JIHAD
ANTARA DEFINISI SYARI DAN USAHA DISTORSI
-) )
--
) , keluasan ()
)perang dan ( (
para ahli tafsir, ahli hadits, ahli fiqih dan ahli bahasa selalu
mengartikan jihad secara bahasa dengan makna mencurahkan
segenap kemampuan atau (bersungguh-sungguh menundukkan)
kesulitan. 1
Al Jihadu fi Sabilillah Haqiqatuhu wa Ghayatuhu, Dr. Abdulloh Ahmad Al-Qodiri 1/48, menyimpulkan
dari Lisanu al Arab 4/107, Taaju al Arus 2/329,al Mujamu al Wasith /142, Al Shihah 1/457, Mujamu
Maqayisi al Lughah 1/486 dll
2
3
Ibid
Ibid
Jihad
antara Definisi dan Usaha Distorsi .........
2
.
Mengerahkan seluruh kemampuan untuk mendapatkan kebaikan dan
menolak bahaya.[Fi al Jihadi Adabun wa Ahkamun hal. 5]. Atau :
Menanggung kesulitan dengan mengerahkan segala kemampuan. 5
II. DEFINISI SECARA SYARI.
Bila disebutkan kata jihad fi sabilillah maka maknanya adalah
berperang melawan orang-orang kafir untuk menegakkan kalimatulloh.
Inilah definisi yang disebutkan oleh para ulama salaf, berdasar ayat-ayat
dan sunah-sunah Rasulullah. Begitulah fatwa Rasulullah ketika ditanya
oleh seorang shahabat tentang makna jihad :
lihat Min Wasaili Dafi al Ghurbah, Syaikh Salman Audah hal. 13-14
Jihad
antara Definisi dan Usaha Distorsi .........
3
.
Dari Amru bin Abasah ra. beliau berkata, Ada orang bertanya kepada
Rosululloh,Wahai Rosululloh, apakah Islam itu ? Beliau menjawab,
Hatimu merasa aman, dan juga orang-orang muslim merasa aman dari
gangguan lidah dan tanganmu. Orang tersebut bertanya,Lalu Islam
bagaimanakah yang paling utama? Beliau menjawab,Iman. Orang
tersebut bertanya lagi, Apakah iman itu? Beliau menjawab, Kamu
beriman kepada Alloh, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rosulrosul-Nya dan kebangkitan setelah mati. Orang tersebut bertanya
lagi,Lalu iman bagaimanakah yang paling utama itu? Beliau
menjawab,Hijroh. Orang tersebut bertanya lagi, Apakah hijroh itu?
Beliau menjawab,Engkau meninggalkan amalan jelek. Orang tersebut
bertanya lagi,Lalu hijroh bagaimanakah yang paling utama itu? Beliau
menjawab, Jihad. Orang tersebut bertanya lagi,Apakah jihad
itu? Beliau menjawab, Engkau memerangi orang kafir jika kamu
bertemu mereka. Orang tersebut bertanya lagi, Lalu
bagaimanakah jihad yang paling utama itu? Beliau menjawab,
Siapa saja yang terluka kudanya dan tertumpah darahnya. (HR.
Ahmad 4/114 dengan sanad shohih, juga oleh Abdu Razzaq 11/127 no.
20107, Ath Thobroni dan Al-Baihaqi, mempunyai syawahid dalam Silsilah
Ahadits al Shahihah no. 551).
Bahkan syaithan pun paham bahwa jihad itu maknanya perang di jalan
Allah demi meninggikan kalimat Allah, sebagaimana disebutkan dalam
hadits :
:
:
.
Jihad
antara Definisi dan Usaha Distorsi .........
4
:
.
.
,
.
Dari Sibrah bin Abi Fakihah bahwasanya Rasulullah bersabda,"
Sesungguhnya setan menghadang manusia di setiap jalan kebaikan. Ia
menghadang manusia di jalan Islam," Apakah kau mau masuk Islam dan
meninggalkan agamamu, agama bapakmu dan agama moyangmu ?" Ia
tidak emenururti setan dan masuk Islam.Maka setan menghadangnya di
jalan hijrah," Kau mau hijrah, meninggalkan tanah air dan langit yang
menanungimu ?Ia tidak menururti setan dan berhijrah maka setan
menghadangnya di jalan jihad," Kau mau berjihad, sehingga terbunuh dan
istrimu diambil orang serta hartamu dibagi-bagi ?" Ia tidak menururti
setan dan tetap berjihad. Siapa saja melakukan hal, itu maka sudah
menjadi kewajiban Allah untuk memasukkannya ke surga. Dan siapa saja
terbunuh maka sudah menjadi kewajiban Allah untuk memasukkannya ke
surga. Dan siapa saja tenggelam (karena jihad atau hijrahpent) maka
sudah menjadi kewajiban Allah untuk memasukkannya ke surga. Dan
siapa saja terlempar dari kendaraannya (saat hijrah atau jihad) maka
sudah menjadi kewajiban Allah untuk memasukkannya ke surga." [HR.
