Anda di halaman 1dari 6

Kajian terhadap Dokumen Amdal Pembangunan Pabrik Semen Gresik di Pati

yang Disusun oleh PPLH Universitas Diponegoro


Oleh
Prof. Dr. Ir. Chafid Fandeli, SU
Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada

I.

Proses dan prosedur pelaksanaan penyusunan AMDAL


(1) Penunjukan konsultan
Konsultan yang ditunjuk merupakan konsultan yang profesional di
bidangnya. Konsultan ini merupakan konsultan yang pakarnya bersertifikat
AMDAL (A,B, C) terdiri atas tim ahli dengan bidang kepakaran beragam
dan bidang yang sesuai dengan main issues kegiatan pembangunan.
(2) Peraturan perundangan yang dipergunakan sebagai acuan dalam
penyusunan dokumen AMDAL telah mengikuti landasan dan berpedoman
pada peraturan perundangan yang sesuai dan masih berlaku.
(3) Perizinan suatu usaha/kegiatan yang berlaku saat ini, cukup banyak
macamnya. Perizinan ini dimulai dari izin prinsip/izin lokasi, izin explorasi,
dan izin usaha/kegiatan atau sering disebut izin operasional atau izin
exploitasi, izin HO dan Izin IMB. Proses penyusunan AMDAL dapat
dilakukan sebelum keluarnya izin usaha/kegiatan. Izin yang sudah keluar
seperti izin prinsip/ izin lokasi dan izin explorasi (untuk pertambangan),
keluar terlebih dahulu sebelum AMDAL disahkan, tidak ada masalah. Tetapi
izin-izin selanjutnya harus dilampiri dokumen AMDAL yang sudah disahkan/
disetujui. Sepengetahuan saya SIPD merupakan izin yang terdiri atas izin
explorasi dan izin exploitasi penambangan bahan galian gol C. Izin exploitasi
ini merupakan izin usaha/kegiatan menurut Pasal 7 beserta penjelasannya
dalam PP 27 Tahun 1999 tentang AMDAL.
(4) Proses Pelaksanaan Penyusunan AMDAL
Di dalam membuat dokumen AMDAL (yang terdiri atas dokumen KA ANDAL,
ANDAL, RKL dan RPL ), melalui proses yang panjang, yaitu:
a. Penunjukan konsultan yang memenuhi syarat dan kapabel.
b. Proses sosialisasi dengan masyarakat dan instansi terkait dengan
AMDAL. Proses sosialisasi tentang AMDAL melalui prosedur:

Proponent (pemrakarsa) memberitahukan rencana penyusunan


AMDAL yang dilakukan oleh konsultan yang telah ditunjuk.

Langkah selanjutnya adalah memasang pemberitahuan tentang


penyusunan AMDAL lewat mass media dengan harapan bila
ada masukan supaya dikirim ke alamat yang ditunjuk.

Melakukan sosialisasi AMDAL lewat forum yang disepakati


antara masyarakat, proponen dan konsultan AMDAL dan
instansi bertanggungjawab di bidang lingkungan. Sosialisasi ini
sering dipergunakan istilah FGD (Focus Group Discussion).

Melakukan sosialisasi kepada instansi terkait.

Memasang papan pengumuman di lokasi calon kegiatan, agar


dapat dibaca oleh masyarakat sehingga mereka tahu secara
tepat rencana kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan.

