Jurnal Buka Aja Apaan
Jurnal Buka Aja Apaan
Abstract
Patchouli oils is one of local commodity that producedin a large quantity in Aceh. In contrary,
the quality of the oilsis very low since its conventional production method.In this study, the use
ofbentoniteas anabsorbent material on refinery of patchoulioilhas been conducted.Pulse Bed
Column AdsorberofPVCpipefitted withstuffingbentoniteof 10 mesh has been used in a batch
studies. The capacity of the columnis2.5 liters andof 30 cm of height. The patchouli oil was fed
to the column during 2hours, and a residual concentration of Fe ions was measured by AAS.
The analysis results of purified patchouli oil product show that its quality was relevance to
Indonesian Standard of SNI06-2385-2006.Ideal detention time of liquid was 60 minutes,that
give a refractive index of1,508. The maximum removal of Fe ions in the system was 100%, that
give a clear solution on oil product.
Keywords: adsorption, bentonite, Feions, patchoulioil,
PENDAHULUAN
Minyak atsiri yang disebut juga minyak esteris
atau minyak terbang banyak diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari. Minyak atsiri banyak
digunakan sebagai bahan pengharum atau
pewangi pada makanan, sabun, pasta gigi
wangi-wangi dan obat-obatan. Untuk memenuhi kebutuhaan itu, sebagiaan besar minyak atsiri
diambil dari berbagai jenis tanaman penghasil
minyak atsiri, salah satunya minyak nilam
(pogostemon cablin benth)[1].
Indonesia merupakan produsen minyak nilam
terbesar di dunia, selain Cina, Malaysia dan
Brasil. Aceh merupakan sentra produksi minyak
nilam terbesar di Indonesia disamping Sumatra
Utara dan beberapa daerah lain.Sumber dari
Asosiasi Minyak Atsiri Indonesia menyebutkan,
produksi minyak nilam Indonesia tahun 2011
hanya mampu mencapai 800 ton, pada tahun
sebelumnya mampu memproduksi 1.000 ton.
Sedangkan kebutuhan minyak nilam dunia
sebanyak 1.500 ton per tahun, dari jumlah itu
sebanyak 70 persen dipasok oleh Indonesia.
Dari jumlah produksi minyak nilam Indonesia
itu, sebanyak 30-45 persen merupakan nilam
yang dihasilkan petaniAceh. [2].Namun jumlah
produksi nilam Aceh terjadi penurunan dari 612
ton pada tahun 2009 menjadi 452 ton pada
tahun 2010 [3].Proses penyulingan tradisional
100
METODE
Minyak nilam berasal
erasal dari salah satu
penyulingan rakyat di Provinsi Aceh yang
masih menggunakan peralatan dari drum besi
dan mutunya tidak sesuaidengan standar SNI062385-2006.
Bahan yang digunakan adalah sebagai
berikut: minyak nilam rakyat 2,5 liter, bentonit
alam dari Kec Sawang Aceh Utara, aquadest,
etanol 90%, asam
sam sulfat, 96 %,
% dan larutan
standar besi (Fe).
Peralatan yang digunakan adalah sebagai
berikut:
crusher,
AAS,
refraktometer,
piknometer, GC-MS
MS Type2050,
Type2050
ayakan 10
mesh, oven, kertas
ertas saring, kuvet,
kuvet pompa
pneumatik, pipa
ipa PVC, elbow, kran dan tangki
tan
umpan.
Adsorpsi dilakukan dengan mensirkulasi
nilam selama
ama 2 jam dari tangki umpan ke kolom
isian. Pemurnian
memvariasikan proses
sirkulasi terhadap waktu sirkulasi 30, 60, 90
dan 120 menit.. Efisiensi peralatan ditentukan
oleh penyisihan ion Fe berdasarkan SNI 0606
2385-2006 pada setiap sirkulasi.
Minyak nilam
Proses adsorbsi
30, 60, 90, 120
mnt
101
Indek bias
Penentuan indeks bias minyak nilam sesuai
dengan (SNI 06-2385-2006) adalah 1,5071,515. [7]. Dari Gambar 3 menunjukan bahwa
sampel awal minyak nilam indeks biasnya
hanya 1,504.Proses sirkulasi analisa indeks bias
diambil setiap 10 menit, pada waktu sirkulasi
10 sampai dengan 40 menit hasil uji
menunjukan bahwa minyak nilam tersebut
belum masuk pada standar SNI 06-2385-2006,
sedangkan pada waktu sirkulasi 50 sampai
dengan 120 menit sampel minyak nilamyang
diuji masuk pada standar SNI 06-2385-2006
dengan demikian hasil adsorpsi dengan
menggunakan adsorber kolom yang berisi
adsorben bentonit dengan nilai indeks bias
1,507. Untuk waktu kontak 60 sampai dengan
90 menit indeks bias meningkat dan pada 110
sampai dengan 120 menit kembali menurun
tetapi masih masuk pada SNI minyak nilam.
