Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Teknologi, Vol. 12, No.

2, Oktober 2012 : 100-104

PEMURNIAN MINYAK NILAM DENGAN PROSES ADSORPSI


MENGGUNAKAN BENTONIT
Sariadi
Jurusan Teknik KimiaPoliteknik Negeri Lhokseumawe
Kampus Politeknik Jl. B. Aceh-Medan Km. 280, Buketrata, Lhokseumawe 24301
E-mail: adie_chebro@yahoo.co.id

Abstract
Patchouli oils is one of local commodity that producedin a large quantity in Aceh. In contrary,
the quality of the oilsis very low since its conventional production method.In this study, the use
ofbentoniteas anabsorbent material on refinery of patchoulioilhas been conducted.Pulse Bed
Column AdsorberofPVCpipefitted withstuffingbentoniteof 10 mesh has been used in a batch
studies. The capacity of the columnis2.5 liters andof 30 cm of height. The patchouli oil was fed
to the column during 2hours, and a residual concentration of Fe ions was measured by AAS.
The analysis results of purified patchouli oil product show that its quality was relevance to
Indonesian Standard of SNI06-2385-2006.Ideal detention time of liquid was 60 minutes,that
give a refractive index of1,508. The maximum removal of Fe ions in the system was 100%, that
give a clear solution on oil product.
Keywords: adsorption, bentonite, Feions, patchoulioil,
PENDAHULUAN
Minyak atsiri yang disebut juga minyak esteris
atau minyak terbang banyak diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari. Minyak atsiri banyak
digunakan sebagai bahan pengharum atau
pewangi pada makanan, sabun, pasta gigi
wangi-wangi dan obat-obatan. Untuk memenuhi kebutuhaan itu, sebagiaan besar minyak atsiri
diambil dari berbagai jenis tanaman penghasil
minyak atsiri, salah satunya minyak nilam
(pogostemon cablin benth)[1].
Indonesia merupakan produsen minyak nilam
terbesar di dunia, selain Cina, Malaysia dan
Brasil. Aceh merupakan sentra produksi minyak
nilam terbesar di Indonesia disamping Sumatra
Utara dan beberapa daerah lain.Sumber dari
Asosiasi Minyak Atsiri Indonesia menyebutkan,
produksi minyak nilam Indonesia tahun 2011
hanya mampu mencapai 800 ton, pada tahun
sebelumnya mampu memproduksi 1.000 ton.
Sedangkan kebutuhan minyak nilam dunia
sebanyak 1.500 ton per tahun, dari jumlah itu
sebanyak 70 persen dipasok oleh Indonesia.
Dari jumlah produksi minyak nilam Indonesia
itu, sebanyak 30-45 persen merupakan nilam
yang dihasilkan petaniAceh. [2].Namun jumlah
produksi nilam Aceh terjadi penurunan dari 612
ton pada tahun 2009 menjadi 452 ton pada
tahun 2010 [3].Proses penyulingan tradisional

mengalami kesulitan dalam menentukan suhu


kukus yang optimal, isolasi tangki yang belum
memadai dan efisiensi kondensor yang rendah.
Akibatnya, perolehan rendemen minyak nilam
juga menjadi rendah, waktu pemanasan lebih
lama, disamping mutu minyak yang tidak stabil.
Oleh sebab itu maka diperlukan pemurnian
minyak nilam dengan metode adsorpsi dengan
menggunakan bentonit sebagai penyerap.
Teknik penyulingan minyak atsiri yang selama
ini diusahakan para petani, masih dilakukan
secara sederhana dan belum menggunakan
teknik penyulingan secara baik dan benar.
Selain itu, penanganan hasil setelah produksi
belum dilakukan secara maksimal, seperti
pemisahan minyak setelah penyulingan, wadah
yang digunakan, penyimpanan yang tidak
benar, maka akan terjadi proses-proses yang
tidak diinginkan, yaitu oksidasi, hidrolisa
ataupun polimerisasi. Alat suling tradisional
dengan tangki bekas drum minyak menjadi
salah satu penyebab, dimana ion logam seperti
magnesium, besi, mangan, tembaga, plumbum,
dan
seng
dapat
terlarut
di
dalam
minyak.Biasanya minyak yang dihasilkan akan
terlihat lebih gelap dan berwarna kehitaman
atau sedikit kehijauan akibat kontaminasi dari
logam Fe dan Cu. Hal ini akan berpengaruh
terhadap sifat fisika kimia minyak. Untuk itu,
proses penyulingan minyak yang baik dan benar