Ahmad 3/483, Nasa'i 6/21 dan Ibnu Hiban no. 1601, Shahih al Jami' al
Shaghir 2/340 no. 1652/736, Shahih at Targhib wa at Tarhib 2/173].
Dalam kesempatan yang lain Roslulloh bersabda:
.
.
Jihad
antara Definisi dan Usaha Distorsi .........
5
.
.
Dari Abu Said Al-Khudri ra. ia berkata, Dikatakan kepada Rosululloh
saw.. Wahai Rosululloh, orang bagaimanakah yang paling utama ?
Rosululloh saw. Menjawab, Orang mukmin yang berjihad di jalan Alloh
dengan jiwa dan hartanya. Mereka bertanya lagi, Kemudian siapa?
Beliau menjawab, Seorang mukmin yang (menyendiri) berada dalam
suatu lembah, takut kepada Alloh dan meninggalkan manusia karena
kejahatan mereka .(Al-Bukhori no. 2786).
Keterangan : Orang mukmin yang menyendiri di tempat sepi seperti
suatu lembah, gunung, daerah pedalaman dll, sambil bertaqwa kepada
Alloh, melakukan sholat, tekun beribadah kepada Allah disebut sebagai
mutazil (orang yang beruzlah). Pekerjaannya disebut uzlah. Jelas sekali
uzlah dengan seluruh bentuk ibadah di dalamnya termasuk berjihad
melawan hawa nafsunya, namun Rasulullah tidak menyebutnya sebagai
seorang mujahid (orang yang berjihad) dan uzlahnya juga tidak beliau
Jihad
antara Definisi dan Usaha Distorsi .........
6
sebut sebagai jihad. Beliau menyebutkan orang yang berjihad dengan jiwa
dan raganya di jalan Alloh, itulah mujahid sesungguhnya. Hal ini
menunjukkan bahwa kata jihad apabila berdiri sendiri artinya adalah
perang melawan orang-orang kafir.
.
Dari Abu Huroiroh ra. bahwasanya Rosululloh bersabda, Barangsiapa
beriman kepada Alloh dan Rosul-Nya, menegakkan sholat dan
menunaikan shaum Romadhon, maka Alloh pasti akan memasukkannya
ke dalam syurga, baik dia berjihad di jalan Alloh maupun duduk di daerah
ia dilahirkan. Para shahabat berkata, Bagaimana kalau hal ini kami
kabarkan kepada orang-orang? Beliau menjawab, (jangan!!!-pent)
Sesungguhnya di syurga ada seratus tingkatan yang disiapkan untuk para
mujahidin di jalan Alloh. Jarak antara dua tingkatan sebagaimana jarak
antara langit dan bumi.(Al-Bukhori No. 2790, Tirmidzi no. 2529, Ahmad
2/235).
Keterangan: Rosululloh menamakan orang-orang yang duduk ditempat
tinggalnya tidak ikut berperang di jalan Allah bukan mujahid sekalipun ia
shalat, zakat, haji, shaum, berdakwah dan mengerjakan amal-amal sholih
lainnya, padahal itu semua termasuk jihad melawan hawa nafsu. Dari sini
jelas, jihad maknanya adalah berperang, bukan dakwah, atau amal sholih
lainnya.
Setiap hadits yang menerangkan fadlilah jihad maka yang dimaksud
adalah jihad yang sebenarnya yaitu perang melawan orang-orang kafir
dalam rangka menegakkan kalimatulloh dan tidak dibawa kepada
pengertian-pengertian lain baik thalabul ilmi, dakwah, mendirikan pondok
pesantren dan madrasah membangun jembatan, menyantuni fakir miskin
dan anak-anak yatim dan amal sholih lainnya.
Jihad
antara Definisi dan Usaha Distorsi .........
