Teori hukum adalah disiplin hukum yang secara kritikal dalam perspektif
interdisipliner menganalisis berbagai aspek dari hukum secara tersendiri dan dalam
keseluruhannya, baik dalam konsepsi teoritikalnya maupun dalam pengolahan praktikalnya
dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik dan penjelasan yang lebih
jernih tentang bahan-bahan hukum tersaji. Pokok kajian teori hukum:
1.
Analisis hukum yaitu upaya pemahaman tentang struktur sistem hukum, sifat dan
kaidah hukum, pengertian dan fungsi asas-asas hukum, unsure-unsur khas dari konsep
yuridik (subyek hukum, kewajiban hukum, hak, hubungan hukum, badan hukum,
tanggunggugat, dsb) Ajaran metode yaitu metode dari ilmu hukum (dogmatik hukum),
metode penerapan hukum (pembentukan hukum dan penemuan hukum), teori
perundang-undangan, teori argumentasi yuridik (teori penalaran hukum).
2.
Teori hukum empiris, bertujuan untuk bekerja dari perspektif eksternal, artinya dari
titik berdiri pengamat yang mengobservasi sehingga diharapkan menghasilkan
perodik penelitian yang murni dan obyektif. Aliran ini mengacu pada teori kebenaran
korespondensi.
2.
Teori hukum kontemplatif bertolak dari titik berdioei internal terbatas. Artinya titik
berdiri partisipan yang obyektivitasnya intersubyektivitas. Aliran ini mengacu pada
teori kebenaran pragmatic.
DOGMATIK HUKUM
Dogmatik Hukum memiliki konotasi pejoratif dengan Ajaran hukum (rechtsleer) atau
Kemahiran hukum (rechtskunde) yang merupakan cabang dari ilmu hukum yang berkenaan
dengan obyek-obyek (pokok-pokok pengaturan) dari hukum, bahkan lebih luas yg berkenaan
dengan tata hukum (rechtsbestel) secara keseluruhan. Dogmatik hukum mengumpulkan dan
menelaah pokok-pokok pengaturan yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan
dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik dan penjelasan tunggal tentang
pokok telaah yang diteliti.
Kegunaan dari dogmatik hukum adalah upaya menemukan dan mengumpulkan bahan
empirikal sampai ke sudut-sudut terjauh dari hukum, yaitu dengan cara penataan dan
pengolahan secara sistematikal, dengan menampilkan gambaran secara menyeluruh
terikhtisar dan kejernihan dari apa yang tampaknya merupakan suatu kesemerawutan dari
pengumpulan bahan yang belum lengkap atau tercerai berai. Maka Dogmatik hukum
mempresentasikan secara global dan terpadu (sintetikal) tingkat keadaan hukum, sehingga
para juris akan merujuk kepadanya, begitu pembacaan biasa atas undang-undang tidak lagi
cukup untuk penyelesaian masalah-masalah yang di hadapi.
Objek kajian dogmatik hukum adalah menggali sumber-sumber hukum formal dalam
arti luas yakni perundang-undangan, putusan pengadilan, traktat-traktat, asas-asas hukum,
kebiasaan, dan memandang hukum secara terisolasi seolah-olah tercabut dari sumber
kehidupannya yang sesungguhnya. Dogmatik hukum pada dasarnya melihat hukum sebagai
sebuah kemandirian murni dengan suatu daya hidup (levenskracht) sendiri terlepas dari
peristiwa-peristiwa kemasyarakatan. Instrumen kerjanya adalah sistematisasi berdasarkan
kaidah kaidah logikal.
Jadi Dogmatik Hukum (rechtsdogmatiek) atau ajaran hukum (rechtsleer) yaitu dalam
arti sempit, bertujuan untuk memaparkan, mensistematisasi juga menjelaskan (verklaren)
hukum positif yang berlaku (vigerende positiefrecht). Walaupun demikian, Dogmatik
Hukum bukanlah ilmu netral yang bebas nilai. Tidak karena hukum itu saling terkait antara
nilai-nilai dan kaidahkaidah. Bukankah dalam asasnya sangat mungkin memaparkan nilai
nilai dan kaidahkaidah sebagai ketentuanketentuan faktual secara sepenuhnya netral dan
objektif, melainkan secara sadar mengambil sikap berkenan dengan butir-butir yang di
diperdebatkan. Sehingga orang tidak hanya mengatakan bagaimana hukum dapat di
interpretasikan melainkan juga bagaimana hukum harus diinterpretasikan.
b.
Sebagai disiplin yang mencari pengetahuan tentang hukum yang benar hukum yang
adil (J. Schmidt H. Kelsen).
c.
Sebagai sebuah refleksi atas dasardasar dari kenyataan (yuridikal), suatu bentuk dari
berpikir sistematikal yang hanya akan merasa puas dengan hasilhasil yang timbul
dari dalam pemikiran (kegiatan berpikir) itu sendiri dan yang mencari suatu hubungan
Sebagai disiplin yang mencari pengetahuan tentang hakekat (sifat) dari keadilan
2.
Dogmatik hukum berbicara tentang hukum, teori hukum berbicaratentang cara yang
dengannya ilmuwan hukum berbicara tentang hukum.
3.
undangan dan yurisprudensi. Dogmatik hukum adalah teorinya hukum positif, mempelajari
hukum positif dan yurisprudensi, dengan demikian sifatnya adalah praktis dan konkrit.
Pertanyaan dogmatik hukum hanya dapat dijawab dengan menunjuk pada peraturan
perundang undangan, sedangkan pertanyaan filsafat hukum hanya dijawab secara teoritiks
abstraksi, obyeknya adalah segala sesuatu yang berhubungan hukum dan gejala hukum.