100

Pemurnian Minyak Nilam dengan


engan Proses Adsorpsi
Adsor Menggunakan Bentonit (Sariadi)

perlu diketahui secara lebih rinci, sehingga


minyak yang dihasilkan dapat memenuhi
mem
persyaratan mutu yang ada[4].
].
Mengatasi
engatasi rendahnya kualitas minyak
yang berwarna gelap akibatkontaminasi dengan
ion logam,minyak dapat dilaku
lakukan dengan cara
pengkelatan, namun dengan metode adsorpsi
dengan
menggunakan
bentonit
leb
lebih
menguntungkanPemurnian
emurnian minyak cengkeh
cengk
dengan bentonit sebagai penyerap logam
terbaik ketimbang arang aktifdan zeolit [4].
Pemurnianminyak cengkehh dengan arang
aktif5% dan bentonit 5%.Hasilnya dengan
bentonitkejernihan
minyak
dapat
mencapai75,58% sedangkan dengan arangaktif
hanya 2,7%. Secara fisik warnaminyak yang
dimurnikan denganbentonit menjadi cokelat
mudasedangkan dengan arang aktiftetap hitam.
Pengambilan minyak biji karet dengan
proses adsorpsi
si dengan memvariasikan kondisi
operasi yang meliputi penambahan bentonit
(5% ; 10% ; 15% ; 20% ; 25%) dan waktu
operasi (1 jam ; 2 jam ; 3 jam). Dari hasil
penelitian terjadi penurunan densitas minyak,
penurunan kadar sianida, bilangan asam,
bilangan penyabunan
abunan dan diperoleh kejernihan
minyak biji karet pada konsentrasi
konsent
bentonit
25% dan waktu operasi 3 jam [5].

Perancangan dan Pengujian


Spesifikasi peralatan adsorpsi yang digunakan
ditunjukan pada Gambar
ambar 1.Adsorber
1.
tipe pulse
bed column yang berupa silinder tegak dengan
kapasitas 2,5 liter seperti yang ditunjukan pada
Gambar 1. Adsorber berbentuk silinder vertikal
vertik
dari material PVC dengan tinggi 160 cm.
Adsorber diinstalasi dengan pompa pneumatik
untuk menaikan minyak nilam dari tangki
umpan berukuran 20 x 30 cm ke unggun secara
sirkulasi. Unggun diisi bentonit setinggi 30 cm
(500 gr bentonit, ukuran partikel 10 mesh),
Untuk transportasi minyak digunakan sistem
perpipaan dari bahan PVC.

METODE
Minyak nilam berasal
erasal dari salah satu
penyulingan rakyat di Provinsi Aceh yang
masih menggunakan peralatan dari drum besi
dan mutunya tidak sesuaidengan standar SNI062385-2006.
Bahan yang digunakan adalah sebagai
berikut: minyak nilam rakyat 2,5 liter, bentonit
alam dari Kec Sawang Aceh Utara, aquadest,
etanol 90%, asam
sam sulfat, 96 %,
% dan larutan
standar besi (Fe).
Peralatan yang digunakan adalah sebagai
berikut:
crusher,
AAS,
refraktometer,
piknometer, GC-MS
MS Type2050,
Type2050
ayakan 10
mesh, oven, kertas
ertas saring, kuvet,
kuvet pompa
pneumatik, pipa
ipa PVC, elbow, kran dan tangki
tan
umpan.
Adsorpsi dilakukan dengan mensirkulasi
nilam selama
ama 2 jam dari tangki umpan ke kolom
isian. Pemurnian
memvariasikan proses
sirkulasi terhadap waktu sirkulasi 30, 60, 90
dan 120 menit.. Efisiensi peralatan ditentukan
oleh penyisihan ion Fe berdasarkan SNI 0606
2385-2006 pada setiap sirkulasi.