7
Al Jihadu fi Sabilillah Haqiqatuhu wa Ghayatuhu, Dr. Abdulloh Ahmad Al-Qodiri 1/49, Fil Jihaadi Adaab Wa
Ibid
Lihat Al Jihadu fi Sabilillah Haqiqatuhu wa Ghayatuhu, Dr. Abdulloh Ahmad Al-Qodiri 1/49, Fil Jihaadi
10
Lihat Min Wasaaili Dafil Ghurbah, Syaikh Salman Fahd Audah (92) hal 21, Fil Jihaadi Adaab Wa
Jihad
antara Definisi dan Usaha Distorsi .........
8
17
Lihat Fil Jihadi Adaabun wa Ahkamun Dr. Abdulloh Azzam (90) hal. 5-6
12
Lihat Ahammiyatul Jihad, Dr. Ali bin Nafi' Ulyani (85) hal 116
13
Lihat Al Jihadu fi Sabilillah Haqiqatuhu wa Ghayatuhu, Dr. Abdulloh Ahmad Al-Qodiri 1/49, Fil Jihaadi
15
Lihat Min wasaili Dafil Ghurbah, Syaikh Salman Audah (92) hal. 14
16
17
Jihad
antara Definisi dan Usaha Distorsi .........
9
18
20
21
22
5. Begitu juga dengan para ulama lainnya, seperti Syaikh Abdul Aziz
Abdullah bin Baz dalam risalah beliau Jihad dan
keutamaannya23.Dll.
Dan kadang-kadang kata jihad digunakan juga untuk jihadun nafs,
jihadusy syaithon dan jihad-jihad yang lain. Diantaranya adalah:
Dan jihadilah mereka dengannya (Al-Quran) dengan jihad yang besar.
(QS.Al-Furqon: 52)
18
19
20
Waqfatun Maa Al Duktur al Buthi fi Kitabihi an al Jihad. Abdul Akhir Hammad Al-Ghunaimi (99) hal.
11
21
22
23
. :
Jihad apa yang paling utama? Beliau menjawab, Berkata benar di
hadapan pemerintah yang dholim. (HR Ahmad, Nasai 7/61, dihasankan
Al Mundziri dalam At Targhiib wa at Tarhib 3/168].
:
.
Dari Ibnu Masud bahwasanya Rasulullah bersabda, Tak seorang
nabi pun yang diutus sebelumku kecuali ia mempunyai shahabat
shahabat dan penolong-penolong yang setia. Mereka mengikuti sunnahsunnahnya dan meengerjakan apa yang diperrintahkannya. Kemudian
datang setelah mereka kaum yang mengatakan apa yang tidak mereka
kerjakan dan mengerjakan apa yang tidak diperintahkan. Maka barang
siapa yang berjihad melawan mereka dengan tangannya maka dia adalah
mukmin dan barang siapa berjihad dengan lisannya dia adalah mukmin
dan siapa yang berjihad dengan hatinya maka dia mukmin. Setelah itu
tidak ada lagi iman walaupun sebesar biji sawi. [Muslim no. 50].
Jihad itu ada empat: amar makruf, nahi munkar, berlaku benar pada
tempat yang menuntut kesabaran dan membenci orang-orang fasik.(HR.
Abu Nuaim dalam Al Hilyah, hasan].
Akan tetapi jika kata jihad diungkakan secara mutlak (secara
lepas) maka artinya adalah perangmelawan orang-orang kafir untuk
25
adalah sebuah kewajiban yang hukumnya tetap hingga hari kiamat. Ini
merupakan kandungan dari apa yang disabdakan Rosululloh saw. :
Barangsiapa mati, sedangkan ia belum pernah berperang atau berniat
untuk berperang, maka ia mati dalam keadaan jahiliyah.
Peringkat pertama jihad adalah pengingkaran dengan hati dan
peringkat terakhir adalah berperang di jalan Alloh. Di antara keduanya
terdapat jihad dengan pena, tangan dan lesan berupa kata-kata yang
benar di hadapan penguasa yang zlolim. Tidaklah dakwah menjadi
hidup kecuali dengan jihad. Kadar ketinggian dakwah dan keluasan
bentangan ufuknya adalah penentu bagi sejauh mana keagungan jihad
di jalan-Nya dan sejauh mana pula harga yang harus ditebus untuk
mendukungnya. Sedangkan keagungan pahalanya diberikan kepada
mujahid.
Dan berjihadlah di jalan Alloh dengan sebenar-benar jihad.
Dengan demikian engkau telah mengerti slogan abadimu:Jihad adalah
jalan kami.
