Anda di halaman 1dari 9

MATERI BAB I

Plak gigi adalah suatu lapisan lunak terdiri atas kumpulan bakteri yang
berkembang biak di atas suatu matriks, terbentuk dan melekat erat pada permukaan
gigi yang tidak dibersihkan, merupakan salah satu faktor terjadinya proses karies dan
inflamasi jaringan lunak.
Lokasi pembentukan plak pada permukaan gigi
diklasifikasikan atas plak supragingival berada pada atau koronal dari tepi gingiva
dan plak subgingival berada pada apikal dari tepi gingiva.
Plak supra dan subgingiva hampir tiga perempat bagian terdiri atas berbagai macam bakteri
gram-positif dan gram-negatif, termasuk bakteri fakultatif anaerob dan obligat anaerob.
Plak gigi memegang peranan penting dalam proses karies gigi dan
inflamasi jaringan lunak sekitar gigi. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas
kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak diatas suatu matriks yang
terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan.
Plak sangat tipis, baru terlihat setelah dilakukan pewarnaan, dan plak t idak
dapat dibersihkan hanya dengan berkumur-kumur, semprotan air atau udara tetapi
plak dapat dibersihkan secara mekanis yaitu membersihkan plak dengan menyikat
gigi.Pada plak tertentu yang mengandung koloni mikroba spesifik
dapat menimbulkan adanya karies pada gigi. Plak juga merupakan suatu penyebab
local dan utama dalam terbentuknya penyakit gigi dan mulut seperti karies,
kalkulus (karang gigi), gingivitis (radang pada gusi), periodontitis (radang pada
jaringan penyangga gigi), dan lain sebagainya. Plak pada permukaan gigi dapat
dipakai sebagai indicator kebersihan mulut. Plak gigi ini terdiri dari
mikroorganisme dan matriks selular yang terdiri dari bahan organik dan anorganik.
Pada matriks selular, 20-30 % massa plaknya terdiri dari komponen organik,
anorganik yang berasal dari saliva, cairan sulkus dan produk bakteri. Pada
pembentukan plak diawali dengan pembentukan pelikel kemudian kolonisasi awal

dan sekunder dan yang terakhir adalah pematangn plak dimana ditandai dengan
menurunnya jumlah bakteri gram (+) dan meningkatnya bakteri gram () yang
terjadi pada hari ke-7 pada pembentukan plak.
Adanya kumpulan plak yang termineralisasi yang menempel pada
permukaan gigi ini akan menimbulkan terbentuknya karang gigi atau biasa disebut
dengan kalkulus. Karang gigi ini berasal dari plak yang bercampur dengan zat
kapur pada saliva yang kemudian mengendap di permukaan gigi. Karang gigi atau
kalkulus ini dapat menyebabkan gigi mudah goyah dan mudah tanggal akibat
adanya penurunan gusi, gusi bengkak, gusi berdarah saat menyikat gigi dan juga
bau mulut (halitosis). Karang gigi sendiri tidak berbahaya, tetapi memiliki
permukaan yang sangat kasar di mana bakteri dapat dengan mudah melekat di
permukaannya. Karang gigi juga merupakan masalah yang dapat membuat gigi
berwarna kuning atau coklat. Karang gigi ini lebih berpori-pori dibanding enamel
sehingga mudah berubah warna. Jika sering merokok atau sering minum kopi atau
teh, akan menyebabkan karang gigi berubah warna menjadi coklat atau hitam.
Akibat adanya karang gigi ini juga dapat menimbulkan terjadinya gigi sensitive,
gusi melorot sehingga akarnya terlihat dan juga bau mulut. Karang gigi ini juga
menjadi penyebab kedua terbesar hilangnya gigi setelah karies.
Plak gigi ini juga merupakan biofilm gigi dimana biofilm terdiri dari
kumpulan bakteri yang melekat erat pada permukaan gigi dan permukaan jaringan
rongga mulut lainnya. Biofilm ini bertindak untuk melindungi dan meningkatkan
nutrisi bakteri yang tinggal di dalamnya. Matriks dari biofilm akan melindungi
bakteri dari efek antibiotik dan antiseptik. Penyingkiran biofilm hanya dapat
dilakukan secara mekanis dengan menggunakan sikat gigi atau dental flosh.
Struktur dari biofilm sangat unik dan tergantung dengan lingkungan tempatnya
berada misalkan kandungan nutrisi dan keadaan fisiknya.