Gambar 1.Peralatan Adsorpsi


Adsor untuk Pemurnian
Minyak Nilam
Tahap Perlakuan
Tahapan perlakuan dilakukan dengan
beberapa variabel yaitu: Variabel Tetap:
volume sampel (minyak nilam) 2 liter, tinggi
unggun bentonit dalam kolom adsorpsi 30 cm
dan ukuran bentonit 10 mesh, variabel bebas:
waktu
aktu sirkulasi 0, 30, 60, 90, dan 120 menit
dan
variabel
terikat:
terikat:penentuan
warna,
penentuan indek bias,, kelarutan
k
dalam etanol
90%, konsentrasi
rasi ion Fe dan kadar patchouli
alkohol. Diagram tahapan adsorsi minyak nilam
dengan bentonit ditunjukan pada Gambar 2.

Minyak nilam
Proses adsorbsi
30, 60, 90, 120
mnt

Bentonit (10 msh) diisi


dalam kolom

101

Jurnal Teknologi, Vol. 12, No. 2, Oktober 2012 : 100-104

Pengamatan yang dilakukan pada tahapan


analisa adalah:penentuan warna, indek bias,
kelarutan dalam etanol 90%, konsenterasi Fe
(ppm) dan persentasi kadar PA.

Gambar 2. Tahapan Adsorbsi Minyak Nilam


dengan Bentonit
Tahap Analisa
Tahap analisa yang dilkakukan adalah
sebagai berikut: penentuan warna, penentuan
indek bias, kelarutan dalam etanol 90 %,
penentuan konsenterasi besi dengan ASS dan
penentuan kadar patchouli alcohol dengan
kromatografi gas-GC MS Tipe 2050.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Minyak nilam mengandung senyawa
patchouli alkohol yang merupakan penyusun
utama dalam minyak nilam, dan kadarnya
mencapai
50-60%.
Patchouli
alkohol
merupakan senyawa yang tidak larut dalam air,
larut dalam alkohol, eter atau pelarut organik
yang lain. Mempunyai titik didih 280,37o C dan
kristal yang terbentuk memiliki titik lelah 56o
C. [6].

Indek bias
Penentuan indeks bias minyak nilam sesuai
dengan (SNI 06-2385-2006) adalah 1,5071,515. [7]. Dari Gambar 3 menunjukan bahwa
sampel awal minyak nilam indeks biasnya
hanya 1,504.Proses sirkulasi analisa indeks bias
diambil setiap 10 menit, pada waktu sirkulasi
10 sampai dengan 40 menit hasil uji
menunjukan bahwa minyak nilam tersebut
belum masuk pada standar SNI 06-2385-2006,
sedangkan pada waktu sirkulasi 50 sampai
dengan 120 menit sampel minyak nilamyang
diuji masuk pada standar SNI 06-2385-2006
dengan demikian hasil adsorpsi dengan
menggunakan adsorber kolom yang berisi
adsorben bentonit dengan nilai indeks bias
1,507. Untuk waktu kontak 60 sampai dengan
90 menit indeks bias meningkat dan pada 110
sampai dengan 120 menit kembali menurun
tetapi masih masuk pada SNI minyak nilam.
Ukuran partikel bentonit berpengaruh terhadap
luas permukaan dalam menyerap ion Fe
maupun impuritis yang ada pada minyak
sehingga dengan sirkulasi selama 2 jam
semakin lama kandungan ion Fe makin
berkurang dan mampu menaikan indek bias
minyak nilam.