Syaikh Said Hawa menerangkan perkataan beliau di atas dengan
berkata, Kami sebutkan dalam kitab jundulloh tsaqofatan wa
akhlaqon bahwa jihad itu ada lima macam yaitu; jihad dengan tangan,
jihad dengan lisan, jihad dengan harta, jihad dengan politik. Lebih
lanjut beliau berkata,Jika jihad disebutkan secara mutlak maka yang
dimaksud adalah jihad dengan tangan. 27
26
27
Dan berjihadlah untuk Alloh dengan sebenar-benar jihad.(QS. Al-Hajj:
78).
Dan jihadilah mereka dengannya (Al-Quran) dengan jihad yang besar.
(QS.Al-Furqon: 52)
Dan berjihadlah dengan harta dan jiwa kalian di jalan Alloh.
. :
Jihad apa yang paling utama? Beliau menjawab, Berkata benar di
hadapan pemerintah yang dholim. (HR Ahmad, Nasai 7/61, dihasankan
Al Mundziri dalam At Targhiib wa at Tarhib 3/168].
:
.
Dari Ibnu Masud bahwasanya Rasulullah bersabda, Tak seorang
nabi pun yang diutus sebelumku kecuali ia mempunyai shahabat
shahabat dan penolong-penolong yang setia. Mereka mengikuti sunnahsunnahnya dan meengerjakan apa yang diperrintahkannya. Kemudian
datang setelah mereka kaum yang mengatakan apa yang tidak mereka
kerjakan dan mengerjakan apa yang tidak diperintahkan. Maka barang
siapa yang berjihad melawan mereka dengan tangannya maka dia adalah
mukmin dan barang siapa berjihad dengan lisannya dia adalah mukmin
dan siapa yang berjihad dengan hatinya maka dia mukmin. Setelah itu
tidak ada lagi iman walaupun sebesar biji sawi. [Muslim no. 50].
Jihad itu ada empat: amar makruf, nahi munkar, berlaku benar pada
tempat yang menuntut kesabaran dan membenci orang-orang fasik.(HR.
Abu Nuaim dalam Al Hilyah, hasan].
28
28
seluruh benua di dunia ini yang mana berbagai agama dan aliran saling
bertarung adalah jihad fi sabilillah.
29
30
kemampuan untuk memerangi orang-orang kafir, dan kadangkadang digunakan untuk makna berjihad melawan hawa nafsu
dan setan."32. Imam Ibnu Rusydi berkata, Jihadus saif adalah
memerangi orang-orang musyrik karena agama. Setiap orang yang
berpayah-payah karena Alloh maka ia telah berjihad di jalan Alloh,
akan tetapi sesungguhnya kalimat jihad fii sabilillah apabila
berdiri sendiri (mutlaq) maka tidak ada arti lain kecuali jihad
melawan orang-orang kafir dengan pedang sampai mereka
masuk Islam atau membayar jizyah dengan rendah diri. [Al
Muqoddimatu al Mumahidatu li Bayani Ma Iqtadhthu Rusunu al
Mudawwanah mi Al Ahkam al Syariyah 1/269].33 Karena itu, bila
29
30
31
Al Lajnatu al Syar'iyatu hal. 47, Ulyani hal. 116-117, Al Ghunaimi hal 11, Azzam dll
32
33
Lihat Min WasaI Dafil Ghurbah, hal. 21, Fil Jihadi Adaab Wa Ahkaam, hal 6
sebagian besar umat Islam memahami jihad itu perang, itu sudah
betul, sesuai dengan syariat dan bukan merupakan pandangan yang
picik dan sempit. Adapun tuduhan orang-orang orientalis dan orangorang kafir lainnya, memang itulah pekerjaan mereka mencari-cari
celah untuk menyerang Islam. Menuduh memaknai jihad dengan
perang sebagai sebab adanya tuduhan orientalis kepada Islam
sebagai dien teroris dll merupakan tindakan yang tidak pada
tempatnya dan tak lebih dari upaya mencari kambing hitam. Tanpa
inipun, mereka akan tetap menyerang Islam dengan tuduhan-tuduhan
miring. Sedangkan perkataan DR. Yusuf Qardhawi yang mendasarkan
pada qiyas, maka pernyataan beliau ini tertolak karena tidak ada
qiyas kalau sudah ada nash.
(b)
1.
34
Waqfatun Maa Al Duktur al Buthi fi Kitabihi an al Jihad. Abdul Akhir Hammad Al-Ghunaimi hal. 16
: :
: .
.
Dari Abu Said ia berkata, Rasulullah bersabda, Tidak ada
seorang hamba pun yang shaum sehari saja di jalan Allah (jihad)
kecuali Allah akan menjauhkan dirinya dari neraka dengan (shaum)
hari itu sejauh 70 tahun. [Bukhari no.2840, Muslim no. 1153].
