Anda di halaman 1dari 63

I HAN

DA

NI

TU

UR

SUPERVISI
AKADEMIK

Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan


Kepala Sekolah

PUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN


DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
2011

ii

SAMBUTAN
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PENDIDIKAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

Dalam rangka pelaksanaan program penguatan kemampuan


kepala sekolah yang merupakan amanat Inpres No 1 tahun 2010,
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan
dan Penjaminan Mutu Pendidikan (Badan PSDMP dan PMP) telah
menyusun materi pelatihan untuk penguatan kemampuan kepala
sekolah. Pengembangan materi tersebut telah mengacu pada
standar kepala sekolah/madrasah sebagaimana diatur dalam
Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah. Saya memberikan penghargaan yang tinggi
kepada Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan atas
dihasilkannya materi penguatan kemampuan kepala sekolah
dalam rangka meningkatkan kompetensi kepala sekolah.
Materi pelatihan ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi
individu kepala sekolah dan lembaga yang terkait dalam
penguatan kemampuan kepala sekolah di propinsi dan
kabupaten/kota. Berbagai pihak yang ingin berkontribusi
terhadap program penguatan kepala sekolah dapat memperkaya
dengan berbagai referensi dan khasanah bacaan lainnya untuk
mewujudkan kepala sekolah yang profesional dan akuntabel.
Semoga semua usaha kita untuk penguatan kemampuan
kepala sekolah sesuai dengan standar kepala sekolah
sebagaimana diamanahkan dalam Permendiknas No. 13 Tahun
2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah dapat
diwujudkan sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan di
sekolahnya dan menghasilkan lulusan yang cerdas, kreatif,
inovatif, berpikir kritis, cakap menyelesaikan masalah, dan
bernaluri kewirausahaan.
Jakarta, Maret 2011
Kepala Badan PSDMP dan
PMP

iii

Prof. Dr. Syawal Gultom,


M.Pd
NIP.196202031987031002

KATA PENGANTAR
Materi pelatihan yang telah disusun merupakan bagian dari
rencana pelaksanaan program penguatan kepala sekolah,
program kedua dari delapan program 100 hari Mendiknas.
Program penguatan kemampuan kepala sekolah sangat penting
mengingat peran strategis kepala sekolah di dalam proses
peningkatan mutu pendidikan.
Kepala sekolah mempunyai tugas yang sangat penting di
dalam mendorong guru untuk melakukan proses pembelajaran
yang mampu menumbuhkan berpikir kritis, kreatif, inovatif,
cakap menyelesaikan masalah, dan bernaluri kewirausahaan bagi
siswa sebagai produk suatu sistem pendidikan. Materi pelatihan
ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi peningkatan
kompetensi
kepala
sekolah
sesuai
yang
diamanahkan
Permendiknas No 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah.
Kami menyadari bahwa materi pelatihan ini masih jauh dari
sempurna. Namun kami perlu menyampaikan penghargaan
kepada tim penyusun yang telah berusaha dan berhasil
menyiapkan materi pelatihan yang dapat dijadikan bahan bacaan
bagi usaha peningkatan kompetensi kepala sekolah. Berbagai
pihak yang terkait dengan penguatan kemampuan kepala
sekolah dapat memperkaya dengan materi yang lain sepanjang
mencapai tujuan yang sama yaitu meningkatkan kompetensi
kepala sekolah sesuai dengan Permendiknas No 13 Tahun 2007
tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.
Semoga materi pelatihan ini bermanfaat bagi usaha
penguatan
kemampuan
kepala
sekolah
di
seluruh
kabupaten/kota di Indonesia.
Jakarta, Maret 2011
Kepala Pusat Pengembangan
Tenaga Kependidikan

iv

Dr. Abi Sujak


NIP. 19621011 198601 1 001

DAFTAR ISI
SAMBUTAN .............................................................................

.
KATA PENGANTAR .................................................................
DAFTAR

ii
iii

ISI ................................................................................
I.

PENDAHULUAN...................
.......
A.

Latar

Belakang .......................................................................
B.
Kompetensi
yang

Diharapkan....................................................
C.
Ruang

Lingkup

Materi .............................................................
D.
Langkah-Langkah

Pembelajaran ..............................................
II. KEGIATAN BELAJAR 1:
KONSEP

SUPERVISI

AKADEMIK ...............................................
A.

4
4

Pengantar ............................................................................
.
B.

Materi

Pokok.........................................................................
C.

5
8

Kasus....................................................................................
.
D.

Rangkuman .........................................................................
..
III.KEGIATAN BELAJAR 2
KONSEP PERENCANAAN PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK
A.

10
10

Pengantar ............................................................................
..
B.

Materi

Pokok..........................................................................
C.

10
14

Kasus....................................................................................
.
D.

14

Rangkuman .........................................................................
..
IV.KEGIATAN BELAJAR 3 :
TEKNIK-TEKNIK

SUPERVISI

AKADEMIK ..................................
A.

16
16

Pengantar ............................................................................
.
B.

Materi

Pokok..........................................................................
C.

16
20

Kasus....................................................................................
.
D.

24

Rangkuman .........................................................................
..
V. KEGIATAN BELAJAR 4:
KONSEP

SUPERVISI

KLINIS .......................................................
A.

25
25

Pengantar............................................................................
B.
Materi

25

Pokok........................................................................
C.

28

Kasus...................................................................................
.
D.

29

Rangkuman.........................................................................
.

vi

VI. KEGIATAN BELAJAR 5 :


KONSEP TINDAK LANJUT HASIL SUPERVISI AKADEMIK
TERHADAP
GURU ....................................................................
A.

30
30

Pengantar ..........................................................................
..
B.

Materi

30

Pokok........................................................................
C.

33

Kasus ...............................................................................
D.

36

Rangkuman........................................................................
..
REFLEKSI.........

37

.............
GLOSARY.........

39

.............
DAFTAR

41

PUSTAKA....................
LAMPIRAN-

42

LAMPIRAN....................

vii

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun
2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah menegaskan
bahwa seorang kepala sekolah/madrasah harus memiliki lima
dimensi kompetensi minimal yaitu: kompetensi kepribadian,
manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Strategi
sosialisasi dan strategi bimbingan supervisi akademik yang
telah dilaksanakan selama ini ternyata masih belum memadai
untuk menjangkau seluruh kepala sekolah/madrasah dalam
waktu

yang

relatif

singkat.

Intensitas

dan

kedalaman

penguasaan materi kurang dapat dicapai dengan kedua


strategi ini karena terbatasnya waktu.
Berdasarkan kenyataan tersebut dalam meningkatkan
mutu pendidikan di sekolah/madrasah maka dibutuhkan
kepala sekolah/madrasah yang profesional yang mampu
membimbing, menjadi teladan, dan mampu menggerakkan
guru

dalam

peningkatan

mutu

pendidikan

di

sekolah/madrasah. Materi pelatihan kompetensi supervisi


akademik sangat diperlukan oleh

seorang kepala sekolah

karena salah satu tugasnya adalah melakukan supervisi


akademik terhadap guru-guru yang dipimpinnya.
B. Kompetensi yang Diharapkan
Setelah menyelesaikan pelatihan peserta diharapkan
mampu:
(1)membuat rencana program supervisi akademik,
(2)melaksanakan supervisi akademik, dan
(3)menindaklanjuti supervisi akademik terhadap guru.
Kompetensi yang diharapkan dapat digambarkan dalam
bentuk peta pikiran (mind map) di bawah ini.

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

Gambar 1. Kompetensi yang Diharapkan


B. Ruang Lingkup Materi
Materi Supervisi akademik yang meliputi lima kegiatan
belajar:
(1)konsep supervisi akademik,
(2)konsep perencanaan program supervisi akademik,
(3)teknik-teknik supervisi akademik,
(4)konsep supervisi klinis, dan
(5)tindak lanjut supervisi akademik terhadap guru.
C. Langkah-Langkah Pembelajaran
Materi pokok ini dirancang dengan langkah-langkah
pembelajaran digambarkan seperti berikut.

Gambar 2. Langkah- langkah Pembelajaran

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

Langkah-langkah

yang

harus

dilakukan

dalam

mempelajari materi ini mencakup aktivitas individual dan


kelompok seperti gambar berikut.

Aktivitas Individu

Aktivitas
Kelompok

Membaca Materi
Pelatihan

Mendiskusikan
Materi Pelatihan

Melaksanakan
Latihan/Tugas/
Studi Kasus

Sharing dalam
latihan
menyelesaikan
masalah/kasus

Membuat
Rangkuman

Membuat
Rangkuman

Melakukan
Refleksi

Gambar 3. Langkah-langkah Kegiatan Pelatihan


Dari gambar di atas tampak bahwa aktivitas kelompok selalu
didahului

oleh

aktivitas

individu.

Dengan

demikian,

maka

aktivitas individu adalah hal yang utama.


Kesimpulan
Dengan mengikuti langkah-langkah
baik

di atas, diharapkan peserta pelatihan

secara individu maupun bersama-sama dapat meningkatkan

kompetensinya.

Dampak pada peningkatan kompetensi guru yang dibinanya dan akhirnya


mampu menghasilkan siswa berpikir kritis, kreatif, inovatif, penyelesaian
masalah, dan bernaluri kewirausahaan.

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

KEGIATAN BELAJAR 1
KONSEP SUPERVISI AKADEMIK
Bacalah materi di bawah ini dengan cermat!
A.

Pengantar
Salah satu tugas kepala
melaksanakan

supervisi

sekolah/madrasah adalah

akademik.

Untuk

melaksanakan

supervisi akademik secara efektif diperlukan keterampilan


konseptual, interpersonal dan teknikal (Glickman, at al. 2007).
Oleh sebab itu,

setiap kepala sekolah/madrasah harus

memiliki dan menguasai konsep supervisi akademik yang


meliputi: pengertian, tujuan dan fungsi, prinsip-prinsip, dan
dimensi-dimensi substansi supervisi akademik.
Supervisi

akademik

yang

dilakukan

kepala

sekolah/madrasah antara lain adalah sebagai berikut.