Kelima proses kegiatan tersebut merupakan bentuk kegiatan yang


berkait dengan kebijakan pembangunan berbasis masyarakat dan
melaksanakannya dengan asas keterbukaan (transparansi).
Berbagai pesan, arahan, persepsi dan preferensi dari masyarakat
dan instansi terkait, harus dipergunakan sebagai bahan untuk
dimasukkan ke dalam dokumen AMDAL.
II. Kebijakan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(1) Dokumen AMDAL merupakan janji tertulis dari proponen atau pemrakarsa
kegiatan, untuk melaksanakan seluruh rencana pengelolaan dan rencana
pemantauan lingkungan. Janji tertulis ini mengikat secara hukum. Apabila
janji ini tidak dilaksanakan akan ada konsekwensi secara hukum dan
administratif terhadap kegiatan pembangunan yang di AMDAL. Dalam kasus
AMDAL Rencana Pembangunan Pabrik Semen Gresik di Pati, selain sudah
ada dokumen AMDAL yang lengkap dokumennya (KA ANDAL, ANDAL, RKL
dan RPL) dan bahkan ada pernyataan tertulis bermaterai dari pemrakarsa
kegiatan, maka dokumen ini memenuhi kaidah substantif menurut aturan
perundangan yang ada. Bahkan dengan telah disahkan oleh pejabat
berwenang tentang kebenaran AMDAL (KA ANDAL, ANDAL, Rencana
Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan), dengan
pertimbangan proses evaluasi/penilaian dalam forum tim teknis dan komisi
AMDAL (yang anggotanya termasuk LSM dan Masyarakat setempat) maka
dokumen AMDAL ini memenuhi kaidah kebenaran ilmiah dan memenuhi
kaidah juridis formal.
(2) AMDAL pada dasarnya mengatur upaya menciptakan pembangunan
berwawasan lingkungan untuk menuju pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan berwawasan lingkungan dapat diwujudkan, apabila seluruh
dampak terhadap lingkungan fisik dan biotis dilaksanakan pengelolaan dan
dilakukan pemantauan oleh pemrakarasa kegiatan sementara pembangunan
berkelanjutan, apabila seluruh dampak terhadap komponen kependudukan,
sosial ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat dapat dikelola dan
dipantau seperti yang tertera dalam dokumen RKL dan RPL.
III. Lingkup Telaahan Dalam Dokumen AMDAL.
(1) Lingkup telaahan komponen lingkungan yang terkena dampak.
Komponen lingkungan atau dijabarkan menjadi parameter lingkungan yang
terkena dampak, merupakan aspek yang penting dalam ANDAL. Apabila
komponen/parameter lingkungan yang dikaji tidak benar maka akan
menyebabkan tidak sempurnanya dokumen ANDAL. Untuk memperoleh
komponen /parameter lingkungan yang terkena dampak dapat dilakukan,
dimulai dari mengidentifikasi masalah utama rencana kegiatan.

Sebagai seorang yang banyak berpengalaman dalam menyusun dokumen


AMDAL maka dampak besar dan penting dari komponen/parameter dapat
diturunkan dari proses skoping. Pabrik semen, pada umumnya (secara
professional judgment dan analogies) diketemukan main issuesnya yang
kemudian diteruskan dengan membuat identifikasi dampak besar dan penting
secara hipotetik, sebagai berikut:
a. Main issues kegiatan industri/pabrik semen.
Masalah utama yang muncul dalam kegiatan industri/pabrik semen adalah
debu, kebisingan, cemaran air, cemaran udara, cemaran air (permukaan , air
tanah) yang diturap dan bangkitan kendaraan angkutan (bahan baku dan
semen) dan kerusakan jalan. Sementara itu untuk komponen kependudukan,
sosial budaya dan kesehatan masyarakat antara lain penyakit paru/silikosis,
ketenagakerjaan, perubahan norma sosial dan kepadatan bangunan serta
keresahan masyarakat.
Main issues yang dirinci dari komponen lingkungan yang diidentifikasi
berdasar professional judgment pada dasarnya sama dengan apa yang ada
dalam dokumen ANDAL pada halaman VI-15, pada gambar 6.2. Diagram Alir
Evaluasi Dampak Penting Pembangunan Pabrik Semen dan jalan Produksi.
Dalam dokumen tersebut bahkan ada komponen lingkungan yang menurut
pengalaman adanya komponen kuantitas dan kualitas plankton,
makrobentos, dan nekton yang dapat dipergunakan sebagai indikator
saprobitis untuk indikator tingkat pencemaran.
b. Main issues Kegiatan Penambangan Batu Kapur dan Tanah Liat.
Pada umumnya kegiatan penambangan mempunyai main issues sebagai
berikut: Kebisingan, debu, kuantitas/volume air tanah, air permukaan
tercemar konsentrasi TSS atau cemaran suspendid solid, getaran, penutupan
lahan, migrasinya hewan dan tata guna lahan yang berubah, kualitas dan
kuantitas air, sisa saprotan, kesehatan masyrakat.
Dari dokumen ANDAL ternyata telah ditelaah satu persatu dan diringkas
pada gambar 6.1 dan 6.2. Dalam dokumen pada kedua gambar tersebut
terlihat jumlah komponen lingkungan yang ditelaah sudah memadai.
Berdasar pada kedua gambar 6.1 dan 6.2 maka scope kajian komponen/
parameter lingkungan yang terkena dampak sudah cukup komprehensif.
Sementara itu, lingkup penyebab atau sumber dampak telah dilakukan
penjabarannya dengan menglompokkan aktivitas sumber dampak pada:
a. Kegiatan pembangunan pabrik semen meliputi aktivitas pada tahapan pra
konstruksi, konstruksi dan tahapan operasional. Pada tahap prakonstruksi
terdapat aktivitas sumber dampak: sigi lapangan, pembebasan lahan.
Sementara pada konstruksi terdapat aktivitas sumber dampak yaitu:
Mobilisasi tenaga kerja,mobilisasi alat, pematangan lahan, pekerjaan
sipil, pembuatan jalan produksi, pekerjaan mekanikal dan elektrikal dan
pemberdayaan masyarakat. Sementara itu pada tahap operasional yang
meliputi kegiatan: penyediaan bahan baku, penggilingan bahan baku,
kristalisasi, penggilingan akhir, pengantongan semen. Aktivitas yang
sering menimbulkan dampak penting adalah pengoperasian jalan
angkutan.

