Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah Pembagkit Listrik Tenaga Panas Bumi ini adalah :
1. Untuk mengetahui jenis-jenis sistem Pembangkit Listerik Tenaga Panas Bumi.
2. Untuk mengetahui peralatan pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi.
3. Untuk mengetahui bagaimana keuntungan dan kekurangan dari Energi Panas Bumi
(geothermal).
1.4. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah dapat menambah wawasan
bagi penulis dan para pembaca dibidang pembangkitan tenaga listrik, khususnya PLTP.
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
Adanya material panas pada kedalaman beberapa ribu kilometer di bawah
permukaan bumi menyebabkan terjadinya aliran panas dari sumber panas tersebut hingga
ke pemukaan. Hal ini menyebabkan tejadinya perubahan temperatur dari bawah hingga ke
permukaan, dengan gradien temperatur rata-rata sebesar 300C/km. Di perbatasan antara dua
lempeng (di daerah penujaman) harga laju aliran panas umumnya lebih besar dari harga
rata-rata tersebut. Hal ini menyebabkan gradien temperatur di daerah tersebut menjadi lebih
besar dari gradien tempetatur rata-rata, sehingga dapat mencapai 70-800C/km, bahkan di
suatu tempat di Lanzarote (Canary Island) besarnya gradien temperatur sangat tinggi sekali
hingga besarnya tidak lagi dinyatakan dalam 0C/km tetapi dalam 0C/cm.
Pada dasarnya sist em panas bumi terbentuk sebagai hasil perpindahan panas dari
suatu sumber panas ke sekelilingnya yang terjadi secara konduksi dan secara konveksi.
Perpindahan panas secara konduksi terjadi melalui batuan, sedangkan perpindahan panas
secara konveksi terjadi karena adanya kontak antara air dengan suatu sumber panas.
Perpindahan panas secara konveksi pada dasarnya terjadi karena gaya apung (bouyancy). Air
karena gaya gravitasi selalu mempunyai kecenderungan untuk bergerak kebawah, akan
tetapi apabila air tersebut kontak dengan suatu sumber panas maka akan terjadi
perpindahan panas sehingga temperatur air menjadi lebih tinggi dan air menjadi lebih ringan.
Keadaan ini menyebabkan air yang lebih panas bergerak ke atas dan air yang lebih dingin
bergerak turun ke bawah, sehingga terjadi sirkulasi air atau arus konveksi.
5
yang sangat penting bagi terbentuknya sumber energi panas bumi di Indonesia. Tumbukan
antara lempeng India-Australia di sebelah selatan dan lempeng Eurasia di sebelah utara
mengasilkan zona penunjaman (subduksi) di kedalaman 160 - 210 km di bawah Pulau
Jawa-Nusatenggara dan di kedalaman sekitar 100 km (Rocks et. al, 1982) di bawah Pulau
Sumatera. Hal ini menyebabkan proses magmatisasi di bawah Pulau Sumatera lebih dangkal
dibandingkan dengan di bawah Pulau Jawa atau Nusatenggara. Karena perbedaan kedalaman
jenis magma yang dihasilkannya berbeda. Pada kedalaman yang lebih besar jenis magma
yang dihasilkan akan lebih bersifat basa dan lebih cair dengan kandungan gas magmatik yang
lebih tinggi sehingga menghasilkan erupsi gunung api yang lebih kuat yang pada akhirnya
akan menghasilkan endapan vulkanik yang lebih tebal dan terhampar luas. Oleh karena itu,
reservoir panas bumi di Pulau Jawa umumnya lebih dalam dan menempati batuan volkanik,
sedangkan reservoir panas bumi di Sumatera terdapat di dalam batuan sedimen dan ditemukan
pada kedalaman yang lebih dangkal.