MATERI BAB II
II.1.1 BIOFILM
Biofilm merupakan suatu agregat mikroba sejenis maupun berbeda jenis
yang melekat pada permukaan substrat biologis maupun non biologis, dimana satu sel
dengan sel yang lainnya saling terikat dan melekat pada substrat dengan perantaraan
suatu matrik extracellular polymeric substance (EPS) atau disebut juga
exopolysaccharide (Hall-Stoodley, 2004; Madigan et al, 1997). Biofilm adalah
lapisan yang terbentuk oleh koloni sel-sel mikroba dan melekat pada permukaan
substrat, berada dalam keadaan diam, karakter berlendir, dan tidak mudah terlepas
(Madigan et al, 1997).
Biofilm merupakan salah satu contoh dari hubungan kompleks antara
berbagai mikroba yang seringkali berasal dari spesies yang berbeda. Biasanya
menempel pada permukaan gigi (plak gigi), kerak dalam aliran air, tirai kamar mandi
(buih sabun juga merupakan biofilm), alat medis yang ditanam dalam tubuh (pipa
dalam saluran tubuh) dan lapisan lendir sistem pencernaan. Para ilmuwan
memperkirakan bahwa biofilm merupakan habitat mikroba yang alami. Biofilm
berkembang dari suatu matriks ekstraseluler yang terdiri atas DNA, protein, dan
serabut polisakarida dari glikokaliks sel. Matriks melekat satu sel dengan yang lain
dan juga pada permukaan substrat. Biofilm merupakan lingkungan mikro yang
mengandung nutrien dan melindungi koloni bakteri (dari tekanan lingkungan, radiasi
sinar ultraviolet, obat antimikroba, pH, suhu, dan kelembaban).
Plak pada gigi adalah suatu bentuk biofilm yang mengarah pada kerusakan
gigi (cavities/gigi berlubang). Pembentukan dimulai dari kolonisasi Streptococcus
mutans pada gigi. Bakteri ini menguraikan karbohidrat terutama sukrosa (gula tebu)
sebagai sumber nutrien dan untuk pembentukan glikokaliks. Sukrosa diuraikan
menjadi monosakarida sebagai sumber energi sel, dengan bantuan enzim. Enzim kedua yang
dikeluarkan oleh sel berupa rantai polisakarida yang tidak larut untuk

menguraikan fruktosa, yang disebut sebagai molekul glukan (seperti matriks


glikokaliks yang mengelilingi sel). Adanya glukan ini akan melekatkan Streptococcus
mutans pada gigi, menyediakan tempat bagi spesies bakteri mulut lain dan menjerat
partikel nutrien. Suatu biofilm kini telah terbentuk.
Bakteri di dalam biofilm mencerna nutrien dan melepaskan zat asam, yang
dapat merusak gigi dengan matriks biofilm. Asam secara berangsur-angsur akan
mengikis mineral penyusun gigi, menyebabkan gigi berlubang dan pada akhirnya bisa
menghilangkan gigi. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa bakteri dalam biofilm
menunjukkan perbedaan yang mencolok dari individu, bakteri yang berenang bebas.
Contohnya suatu sel yang berenang bebas, bakteri tanah Pseudomonas putida
bergerak dengan flagel. Ketika ia menjadi suatu bagian dari biofilm maka akan
kehilangan gen protein pembentuk flagel dan sebagai gantinya memulai sintesis pili.
Sebagai tambahan, gen yang menyandikan ketahanan terhadap antibiotik pada
Pseudomonas putida akan menjadi lebih aktif saat berada dalam biofilm.
Bakteri dalam biofilm berkomunikasi melalui pesan kimia untuk
membantu mengatur dan membentuk struktur tiga dimensi. Arsitektur suatu biofilm
menyediakan perlindungan daripada bakteri yang berenang bebas. Sebagai contohnya
pada saat kadar oksigen rendah di bagian dalam biofilm maka akan lebih
mengaktifkan zat antibiotik. Lebih dari itu, kehadiran begitu banyak jenis bakteri
dalam biofilm akan meningkatkan kemungkinan bakteri dalam komunitas biofilm
dalam melawan dan menjadi kebal tehadap pemberian antibiotik.

II.1.2 MEKANISME PEMBENTUKAN PLAK


Plak umumnya dijumpai pada sepertiga gingiva permukaan gigi, karena
daerah tersebut tidak terganggu oleh gesekan makanan maupun jaringan.
Penumpukan plak lebih sering terjadi pada retakan, pit, dan fisur pada permukaan
gigi, dibawah restorasi yang mengemper, dan sekitar gigi yang erupsinya tidak