b. Kegitan penambangan bahan gamping dan tanah liat, meliputi aktivitas


pra konstruksi, operasional dan pascaoperasional. Secara garis besar
telah dirinci ke dalam aktivitas sumber dampak. Seluruh tahapan pra
konstruksi (disebut tahapan persiapan ), tahapan operasional dan pasca
operasional. Sebenarnya apabila ada kegiatan pembangunan konstruksi
(pembangunan kantor, workshop, jalan dalam kawasan pertambangan
dapat ditambahkan tahapan konstruksi) tetapi di lokasi penambangan
tidak ada konstruksi sehingga dengan tiga tahapan tersebut sudah
mencukupi. Apalagi bila hal ini sudah masuk dalam aktivitas pembuatan
sarana prasarana, maka aktivitas konstruksi tidak diperlukan.
Dalam tahapan persiapan, aktivitas sumber dampak telah diuraikan
cukup detail, yaitu aktivitas survei, perizinan dan sosialisasi. Proses
sosialisasi kepada masyarakat ini sangat penting untuk memberi
pemahaman kepada masyarakat tentang kegiatan pembangunan yang
dilakukan pabrik semen dan seluruh dampak serta upaya
penanggulangannya. Pada tahapan ini juga dirinci aktivitasnya berupa
pengadan lahan, rekruitment tenaga kerja, mobilisasi peralatan dan
material, pembersihan lahan, pembuatan sarana prasarana tambang, dan
pemberdayaan masyarakat. Dalam tahapan operasional kegiatan
pengupasan tanah pucuk dan tanah penutup, penggalian bahan
tambang, pemuatan dan pengangkutan , serta pengecilan ukuran bahan
tambang, aktivitas tersebut telah mencukupi untuk kajian dampaknya.
Sementara untuk tahapan pasca operasional aktivitas yang dikaji adalah
rehabilitasi dan pemanfaatan lahan, demobilisasi peralatan, penanganan
bekas sarana dan prasarana, pemutusan hubungan kerja, pemberdayaan
masyarakat.Ada aktivitas yang sangat penting adalah reklamasi areal
bekas tambang yang belum diuraikan, tetapi istilah rehabilitasi harus
mengandung pengertian revegetasi pada areal bekas tambang.
(2) Apabila diperhatikan aktivitas sumber dampak yang sudah dikaji dalam setiap
tahapan dalam penambangan secara garis besar, relatif sudah mencukupi untuk
kepentingan proses analisis dampak lingkungan (berupa identifikasi, prediksi dan
evaluasi dampak besar dan penting).
IV. Tentang Metodologi ANDAL
Pada dasarnya metodologi ANDAL terus berkembang dari waktu ke waktu. Semula
hanya diketemukan 4 metoda yaitu metoda Checklist, Flow chart, Overlay dan
Matrices. Setiap metoda tersebut dikembangkan dan disempurnakan oleh para ahli
penyusun AMDAL. Sebagai contoh metoda checklist berawal dari checklist
sederhana, kemudian disempurnakan menjadi metoda checklist dengan uraian,
berkembang lagi menjadi checklist penskalaan dan checklist dengan pembobotan.
Bahkan kemudian Battelle dan Columbus mengembangkannya dengan memadukan
antara metoda checklis ketiga dan keempat dengan mengembangkan apa yang
disebut EQI (Environmental Quality Index yang berupa skala dalam rentang 0,0 1,0). Demikian pula bobotnya dalam bentuk PIU ( Parameter Importance Unit yang
rentangannya antara 0,0-1,0 ) . Pada metoda aslinya PIU ini kemudian dikalikan 100.
Demikian pula metoda yang lain termasuk metoda matrik interaksi. Semula metoda
matrik ini juga sangat sederhana yaitu menginteraksikan antara aktivitas sumber