Ukuran partikel bentonit berpengaruh terhadap
luas permukaan dalam menyerap ion Fe
maupun impuritis yang ada pada minyak
sehingga dengan sirkulasi selama 2 jam
semakin lama kandungan ion Fe makin
berkurang dan mampu menaikan indek bias
minyak nilam.
1.5090
1.5080
Indeks bias
1.5070
1.5060
1.5050
1.5040
1.5030
1.5020
102
35
Penyisihan Logam Fe
Analisa konsentrasi Fe untuk sampel
awal minyak 0,466 ppm dan pada sirkulasi 30
menit turun menjadi 0,242 ppm, tetapi pada
sirkulasi 60 menit konsenterasi Fe naik kembali
menjadi 0,325 ppm sedangkan pada sirkulasi 90
menit efisiensi penurunan konsentrasi Fe
menjadi 100% yaitu 0,00 ppm. Dengan
demikian waktu yang baik untuk sirkulasi
penurunan konsentrasi Fe ada pada sirkulasi 90
menit, hal ini di karenakan sirkulasi 120 menit
kembali meningkat menjadi 0,199 ppm.
Pengaruh waktu sirkulasi terhadap konsentrasi
ion Fe dapat dilihat pada Gambar 5.
25
20
0.5000
15
10
5
0
0
30
60
90
120
Persen Kadar PA
30
0.4500
0.4000
0.3500
0.3000
0.2500
0.2000
0.1500
0.1000
0.0500
0.0000
Perubahan Warna
Perubahan warna berdasarkan pada
pengamatan visual dengan menggunakan indra
penglihat (mata) terhadap contoh langsung
minyak nilam yang jarak pandangnya sejauh 30
cm. Untuk warna sampel awal warna nilam
adalah coklat tua, sedangkan warna nilam untuk
tahapan proses sirkulasi di 10 menit pertama
berubah menjadi coklat muda, untuk sirkulasi
30 menit warna nilam mulai berubah kembali
menjadi kuning tua, proses perubahan warna
kuning muda terjadi dari sirkulasi 60 sampai
dengan 120 menit. Indikasi ini menunjukan
bahwa bentonit aktif mulai merubah warna
50
100
150
200
250
103
KESIMPULAN
Dari hasil studi pemurnian minyak
nilam dengan adsorpsi menggunakan bentonit
dapat disimpulkan bahwa perubahan warna
minyak nilam dari coklat tua dan berubah
warna menjadi kuning muda pada waktu
sirkulasi 60 menit, indeks bias yang paling baik
pada waktu sirkulasi 60 - 90 menit, yaitu 1,507,
kelarutan dalam etanol 90%.Pada perbandingan
1:4 menghasilkan larutan jernih persentasi
kadar PA yang paling baik pada waktu sirkulasi
90 menit yaitu 32,818%.Persentase penyisihan
ion logam Fe dalam minyak nilam pada waktu
sirkulasi 90 menit (100%). Pemurnian minyak
nilam dengan bentonit sesuai standar mutu
minyak nilam SNI 06-2385-2006.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ketaren, S, Pengantar Teknologi Minyak
Atsiri, PN. Balai Pustaka, 1985
[2] Anonim, 2012. Potensi Bentonit Aceh,
(http://aceh.tribunnews.com)
[3] BPS, 2011.Aceh Dalam Angka, BPS,
Provinsi Aceh
[4] Tri
Marwati
dan
Hernani,
2006.Peningkatan Mutu Minyak Atsiri
melalui Proses Pemurnian, Balai Besar
Litbang
Pascapanen
Pertanian,
Disampaikan pada Konferensi Nasional
Minyak Atsiri
[5] Anindia Wibowo, 2011.Pengaruhbentonit
pada pemurnian minyak biji karet
penghasil
minyak
goreng
nabati,
Politeknik Negeri Sriwijaya.
[6] Yanyan F.N, Ahmad Zainuddin dan Dadan
Sumiarsa, 2004. Peningkatan Kadar
Patchouli Alkohol dalam Minyak Nilam
dan Denuatisasi Komponen Minornya.
diakses 22 Januari 2011 (http;//minyak
atsiriindonesiawordpress.com/atsirinilam/yanyan-f.n-dkk)
[7] Anonim, 2010. Bentonite,Wikipedia, the
free encyclopedia.
[8] Standar SNI minyak nilam (06-23852006),(http://www.google.com)
[9] Geankoplis, C., J.,1997. Transport
Processes and Unit Operations, Third
Edition, Prentice-Hall International, Inc,.
104