(1)Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan
kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan
pembelajaran

kreatif,

inovatif,

pemecahan

masalah,

berpikir kritis dan naluri kewirausahaan.


(2)Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang
pengembangan di sekolah/madrasah atau mata pelajaran
di sekolah/madrasah berlandaskan standar isi, standar
kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip
pengembangan KTSP.
(3)Membimbing guru dalam
strategi/

metode/teknik

memilih

dan

menggunakan

pembelajaran/bimbingan

dapat mengembangkan berbagai potensi siswa.


(4)Membimbing
guru
dalam
melaksanakan

yang

kegiatan

pembelajaran/ bimbingan (di kelas, laboratorium, dan/atau


di lapangan) untuk mengembangkan potensi siswa.
(5)Membimbing
guru
dalam
mengelola,
merawat,
mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan
fasilitas pembelajaran.
(6)Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi
untuk pembelajaran.

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

Kompetensi supervisi akademik intinya adalah membina


guru

dalam

meningkatkan

mutu

proses

pembelajaran.

Sasaran supervisi akademik adalah guru dalam melaksanakan


proses pembelajaran, yang terdiri dari materi pokok dalam
proses pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP, pemilihan
strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan
teknologi informasi dalam pembelajaran, menilai proses dan
hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas. Oleh
karena itu, pelatihan ini

bertujuan untuk meningkatkan

kompetensi supervisi akademik yang meliputi: (1) memahami


konsep supervisi akademik, (2) membuat rencana program
supervisi akademik, (3) menerapkan teknik-teknik supervisi
akademik,

(4)

menerapkan

supervisi

klinis,

dan

(5)

melaksanakan tindak lanjut supervisi akademik.


B.

Materi Pokok
1. Konsep Supervisi Akademik
Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan
membantu

guru

mengembangkan

kemampuannya

mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan


pembelajaran

(Daresh,

1989,

Glickman,

et

al.

2007).

Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru


dalam

mengelola

pembelajaran.

Sergiovanni

(1987)

menegaskan bahwa refleksi praktis penilaian kinerja guru


dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata
kinerja

guru

untuk

menjawab

pertanyaan-pertanyaan,

misalnya apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas?, apa


yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan siswa di dalam
kelas?, aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di
dalam kelas itu yang bermakna bagi guru dan murid?, apa
yang telah dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan
akademik?,

apa

kelebihan

dan

kekurangan

guru

dan

bagaimana cara mengembangkannya?. Berdasarkan jawaban


terhadap pertanyaan-pertanyaan ini akan diperoleh informasi
mengenai kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

Namun satu hal yang perlu ditegaskan di sini, bahwa setelah


melakukan penilaian kinerja berarti selesailah pelaksanaan
supervisi akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan
tindak

lanjutnya

berupa

pembuatan

program

supervisi

akademik dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.


2. Tujuan dan Fungsi Supervisi Akademik
Tujuan supervisi akademik adalah:
(1)membantu guru mengembangkan kompetensinya,
(2)mengembangkan kurikulum,
(3)

mengembangkan

kelompok

kerja

guru,

dan

membimbing penelitian tindakan kelas (PTK) (Glickman, et


al. 2007, Sergiovanni, 1987). Gambar tiga tujuan supervisi
akademik sebagaimana dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.

Pengembangan
Profesionalisme

TIGA TUJUAN
Pengawasan

SUPERVISI

Penumbuha

kualitas

n Motivasi

Gambar 4. Tiga Tujuan Supervisi Akademik


Supervisi akademik merupakan salah satu (fungsi
mendasar (essential function) dalam keseluruhan program
sekolah (Weingartner, 1973; Alfonso dkk., 1981; dan
Glickman,

et

berfungsi

al.

2007).

sebagai

Hasil

supervisi

sumber

akademik

informasi

bagi

pengembangan profesionalisme guru.


3. Prinsip-prinsip Supervisi Akademik
(1) Praktis,

artinya

mudah

dikerjakan

sesuai

kondisi

sekolah.

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

(2) Sistematis, artinya dikembangan sesuai perencanaan


program

supervisi

yang

matang

dan

tujuan

pembelajaran.
(3) Objektif,

artinya

masukan

sesuai

aspek-aspek

instrumen.
(4) Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.
(5) Antisipatif,

artinya

mampu

menghadapi

masalah-

masalah yang mungkin akan terjadi.


(6) Konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan
inovasi

guru

dalam

mengembangkan

proses

pembelajaran.
(7) Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara
supervisor

dan

guru

dalam

mengembangkan

pembelajaran.
(8) Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah,
asih, dan asuh dalam mengembangkan pembelajaran.
(9) Demokratis,

artinya

supervisor

tidak

boleh

mendominasi pelaksanaan supervisi akademik.


(10) Aktif,

artinya

guru

dan

supervisor

harus

aktif

berpartisipasi.
(11) Humanis,

artinya

mampu

menciptakan

hubungan

kemanusiaan yang harmonis, terbuka, jujur, ajeg,


sabar, antusias, dan penuh humor.
(12) Berkesinambungan

(supervisi

akademik

dilakukan

secara teratur dan berkelanjutan oleh Kepala sekolah).


(13) Terpadu, artinya menyatu dengan dengan program
pendidikan.
(14) Komprehensif,

artinya

memenuhi

ketiga

tujuan

supervisi akademik di atas (Dodd, 1972).


4. Dimensi-dimensi subtansi supervisi akademik
(1) Kompetensi kepribadian.
(2) Kompetensi pedagogik.
(3) Kompotensi profesional.
(4) Kompetensi sosial.

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

Sering

dijumpai

adanya

kepala

sekolah

dalam

melaksanakan supervisi akademik hanya datang ke sekolah


dengan

membawa

instrumen

pengukuran

kinerja.

Kemudian masuk ke kelas melakukan pengukuran terhadap


kinerja guru yang sedang mengajar. Setelah itu, selesailah
tugasnya, seakan-akan supervisi akademik sama dengan
pengukuran kinerja guru dalam proses pembelajaran.
Perilaku supervisi akademik sebagaimana diuraikan
di atas merupakan salah satu contoh perilaku supervisi
akademik belum baik. Perilaku supervisi akademik yang
demikian

tidak

akan

memberikan

banyak

pengaruh

terhadap tujuan dan fungsi supervisi akademik. Seandainya


memberikan pengaruh, pengaruhnya relatif sangat kecil
artinya bagi peningkatan mutu

guru dalam mengelola

proses pembelajaran. Supervisi akademik sama sekali


bukan penilaian unjuk kerja guru. Apalagi bila tujuan utama
penilaiannya semata-mata hanya dalam arti sempit, yaitu
mengkalkulasi kualitas keberadaan guru dalam memenuhi
kepentingan akreditasi guru belaka.
Hal ini sangat berbeda dengan konsep supervisi
akademik.
Secara konseptual, supervisi akademik adalah
serangkaian

kegiatan

membantu

mengembangkankemampuannya

guru

mengelola

proses

pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran.

Dengan demikian, berarti, esensi supervisi akademik itu


sama sekali bukan menilai kinerja guru dalam mengelola
proses

pembelajaran,

mengembangkan

melainkan

kemampuan

Meskipun

demikian,

supervisi

terlepas

dari penilaian unjuk

membantu

guru

profesionalismenya.

akademik

tidak

kerja guru

bisa

dalam

mengelola pembelajaran.

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

C. Kasus

Kasus untuk semua Kepala Sekolah


Pada suatu hari kepala sekolah melaksanakan supervisi
akademik. Supervisor ( kepala sekolah atau yang ditugasi )
membawa instrumen penilaian kinerja guru ke dalam kelas tanpa
ada kesepakatan waktu sebelumnya. Guru yang disupervisi
terkejut dan tampak salah tingkah di depan siswanya. Guru atau
kepala sekolah juga tidak tahu pasti apakah supervisi akademik
harus memberi tahu guru yang bersangkutan atau tidak. Guru
bertanya dalam hati, Apa saja yang dinilai oleh kepala sekolah
dalam instrumennya? Seandainya aku tahu aspek-aspek yang
akan dinilai tentu saja aku menyiapkannya dengan sebaikbaiknya. Sebaliknya, kepala sekolah memang sengaja tidak
memberi tahu guru dengan maksud agar guru tampil apa
adanya, tidak dibuat-buat. Sekali-kali, guru melihat kepala
sekolah asyik mencentangi dan menulis sesuatu yang ada
diinstrumennya. Setelah kepala sekolah selesai mencentangi dan
mengisi instrumennya, ia ke luar kelas dan menganggap bahwa
supervisi akademik sudah dilaksanakan dengan baik.

Sejak

peristiwa itu, sampai sekarang tak terasa satu tahun ajaran telah
berlalu. Saya bertanya pula dalam hati, untuk apa supervisi
akademik yang dilakukan kepala sekolah saya selama ini?.
Sayapun

bertanya

kepada

teman

sesama

guru,

ternyata

kejadiannya sama dengan saya bahkan yang membuat saya


bingung, Mengapa tidak semua guru disupervisi akademik
seperti saya?
Diskusikan dalam kelompok.
(1) Rumuskanlah permasalahan utama pada kasus ini

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

(2) Berdasarkan
sekolah

kasus

ini

bagaimana

pemahaman

kepala

terhadap tugasnya sebagai supervisor dalam

melakukan supervisi akademik.


(3) Apakah kepala sekolah dalam mensupervisi guru telah
membantu guru dalam memahami fungsi supervisi beri
alasan
(4) Menurut

kasus

supervisor

diatas

telah

apakah

memahami

kepala
dan

sekolah

sebagai

melaksanakan

serta

menindaklanjuti supervisi, beri alasan pada jawaban anda.


D.

Rangkuman

Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu


guru

mengembangkan

proses

pembelajaran

kemampuannya
untuk

mengelola

mencapai

tujuan

pembelajaran.

