Dalam peluruhan beta, sebuah proton berubah menjadi inti atau sebaliknya. Jika Z dan
N masing-masing berubah satu satuan. tetapi A tidak berubah. Pada peluruhan beta, yang
paling utama adalah sebuh neutron meluruh menjadi sebuah proton dan sebuah elektron
Elektron yang dipancarkan pada peluruhan beta bukanlah elektron kulit atom dan juga
bukan elektron yang semula berada dalam inti. Tetapi elektron ini diciptakan oleh inti dari
energi yang ada. Jika ada beda energi diam sekurang-kurangnya mec2, maka penciptaan
elektron sangat mungkin terjadi.
1. Kondisi Untuk Emisi Spontan
A. Emisi elektron
Adapun prosesnya dapat dijabarkan sebagai berikut.
A
Z
bermassa Md dan partikel beta positif atau negatif dengan massa M a. Karena inti
induk dalam keadaan diam sebelum peluruhan, inti anak dan partikel beta harus berada dalam
arah berlawanan setelah meluruh sehingga memiliki kekekalan momentum linear. Ei dan Ef
adalah energi total sistem sebelum dan setelah peluruhan. Berdasarkan prinsip konservasi
energi
di mana Kd dan K adalah energi kinetik dari inti anak dan partikel beta negatif.
Selanjutnya,energi disintegrasi Q dari proses ini dirumuskan dengan:
1
Adapun syarat terjadinya peluruhan spontan adalah Q harus bernilai positif.
M ( A, Z ) = M P + Zme
M ( A, Z + 1 ) = M P + ( Z + 1 )me
Q = ( M P M d me ) c 2
Q = [ M ( A, Z ) Zme ( M (A,Z +1 ) ( Z +1)me) me ] c2
Q = [ M ( A, Z ) Zme ( M (A,Z +1 ) + ( Z +1)me) me ] c2
Q = [ M ( A, Z ) Zme ( M (A,Z +1 ) + Zme + me me ] c2
Q = [ M ( A, Z ) ( M (A,Z +1 )] c2.3)
Persamaan ini menyatakan peluruhan - akan terjadi kapan saja massa atom induk
lebih besar dari massa atom anak, dan energi disintergrasi, Q, yang dilepaskan sebagai energi
kinetik sama dengan perbedaan massa mereka.
B. Emisi positron
Proses ini dijabarkan oleh persamman sebagai berikut:
2
C. Penangkapan elektron ( Elektron Capture / EC )
Proses ini dijelaskan oleh persamaan sebagai berikut:
partikel lebih ringan dari partikel alpha, sehingga tidak perlu medan magnet yang besar.
Medan magnet yang diberikan pada partikel lebih ringan dari partikel alpha, sehingga tidak
perlu medan magnet yang besar. Medan magnet yang diberikan pada partikel sebesar 1000
gauus jika dibandingkan dengan medan magnet yang diberikan pada partikel alpha yaitu
10000 gauus.
mo
1v 2/c 2
sehingga:
P adalah momentum relativistik. Jika momentum diketahui, maka energi kinetik dapat
dihitung:
Maka:
Adapun bagan dari Spektrometer fokus setengah lingkaran adalah sebgai berikut.
4
3. Hilangnya Energi Elektron
Proses hilangnya energi yang dimilki elektron ialah ketika partikel tersebut melalui
suatu medium. Hilangnya energi ini disebabkan karena eksitasi dan ionisasi. Kehilangan
energi elektron partikel beta tidak sesimpel kehilangan energi partikel alpha, ini disebabkan
karena:
a. Massa partikel beta sangat kecil dan memiliki kecepatan yang sangat besar, sehingga
memperhitungkan efek relativitas
b. Kehilangan energi yang terjadi yakni di mana hilangnya energi kebanyakan terjadi
karena adanya tumbukan tunggal antara elektron dengan elektron
c. Hilangnya energi terjadi melalui dua proses yakni:
Karena adanya radiasi, ini terjadi pada elektron dengan energi yang sangat
besar
Adanya eksitasi dan ionisasi, ini terjadi untuk elektron dengan energi yang
sangat kecil
d. Elektron yang dipancarkan memiliki distribusi energi yang kontinu ( bukan energi
yang homogen ) dari nol sampai maksimum.
Untuk elektron berebergi tinggi, hilangnya energi terjadi ketika mengalami suatu proses
yakni:
a. Hilangnya energi karena tumbukan tidak elastis
pada pembahasan ini dikenal adanya istilah daya henti, S(E). Daya henti
menggambarkan hilangnya energi persatuan panjang, yang dirumuskan sebagai
berikut.
Dimana:
I = rerata ionisai spesifik dinyatakan dalam besaran jumlah pasangan ion yang
5
Tanda minus menunjukan berkurangnya energi terjadi akibat berkurangnya
jangkauan.