dampak dan parameter lingkungan yang terkena dampak. Interaksi ini diberikan
penjelasan tentang jenis dampaknya (+/-), sifat dampak dan perilaku dampak (waktu
paparan, sebaran, bersinergi/antagonistisnya dampak). Kemudian disempurnakan
oleh Leopold. Metoda ini dinilai sangat sulit diikuti karena langkah identifikasi,
prediksi dan evaluasi dilakukan dalam satu tabel matrik interaksi. Disamping itu juga
adanya kekakuan dalam metoda Leopold ini yaitu Tingkat Besaran Dampak (M)
yang harus dengan skala 1-10. Demikian pula Derajat Pentingnya Dampak (I) yang
menggunakan bobot score dari 1-10, dengan rentang yang sangat kecil antar 1 dan
2 dan seterusnya, sehingga menyulitkan dalam menginterpretasikannya. Hal ini juga
untuk Magnitude. Oleh karenanya kemudian metoda ini disempurnakan oleh Fisher
& Davies . Yang ingin mempermudah langkah dengan menyajikan 3 tabel.
Banyak ahli dan praktisi penyusun AMDAL yang mencoba mengembangkan metoda
Leopold ini dengan menggunakan dasar tabel matrik, tetapi isi setiap kolom dan
baris tidak sama dengan apa yang dibuat oleh Leopold. Metoda yang dimodifikasi
ini, dapat dilaksanakan sebagai wujud dari upaya secara ilmiah mengembangkan
sesuatu yang kadang kadang metoda yang lama (Leopold) tidak dapat diterapkan.
Misal harus menemukan 100 aktivitas sumber dampak dan 88 komponen/parameter
yang terkena dampak.
Suatu upaya pencarian metoda baru atau memodifikasi dari metoda yang ada saya
kira sah dan justru harus dilakukan. Hal ini sesuai dengan kaidah keilmuan yang
tidak boleh berhenti (Mandeg). Hanya persoalan yang harus dilakukan adalah
secara jujur mengakui bahwa metoda yang digunakan adalah metoda yang
dikembangkan dari metoda yang ada. Saya sangat menghargai penyusun AMDAL
pembangunan pabrik semen PT Semen Gresik yang telah melakukan suatu inovasi
dengan menggunakan metoda Leopold yang dimodifikasi. Modifikasi yang dilakukan
adalah tidak menyajikan tingkat besaran Dampak (M) dan Derajat Pentingnya
Dampak (I) pada setiap pertemuan interaksi antara setiap kolom dan baris, tetapi
dengan mengganti skala kualitas lingkungan dan pentingnya suatu parameter
lingkungan yang dianalisis. Sesudah skala dan bobot dapat diisi kemudian tinggal
secara kuantitatif dilakukan evaluasi untuk setiap parameter lingkungan dan secara
holistik untuk seluruh parameter. Hal ini sama dengan apa yang dilakukan oleh
Battelle & Columbus dalam metoda Checklist dengan penskalaan dan pembobotan.
Pada hakekatnya, yang paling penting adalah bagaimana melakukan interpretasi
dari apa yang telah diperoleh dari suatu metoda tertentu. Dan ini peranan
professional judgment yang kuat untuk menjastifikasi apa benar atau tidak, dampak
yang dihitung dengan metoda tertentu. Dengan memobilisasi team dari berbagai
disiplin ilmu , masing masing akan memiliki ketajaman dalam membuat intrepetasi .
Hasil interpretasi ini digunakan untuk menetapkan mitigasi dampak. Apabila seluruh
parameter yang dievaluasi terkena dampak negatif ini dimitigasi dengan cara
penanganan yang dicantumkan dalam dokumen RKL dan kemudian dipantau dalam
dokumen RPL, maka pembangunan tersebut merupakan pembangunan
berwawasan lingkungan untuk menuju ke pembangunan berkelanjutan.
Memperhatikan dan mempertimbangkan lokasi proyek yang terletak sebagian besar
dalam hutan , maka wilayah ini relatif masih dapat dikatagorikan sebagai suatu
ekosistem. Sebagai suatu ekosistem maka kondisi lingkungan relatif tetap dari waktu
ke waktu. Terjadinya perubahan lingkungan dimungkinkan hanya oleh kegiatan
pembangunan pabrik semen. Dalam pemilihan metoda ANDAL untuk kondisi
lingkungan yang demikian paling sesuai adalah metoda Matrik Interaksi Leopold.
Metoda ini lebih sesuai dibanding dengan metoda lain seperti Fisher and Davies.