1.5090
1.5080

Indeks bias

1.5070
1.5060
1.5050
1.5040
1.5030
1.5020

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 150 180 210


Waktu sirkulasi (menit)

Gambar 3. Perubahan Indek biasterhadap waktu

Kelarutan dalam Etanol 90%

Kelarutan Etanol 90% pada suhu normal


30oC untuk minyak nilam maksimal larutan
jernih atau opalensi ringan dalam perbandingan

102

Pemurnian Minyak Nilam dengan Proses Adsorpsi Menggunakan Bentonit (Sariadi)

1:10. Analisa sampel awal untuk mencapai


larutan jernih ada pada 1:8 sedangkan untuk
tahapan proses sirkulasi untuk mencapai larutan
jernih ada pada perbandingan 1:4.
Kadar Pactholi Alkohol (PA)
Penentuan kadar PA sampel awal 26,41% dan
mengalamipeningkatan pada waktu kontak 30
menit yaitu 31,673%,.Kadar PA meningkat
pada waktu 90 menit dengan kadar PA 32,818
% dan kembali turun pada waktu kontak 120
menit yaitu 31,706%. Hal ini menunjukan
bahwa kemampuan bentonit untuk menaikan
kadar PA mulai terbatas pada waktu kontak 120
menit. dengan meningkatnya kadar PA setelah
adsorpsi menunjukan proses sesuai dengan
yang diharapkan yaitu meningkatnya mutu
minyak nilam dengan kenaikan kadar PA sesuai
dengan standar mutu minyak nilam dengan
kandungan PA min. 30,0 %. Pengaruh waktu
sirkulasi terhadap kadar PA minyak nilam dapat
dilihat pada Gambar4.

35

Penyisihan Logam Fe
Analisa konsentrasi Fe untuk sampel
awal minyak 0,466 ppm dan pada sirkulasi 30
menit turun menjadi 0,242 ppm, tetapi pada
sirkulasi 60 menit konsenterasi Fe naik kembali
menjadi 0,325 ppm sedangkan pada sirkulasi 90
menit efisiensi penurunan konsentrasi Fe
menjadi 100% yaitu 0,00 ppm. Dengan
demikian waktu yang baik untuk sirkulasi
penurunan konsentrasi Fe ada pada sirkulasi 90
menit, hal ini di karenakan sirkulasi 120 menit
kembali meningkat menjadi 0,199 ppm.
Pengaruh waktu sirkulasi terhadap konsentrasi
ion Fe dapat dilihat pada Gambar 5.

25
20
0.5000
15
10
5
0
0

30

60

90

120

Waktu sirkulasi (menit)

Gambar 4.Kadar Patcholi Alkohol pada


berbagaiWaktu Sirkulasi

Konsenterasi logam Fe (ppm)

Persen Kadar PA

30

minyak nilam di awal 10 menit pertama dan


konstan pada sirkulasi 60 sampai 120
menit.Dibandingkan dengan [4] pemurnian
minyak cengkeh dengan bentonit 5 %
dihasilkan kejernihan minyak 75,58%. Dari [5]
penjernihan minyak biji karet jernih pada 25 %
bentonit dengan waktu 3 jam, sedangkan proses
adsorbsi minyak nilam dengan sirkulasi
menggunakan adsorben bentonit 10 mesh pada
waktu 60 menit warna nilam kuning muda
sampai coklat tua. Perubahan warna sesuai
dengan SNI 06-2385-2006.

0.4500
0.4000
0.3500
0.3000
0.2500
0.2000
0.1500
0.1000
0.0500
0.0000

Perubahan Warna
Perubahan warna berdasarkan pada
pengamatan visual dengan menggunakan indra
penglihat (mata) terhadap contoh langsung
minyak nilam yang jarak pandangnya sejauh 30
cm. Untuk warna sampel awal warna nilam
adalah coklat tua, sedangkan warna nilam untuk
tahapan proses sirkulasi di 10 menit pertama
berubah menjadi coklat muda, untuk sirkulasi
30 menit warna nilam mulai berubah kembali
menjadi kuning tua, proses perubahan warna
kuning muda terjadi dari sirkulasi 60 sampai
dengan 120 menit. Indikasi ini menunjukan
bahwa bentonit aktif mulai merubah warna

50

100

150

200

250

Waktu sirkulasi (menit)

Gambar 5. Profilkonsentrasi ion Fe terhadap


waktu
Bentonit mempunyai sifat menyerap
sebab ukuran partikel koloidnya amat kecil dan
memiliki kapasitas permukaan ion yang luas.
Pengembangan bentonit disebabkan oleh
adanya penggantian isomorphous pada lapisan
oktohedral (Mg oleh Al) dalam menahani
kelebihan muatan di ujung kisi-kisinya. Adanya
gaya elektrostatis yang mengikat kristal pada