KEGIATAN BELAJAR 2
KONSEP PERENCANAAN
PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK
Bacalah materi di bawah ini dengan cermat!
A. Pengantar
Salah satu tugas kepala sekolah adalah merencanakan
supervisi akademik. Agar kepala sekolah dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik, maka kepala sekolah harus memiliki
kompetensi membuat rencana program supervisi akademik.
B. Materi Pokok
Konsep Perencanaan Program Supervisi Akademik
Perencanaan

program

supervisi

akademik

adalah

penyusunan dokumen perencanaan pelaksanaan dan

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

10

perencanaan pemantauan dalam rangka membantu guru


mengembangkan

kemampuan

mengelola

proses

pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.


1.

Manfaat

Perencanaan

Program

Supervisi

Akademik
Manfaat perencanaan program supervisi akademik adalah
sebagai berikut.
(1) Sebagai

pedoman

pelaksanaan

dan

pengawasan

akademik.
(2) Untuk menyamakan persepsi seluruh warga sekolah
tentang program supervisi akademik.
(3) Penjamin penghematan serta keefektifan penggunaan
sumber daya sekolah (tenaga, waktu dan biaya).
2.

Prinsip-Prinsip Perencanaan Program Supervisi


Akademik
Prinsip-prinsip perencanaan program supervisi akademik
adalah:
(1)

objektif (data apa adanya),

(2) bertanggung jawab,


(3) berkelanjutan,
(4) didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan, dan
(5) didasarkan

pada

kebutuhan

dan

kondisi

sekolah/madrasah.
3.

Ruang lingkup perencanaan supervisi akademik


Ruang lingkup supervisi akademik meliputi:
(1)pelaksanaan KTSP;
(2) persiapan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran
oleh guru;
(3) pencapaian

standar

kompetensi

lulusan,

standar

proses, standar isi, dan peraturan pelaksanaannya; dan


(4) peningkatan mutu pembelajaran melalui:
(a) model kegiatan pembelajaran yang mengacu pada
Standar
Proses;

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

11

(b)

proses

pembelajaran

kemampuan

untuk

peserta didik

meningkatkan

menjadi sdm yang

kreatif, inovatif, mampu memecahkan masalah, berpikir


kritis, dan bernaluri kewirausahaan;
peserta didik
memiliki

pola

sehingga

dapat

dapat membentuk karakter dan


pikir

serta

kebebasan

melaksanakan

berpikir

mengembangkan

kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri,


kreatif dan berwawasan kebangsaan;
(d)keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses
belajar yang dilakukan secara sungguh-sungguh dan
mendalam untuk mencapai pemahaman konsep,
tidak terbatas pada materi yang diberikan oleh guru;
(e) bertanggung jawab terhadap mutu perencanaan
kegiatan pembelajaran untuk setiap mata pelajaran
yang diampunya.
Bertanggung jawab terhadap mutu perencanaan kegiatan
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran agar siswa
mampu: (1) meningkat rasa ingin tahunya, (2) mencapai
keberhasilan belajarnya secara konsisten sesuai dengan
tujuan

pendidikan,

pengetahuan

(3)

dengan

memahami

kemampuan

perkembangan

mencari

sumber

informasi, (4) mengolah informasi menjadi pengetahuan,


(5)

menggunakan

pengetahuan

untuk

menyelesaikan

masalah, (6) mengkomunikasikan pengetahuan pada pihak


lain,

dan

(7)

mengembangkan

belajar

mandiri

dan

kelompok dengan proporsi yang wajar.


Supervisi

akademik

juga

mencakup

dokumen

kurikulum, kegiatan belajar mengajar dan pelaksanaan


bimbingan dan konseling. Supervisi akademik tidak kalah
pentingnya

dibanding

dengan

supervisi

administratif.

Sasaran utama supervisi akademik adalah proses belajar


mengajar dengan tujuan meningkatkan mutu proses
dan

mutu

hasil

pembelajaran.

Variabel

yang

mempengaruhi proses pembelajaran antara lain guru,

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

12

siswa, kurikulum, alat dan buku pelajaran serta kondisi


lingkungan dan fisik. Oleh sebab itu, fokus utama supervisi
edukatif adalah usaha-usaha yang sifatnya memberikan
kesempatan

kepada

profesional

sehingga

guru

untuk

mampu

berkembang

secara

melaksanakan

tugas

pokoknya, yaitu: memperbaiki dan meningkatkan proses


dan hasil pembelajaran.
Sasaran

utama

supervisi

akademik

adalah

kemampuan-kemampuan guru dalam merencanakan


kegiatan

pembelajaran,

pembelajaran,
memanfaatkan

melaksanakan

menilai
hasil

hasil

penilaian

kegiatan

pembelajaran,

untuk

peningkatan

layanan pembelajaran, menciptakan lingkungan belajar


yang menyenangkan, memanfaatkan sumber belajar yang
tersedia, dan mengembangkan interaksi pembelajaran
(strategi, metode, teknik) yang tepat. Supervisi edukatif
juga

harus

didukung

oleh

instrumen-instrumen

yang

sesuai.
4. Instrumen-instrumen supervisi akademik
Seorang
melaksanakan

kepala

sekolah/madrasah

kegiatan

supervisi

harus

yang

akan

menyiapkan

perlengkapan supervisi, instrumen, sesuai dengan tujuan,


sasaran, objek metode, teknik dan pendekatan yang
direncanakan, dan instrumen yang sesuai, berupa formatformat supervisi dapat dilihat pada lampiran berupa
format 1 sampai dengan 9.

5. Bagaimana model-model supervisi akademik?


Secara umum kegiatan supervisi dapat dibedakan
dalam dua macam, yaitu: supervisi umum dan supervisi
akademik.

Supervisi

umum

dilakukan

untuk

seluruh

kegiatan teknis administrasi sekolah, sedangkan supervisi


akademik

lebih

diarahkan

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

pada

peningkatan

kualitas

13

pembelajaran. Berikut ini akan dibahas lebih mendalam


mengenai supervisi akademik.
a. Model supervisi tradisional
1)

Observasi Langsung
Supervisi model ini dapat dilakukan dengan
observasi

langsung

kepada

guru

yang

sedang

mengajar melalui prosedur: pra-observasi dan postobservasi.


a) Pra-Observasi
Sebelum observasi kelas, supervisor seharusnya
melakukan wawancara serta diskusi dengan guru
yang akan diamati. Isi diskusi dan wawancara
tersebut

mencakup

kurikulum,

pendekatan,

metode dan strategi, media pengajaran, evaluasi


dan analisis.
b)

Observasi

Setelah wawancara dan diskusi mengenai apa yang


akan dilaksanakan guru dalam kegiatan belajar
mengajar,

kemudian

observasi

kelas.

supervisor

Observasi

mengadakan

kelas

meliputi

pendahuluan (apersepsi), pengembangan, penerapan


dan penutup.
c) Post-Observasi
Setelah observasi kelas selesai, sebaiknya supervisor
mengadakan wawancara dan diskusi tentang: kesan
guru

terhadap

keberhasilan

dan

penampilannya,
kelemahan

ketrampilan-ketrampilan
ditingkatkan,

guru,

mengajar

gagasan-gagasan

baru

identifikasi
identifikasi
yang
yang

perlu
akan

dilakukan.

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

14

2)

Supervisi

Akademik

dengan

Cara

Tidak

Langsung
a) Tes Dadakan
Sebaiknya soal yang digunakan pada saat diadakan
sudah diketahui validitas, reliabilitas, daya beda
dan tingkat kesukarannya. Soal yang diberikan
sesuai dengan yang sudah dipelajari peserta didik
waktu itu.
b) Diskusi Kasus
Diskusi

kasus

berawal

dari

kasus-kasus

yang

ditemukan pada observasi proses pembelajaran,


laporan-laporan

atau

hasil

studi

dokumentasi.

Supervisor dengan guru mendiskusikan kasus demi


kasus, mencari akar permasalahan dan mencari
berbagai alternatif jalan keluarnya.
c) Metode Angket
Angket

ini

berisi

pokok-pokok

pemikiran

yang

berkaitan erat dan mencerminkan penampilan,


kinerja guru, kualifikasi hubungan guru dengan
siswanya dan sebagainya.
b. Model Kontemporer (Masa Kini)
Supervisi

akademik

model

kontemporer

dilaksanakan dengan pendekatan klinis sehingga


sering disebut juga sebagai model supervisi klinis.
Supervisi
merupakan

akademik
supervisi

dengan

pendekatan

akademik

yang

klinis,
bersifat

kolaboratif. Prosedur supervisi klinis sama dengan


supervisi

akademik

langsung,

yaitu:

dengan

observasi kelas, namun pendekatannya berbeda.


C. Kasus

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

15

Diskusikan kasus berikut selama 10 menit! Buat powerpointnya!


Sajikan di depan kelompok lain untuk mendapat komentarkomentar dan saran-saran sebagai masukan!
Kasus untuk semua Kepala Sekolah
Bapak Fulan adalah Kepala sekolah yang baru diangkat.
Semenjak menjadi kepala sekolah baru, dia mencoba melakukan
sosialisasi

perencanaan

melakukan

kunjungan

program
kelas

supervisi

tanpa

akademik.

perencanaan.

Hal

Dia
ini

ditunjukkan oleh perilakunya yang tidak pernah menggunakan


instrumen.

Guru-guru

enggan

menanyakan

perencanaan

program supervisi akademiknya karena menjaga perasaannya


atau takut tersinggung. Dia mengetahui bahwa salah satu tugas
kepala sekolah adalah melakukan supervisi akademik dari hasil
bacaan. Untuk itu, ia melaksanakan supervisi akademik. Tetapi
dia

tidak

tahu

bagaimana

caranya

membuat

perencanan

program supervisi akademik. Untuk bertanya kepada guru


sebagai bawahan, ia merasa malu. Demikian pula di kelompok
kerja kepala sekolah.
D. Rangkuman
Perencanaan

program

supervisi

akademik

adalah

penyusunan dokumen perencanaan untuk pelaksanaan


dan

pemantauan

mengembangkan

dalam

rangka

kemampuan

membantu

mengelola

guru
proses

pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

16

KEGIATAN BELAJAR 3
TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI AKADEMIK
Bacalah materi di bawah ini dengan cermat!
A.

