Daftara Pustaka
Aiello, S.E., et al. 2000. The Merck Veterinary Manual Eight ed. Merck&Co. inc whitehouse station
N.J.USA.
Bloom, F., George, H., Nobace, C.R. 1950. The Transmissible Venereal Tumor of the Dog. Studies
Indicating That the Tumor Cells are Mature end Cells of reticulo-endothelial origin. Departments of
Pathology and Anatomy of the State University Medical Center at New York, Brooklyn, N.Y., and the
Departments of Anatomy of the Hahnemann Medical CoUege and Hospital, Philadelphia, Pa., and of
the College of Physicians and Surgeons, Columbia University, New York, N.Y.
Brooks, W.C. 2008. Vincristine (Oncovin, Vincasar). veterinarypartner.com
Lombard, C.H., Cabanie, P.1968. Le sarcome de Sticker. Rev Med Vet. 119(6):565-586.
Marcos. R., Santos. M., Marrinhas. C., dan Rocha E. 2006. Vet Clin Pathol. Cutaneous transmissible
venereal tumor without genital involvement in a prepubertal female dog. Mar 35(1):106-9.
Moulton, J.E. 1978. Tumor of genital systems. In: Moulton JE, ed. Tumors in domestic animals. 2.ed.
California: University of California; 326-330.
Nak, D., Nak, Y., Cangul, I.T., and Tuna, B. 2005. A Clinico-pathological Study on the Effect of Vincristine
on Transmissible Venereal Tumour in Dogs. Journal of Veterinary Medicine Series A 52 (7) , 366370
doi:10.1111/j.1439-0442.2005.00743.x
Papazoglou, L. G.,. Koutinas, A. F., Plevraki, A. G., Tontis, D. 2001. Journal of Veterinary
Medicine.Primary Intranasal Transmissible Venereal Tumour in the Dog: A Retrospective Study of
Six Spontaneous Cases. Series A 48 (7) , 391400 doi:10.1046/j.1439-0442.
Park, M.S., Kim, Y., Kang, M.S., Oh, S.Y., Cho, D.Y., Shin, N.S., Kim, D.Y. 2006. Disseminated transmissible
venereal tumor in a dog. J Vet Diagn Invest. 18:130133.
Rogers KS. Transmissible venereal tumor. Compend Contin Educ.Pract Vet 1997; 19: 1036-1045
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tumor adalah adanya suatu pertumbuhan yang tidak terkendali pada
suatu jaringan dalam tubuh individu atau suatu massa jaringan yang abnormal
dimana pertumbuhannya berlebihan dan tidak terkoordinasi dengan jaringan
normal disekitarnya (Dharma dan Putra, 1997). Neoplasma dapat dibagi menjadi
dua bagian yaitu benigna ( tumor tenang) dan maligna (tumor ganas). Ciri-ciri
tumor benigna antara lain tumbuh lambang, tidak mengilfitrasi, menyerupai
jaringan asal, sel-sel normal, tidak menyebar ke lokasi jauh, hanya membunuh
jika merusak fungsi fital. Sedangkan ciri-ciri tumor maligna antara lain tumbuh
cepat, menginfiltrasi, merbeda dari jaringan asal, sel-sel abnormal, menyebar ke
lokasi jauh serta selalu membunuh jika tidak diobati (Spector, 1993). Kasus yang
diambil merupakan jenis tumor ganas sesuai hasil pemeriksaan histopatologi.
Venereal sarcoma pada anjing ditemukan pada preputium yang
membungkus penis sehingga penis mengalami atropi. Neoplasma pada penis dan
mukosa preputium termasuk di dalamnya transmissible venereal
tumor (TVT), squamous cell carcinoma,
hemangiosarcoma danpapilloma. Permukaan atau massa yang abnormal
dapat diamati dengan pemeriksaan fisik.(Fossum et al., 1997).
Penanganan venereal sarcoma dengan melakukan eksisi (pengangkatan)
secara total (Sudisma dkk., 2006). Penanganan venereal sarcoma dengan
pengangkatan total tumor termasuk pencegahan kemungkinan sel tumor
bermetastasis (pertumbuhan sekunder) ke tempat lain dapat dilakukan dengan
tindakan pembedahan dan pengobatannya disertai dengan kemotherapi dan
mempunyai prognosa jelek (Mayer et al., 1959; Spector, 1993; Martins et
al,. 2005).