6
3. Single Flash Steam
4. Double Flash Steam
5. Multi Flash Steam
6. Brine/Freon Binary Cycle
7. Combined Cycle
8. Well Head Generating Unit
7
(temperatur di dalam reservoir 2400C). Unit I dengan kapasitas 30 MW beroperasi pada
tanggal 7 Februari 1983. Unit II dan III masing-masing sebesar 55 MW dioperasikan
berturut-turut pada tanggal 29 Juli 1987 dan 13 September 1987, sehingga jumlah daya
terpasang PLTP Kamojang seluruhnya menjadi 140 MW. Lapangan Kamojang terus
dikembangkan. Untuk memenuhi kebutuhan uap PLTP Kamojang telah dimanfaatkan
produksi uap dari 26 sumur. Pola pengusahaan panasbumi Kamojang unit 1 s.d unit 3,
adalah sebagai berikut:
8
Gambar 4.2. Skema Diagram Pembangkit Listrik Untuk Fluida Dominasi Air
Sedangkan untuk unit 4 s.d 6 adalah sbb:
Gambar 4.3. Skema Diagram Pembangkit Listrik dengan Siklus “Single Flash Steam”
2.2.4. Siklus Uap Hasil Pemisahan dan Penguapan (Double Flash Steam)
Pada sistem ini digunakan dua pemisahan fluida yaitu separator dan flasher dan
digunakan komposisi 2 turbin, yaitu HP-turbine dan LP-turbine yang disusun tandem
(ganda), seperti diperlihatkan pada Gambar 4.4. Contoh lapangan yang menggunakan sistem
konversi seperti ini adalah Hatchobaru (Jepang), dan Krafla (Iceland).
9
Gambar 4.4. Skema Diagram Pembangkit Listrik dengan Siklus Double Flash Steam
4.1.5. Siklus Uap Hasil Pemisahan dan Penguapan dengan Dua Turbin Terpisah
(Flashing Multi Flash Steam)
Sistem siklus konversi energi ini mirip dengan sistem double flash, bedanya adalah
kedua turbin yang berbeda tekanan disusun secara terpisah (Gambar 4.5), Uap dengan
tekanan dan temperatur tinggi yang mengandung air dipisahkan di separator agar diperoleh
uap kering yang digunakan untuk menggerakkan high pressure turbin. Turbin akan
mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar generator sehingga
dihasilkan energi listrik. Air hasil pemisahan dari separator temperatur dan tekanannya akan
lebih rendah dari kondisi fluida di kepala sumur. Air ini dialirkan ke flasher agar
menghasilkan uap. Uap yang dihasilkan dialirkan ke low pressure turbin sementara air
sisanya dibawa ke condensor.
10
Gambar 4.5. Skema Diagram Pembangkit Listrik Untuk Sistem Multi Flash Steam
2.2.6. Binary Cycle
Umumnya fluida panas bumi yang digunakan untuk pembangkit listrik adalah fluida
yang mempunyai temperatur 2000C, tetapi secara tidak langsung fluida panas bumi
temperatur sedang (100-2000C) juga dapat digunakan untuk pembangkit listrik yaitu
dengan cara menggunakannya untuk memanasi fluida organik yang mempunyai titik
didih rendah (Gambar 4.6), uap dari fluida organik ini kemudian digunakan untuk
menggerakan sudu-sudu turbin sehingga menghasilkan listrik.
Fluida organik dipanasi oleh fluida panas bumi melalui mesin penukar kalor atau
heat exchanger. Jadi fluida panas bumi tidak dimanfaatkan langsung melainkan hanya
panasnya saja yang diekstraksi, sementara fluidanya sendiri diinjeksikan kembali kedalam
reservoir. Dua lapangan yang menggunakan siklus konversi energi seperti ini adalah
Parantuka, Kamchatka Peninsula (USSR) dan Otake (Jepang). Di lapangan Lahendong juga
terdapat sebuah pembangkit listrik panasbumi siklus binari (binary geothermal power
plant) berkapasitas 2,5 MW.
Gambar 4.6. Skema Diagram Pembangkit Listrik Untuk Sistem Binary Cycle
11
fluida organik yang mempunyai titik didih rendah. Uap dari fluida organik tersebut kemudian
digunakan untuk menggerakan turbin (Turbin ke II).
Gambar 4.7. Skema Diagram Pembangkit Listrik Untuk Sistim Siklus Kombinasi
12
kurang dari 1-2 bulan. Sedangkan " central plant ” biasanya baru bisa dioperasikan
6-7 tahun setelah pemboran sumur pertama.