V. Mitigasi Dampak
Setiap kegiatan pembangunan tidak akan menimbulkan dampak, bila setiap dampak
yang muncul dilaksanakan mitigasi atau penanganan dampak. Penanganan dampak
ini dijabarkan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan dampak. Untuk
pencegahan dan penanggulangan dampak negatif dan mengembangkan dampak
positif dilaksanakan menggunakan pendekatan rekayasa teknis, rekayasa biologis
dan rekayasa sosial. Ketiga perekayasaan ini sama pentingnya untuk menciptakan
pembangunan berwawasan lingkungan untuk menuju pembangunan berkelanjutan.
Hal ini secara detail telah diuraikan di dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan.
Di dalam buku dokumen ANDAL pada Tabel 6.3 dan Tabel 6.4, apabila seluruh apa
yang terurai dalam kolom Arahan Pengelolaan Lingkungan dilaksanakan, kegiatan
pembangunan Pabrik Semen Gresik akan mampu menciptakan pembangunan
berwawasan lingkungan untuk menuju pembangunan berkelanjutan.
VI. Rencana Pengelolaan Lingkungan Dan Rencana Pemantauan Lingkungan
(1) Konsistensi komponen/parameter lingkungan
Dari kedua dokumen tersebut secara garis besar telah ada konsistensi antara
apa yang ada dalam dokumen ANDAL dan dokumen RKL serta dokumen RPL.
Utamanya adalah komponen/parameter lingkungan yang terkena dampak dan
upaya pengelolaan serta pemantauan dampak yang dikelola oleh pemrakarsa.
(2) Konsistensi dan ketaatan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
Suatu kegiatan pembangunan akan dapat menciptakan pembangunan
berwawasan lingkungan untuk menuju pembangunan berkelanjutan apabila
pemrkarsa kegiatan secara konsisten melaksanakan semua apa yang tertera
dalam dokumen RKL dan RPL.
(3) Untuk ini karena dokumen (yang merupakan janji tertulis dari proponen) dan
apalagi telah ada surat pernyataan tertulis dari proponen akan kesediaannya
secara konsisten dan bertanggungjawab untuk mengelola dan memantau
pelaksanaan pengelolaan dampak lingkungan, maka hal ini diharapkan dapat
dilaksanakan oleh proponen. Untuk agar seluruh isi dalam RKL dan RPL dapat
dilaksanakan secara menyeluruh dan bertanggung jawab, maka perlu:
a. Tekat dari instansi terkait dalam pengelolaan lingkungan hidup dan instansi
bertanggungjawab secara teknis untuk terus menerus memantau
pelaksanaan pengelolaan lingkungan yang dilaksanakan oleh PT Semen
Gresik. Keterlibatan dari instansi diatas merupakan wujud dari Pemerintah
dalam melaksanakan pembangunan.
b. Tekat dari masyarakat dan lembaga LSM serta perguruan tinggi juga
secara konsisten ikut memantau terus menerus apa yang dilaksanakan
oleh proponen agar tidak menyimpang atau keluar dari isi yang tertera
dalam dokumen ANDAL , RKL dan RPL Pembanguanan Pabrik Semen dan
Penambangan Bahan bakunya.
c. Apabila semua fihak terkait dan pelaku pembangunan melaksanakan
kegiatan seperti yang tertera dalam dokumen AMDAL, maka kegiatan
pembangunan tersebut dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan
lingkungannya tetap terjaga dengan baik.
Yogyakarta : 12-05-2009.

Anda mungkin juga menyukai