Jangkauan rata-rata, yakni kemampuan dari partikel alpha dapat melalui suatu
medium, yang dirumuskan sebagai berikut:
Sehingga dengan mendesain medium yang memiliki ketebalan tertentu kita dapat
menentukan jangkauan yang dimaksud di atas.
Sedagkan perumusan daya henti, S( E ), untuk partikel beta adalah sebagai
berikut.
di mana E adalah energi kinetik dari elektron dan = v2c untuk kasus elektron yang
lambat, di mana << 1. Persamaan 16 hampir ekuivalen dengan persamaan 17. Untuk
kasus relativitas partikel yang ekstrim, persamaan 17 menjadi
Panjang radiasi adalah panjang lintasan partikel di dalam medium di mana elektron
muncul dengan I/E dari energi mula-mula. Di sini juga dikenal adanya istilah energi
kritis, yakni energi elektron di mana hilangnya energi akibat tumbukan adalah sama
dengan hilangnya energi akibat radiasi. Adapun persamaan untuk energi kritis adalah
sebagai berikut
7
4. Spektrum Sinar Beta Kontinu dan Hipotesis Neutrino
Karakteristik spektrum peluruh beta
Gambar 4, 5, 6, dan 7 berikut ini menunjukan beberapa karakteristik spektrum sinar
beta yang telah diamati oleh para peneliti dengan menggunakan instrument yang berbeda.
Gambar grafiknya adalah sebagai berikut:
dan 53,4 persen. Ketika tiga kelompok ini dipisahkan, mereka menunjukan spektra
sederhana yang serupa dengan Au198 dan Cs137. Titik lain menunjukan bahwa di daerah
energi yang rendah dari spektrum hamburan sinar beta, bentuk distribusinya adalah
berbeda untuk proton dan positron. Ini ditunjukan pada gambar 7 untuk peluruhan
Cu64 di mana meluruh dengan +, - dan proses menagkap elektron ( elektron
capture ). Dengan mengabaikan apakah inti meluruh oleh pancaran - atau pancaran
+, spektrum komtinu mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a. Terdapat suatu batasan maksimum dalam distribusi, dan energi yang
bersesuaian tergantung jenis inti yang mengalami peluruhan beta
b. Terdapat suatu batasan energi maksimum yang hampir sepadan dengan energi
peluruh yang tersedia. Di mana energi maksimum yang maksimum adalah
suatu fungsi peluruh inti.
c. Spektrum kontinu di amati untuk + dan -, kedua-duanya alami seperti
halnya beta emiter tiruan.
Karena banyaknya partikel beta yang beda dipancarkan pada energi yang berbeda,
sehingga pembahasan akan lebih mudah dengan menggunakan energi rata-rata. Energi
E rata-rata didefinisikan sebagai berikut:
Inti induk di sini memiliki energi maksimum yang merupakan selisih antara
dua tingkat energi. Inti anak yang dihasilkan memiliki energi yang kecil dan dapat
diabaikan dan energi elektron yang dihasilkan adalah sepertiga dari energi maksimum.
Sesuai dengan perumusan bahwa total energi sebelum tumbukan adalah sama dengan
total energi setelah tumbukan. Namun di sini, energi anak adalah sepertiga dari energi
maksimum. Ini berarti bahwa terdapat 2/3 energi yang hilang. Energi inilah yang
menjadi permasalahan pada proses peluruhan beta. Sehingga dibuatlah suatu asumsi
bahwa energi yang 2/3 tersebut dimiliki oleh inti anak, dengan suatu tingkat energi
yang kontinu. Oleh karena itu, kondisi inti anak adalah tidak stabil. Untuk mencapai
kestabilan ( lebih stabil ), maka dipancarkan energi dalam bentuk sinar gamma sesuai
dengan harga berikut:
sangat kecil atau mendekati nol. Pada dasarnya neutrino tidak memiliki sifat
elektromagnetik.
Berdasarkan persamaan neutrino tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pada
peluruhan beta dihasilkan 3 bentuk, yaitu: inti anak, elektron dan neutrino, kecuali
pada elektron konversi yang dapat digunakan untuk menjelaskan distribusi
momentum kontinu. Hipotesis neutrino dengan sukses diterapkan oleh Enrico
Fermi dalam mengembangkan teori peluruhan beta yang menjelaskan bentuk
spektrum beta. Berdasarkan teori ini, dalam peluruhan beta terdapat sebuah
interaksi antara nukleon, elektron, dan neutrino yang mengubah sebuah neutron
menjadi proton dan sebaliknya, dan menyebabkan emisi simultan atau penyerapan
oleh elektron dan neutrino. Jadi, ketiga proses peluruhan beta dapat dituliskan
sebagai berikut:
13