1.2 ETIOLOGI
Pada kasus venereal sarcoma ini, penyebabnya berupa faktor hormonal
(Dharma dan Putra, 1997). Penyebaran tumor karena faktor hormonal, yaitu
produksi androgen yang tinggi dari korteks adrenal. Produksi hormon androgen
ini produksi hormon testoteron yang bertanggung jawab memanisfestasikan
libido. Jadi meskipun anjing sudah dikastrasi masih dapat melakukan koitus.
Venereal sarcoma pada anjing dapat disebabkan karena tumor terimplantasi
pada mukosa kelamin pada saat koitus.
1.3 GEJALA KLINIS
Gejala klinis yang tampak adalah adanya tetesan berdarah dan benjolan
pada penis. Jika penis dipalpasi akan terasa pertumbuhan yang tidak teratur
(lobuler) seperti buah anggur atau bunga kol (Mayer et al., 1959). Hasil
pemeriksaan darah menunjukkan terjadi limfositosis. Terjadinya limfositosis
merupakan salah satu indikasi terjadinya pertumbuhan tumor yang cepat dan
akan menyebabkan kerusakan jaringan yang pada akhirnya terjadi nekrosis,
perdarahan dan terjadi limfositoisis (Darmawan, 2002).
1.4 PROGNOSA
Infausta sampai Fausta
1.5 TRETMENT
Penanganan tumor tersebut dilakukan dengan cara operasi yaitu
eksisi/pengangkatan massa tumor dilanjutkan dengan kemoterapi dengan
pemberian vincristine injeksi selama lima atau tujuh kali pemberian.
v Xylazin
Obat yang diberikan 1,5 ml
Anastesi umum
v Ketamin
Obat yang diberikan 1,5 ml
Sebelum melakukan tindakan operasi, hewan diberikan premedikasi anastesi
berupa atropin sulfat secara subcutan dan 5 menit kemudian dilanjutkan dengan
pemberian xylazin dan ketamin secara intramuscular (IM).
1.6.2 Operasi
Hewan diletakkan pada posisi dorsal recumbency, insisi dilakukan
pada daerah ventral preputium. Insisi dilakukan pada kulit, subkutan hingga
menemukan massa tumor. Pengangkatan tumor dilakukan secara hati-hati
sehingga tidak menimbulkan trauma pada urethra dan dapat mengangkat tumor
semaksimal mungkin. Daerah tumor dipreparir, dipasangi arteri klem pada
daerah yang akan dipotong untuk mengontrol perdarahan. Apabila terjadi
perdarahan dapat dilakukan ligasi pada daerah tersebut. Setelah massa tumor
diangkat, diberi cairan H2O2(Hidrogen peroksida) bertujuan agar jaringan-
jaringan tumor yang masih ada mati. Selanjutnya dilakukan penutupan pada
daerah yang diinsisi, dimana subkutan ditutup dengan jahitan continous, kulit
dijahit dengan metode intradermal subkutikuler atau simple
interrupted dengan cat gut chromic.
Pada kasus tumor ini hewan telah dikastrasi (orchiectomy) yang untuk
mencegah menyebaran tumor maupun penularan ke hewan lain.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada kasus tumor penis pada anjing ini mulai teramati sekitar setahun
yang lalu, dimana gejala yang tampak ialah keluarnya leleran berdarah dari
penis. Kejadian ini tidak secara langsung dapat teramati karena anjing ini hidup
bebas tanpa mendapatkan perawatan khusus dari pemilik. Kastrasi
(orchiectomy) telah dilakukan pada umur 3 tahun, jadi besar kemungkinan
penularan tumor tersebut faktor gangguan hormonal.
Pada kasus ini jalan terbaik ialah melalui operasi pembedahan untuk
mengangkat massa tumor sebelum menyebar lebih jauh dan mencari serta
menghentikan sumber perdarahan. Perdarahan yang terjadi akibat pecahnya
pembuluh darah tepi akibat tekanan dari tumor tersebut, sehingga tindakan
dalam menghentikan perdarahan dengan ligasi sangat diperlukan. Kesulitan
yang tampak ialah dalam menemukan serta menghentikan perdarahan yang
terjadi, dimana perdarahan terjadi tidak pada lokasi insisi melainkan lebih ke
arah cranial (Sudisma dkk., 2006).