Pengantar
Satu

di

melaksanakan

antara
supervisi

tugas

kepala

akademik.

sekolah

Untuk

adalah

melaksanakan

supervisi akademik secara efektif diperlukan keterampilan


konseptual, interpersonal dan teknikal (Glickman, at al. 2007).
Oleh sebab itu,

setiap Kepala sekolah harus memiliki

keterampilan

teknikal

teknik-teknik

supervisi

berupa
yang

kemampuan

tepat

dalam

menerapkan
melaksanakan

supervisi akademik. Teknik-teknik supervisi akademik meliputi


dua macam, yaitu: individual dan kelompok (Gwyn, 1961).
B.

Materi Pokok
Teknik supervisi akademik ada dua yaitu: individual dan
kelompok seperti gambar berikut.

Gambar 5. Teknik Supervisi

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

17

1. Teknik Supervisi Individual


Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi
perseorangan terhadap guru. Supervisor di sini hanya
berhadapan dengan seorang guru. Dari hasil supervisi ini
dapat diketahui kualitas pembelajaran guru bersangkutan.
Teknik supervisi individual ada lima macam adalah sebagai
berikut. a. Kunjungan Kelas, (Classroom Visitation)
Kepala sekolah atau supervisor

datang ke kelas untuk

mengobservasi guru mengajar. Dengan kata lain, untuk


melihat

apa

kekurangan

atau

kelemahan

yang

sekirannya perlu diperbaiki.


Tahap-tahap kunjungan kelas terdiri dari empat
tahap yaitu:
(1)tahap

persiapan.

merencanakan

Pada

tahap

waktu,

ini,

sasaran,

supervisor
dan

cara

mengobservasi selama kunjungan kelas,


(2) tahap pengamatan selama kunjungan. Pada tahap
ini,

supervisor

mengamati

jalannya

proses

pembelajaran berlangsung,
(3) tahap akhir kunjungan. Pada tahap ini, supervisor
bersama

guru

mengadakan

perjanjian

untuk

membicarakan hasil-hasil observasi, dan


(4) tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut.
b. Kunjungan Observasi (Observation Visits)
Guru-guru ditugaskan untuk mengamati seorang guru
lain

yang

sedang

mendemonstrasikan

cara-cara

mengajar suatu mata pelajaran tertentu. Kunjungan


observasi dapat dilakukan di sekolah sendiri atau
dengan mengadakan kunjungan ke sekolah lain. Secara
umum, aspek-aspek yang diobservasi adalah: (1) usahausaha

dan

aktivitas

pembelajaran,

(2)

pengajaran,

(3)

penggunaan

media

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

guru-siswa
cara

variasi

dalam

proses

menggunakan

media

metode,

dengan

materi,

(4)
(5)

ketepatan
ketepatan

18

penggunaan metode dengan materi, dan (6) reaksi


mental para siswa dalam proses belajar mengajar.
Pelaksanaan

observasi

melalui

tahap:

persiapan,

pelaksanaan, penutupan, penilaian hasil observasi;dan


tindak lanjut.
Dalam

rangka

melakukan

observasi,

seorang

supervisor hendaknya telah mempersiapkan instrumen


observasi, menguasai masalah dan tujuan supervisi.
c. Pertemuan Individual
Pertemuan

individual

adalah

satu

pertemuan,

percakapan, dialog, dan tukar pikiran antara supervisor


dan guru.
Tujuannya adalah:
(1) mengembangkan

perangkat

pembelajaran

yang

lebih baik,
(2) meningkatkan

kemampuan

guru

dalam

pembelajaran, dan
(3) memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan
pada diri guru
Swearingen (1961) mengklasifikasi empat jenis
pertemuan

(percakapan)

individual

sebagai

berikut.
(1) Classroom-conference, yaitu percakapan individual

yang dilaksanakan di dalam kelas ketika muridmurid sedang meninggalkan kelas (istirahat).
(2) Office-conference, yaitu percakapan individual yang

dilaksanakan di ruang kepala sekolah atau ruang


guru, di mana sudah dilengkapi dengan alat-alat
bantu yang dapat digunakan untuk memberikan
penjelasan pada guru.
(3) Causal-conference.

yaitu

percakapan

individual

yang bersifat informal, yang dilaksanakan secara


kebetulan bertemu dengan guru

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

19

(4) Observational

visitation.

yaitu

percakapan

individual yang dilaksanakan setelah supervisor


melakukan kunjungan kelas atau observasi kelas.

Hal yang dilakukan Supervisor dalam pertemuan


individu :
berusaha mengembangkan segi-segi positif
guru,
mendorong

guru

mengatasi

kesulitan-

kesulitannya,
memberikan pengarahan, dan
menyepakati berbagai solusi

permasalahan

dan menindaklanjutinya.

d. Kunjungan Antar Kelas


Kunjungan

antar

berkunjung ke

kelas

adalah

guru

yang

satu

kelas yang lain di sekolah itu sendiri.

Tujuannya adalah untuk berbagi pengalaman dalam


pembelajaran.
Cara-cara melaksanakan kunjungan antar kelas adalah
sebagai berikut.
(1) Jadwal kunjungan harus direncanakan.
(2) Guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi.
(3) Tentukan guru-guru yang akan mengunjungi
(4) Sediakan segala fasilitas yang diperlukan.
(5) Supervisor hendaknya mengikuti acara ini dengan
pengamatan yang cermat.
(6) Adakah tindak lanjut setelah kunjungan antar kelas
selesai?

misalnya

dalam

bentuk

percakapan

pribadi, penegasan, dan pemberian tugas-tugas


tertentu.

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

20

(7) Segera aplikasikan ke sekolah atau ke kelas guru


bersangkutan, dengan menyesuaikan pada situasi
dan kondisi yang dihadapi;
(8) Adakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan
kunjungan antar kelas berikutnya.
2. Supervisi Kelompok
Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan
program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih.
Guru-guru yang yang akan disupervisi berdasarkan hasil
analisis kebutuhan, dan analisis kemampuan kinerja guru,
kemudian

dikelompokan

Kemudian guru

berdasarkan

kebutuhan

guru.

diberikan layanan supervisi sesuai dengan

permasalahan atau kebutuhan yang diperlukan. Dalam teknik


supervisi kelompok, terdapat beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan antara lain adalah sebagai berikut.
(1) Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting), Seorang
kepala sekolah menjalankan tugasnya berdasarkan rencana
yang telah disusun. Termsuk mengadakan rapat-rapat
secara periodik dengan guru-guru, dalam hal ini rapat-rapat
yang diadakan dalam rangka kegiatan supervisi. Rapat
tersebut antara lain melibatkan KKG, MGMP, dan rapat
dengan pihak luar sekolah.
(2)Mengadakan diskusi kelompok (group discussions), Diskusi
kelompok dapat diadakan dengan membentuk kelompokkelompok guru bidang studi sejenis. Di dalam setiap diskusi,
supervisor atau kepala sekolah memberikan pengarahan,
bimbingan,

nasihat-nasihat

dan

saran-saran

yang

diperlukan.
(3)Mengadakan

penataran-penataran

(inservice-

training), Teknik ini dilakukan melalui penataran-penataran,


misalnya penataran untuk guru bidang studi tertentu.
Mengingat

bahwa

penataran

pada

umumnya

diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka tugas

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

21

kepala

sekolah

adalah

mengelola

dan

membimbing

pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran.


C.

Kasus

Diskusikan kasus berikut selama 10 menit! Buat powerpointnya!


Sajikan di depan kelompok lain untuk mendapat komentarkomentar dan saran-saran sebagai masukan!
Kasus untuk Kepala Sekolah SMP
Ada keluhan dari orang tua dan masyarakat bahwa hasil
belajar lulusan sekolah sangat rendah. Hal ini dibuktikan antara
lain banyaknya siswa yang tidak lulus ujian nasional dan ujian
sekolah. Mutu hasil belajar tidak terlepas dari mutu proses
pembelajarannya. Mutu proses pembelajaran tidak terlepas dari
mutu gurunya. Untuk menanggapi keluhan tersebut, kepala
sekolah bermaksud melaksanakan supervisi akademik.

Kasus untuk Kepala SD


Saya adalah kepala sekolah yang baru diangkat menjadi kepala sekolah
di SD Negeri 01 di kabupaten Suka Maju. Sebelumnya saya adalah guru
yang mengajar di sekolah yang sama selama 17 tahun dan saya

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

22

berpengalaman mengajar di kelas I dan kelas II (satu dan dua ) jumlah


siswanya seluruhnya kelas satu sampai dengan kelas IV berjumlah 462
orang Siswa ( 12 Rombel ). Kenyataan yang saya hadapi kekurangan
jumlah guru karena ada tiga orang guru purna tugas/pensiun, kekurangan
tenaga guru honor yang belum berpengalaman.