103

Jurnal Teknologi, Vol. 12, No. 2, Oktober 2012 : 100-104

jarak 4,5o dari permukaan cukup kuat untuk


mempertahanan ion di permukaan unit-unitnya,
dan tetap menjaga unit itu tidak saling merapat.
Bila dicampur air akan mengembang, maka
jarak antara unit makin melebar dan lapisannya
membentuk serpihan, serta memiliki permukaan
luas jika dalam zat pengsuspensi [8].
Pada proses adsorpsi kimia interaksi adsorbat
dengan adsorben melalui pembentukan ikatan
kimia. Kemisorpsi diawali dengan adsorpsi
fisik, yaitu ion Fe dan partikel-partikel
mendekat kepermukaan adsorben bentonit
melalui gaya van der Waals atau melalui ikatan
hydrogen [9].
Waktu sirkulasi 2 jam sangat berpengaruh terhadap penyerapan ion Fe dimana
semakin lama waktu sirkulasi maka penyerapan
bentonit terhadap ion Fe semakin tinggi, hal ini
dikarenakan
ukuran
partikel
bentonit
berpengaruh terhadap luas permukaannya
sehingga mampu menyerap ion Fe dan
menghilangkan warna pada minyak dan mampu
menyerap keseluruhan ion Fe pada minyak
nilam.

KESIMPULAN
Dari hasil studi pemurnian minyak
nilam dengan adsorpsi menggunakan bentonit
dapat disimpulkan bahwa perubahan warna
minyak nilam dari coklat tua dan berubah
warna menjadi kuning muda pada waktu
sirkulasi 60 menit, indeks bias yang paling baik
pada waktu sirkulasi 60 - 90 menit, yaitu 1,507,
kelarutan dalam etanol 90%.Pada perbandingan
1:4 menghasilkan larutan jernih persentasi
kadar PA yang paling baik pada waktu sirkulasi
90 menit yaitu 32,818%.Persentase penyisihan
ion logam Fe dalam minyak nilam pada waktu
sirkulasi 90 menit (100%). Pemurnian minyak
nilam dengan bentonit sesuai standar mutu
minyak nilam SNI 06-2385-2006.

Ucapan terima kasih kepada Unit


Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
(UP2M) Politeknik Negeri Lhokseumawe, yang
telah mendanai penelitian inimelalui dana DIPA
Politeknik Negeri Lhokseumawe.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Ketaren, S, Pengantar Teknologi Minyak
Atsiri, PN. Balai Pustaka, 1985
[2] Anonim, 2012. Potensi Bentonit Aceh,
(http://aceh.tribunnews.com)
[3] BPS, 2011.Aceh Dalam Angka, BPS,
Provinsi Aceh
[4] Tri
Marwati
dan
Hernani,
2006.Peningkatan Mutu Minyak Atsiri
melalui Proses Pemurnian, Balai Besar
Litbang
Pascapanen
Pertanian,
Disampaikan pada Konferensi Nasional
Minyak Atsiri
[5] Anindia Wibowo, 2011.Pengaruhbentonit
pada pemurnian minyak biji karet
penghasil
minyak
goreng
nabati,
Politeknik Negeri Sriwijaya.
[6] Yanyan F.N, Ahmad Zainuddin dan Dadan
Sumiarsa, 2004. Peningkatan Kadar
Patchouli Alkohol dalam Minyak Nilam
dan Denuatisasi Komponen Minornya.
diakses 22 Januari 2011 (http;//minyak
atsiriindonesiawordpress.com/atsirinilam/yanyan-f.n-dkk)
[7] Anonim, 2010. Bentonite,Wikipedia, the
free encyclopedia.
[8] Standar SNI minyak nilam (06-23852006),(http://www.google.com)
[9] Geankoplis, C., J.,1997. Transport
Processes and Unit Operations, Third
Edition, Prentice-Hall International, Inc,.

UCAPAN TERIMA KASIH

104

Anda mungkin juga menyukai