teratur. Lokasi dan laju pembentukan plak adalah bervariasi diantara individu. Faktor
yang mempengaruhi laju pembentukan plak adalah higiena oral, serta faktor-faktor penjamu
seperti diet, dan komposisi serta laju aliran saliva.
Proses pembentukan plak dapat dibagi menjadi tiga fase yaitu:
a. Pembentukan pelikel dental
Pembentukan pelikel dental pada permukaan gigi merupakan fase awal
dari pembentukan plak. Pada tahap awal ini permukaan gigi atau restorasi akan
dibalut oleh pelikel glikoprotein. Pelikel tersebut berasal dari saliva dan cairan sulkus,
begitu juga dari produk sel bakteri dan pejamu, dan debris. Komponen khas pelikel
pada berbagai daerah bervariasi komposisinya. Pengamatan terhadap pelikel enamel
baru terbentuk (dua jam) menunjukkan bahwa komposisi asam aminonya berbeda
dari komposisi saliva, hal ini berarti bahwa pelikel dibentuk oleh adsorpsi
makromolekul sekitar secara selektif. Pelikel merupakan suatu lapisan organik bebas
bakteri dan terbentuk dalam beberapa menit setelah permukaan gigi yang bersih
berkontak dengan ludah dan pada permukaan gigi dan berupa material stein yang
terang apabila diwarnai dengan bahan pewarna plak. Pelikel berfungsi sebagai
penghalang protektif, yang bertindak sebagai pelumas permukaan dan mencegah
desikasi (pengeringan jaringan). Selain itu pelikel merupakan substrat tempat bakteri
dari sekitarnya melekat. Selain itu, pelikel bekerja seperti perekat bersisi dua, satu sisi
melekat ke permukaan gigi, sedangkan permukaan lainnya merupakan sisi yang
melekatkan bakteri pada permukaan gigi. Bakteri dapat melekat ke permukaan gigi
diperantarai oleh reseptor berupa lapisan tipis protein saliva dan glikoprotein yang
menutupi permukaan gigi yang sering dikenal dengan pelikel. Pelikel dan matriks
plak merupakan hasil dari host dan produk bakteri yang terdiri dari beberapa
komponen meliputi albumin, lisozim, amilase, imunoglobulin A, prolin yang kaya
protein dan mucins. Lapisan pelikel pada permukaan gigi dikolonisasi oleh bakteri
Gram positif seperti S.sanguis, S. mutans dan A.viscosus. Komponen bakteri seperti

glukosyltransferase dan glucans juga dapat ditemukan dalam pelikel dan memainkan
peran yang sangat signifikan dalam hal perlekatan. Suatu ikatan antara adsorbsi dan
desorbsi molekul saliva terjadi 90-120 menit setelah menyikat gigi. Setelah 2 jam
pelikel pada permukaan lingual terbentuk setebal 20-80 nm sedangkan pelikel di
daerah bukal bisa mencapai 200-700 nm. Ketebalan pelikel ini bisa berubah sewaktu-waktu
tergantung pada tempat melekatnya. Pada saat molekul protein saliva berikatan
dengan permukaan gigi protein dapat mengalami perubahan. Hal ini merupakan
petunjuk adanya reseptor baru untuk perlekatan dimana terjadi aktivitas
glukosyltransferase dan menghasilkan glucans dengan struktur yang dimodifikasi.
Komposisi molekul dan kimia fisik pelikel merupakan hal yang sangat menentukan
bentuk kolonisasi mikroba. Setelah pelikel terbentuk bakteri melekat pada pelikel
tersebut dan mengalami proliferasi. Bakteri yang pertama kali melekat pada
permukaan pelikel biasanya golongan coccus. Seiring berjalannya waktu plak
dikolonisasi oleh bermacam-macam bentuk berupa filamen, flagel dan spiral. Koloni
awal yang terdapat pada plak adalah spesies komensal utama meliputi Streptococcus
(S. sanguis, S. Gordonii dan S.oralis) dan A.viscosus. Pengkoloni awal tersebut
melekat ke permukaan gigi dengan bantuan adhesin yaitu molekul spesifik yang
terdapat pada permukaan bakteri. Contoh adhesin ini adalah S. gordonii dapat
berikatan dengan bantuan -amylase sedangkan A. naeslundii dan F. nucleatum
berinteraksi dengan statherin. S. mutans berikatan dengan glucans protein binding.

b. Kolonisasi awal pada permukaan gigi


Dalam beberapa jam bakteri akan dijumpai pada pelikel dental. Bakteri
yang pertama-tama mengkoloni permukaan gigi yang dibalut pelikel adalah
didominasi oleh mikroorganisme fakultatif gram positif, seperti Actinomices viscosus
dan Streptococus sanguis. 18-20 Pengkoloni awal tersebut melekat ke pelikel dengan
bantuan adhesin, yaitu molekul spesifik yang berada pada permukaan bakteri.