Dari jaman kepala

sekolah terdahulu/sebelum saya tiga tagun terakhir tidak pernah


melakukan supervisi akademik karena kepala sekolahpun karena sering
mengajar untuk mengatasi kekurangan guru dan guru yang tidak hadir .
Permasalahan yang ada dua tahun terakhir hasil ujian Nasional disekolah
kami menurun. Sebagai kepala sekolah baru saya belum tahu persis
bagaimana cara melakukan supervisi akademik yang baik. Saat ini yang
saya coba lakukan hanya melihat sepintas guru mengajar dari luar ruang
kelas perangkat pembelajaran gurupun saya hanya mengacu pada apa
yang pernah saya lakukan, belum ada pembaharuan.
Saat rapat koordinasi pertama dengan dewan komite sekolah, beberapa
permasalahan

saya sampaikan perlunya ada perubahan, terutama

kurangnya jumlah dan kemampuan guru dalam mengajar, menurunnya


motivasi mengajar pada beberapa guru, dari sisi sarana prasarana
sekolah kami cukup memadai. Permasalahan saya bagaimana caranya
menghadapi permasalahan ini dan dari mana mulainya?
Tugas :
Bacalah kasus diatas secara seksama kemudian diskusikan
dengan kelompok yang menjadi permasalahan pada kasus ini.
Jika anda adalah kepala sekolah pada sekolah ini apa
rencana tindakan yang anda lakukan.
Jawablah
Pertanyaan

1. Temukan masalah utamanya?


2. Mengapa masalah itu menjadi yang utama?
3. Buatlah 1 rencana tindakan yang dapat menjadi solusi untuk
mengatasi masalah tersebut?
Kasus untuk Kepala SMA
Diskusikan kasus berikut selama 10 menit! Buat powerpointnya!
Sajikan di depan kelompok lain untuk mendapat komentar-

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

23

komentar dan saran-saran sebagai masukan!


Selama saya mejadi kepala sekolah, belum pernah sekalipun ada
guru

yang

datang

kepada

saya

meminta

bantuan

untuk

memecahkan masalah pembelajaran yang muncul di kelasnya.


Menurut saya, tampaknya supervisi klinis belum berjalan sama
sekali di sekolah yang saya pimpin. Ada dugaan, guru enggan
atau malu meminta bantuan saya menyelesaikan masalahnya
karena takut dianggap tidak mampu mengatasi masalahnya
sendiri. Keengganan ini menurut guru, mungkin berdampak pada
penilaian DP3 butir prakarsa. Guru takut nilai prakarsanya rendah
karena pernah minta bantuan kepada saya. Mereka takut saya
menganggap mereka tidak punya prakarsa, tidak kreatif, dan
inovatif memecahkan masalahnya sendiri. Selain itu, sebagian
guru pernah menerima pengarahan saya pada suatu rapat
bahwa datang ke bos jangan bawa masalah tapi bawalah
alternatif pemecahan masalah. Dan beberapa guru juga pernah
membaca buku How to manage your boss dengan pernyataan
yang sama seperti pengarahan saya.

Kasus untuk Kepala SMK


Saya adalah Kepala sekolah yang baru dilantik di SMK SBI.
Sebelunya saya seorang guru teladan pada SMA Negeri dengan
masa kerja 12 tahun. Disamping itu saya merupakan guru yang
aktif berorganisasi, Saat pertama saya
melakukan

observasi

dan

bertugas saya mulai

supervisi

ke

kelas

tanpa

pemberitahuan terlebih dahulu . Kenyataan yang saya temukan


sungguh mengagetkan. Saya menemukan guru matematika
sedang sibuk dengan SMS, sementara murid mencatat di papan
tulis . Di ruang guru saya menemukan guru agama tiduran dan
membiarkan murid di kelas mencatat. Walaupun demikian saya
juga menemukan guru yang mengajar dengan profesional dan
dengan

perangkat

pembelajaran

yang

memadai.Saya

menyadari salah satu kriteria RSBI ( Rintisan Sekolah Bertaraf


Internasional

adalah:

Peningkatan

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

Kualitas

pembelajaran.

24

Kesimpulan

dari hasil

supervisi

saya

adalah

proses

pembelajaran berfokus pada penyelesaian kurikulum dan tidak


mempertimbangkan berbagai kebutuhan belajar.

Para guru cenderung untuk mengarahkan proses belajar


dan tidak memberikan banyak peluang bagi peserta didik
untuk menyalurkan pendapat atau terlibat secara aktif.

Pembelajaran dilaksanakan secara klasik dan kurang


mempertimbangkan

Jauhnya

ruang

kebutuhan individu peserta didik.

guru

dan

ruang

kepala

sekolah

mengakibatkan hambatan berkomunikasi,

Laporan lain menunjukan, bahwa jadwal supervisi

tidak

diterapkan secara konsisten. Sebagian guru kami sudah


profesional namun sebagian besar merupakan tipe guru
drop-out.

Tingkat

memungkinkan

keahlian

mengajar

tercakupnya sebagian besar

belum
tuntutan

kurikulum, tetapi masih ada kesenjangan dalam beberapa


bidang keahlian tertentu.

Seringnya kepala sekolah mengikuti kegiatan di luar


sekolah menyebabkan supervisi akademis maupun klinis
jarang dilakukan.

TUGAS: Secara individu bacalah dan pahami kasus diatas,


kemudian diskusikan dengan kelompok dan kerjakan dan
jawablah pertanyaan di bawah ini :
1. Apa masalah utamanya?
2. Mengapa masalah itu menjadi yang utama?
3. Buatlah rencana tindakan yang dapat menjadi solusi
untuk mengatasi masalah tersebut?

D. Rangkuman
Teknik supervisi ada dua macam, yaitu: teknik supervisi
individual adalah pelaksanaan supervisi

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

perseorangan

25

terhadap guru. Selanjutnya, teknik supervisi kelompok


adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang
ditujukan pada dua orang atau lebih.

KEGIATAN BELAJAR 4
KONSEP SUPERVISI KLINIS

Bacalah materi di bawah ini dengan cermat!

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

26

A.

Pengantar
Ide untuk memberlakukan supervisi klinis bagi guru
muncul ketika guru tidak harus disupervisi atas keinginan
kepala sekolah sebagai supervisor tetapi atas kesadaran guru
untuk datang ke supervisor untuk minta bantuan mengatasi
masalahnya. Kepala sekolah sebagai supervisor akademik
seyogyanya memiliki pengetahuan dan menguasai penerapan
supervisi klinis.

B.

Materi Pokok
1. Supervisi Klinis
Supervisi

klinik,

mula-mula

diperkenalkan

dan

dikembangkan oleh Cogan, Goldhammer, dan Weller di


Universitas Harvard pada akhir dasa warsa lima puluh
tahun dan awal dasawarsa enam puluhan (Krajewski)
1982). Ada dua asumsi yang mendasari praktik supervisi
klinik. (1) Pengajaran merupakan aktivitas yang sangat
kompleks yang memerlukan pengamatan dan analisis
secara berhati-hati melalui pengamatan dan analisis ini,
supervisor pengajaran akan mudah mengembangkan
kemampuan guru mengelola proses pembelajaran. (2)
Guru-guru yang profesionalnya ingin dikembangkan lebih
menghendaki cara yang kolegial daripada cara yang
outoritarian (Sergiovanni, 1987).
Supervisi klinis adalah pembinaan kinerja guru dalam
mengelola proses pembelajaran (Sullivan & Glanz, 2005).
Sedangkan menurut Cogan (1973), kegiatan pembinaan
performansi

guru

dalam

mengelola

proses

belajar

mengajar.
Menurut Sergiovanni (1987) ada dua tujuan supervisi
klinis: pengembangan profesional dan motivasi kerja guru
dan memperperbaiaki proses pembelajaran yang kurang
efektif.
Tujuan khusus supervisi klinis adalah sebagai berikut.

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

27

(1) Menyediakan umpan balik yang obyektif terhadap

guru, mengenai pengajaran yang dilaksanakannya.


(2) Mendiagnosis dan membantu memecahkan masalahmasalah pengajaran.
(3) Membantu guru mengembangkan keterampilannnya
menggunakan strategi pengajaran.
(4) Mengevaluasi guru untuk kepentingan promosi jabatan
dan keputusan lainnya.
(5) Membantu guru mengembangkan satu sikap positif
terhadap

pengembangan

profesional

yang

berkesinambungan.
2.

Pelaksanaan Supervisi Klinis


Langkah-langkah supervisi klinis terdiri dari tiga
tahap esensial yang berbentuk siklus, yaitu (1) tahap
pertemuan awal, (2) tahap observasi mengajar, dan (3)
tahap

pertemuan

balikan,

hal

ini

dikemukakan

oleh

Alexander Mackie College of advanced Education (1981)


dan Mantja (1984). Pelaksanaan supervisi klinis seperti
gambar berikut.

Gambar 6. Pelaksanaan Supervisi Klinis


3.

Pendekatan Supervisi Klinis


Pendekatan supervisi klinis terdiri dari:
(1) Direktif: Tanggung jawab lebih banyak pada
supervisor
(2) Kolaboratif: Tanggung Jawab terbagi relatif sama
antara supervisor dan guru

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

28

(3) Non-direktif: Tanggung jawab lebih banyak pada guru


4.

Perilaku Pendekatan Supervisi Klinis

5. Keterkaitan Supervisi Klinis dengan Karakteristik


Guru

Gambar 7. Karakteristik Guru


Keterkaitan supervisi klinis dengan karakteristik guru atau
prilaku guru dalam proses pembelajaran diuraikan pada peta
pikir (mind map) berikut.

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

29

Gambar 8. Guru Drop-Out

Gambar 9. Guru Profesional


C.

Kasus
Kasus untuk semua Kepala Sekolah
Simulasi
Dalam proses pembelajaran ada 3 siswa
mengganggu

pelaksanaan

pembelajaran.

yang selalu
Guru

yang

mengajar di kelas mengeluh kepada kepala sekolah bahwa


guru yang bersangkutan

tidak mampu menyelesaikan

masalah tersebut. Bagaimana anda sebagai seorang kepala


sekolah melakukan supervisi klinis. Diketahui guru tersebut
kemampuan

akedemis/abstraksi

dan

komitmen

rendah.

Selesaikan masalah dengan pendekatan simulasi. Untuk


melakukan simulasi, tentukan peran masing-masing, siapa
yang berperan sebagai kepala sekolah, guru, 3 orang siswa
yang selalu mengganggu, siswa yang lainnya, dan pengamat
dalam simulasi.

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

30

TAHAPAN SIMULASI

DISKUSI KELOMPOK

PEMBAGIAN
KELOMPOK

SIMULASI
pre
conference ,

Mempersiapkan
kegiatan simulasi

Menentukan
ketua kelompok
Menentukan
kelompok yang
berperan
sebagai
Supervisor, Guru
dan audien

D.

