan
Karena saat Tair yang dikontakkan deengan udara memiliki suhu yang lebih
tinggi maka uap air dari air tersebut juga secara otomatis akan memiliki
temperatur yang tinggi pula, dan jika uap air tersebut berkesitimbangan dengan
udara maka dapat dipastikan bahwa temperatur bola basah (Tw out) dan
temperatur bola kering (Td out) akan memiliki suhu yang lebih tinggi.
Selain itu, humidity (H) juga akan meningkat dengan peningkatan Tair.
Secara jelasnya, hubungan Tair dengan Humidity (H) dapat digambarkan dari
grafik dibawah ini.

Grafik diatas menunjukan hubungan Tair dengan humidity. Terlihat bahwa


Tair dengan Humidity (H) selalu berbanding lurus, yaitu saat Tair dan Humiditynya tinggi, begitupun sebaliknya. Hal ini dikarenakan untuk satu fluida,
perbedaan temperatur mempengaruhi kemampuan zat cair tersebut untuk
menguap. Pada suhu tinggi, ikatan antar molekul air lebih mudah lepas,
viskositasnya akan semakin kecil dan rapat massa nya menjadi lebih kecil, hal ini
mengakibatkan zat cair dengan suhu yang lebih tinggi akan lebih cepat menguap
dan lebih banyak mentransfer uap air tersebut ke udara shingga kadar uap air di
udara jadi meningkat ( H meningkat ). Begitupun sebaliknya untuk air pada suhu
yang lebih rendah.

Pada saat Tair = 40C, H= 0,02 kg uap air/ kg udara kering , pada saat Tair
= 45C, H = 0,024 kg uap air/ kg udara kering. Dari data tersebut dapat terlihat
bahwa peningkatan nilai humidity (H) yang terjadi sangat kecil. Hal ini
dikarenakan perbedaan temperatur air pada percobaan pertama dengan
selanjutnya sangat kecil ( hanya 5C ) sehingga nilai H tidak terlalu berubah.
Selain itu karena Q udara dan Q air dibuat konstan sehingga laju perpindahan
massa dari air berupa uap air ke udara relatif konstan.
Tujuan akhir dari proses humidifikasi adalah adanya kenaikan kelembaban
udara atau adanya transfer massa uap air ke udara. Hal ini dapat terjadi apabila
adanya kontak langsung antara air dan udara. Semakin lama waktu kontak udara
dengan air maka kelembaban udara akan semakin tinggi. Selain waktu kontak air
dengan udara, luas antara kontak air dengan udara, luas area kontak dengan air
juga berpengaruh terhadap tingkat kelembaban udara .
Dalam menara pendingin yang kami gunakan terdapat plate-plate kaca
yang terletak berselang-seling dalam menara tersebut. Pemasangan plate
tersebut bertujuan untuk menambah luas area kontak antara air dengan udara
sehingga penambahan kadar uap air dalam udara bisa menjadi lebih tinggi.

BAB 5
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan humidifikasi yang kami lakukan, dapat diambil kesimpulan
antara lain :
a. Humidity (kelembaban) udara akan meningkat dengan meningkatnya suhu
air yang dikontakan dengannya. Dengan kata lain, hubungan antara H
(kelembaban) udara dengan suhu air adalah berbanding lurus.
b. Temperatur bola basah (Tw) dan temperatur bola kering (Td) yang terukur
dibagian atas menara pendingin setelah pengontakkan air dengan udara
selalu meningkat dengan adanya peningkatan suhu udara
c. Perbedaan tingkat kelembaban (H) udara dari percobaan ke-1, ke-2 dan
ke-3 tidak terlalu signifikan, hal ini dikarenakan perbedaan suhu air yang
digunakan relatif kecil ( beda suhu air dari satu percobaan ke percobaan
selanjutnya hanya 5C). Selain itu perbedaan nilai Hyang sedikit tersebut
dikarenakan laju alir air dibuat konstan
d. Dalam praktikum ini, kelembaban udara tertinggi diperoleh saat Tair =
45C yaitu H = 0,024 kg uap air/ kg udara kering

LAMPIRAN

LAMPIRAN 2
CARA MEMPEROLEH NILAI HUMIDITY
Ada beberapa langkah yang harus dilakukann untuk memperoleh
nilai humidity (kelembaban) udara, yaitu:
1. Hitung temperatur bola basah (Tw) dan temperatur bola kering (Td)
dari akiran udara yang keluar dari menara pendingin.
2. Setelah memeroleh nilai Tw dan Td out, plotkan nilai tersebut ke
grafik humidity chart.
Cara memperoleh data/nilai H dari Humidity chat:
1. Dibagian sumbu x (temperatur C) tandai titik Tw dan Td. Dari titik
Tw garik tarik vertikal keatas sampai menyentuh garis percentage
humidity 100%. Begitupun titik Td sampai garis percentage
humidity 100%.
2. Dari titik perpotongan Tw dengan garis percentage humidity 100%
tersebut tarik garis miring kearah kanan bawah disejajarkan dengan
garis adiabatik sampai bertemu dengan garis vertikal Td.
3. Dari titik perpotongan tersebut, selanjutnya tarik garis lurus
horizontal kearah kanan hingga diketahui berapa nilai
kelembabanya.
Cara mengukur kelembaban jenuh (Hs) pada humidity chart:
1. Dari titik Td, tarik garis lurus vertikal sampai menyentuh garis
percentage humidity 100%
2. Dari perpotongan antara Td dengan garis percentage humidity
100% tersebut, tarik garis lurus horizontal kearah kanan hingga
diketahui berapa nilai kelembaban jenuhnya.

Anda mungkin juga menyukai