Adhesin akan berinteraksi dengan reseptor pada pelikel dental. Masa plak kemudian
mengalami pematangan bersamaan dengan pertumbuhan bakteri yang telah melekat,
maupun kolonisasi dan pertumbuhan spesies lainnya. Dalam perkembangannya
terjadi perubahan ekologis pada biofilm, yaitu peralihan dari lingkungan awal yang
aerob dengan spesies bakteri fakultatif gram positif menjadi lingkungan yang sangat
miskin oksigen dimana yang dominan adalah mikroorganisme anaerob gram-negatif.

c. Kolonisasi sekunder dan pematangan plak


Plak akan meningkat jumlahnya setelah kolonisasi awal permukaan gigi
melalui dua mekanisme terpisah, yaitu:
Multiplikasi dari bakteri yang telah melekat pada permukaan gigi
Multiplikasi serta perlekatan lanjut bakteri yang ada dengan bakteri baru

Dalam tiga hari, Pengkoloni sekunder yang tidak turut sebagai pengkoloni
awal ke permukaaan gigi yang bersih, diantaranya Prevotella intermedia, Prevotella
loescheii, spesies Capnocyttophaga, Fusobakterium nucleatum, dan Porphyromonas
gingivalis. Mikroorganisme tersebut melekat ke sel bakteri yang telah berada dalam
massa plak. Interaksi yang menimbulkan perlekatan bakteri pengkoloni sekunder ke
bakteri pengkoloni awal dinamakan koagregasi. Fase akhir pematangan plak pada
hari ke 7 ditandai dengan menurunnya jumlah bakteri gram positif dan meningkatnya
bakteri gram negatif.
Plak ini hanya dapat dibersihkan dengan pembersihan mekanis seperti
menggunakan sikat gigi ataupun alat pembersih dari dokter gigi lainnya.

II.1.3 MEKANISME PEMBENTUKAN KALKULUS


Rongga mulut manusia tidak pernah bebas dari bakteri dan umumnya
bakteri plak memegang peranan penting dalam menentukan pembentukan kalkulus.

Pelekatan kalkulus dimulai dengan pembentukan plak gigi, sedangkan permukaan


kalkulus supragingival dan kalkulus subgingival selalu diliputi oleh plak gigi.
Kalkulus merupakan suatu endapan amorf atau kristal lunak yang terbentuk pada gigi
atau protesa dan membentuk lapisan konsentris. Kalkulus ini biasanya terbentuk
setelah 2 14 hari terbentuknya plak. Kalkulus disebut juga "tartar" merupakan
endapan keras hasil mineralisasi plak gigi, melekat erat mengelilingi mahkota dan
akar gigi. Selain pada permukaan gigi, kalkulus juga terdapat pada gigi tiruan dan
restorasi gigi dan hanya bisa hilang dengan tindakan scalling. Penelitian morfologi
kalkulus menggunakan scanning electron microscopy (SEM) menunjukkan bahwa
kalkulus supragingival dan kalkulus subgingival kasar dan porus serta terdapat retensi dan
plak gigi. Permukaan luar kalkulus selalu diliputi oleh organisme - organisme
bentuk filamen dan bulat, sedangkan permukaan dalam kalkulus tidak. Ada
perbedaan jumlah koloni pada plak gigi dengan atau tanpa kalkulus supragingival.
Pada plak gigi kelompok kalkulus terdapat lebih banyak spesies Bacteroides
intermedius, Bacteroides melaninogenicus serta Capnocytophaga. Organisme yang
terdapat pada plak gigi yang sudah matang juga terdapat pada kalkulus. Ditemukan
ada 22 mikroorganisme di dalamnya. Bakteri plak diperkirakan memegang peranan
penting dalam pembentukan kalkulus, yaitu dalam proses mineralisasi, meningkatkan
kejenuhan cairan di sekitarnya sehingga lingkungannya menjadi tidak stabil atau
merusak faktor penghambat mineralisasi. Sumber mineral untuk kalkulus
supragingival diperoleh dan saliva, sedangkan kalkulus subgingival dari serum darah.
Kalkulus terjadi karena pengendapan garam kalsium fosfat, kalsium karbonat dan
magnesium fosfat. Komposisi kalkulus dipengaruhi oleh lokasi kalkulus dalam mulut
serta waktu pembentukan kalkulus. Pada suatu saat kalkulus dapat cepat terbentuk,
sedangkan pada saat yang lain lambat atau tidak terbentuk kalkulus.
Kalkulus melekat erat dengan gigi dan hanya bisa di bersihkan dengan
scaller, atau alat ekstraktor oleh dokter gigi. Kalkulus mula-mula kuning, lama -

kelamaan dapat berwarna coklat atau kehitaman sesuai dengan kebiasaan seperti
merokok atau minum kopi. Kalkulus dapat menyebabkan gigi goyang dan mudah
tanggal karena penurunan gusi, gusi bengkak, gusi berdarah terutama saat menyikat
gigi dan halitosis (bau mulut).

Anda mungkin juga menyukai