2. Dengan digunakannya unit-unit pembangkit kepala sumur berkapasitas kecil maka
perusahaan swasta nasional dapat dilibatkan dalam perusahaan panas bumi.
3. Penggunaan unit-unit pembangkit listrik berkapasitas kecil memungkinkan para
penanam modal untuk memperoleh kembali modalnya dalam waktu yang lebih cepat.
Hal ini karena alasan pertama di atas, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk pemasangan
unit pembangkit berkapasitas kecil lebih singkat daripada untuk berkapasitas besar,
sehingga dapat lebih cepat dioperasikan.
4. Well head generating units dapat digunakan di daerah-daerah dimana topografi cukup
rumit, karena dengan digunakannya unit tersebut maka pipa alir uap jauh lebih pendek
bila dibandingkan dengan pipa alir di central power plant.
5. Apabila tekanan reservoir turun lebih cepat dari yang diharapkan, maka turbin masih
dapat di operasikan pada tekanan yang lebih rendah dan memproduksikan listrik dalam
jumlah yang sama meskipun efisiensinya lebih rendah.
6. Unit pembangkit kepala sumur (Well head generating units) dapat dipindahkan ke
lokasi sumur lain hanya dalam waktu 1 - 2 bulan.
13
c. Bleed Valve
Dipergunakan untuk mengeluarkan gas yang tidak dapat terkondensasi.
d. Bypass Valve
Dipergunakan untuk membuang uap yang tidak diperlukan.
Sevice Bypass
valve valve
Expension
compensator
compeconvensator
Shut-off
Concreate valve
Bleed
cellar valve
Surface Anchor
casing casing
Production
casing
14
Alat ini difungsikan untuk menahan kebisingan akibat pengaliran sat – sat
dengan kecepatan yang tinggi ( uap, gas dan sebagainya ).
B. Bagian Perubahan Tenaga Uap Alam Menjadi Tenaga Listrik
1. Turbin Uap
Turbin adalah suatu mesin penggerak dimana energi fluida kerja, dalam hal ini adalah
uap, dipergunakan langsung untuk memutar roda turbin. Bagian turbin yang berputar
dinamakan roda turbin. Roda turbin ini terletak didalam rumah turbin. Roda turbin
memutar poros yang menggerakan atau memutar bebannya, yang dalam hal ini adalah
generator listrik. Peralatan ini juga yang berfungsi untuk merubah tenaga uap menjadi
tenaga mekanis.
Ditinjau dari sistem kerjanya turbin uap dibagi menjadi dua bagian yaitu ;
Condensing Turbin, turbin yang menggunakan condensor.
Non Condensing Turbin, Turbin yang tidak menggunakan condensor
2. Generator
Dalam hal ini generator berfungsi untuk merubah tenaga mekanis menjadi tenaga
listrik, seperti generator pada pembangkit listrik pada umumnya.
3. Condensor
Merubah uap menjadi air kembali ( kondensasi ) dan juga untuk menyingkirkan gas
yang tidak terkondensasi seperti Baromatric jet condenser. Dalam studi kelayakan, telah
dipertimbangkan dua jenis condenser yang dapat dipakai pada PLTP yaitu ;
a. Barometric Condenser
Condenser jenis ini umumnya terletak di luar power house dan pada elevasi yang
lebih tinggi dari pada turbin.
Kerugian : condenser jenis ini karena uap yang keluar dari turbin harus melalui
pipa penghantar yang panjang untuk ke condenser di samping itu memerlukan
fondasi tersendiri.
Keuntungan : lantai turbin dapat dibuat lebih rendah sehingga rumah
pembangkit ( power house ) juga tidak akan terlampau tinggi.
b. Low Level Condenser
Condenser terletak langsung dibawah turbin sehingga hambatan aliran praktis kecil
sekali. Dalam hal ini perlu dipasang fleksibel guna meredam getaran yang terjadi.
15
Kerugian : lantai turbin menjadi lebih tinggi, bangunan menjadi lebih berat
sehingga fondasi power house harus lebih kuat.