PELAKSANAAN

Rangkuman

Mengatur pembagian
waktu ( pre
conference ,
melakukan
observasi,
melakukan analisis,
melakukan tindak
lanjut)

melakukan
observasi,
melakukan
analisis,
melakukan
tindak lanjut

Supervisi klinis bagi guru muncul ketika guru tidak harus


disupervisi

atas

keinginan

kepala

sekolah

tetapi

atas

kesadaran guru datang ke supervisor untuk minta bantuan


mengatasi masalahnya.

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

31

KEGIATAN BELAJAR 5
KONSEP TINDAK LANJUT HASIL
SUPERVISI AKADEMIK TERHADAP GURU

Bacalah materi di bawah ini dengan cermat!


A.

Pengantar
Hasil supervisi perlu ditindaklanjuti agar memberikan
dampak yang nyata bagi peningkatkan profesionalisme guru.
Dampak nyata ini diharapkan dapat dirasakan masyarakat
maupun

stakeholders.

Tindak

lanjut

tersebut

berupa:

penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang


telah memenuhi standar, teguran yang bersifat mendidik
diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar dan
guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran
lebih lanjut.
B.

Materi Pokok
Tindak lanjut dari hasil analisis merupakan pemanfaatan
hasil supervisi. Dalam materi pelatihan tentang tindak lanjut
hasil supervisi akan dibahas mengenai pembinaan dan
pemantapan instrumen.
1. Pembinaan
Kegiatan pembinaan dapat berupa pembinaan langsung
dan tidak langsung.
a. Pembinaan Langsung

Pembinaan

ini

dilakukan

terhadap

hal-hal

yang

sifatnya khusus, yang perlu perbaikan dengan segera


dari hasil analisis supervisi.
b. Pembinaan Tidak Langsung

Pembinaan

ini

dilakukan

terhadap

hal-hal

yang

sifatnya umum yang perlu perbaikan dan perhatian


setelah memperoleh hasil analisis supervisi.
Beberapa

cara

sekolah/madrasah

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

yang
dalam

dapat

dilakukan

membina

guru

kepala
untuk

32

meningkatkan

proses

pembelajaran

adalah

sebagai

berikut.
(1)

Menggunakan secara efektif petunjuk bagi guru dan


bahan pembantu guru lainnya.

(2)

Menggunakan buku teks secara efektif.

(3)

Menggunakan praktek pembelajaran yang efektif


yang

dapat

mereka

pelajari

selama

pelatihan

profesional/inservice training.
(4)

Mengembangkan teknik pembelajaran yang telah


mereka miliki.

(5)

Menggunakan metodologi yang luwes (fleksibel).

(6)

Merespon kebutuhan dan kemampuan individual


siswa.

(7)

Menggunakan lingkungan sekitar sebagai alat bantu


pembelajaran.

(8)

Mengelompokan siswa secara lebih efektif.

(9)

Mengevaluasi

siswa

dengan

lebih

akurat/teliti/seksama.
(10) Berkooperasi dengan guru lain agar lebih berhasil.
(11) Mengikutsertakan

masyarakat

dalam

mengelola

kelas.
(12) Meraih moral dan motivasi mereka sendiri.
(13) Memperkenalkan teknik pembelajaran modern untuk
inovasi dan kreatifitas layanan pembelajaran.
(14) Membantu membuktikan siswa dalam meningkatkan
ketrampilan berpikir kritis, menyelesaikan masalah
dan pengambilan keputusan.
(15) Menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.
2. Pemantapan Instrumen Supervisi
Kegiatan memantapkan instrumen supervisi dapat
dilakukan dengan cara diskusi kelompok oleh para
supervisor tentang instrumen supervisi akademik maupun
instrumen supervisi non akademik. Dalam memantapkan
instrumen

supervisi,

dikelompokkan

menjadi

seperti

berikut.

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

33

(1) Persiapan guru untuk mengajar terdiri dari:


(a) Silabus.
(b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
(c) Program Tahunan.
(d) Program Semesteran.
(e) Pelaksanaan proses pembelajaran.
(f) Penilaian hasil pembelajaran.
(g) Pengawasan proses pembelajaran.
(2) Instrumen supervisi kegiatan belajar mengajar
(a) Lembar pengamatan.
(b) Suplemen

observasi

(ketrampilan

mengajar,

karakteristik mata pelajaran, pendekatan klinis,


dan sebagainya).
(3) Komponen

dan

kelengkapan

instrumen,

baik

instrumen supervisi akademik maupun isntrumen


supervisi nonakademik.
(4) Penggandaan instrumen dan informasi kepada guru
bidang studi binaan atau kepada karyawan untuk
instrumen nonakademik.
Dengan demikian, dalam tindak lanjut supervisi dapat
disimpulkan sebagai berikut.
(1) Dalam

pelaksanaannya

supervisi

akademik

kegiatan

sasaran

tindak

utamanya

lanjut
adalah

kegiatan belajar mengajar.


(2) Hasil analisis, catatan supervisor, dapat dimanfaatkan
untuk perkembangan keterampilan mengajar guru
atau

meningkatkan

karyawan,

profesionalisme

setidak-tidaknya

dapat

guru

dan

mengurangi

kendala-kendala yang muncul atau yang

mungkin

akan muncul.
(3) Umpan balik akan member prtolongan bagi supervisor
dalam melaksanakan tindak lanjut supervisi.
(4) Dari umpan balik itu pula dapat tercipta suasana

komunikasi yang tidak menimbulkan ketegangan,

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

34

menonjolkan otoritas yang mereka miliki, memberi


kesempatan untuk mendorong guru memperbaiki
penampilan, dan kinerjanya.
Cara-cara

melaksanakan

tindak

lanjut

hasil

supervisi akademik sebagai berikut.


(1) Mengkaji rangkuman hasil penilaian.
(2) Apabila ternyata tujuan supervisi akademik dan
standar-standar pembelajaran belum tercapai, maka
sebaiknya

dilakukan

penilaian

ulang

terhadap

pengetahuan, keterampilan dan sikap guru yang


menjadi tujuan pembinaan.
(3) Apabila ternyata memang tujuannya belum tercapai
maka mulailah merancang kembali program supervisi
akademik guru untuk masa berikutnya.
(4) Membuat

rencana

aksi

supervisi

akademik

berikutnya.
(5) Mengimplementasikan rencana aksi tersebut pada
masa berikutnya.
(a) Ada lima langkah pembinaan kemampuan guru
melalui

supervisi

menciptakan

akademik,

yaitu:

hubungan-hubungan

(a)
yang

harmonis, (b) analisis kebutuhan,


(b) mengembangkan strategi dan media,
(c) menilai, dan
(d) revisi.
C.

Kasus

Kasus untuk Kepala SD


Banyak hasil-hasil evaluasi pelaksanaan program supervisi
akademik tidak ada tindak lanjutnya. Hal ini terjadi karena

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

35

tidak ada penghargaan dan sanksi. Akibatnya, hasil evaluasi


hanyalah kegiatan yang sia-sia saja.
Bacalah dan pahami makna dari kasus di atas. Diskusikanlah
kasus di atas dalam kelompok!
Jika anda adalah kepala sekolah dalam melakukan kegiatan
supervisi akademik, tindak lanjut apa dan bagaimana yang
dapat berdampak kepada peningkatan kualitas guru dakam
proses pembelajaran?
Berikan alasan jenis penghargaan dan sanksi apa yang
mampu meningkatkan kemampuan guru!

Kasus untuk Kepala SMP :


Pada awal tahun ini, tepatnya tanggal 16 Januari 2011 saya
pindah tugas dari salah satu SMA ke tempat saya yang
sekarang di SMPN.12 Kota Sukses Makmur, Berhubung saya
bergabung pada awal semester genap di sekolah tersebut,
saya

hanya

melanjutkan

program

tahun

pelajaran

berikutnya dan mencoba menanyakan program yang akan


dilakukan dalam semester genap, baik untuk kelas VII, VIII,
dan IX. Namun, hampir semua guru tidak mempunyai
program dan perangkat pembelajaran, kecuali hanya ada
daftar hadir dan daftar nilai siswa.

Salah seorang guru

dengan santainya mengatakan Yang penting bagi siswa


selama ini,

gurunya tetap hadir/tidak kosong saja sudah

bersyukur.
Hal lain yang saya hadapi adalah :
1. ketika saya menanyakan kepada guru yang lain, selama
ini sudah berapa kali diadakan supervisi kelas, dengan
gaya khasnya sambil mengangkat bahunya mengatakan
tidak pernah ada, dan sambil mengingat-ingat kembali
dia mengatakan dia pernah disodorkan format penilaian
supervisi untuk diisi sendiri sesuai dengan penilaian hati

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

36

nuraninya.
2. ketika saya akan membuat jadwal penilaian kinerja
banyak guru-guru yang menanyakan apakah memang
harus disupervisi sehubungan dengan status mereka
guru tidak tetap (GTT).
Pertanyaan
:
1. Apa masalah utamanya?
2. Mengapa masalah itu menjadi yang utama?