Penanganan pasca operasi merupakan bagian yang sangat penting,
dimana stadium kesembuhan luka akibat insisi dimonitor dengan baik, dan
untuk mengurangi infeksi sekunder dapat dilakukan dengan pemberian
antibiotik. Untuk kasus venereal sarcoma, terapi terbaik ialah dengan
kemotherapi (Mayer, et al. 1959; Spector, 1993; Martins, et al.2005). Akan
tetapi pertimbangan biaya yang sangat besar menyebabkan terapi tersebut tidak
dapat dilaksanakan Kemotherapi dengan vincristinepada anjing dilaporkan
dapat sembuh 35 hari pasca operasi (Tella et. al.,2004). Tumor akan muncul
kembali pada bulan ke 4 6 pasca operasi pembedahan jika tidak dilakukan
kemotherapi dengan vincristine ( Boscos and Ververidis, 2004).
BAB III
3.2 SARAN
1. Setelah dilakukan operasi dengan pengangkatan tumor
dilanjutkan dengan kemoterapi dengan
pemberian vincristine injeksi selama lima atau tujuh kali
pemberian.
2. Untuk mencegah penularan venereal sarcoma pada anjing ialah
dengan mengkandangkan hewan dan melakukan kastrasi
(orchiectomy) sehingga dapat mengurangi resiko penularan
melalui coitus
DAFTAR PUSTAKA
Boscos C.M. and H.N. Vervedis. 2004. Canine TVT Clinical Findings, Diagnosis
and
Teatment. 29th Word Congress The World Small Animal Veterinary
ssisiation. Rhodes, Greece. http//www.google.com.
Dharma, D.M.N. dan A.A.G. Putra. 1997. Penyidikan Penyakit Hewan. C.V.
Bali Media Adhikarsa. Denpasar.
Mayer, K., J.V. Lacroix and H.P. Hoskins. 1959. Canine Surgery 4th ed.,
American Veterinary Publications, Inc
(1
Komentar)
Drh.
Amanda
Rasul
Smile
Pets
Bukit Nusa Indah, jalan Melati No. 16. Ciputat, Tangerang Selatan
15414.
(021)
Daftara
44390007
0856
911
39
007
Pustaka
Aiello, S.E., et al. 2000. The Merck Veterinary Manual Eight ed. Merck&Co.
inc
whitehouse
station
N.J.USA.
Bloom, F., George, H., Nobace, C.R. 1950. The Transmissible Venereal
Tumor of the Dog. Studies Indicating That the Tumor Cells are Mature end
Cells of reticulo-endothelial origin. Departments of Pathology and Anatomy
of the State University Medical Center at New York, Brooklyn, N.Y., and the
Departments of Anatomy of the Hahnemann Medical CoUege and Hospital,
Philadelphia, Pa., and of the College of Physicians and Surgeons, Columbia
University,
New
York,
N.Y.
Brooks, W.C. 2008. Vincristine (Oncovin, Vincasar). veterinarypartner.com
Lombard, C.H., Cabanie, P.1968. Le sarcome de Sticker. Rev Med Vet.
119(6):565-586.
Marcos. R., Santos. M., Marrinhas. C., dan Rocha E. 2006. Vet Clin Pathol.
Cutaneous transmissible venereal tumor without genital involvement in a
prepubertal
female
dog.
Mar
35(1):106-9.
Moulton, J.E. 1978. Tumor of genital systems. In: Moulton JE, ed. Tumors in
domestic animals. 2.ed. California: University of California; 326-330.
Nak, D., Nak, Y., Cangul, I.T., and Tuna, B. 2005. A Clinico-pathological
Study on the Effect of Vincristine on Transmissible Venereal Tumour in Dogs.
Journal of Veterinary Medicine Series A 52 (7) , 366370
doi:10.1111/j.1439-0442.2005.00743.x
Papazoglou, L. G.,. Koutinas, A. F., Plevraki, A. G., Tontis, D. 2001. Journal
of Veterinary Medicine. Primary Intranasal Transmissible Venereal Tumour in
the Dog: A Retrospective Study of Six Spontaneous Cases. Series A 48 (7) ,
391400
doi:10.1046/j.1439-0442.
Park, M.S., Kim, Y., Kang, M.S., Oh, S.Y., Cho, D.Y., Shin, N.S., Kim, D.Y.
2006. Disseminated transmissible venereal tumor in a dog. J Vet Diagn
Invest.
18:130133.
Rogers KS. Transmissible venereal tumor. Compend Contin Educ.Pract Vet
1997; 19: 1036-1045