Keuntungan : pemanfaatan energi uap menjadi lebih baik sebab hambatan
aliran uap keluar dari turbin lebih kecil dan kemungkinan kebocoran udara
menjadi lebih kecil karena tidak banyaknya terdapat sambungan pipa . Biaya
condensor jenis ini akan lebih murah.
Perlengkapan Condenser
Yang dimaksud perlengkapan condenser disini adalah fasilitas pembantu pada
condenser, agar supaya condenser tersebut berfungsi sebagai mana mestinya.
Perlengkapan condenser ini terdiri dari ;
a. Gas Extractor
Di dalam gas extractor ini udara dan non condensable gasses dikeluarkan dengan
jalan tarikan uap tekanan tinggi pada enjectornya. Campuran gas yang harus
dikeluarkan terdiri dari CO2 kebanyakan dan sebagian kecil gas seperti H2S, CH4,
H2, O2, N2, Ag, NH3 dan H2O. Adanya H2S, NH3, Sulfate dan Chlorida menyebabkan
adanya larutan korosi.
Pemilihan gas extractor untuk non condensable gesses tersebut tergantung dari :
- Mass flow
- Kevakuman condenser
- Cooling water flow
- Temperatur
b. Hot Well Pump atau Condensate Pump.
Hot pump ini berfungsi memindahkan secara kontinyu dan cepat air, yang jatuh pada
hot well. Condensate tersebut dipompa ke dalam storage tank untuk selanjutnya
dipompa ke cooling tower, biasanya condensate pump ini memakai pompa jenis
contrifugal.
c. Circulation Water Pump
Circulating water pump ini dipakai untuk mensirkulasi air pendingin dengan jumlah
yang besar. Pada PLTP pompa ini dipakai untuk menaikkan condensate ke cooling
tower dan untuk mensirkulasikan air pendingin kebagian – bagian yang memerlukan
pendingin.
17
Suatu PLTP bisa memiliki rancangan moduler, dengan unit tambahan dipasang
sebagai peningkatan yang diperlukan untuk memenuhi permintaan listrik yang
meningkat.
• Mengurangi Pengeluaran.
Uang tidak perlu dikeluarkan untuk mengimpor bahan bakar untuk PLTP ’’ Bahan
bakar “geotermal, selalu terdapat dimana pembangkit itu berada.
• Pembangunan
PLTP di lokasi terpencil bisa meningkatkan standar dan kualitas hidup dengan
cara membawa tenaga listrik ke orang yang bertempat tinggal jauh dari sentra
populasi yang berlistrik.
18
• Terganggunya kelimpahan dan keanekaragaman jenis biota air karena
diperkirakan akan tercemar zat-zat kimia SO2, C02, CO, NO2 dan H2S
19
BAB III
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut di atas, kiranya dapat disimpulkan bahwa pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi cukup menjanjikan. Apalagi kalau diingat bahwa
pemanfaatan energi panas bumi sebagai sumber penyedia tenaga listrik adalah termasuk
teknologi yang tidak menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan, suatu hal yang dewasa
ini sangat diperhatikan dalam setiap pembangunan dan pemanfaatan teknologi, agar alam
masih dapat memberikan daya dukungnya bagi kehidupan umat manusia. Bila pemanfaatan
energi panas bumi dapat berkembang dengan baik, maka kota-kota di sekitar daerah sumber
energi panas bumi yang pada umumnya terletak di daerah pegunungan, kebutuhan tenaga
listriknya dapat dipenuhi dari pusat listrik tenaga panas bumi. Apabila masih terdapat sisa
daya tenaga listrik dari pemanfaatan energi panas bumi, dapat disalurkan ke daerah lain
sehingga ikut mengurangi beban yang harus dibangkitkan oleh pusat listrik tenaga uap, baik
yang dibangkitkan oleh batubara maupun oleh tenaga diesel yang keduanya menimbulkan
pencemaran udara.
1.2. Saran
Diharapkan kepada semua komponen Masyarakat dapat mengetahui tentang perlunya
dipikirkan penambahan energi melalui pemilihan energi alternatif yang ramah terhadap
lingkungan.
20
DAFTAR PUSTAKA
21