Kasus untuk Kepala SMA

Saya adalah kepala sekolah di SMA Penabur Ilmu . Pada


suatu hari saya melaksanakan supervisi akademik, saya
membawa perangkat penilaian untuk mengukur kinerja guru
ke

dalam

kelas,

kami

tidak

sebelumnya. Guru kelihatan

mengadakan

pertemuan

terkejut dan tampak salah

tingkah di depan siswanya. Saya sebagai

kepala sekolah

juga tidak tahu pasti apakah supervisi klinis dalam supervisi


akademik harus memberi tahu guru yang bersangkutan atau
tidak. Saya tahu aspek-aspek yang akan saya evaluasi
namun guru tidak mengetahuinya, sebagai kepala sekolah
saya memang sengaja tidak memberi tahu guru dengan
maksud agar guru tampil apa adanya, tidak dibuat-buat.
Saya ijin kepada guru saat itu juga untuk duduk dibelakang
dengan maksud melihat cara guru mengajar, tentu saja saya
membawa instrumen penilaian. Guru kelihatan grogi dan
sedikit

kaget, siswa gaduh dan guru segera menguasai

keadaan. Kegiatan pembelajaran dimulai dan saya sibuk


mencentangi dan mengisi instrumen, setelah selesai saya ijin
ke luar kelas dan menganggap bahwa supervisi akademik
sudah saya dilaksanakan dengan baik. Sejak peristiwa itu,
sampai sekarang tak terasa satu tahun ajaran telah berlalu.
Pada rapat dewan guru terdapat pertanyaan yang ditujukan
kepada saya sebagai kepala sekolah . Apakah supervisi yang

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

37

dilakukan selama ini akan ada tindak lanjutnya ? Mengapa


tidak semua guru disupervisi ?, Apakah tahun ajaran ini kami
boleh tahu jawal supervisi kepala sekolah mohon dijelaskan
tujuannya . Saya sebagai kepala sekolah agak kaget dengan
pertanyaan kristis tersebut. Saya mencoba menjelaskan
sesuai visi saya untuk mendapat peta atas kinerja guru,
walaupun kelihatannya guru belum puas atas jawaban yang
saya berikan.
Tugas :
Baca kasus diatas secara individu coba pahami kasus tersebut
diskusikan dalam kelompok dan jawablah dan kerjakan tugas
dibawah ini :
1. Apa masalah utamanya?
2. Mengapa masalah itu menjadi yang utama?
3. Buatlah rencana tindakan yang dapat menjadi solusi

untuk mengatasi masalah tersebut?

Kasus untuk Kepala SMK


Diskusikan kasus berikut 10 menit!. Buat powerpoint nya! Sajikan
di depan kelompok lain untuk mendapatkan komentar-komentar
dan saran-saran sebagai masukan!
Ciri khas SMK yang membedakan dengan SMA adalah SMK
memiliki bengkel praktik. Sayangnya, bengkel praktik kurang
terawat dengan baik. Peralatan berantakan ada di mana-mana.
Lantai kotor dengan debu dan pasir. Mesin-mesin tidak dirawat
secara

rutin,

walaupun

di

setiap

mesin

tampak

kartu

perawatannya. Kepala SMK jarang berkunjung ke bengkel karena


disibukkan oleh urusan administrasi di kantornya. Bengkel baru
dibersihkan oleh teknisi jika ada pihak luar yang berkunjung.
Guru praktik merasa tidak pernah disupervisi akademik oleh
kepala sekolahnya sehingga mereka bekerja seenaknya. Jika
terjadi kehilangan dan kecelakaan di bengkel yang disalahkan
adalah teknisi dan gurunya. Siswa yang praktik sering ditinggal

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

38

oleh guru praktik yang bertugas. Pada hal praktik siswa tersebut
berisiko

kecelakaan.

Siswa

yang

tidak

menggunakan

alat

pengaman tidak ditegur oleh gurunya. Guru praktik mengobrol


sambil merokok bersama teknisi bengkel.
D.

Rangkuman
Supervisi
performansi

klinis
guru

adalah
dalam

Kegiatan
mengelola

pembinaan

proses

belajar

mengajar.
Hasil supervisi harus ditindaklanjuti agar memberikan dampak
yang

nyata

untuk

meningkatkan

profesionalisme

guru.

Dampak nyata ini diharapkan dapat dirasakan masyarakat


maupun stakeholders.

REFLEKSI

HASIL PEMBELAJARAN SUPERVISI AKADEMIK


Waktu

Nama

Petunjuk:
1. Mohon

untuk

mengisi

lembar

refleksi

di

bawah

ini

berdasarkan materi yang Bapak/Ibu sudah pelajari


2. Pengerjaan tugas refleksi dilakukan secara individu dan
dilakukan di luar jam terjadwal
Pertanyaan:
1. Apa saja telah saya lakukan berkaitan dengan materi
kegiatan belajar ini di tempat tugas?

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

39

2. Dampak materi kegiatan belajar ini terhadap pelaksanaan


tugas saya adalah .............

3. Kegiatan yang telah saya lakukan berkaitan dengan materi


ini tetapi belum dituliskan di materi ini adalah............

4. Menurut

saya yang sebaiknya

ditambahkan materi

tentang ---- untuk menyempurnakan bahan ajar ini.

5. Menurut saya kelebihan materi ini adalah


6. Menurut saya

kekurangan materi

pada kegiatan ini

adalah......

7. Manfaat

yang

saya peroleh dari materi

supervisi

akademik ini adalah.........

8. Materi pembelajaran bahan ajar ini

yang dapat saya

kuasai kira- kira ........ persen.

9. Dalam rangka peningkatan kompetensi berkelanjutan pada


pembelajaran ini saya akan melakukan ..................

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

40

GLOSARY
Analytical
Teacher

Observer

Dimaknai dengan guru yang memiliki abstaksi tinggi

Antisipatif

tetepi komitmenya rendah


artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang

Berkesinambungan

mungkin akan terjadi.


(supervisi akademik dilakukan secara teratur dan

Classroom-conference

berkelanjutan oleh Kepala sekolah).


yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di
dalam

Causal-conference

kelas

ketika

murid-murid

sedang

meninggalkan kelas (istirahat).


Yaitu percakapan individual yang bersifat informal,
yang dilaksanakan secara kebetulan bertemu dengan

Demokratis
Dimensi
Direktif

Drop-out Teacher
Humanis

guru
artinya

supervisor

tidak

boleh

mendominasi

pelaksanaan supervisi akademik


berarti parameter atau pengukuran yang dibutuhkan
untuk mendefinisikan sifat-sifat suatu objekyaitu
panjang, lebar, dan tinggi atau ukuran dan bentuk.
Pendekatan direktif itu adalah Suatu kegiatan yang
dilaksanakan secara teratur dan terencana pada
setiap induvidu maupun kelompok dan apabila tidak
dilaksanakan akan mendapat sanksi.
Dimaknai dengan tipe guru dengan kwadran
abstraksi rendah dan komitmen juga rendah
artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan
yang harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias,

Kompeten

dan penuh humor


adalah ketrampilan yang diperlukan seseorang yang
ditunjukkan oleh kemampuannya untuk dengan

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

41

Konstruktif

konsisten memberikan tingkat kinerja yang memadai


atau tinggi dalam suatu fungsi pekerjaan spesifik
Kreatif dan inovatif adalah karakteristik personal
yang terpatri kuat dalam diri seorang wirausaha
sejati.
Kolaborasi adalah bentuk kerjasama, interaksi,
kompromi beberapa elemen yang terkait baik
individu, lembaga dan atau pihak-pihak yang terlibat
secara langsung dan tidak langsung yang menerima
akibat dan manfaat
artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru

Kooperatif

dalam mengembangkan proses pembelajaran


artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor

Kekeluargaan

dan guru dalam mengembangkan pembelajaran.


artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan

Kreatif dan Inovatif


Kolaboratif

Observational
visitation
Office-conference

asuh dalam mengembangkan pembelajaran.


Yaitu percakapan individual yang dilaksanakan
setelah supervisor melakukan kunjungan kelas atau
observasi kelas.
Yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di
ruang kepala sekolah atau ruang guru, di mana
sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang dapat

Objektif
Professional Teacher
Praktis
Refleksi
Realistis
Sistematis
Terpadu
Unfocused Teacher

digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru.


artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen.
Dimaknai guru dengan kemampuan abstarksi tinggi
dan memiliki komitmen tinggi
artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah.
Kilas balik dari suatu proses pembelajaran dikaitkan
dengan pengalaman dirinya terhadap tugas yang
sudah dilakukan.
artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.
artinya dikembangan sesuai perencanaan program
supervisi yang matang dan tujuan pembelajaran
artinya
menyatu
dengan
dengan
program
pendidikan.
Dimaknai guru yang memilki komitmen tinggidan
abstraksi rendah

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

42

DAFTAR PUSTAKA
Alexander Mackie College of Advance Education. 1981. Supervision of
Practice Teaching. Primary Program, Sydney, Australia.
Dodd, W.A. 1972. Primary School Inspection in New Countries.
London: Oxford University Press.
Glickman, C.D., Gordon, S.P., and Ross-Gordon, J.M. 2007.
Supervision and Instructional Leadership A Development
Approach. Seventh Edition. Boston: Perason.
Gwynn, J.M. 1961. Theory and Practice of Supervision. New York:
Dodd, Mead & Company.
Mantja, W. 1984. Efektivitas Supervisi Klinik dalam Pembimbingan
Praktek Mengajar Mahasiswa IKIP Malang,Tesis. FPS IKIP
Malang.
Robbins, S.P.2008. The Truth about Managing People. Second
Edition. Upper Sadle River, New Jersey: Pearson Education,
Inc.
Sergiovanni, T.J. 1982. Supervision of Teaching. Alexandria:
Association for Supervision and Curriculum Development.
Sullivan, S. & Glanz, J. 2005. Supervision that Improving Teaching
Strategies and Techniques. Thousand Oaks, California:
Corwin Press.
Sullivan, S & Glanz, J. 2005. Supervision that ImprovesTeaching
Strategies and Techniques. Thousand Oaks,
California: Corwin Press.

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

43

Supervisi Akademik dalam peningkatan profesionalisme guru.


2006. Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah Pendidikan
Dasar. Direktorat Tenaga Kependidikan Ditjen PMPTK
Depdiknas.
Wiles, J. dan J. Bondi. 1986. Supervision: A Guide to Practice .
Second Edition. Columbus: Charles E. Merrill Publishing
Company
Verma, V.K. 1996. The Human Aspects of Project Management
Human Resources Skills for the Project Manager. Volume
Two. Harper Darby,PA: Project Management Institute

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

44

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Format 1:
Aspek yang diamati
Petunjuk Umum
Berilah tanda () atau nilai pada kolom yang sesuai dengan
penilaian

anda

berhubungan

dan

catatlah

dengan

aspek

hal-hal
yang

yang

penting

yang

diamati

pada

kolom

keterangan.
1. Tidak ada (0-20)
2. Kurang baik (21-40)
3. Cukup (41-65)
4. Baik (66-80)
5. Sangat baik (81-100)
Lembar Observasi
No

Aspek yang diamati


A. Perencanaan Proses
pembelajaran.
Apakah guru: Menyusun
Silabus?

1.

Identitas mata pelajaran


atau tema pelajaran

2.

Standar kompetensi

3.

Kompetensi dasar

4.

Materi pembelajaran

5.

Kegiatan pembelajaran

6.
7.

Indikator pencapaian
kompetensi
Penilaian

8.

Alokasi waktu

9.

Sumber belajar
B. Menyusun RPP?

Supervisi Akademik

Keteranga
n

10.

Identitas mata pelajaran

11.

Standar kompetensi

12.

Kompetensi Dasar

13.

Indikator pencapaian
kompetensi

14.

Tujuan Pembelajaran

15.

Materi Ajar

16.

Alokasi Waktu

17.

Metode Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran

18.

19.

a) Pendahuluan
b) Inti
c) Penutup
Penilaian Hasil Belajar

20.

Sumber Belajar
C. Pelaksanaan Proses
Pembelajaran

21.

Persyaratan pelaksanaan
proses pembelajaran

22.

Pelaksanaan Pembelajaran

23. D. Penilaian Hasil Belajar


24. E. Pengawasan Proses
Pembelajaran
.........,
Kepala Sekolah,

.
NIP.

Supervisi Akademik

Format 2:
Daftar Pertanyaan Setelah Observasi
No

Pertanyaan

Jawaban

1.

Bagaimana pendapat saudara setelah


menyajikan pelajaran ini?

2.

Apakah proses pembelajaran sudah sesuai


dengan yang direncanakan?

3.

Dapatkah saudara menceritakan hal-hal yang


dirasakan memuaskan dalam proses
pembelajaran tadi?

4.

Bagaimana perkiraan saudara mengenai


ketercapaian tujuan pembelajaran?

5.

Apa yang menjadi kesulitan siswa?

6.

Apa yang menjadi kesulitasn saudara?

7.

Adakah alternatif lain untuk mengatasi kesulitan


saudara?

8.

Marilah bersama-sama kita identifikasi hal-hal


yang telah mantap dan hal-hal yang peerlu
peningkatan, berdasarkan kegiatan yang baru
saja saudara lakukan dan pengamatan saya.

9.

Dengan demikian, apa yang akan saudara


lakukan untuk pertemuan berikutnya?
Kesan umum:

Saran:

........., ..
Kepala sekolah

.
NIP.

Supervisi Akademik

Format 3:
Hasil Observasi
No

Komponen
yang
dianalisis

Aspek yang disupervisi

Hasil penilaian
1

1.

Tahap sebelum
observasi

2.

Tahap
pelaksanaan
observasi

3.

Tahap sesudah
observasi

Contoh:
Persiapan mengajar yang
disiapkan
Konsep yang akan dibahas
Tujuan yang akan dicapai
Langkah-langkah penyajian
Pemanfaatan media
Proses interaksi
Kejelasan konsep
Tingkat keberhasilan
Penggunaan media
Efektivitas interaksi
Kesan-kesan penampilan
Kemampuan
mengidentifikasi
ketrampilan yang sudah
baik
Kemampuan
mengidentifikasi
ketrampilan yang belum
berhasil
Diskusi tentang gagasangagasan alternatif
Jumlah
Rata-rata
........., ..

1.
2.
3.
4.
5.

Rentang Penilaian
Tidak ada (0-40)
Kurang baik (41-54)
Cukup (55-74)
Baik (75-90)
Sangat baik (91-100)

Supervisi Akademik

Kepala sekolah/Supervisor

.
NIP.

Format 4:
Isikan jadwal supervisi kunjungan kelas sesuai dengan kolom yang tersedia
Jadwal Supervisi Kunjungan Kelas

No

Hari/Tg

Nam

Mata

Pelajara

Guru

Kela

Jam

Pelaksanaa

Keteranga

ke

n Supervisi

.........,..
Kepala Sekolah

NIP.

Format 5:
Rekapitulasi Hasil Supervisi

Supervisi Akademik

Nilai
No

Nama

Administra

Penampila

si

Keteranga
Test

Rata-rata

Rentang penilaian:

91-100 = A
75-90 = B

........., ..
Kepala Sekolah

55-74 = C
<55

=K

NIP.

Supervisi Akademik

Format 6:
INSTRUMEN PERENCANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Nama Guru
Sekolah
Kelas, Semester
Identitas Mata pelajaran
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Hari tanggal

..
..
..
..
: ..
: ..
: ..
KRITERIA NILAI
URAIAN KEGIATAN
1
2
3
4

No

:
:
:
:

1.

Menentukan identitas mata pelajaran

2.

Menentukan standar kompetensi

3.

Menentukan kompetensi dasar

4.

Menentukan indikator pencapaian kompetensi

5.

Menentukan tujuan pembelajaran

6.

Menentukan materi ajar

7.

Menentukan alokasi waktu

8.

Menentukan metode pembelajaran

9.

Menentukan kegiatan pembelajaran

10
.

Menentukan penilaian hasil belajar

11
.

Menentukan sumber belajar


Jumlah NILAI RIIL

= .

Jumlah NILAI IDEAL = 44

KLASIFIKASI

Nilai PERSENTASI = .. %

SARAN PEMBINAAN :
A : Baik Sekali : 76% - 100%
B : Baik

: 56% - 75%

C : Cukup

: 26% - 55%

D : Kurang

: 0% - 25%

,
Guru Mata Pelajaran

NIP.

Supervisi Akademik

Format 7:
INSTRUMEN SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Nama Guru
Sekolah
Kelas, Semester
Identitas Mata pelajaran
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Hari tanggal

No

:
:
:
:

..
..
..
..
: ..
:..
: ..

URAIAN KEGIATAN

1.

Menjelaskan tujuan dan kompetensi dasar

2.

Menyampaikan cakupan materi dan uraian kegiatan


sesuai dengan silabus

3.

Menjelaskan isi kegiatan kepada siswa/langkah


kegiatan

4.

Menggunakan ekspresi dalam berkomunikasi dengan


siswa

5.

Menggunakan respon siswa dalam


menyelenggarakan kegiatan

6.

Menggunakan media dan alat pembelajaran yang


sesuai dengan tujuan

7.

Menyelenggarakan kegiatan dengan urutan yang


logis

8.

Menggunakan berbagai metode dalam menjelaskan


isi kegiatan

9.

Membimbing siswa dalam mengikuti kegiatan secara


individual maupun kelompok

10
.

Memberikan banyak kesempatan kepada siswa


untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang
dilaksanakan

11
.

Memberikan penguatan kepada siswa

12
.

Melaksanakan penilaian selama kegiatan


berlangsung

13
.

Menutup kegiatan dengan tepat

Supervisi Akademik

KRITERIA NILAI
1

14
.

Memberikan tugas/PR
Jumlah NILAI RIIL

= .

Jumlah NILAI IDEAL = 56

KLASIFIKASI

Nilai PERSENTASI

A : Baik Sekali : 76% - 100%

= .. %
SARAN PEMBINAAN :

B : Baik

: 56% - 75%

..

C : Cukup

: 26% - 55%

D : Kurang

: 0% - 25%

Mengajar supaya membawa alat peraga


...

..,
Guru Mata Pelajaran,

Kepala Sekolah/madrasah,

NIP.

NIP.

Supervisi Akademik

Format 8:
Contoh : Lembar Observasi Siswa
INSTRUMEN OBSERVASI SISWA
PADA PROSES PEMBELAJARAN
NO

NAMA

KEGIATAN
1

SKOR

NILAI

KET

JUMLAH
KETERANGAN
1.
2.
3.
4.

Berpartisipasi aktif
Tanggung jawab
Disiplin dalan mengikuti pembelajaran
Memusatkan perhatian pada materi pembelajaran

KRITERIA SKOR PENILAIAN


Nilai

Sebutan

KRITERIAN KEAKTIFAN PESERTA


Kuantitatif

Kualitatif

Sangat Aktif

85 100

Sangat Aktif (SA)

Aktif

69 84

Aktif (A)

Kurang Aktif

53 68

Cukup Aktif (CA)

Tidak Aktif

37 52

Kurang Aktif (KA)

..,
Kepala Sekolah/Madrasah,

.
NIP.
Supervisi Akademik

Format 9:
Contoh: Lembar Observasi Guru
INSTRUMEN KUNJUNGAN KELAS
PADA PROSES PEMBELAJARAN
Nama Guru
Kelas
Identitas Mata Pelajaran
Waktu
Semester
Hari tanggal
No

: ..
: ..
: ..
: ..
: ..
: ..

URAIAN KEGIATAN

1.

Persiapan dan apresepsi

2.

Relevansi materi dengan tujuan pembelajaran

3.

Penguasaan materi

4.

Strategi

5.

Metode

6.

Media

7.

Manajemen kelas

8.

Pemberian motivasi kepada siswa

9.

Nada dan suara

10.

Penggunaan bahasa

11.

Gaya dan sikap perilaku

Kriteria Penilaian
1

Jumlah NILAI RIIL = .


Jumlah NILAI IDEAL = 44

KLASIFIKASI

Nilai PERSENTASI = .. %

A : Baik Sekali : 76% - 100%


B : Baik

: 56% - 75%

C : Cukup

: 26% - 55%

D : Kurang

: 0% - 25%

Supervisi Akademik

Saran Pembina
....................................................................
...

....................................................................
...
....................................................................
...
....................................................................
...

Supervisi Akademik

Anda mungkin juga menyukai