Imam Ibnu Jauzi berkata, Jika disebutkan secara mutlaq kata
sabilullah maka maknanya adalah jihad. 36 Tak seorang ulamapun
menggunakan hadits ini untuk mereka yang thalabul ilmi, berdakwah,
mendirikan pondok dst. Semua ulama memasukkan hadits ini dalam
hadits tentang jihad, tentang perang melawan orang kafir. Wallahu
Alam.
2.
35
36
melawan hawa nafsu yang paling besar, di mana selain nyawa dan
harta dipertaruhkan, seluruh pelajaran tauhid, akhlaq dan hukmhukum fiqih ada di dalamnya. Jihad dengan makna perang akan
mengajarkan tauhid, tawakal, sabar, syukur, pengorbanan dst,
melebihi jihad qauly (dakwah) dan jihad melawan hawa nafsu yang
bukan di medan jihad. Bahkan jihad dengan makna perang ini telah
mencakup jihad melawan hawa nafsu dan jihad qauly. Wallahu Alam.
3.
:
: : . :
. : : .
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah ditanya, Amal apakah yang
paling utama ? Beliau menjawab, Iman kepada Allah dan Rasul-Nya.
Kemudian beliau ditanya lagi, Lalu apa? Beliau menjawab, Jihad di
jalan Allah. Kemudian beliau ditanya lagi, Lalu apa? Beliau
menjawab, Haji yang mabrur. [Bukhari no.56, 1519, Muslim no. 83,
Tirmidzi no. 1658, NasaI 8/93].
, : ,
: : . :
. : : .
.
Dari Ibnu Masud, Saya bertanya kepada Rasulullah, Ya Rasulullah,
amal apa yang paling utama? Beliau menjawab, Shalat tepat pada
waktunya. Saya bertanya lagi,Lalu apa? Beliau menjawab, Berbakti
pada kedua orang tua. Saya bertanya lagi, Lalu apa? Beliau
menjawab,Jihad di jalan Allah. [Bukhari no.2782]. Dan hadits-hadits
lain yang sebagiannya telah kita sebutkan di atas.
Dalam berbagai hadits di atas, jawaban nabi selalu berbeda-beda sesuai
dengan kondisi si penanya atau kondisi waktu saat itu. Imam Ibnu
Hajar berkata saat menerangkan hadits Ibnu Masud tadi, Kesimpulan
para ulama mengenai hadits ini dan hadits-hadits lain yang saling
berbeda mengenai amal yang paling utama bahwasanya jawaban nabi
berbeda-beda sesuai kondisi si penanya dengan cara memberitahukan
kepada setiap kaum apa yang mereka butuhkan atau amalan apa yang
mereka senangi atau cocok untuk mereka atau (bisa) juga berbeda
sesuai perbedaan waktu dengan (penjelasan) amal itu lebih utama
untuk waktu itu. Karena jihad itu awal Islam adalah sebaik-baik amalan
karena merupakan wasilah untuk melaksanakan (menegakkan) Islam
dan memngkinkan untuk melaksanakannya. Banyak sekali nash-nash
yang menyatakan shalat lebih utama dari shadaqah, meski demikian
dalam kondisi menyantuni orang yang dalam keadaan terjepit lebih
utama dari sholat. Atau bisa jadi bukan lebih utama dari amalan yang
serupa dengannya, namun maksudnya adalah keutamaan secara
mutlaq atau maknanya adalah termasuk amalan yang paling
utama, kata termasuk ( )dibuang, dan itulah yang dimaksudkan.
37
37
38
Kesimpulannya :
Kata jihad diungkapkan dengan dua cara yaitu : (1) Dengan secara
mutlak (berdiri sendiri) dan (2) Dengan ungkapan yang disertai qorinah
(keterangan) yang memalingkan dari makna aslinya. Jika disebutkan
secara mutlak maka tidak ada arti lain kecuali perang melawan orangorang kafir. Inilah makna syari yang dibicarakan seluruh ulama
madzhab tadi. Jihad dalam pengertian inilah yang dimaksud dengan
dzirwatu sanamil islam (puncak ketinggian Islam) dan sebaik-baik
amalan secara mutlak sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Nuhas 39 dan
Ibnu Taimiyah40. Setiap hadits dan ayat yang menerangkan keutamaan
jihad maka maknanya adalah jihad dalam artian perang ini. Jihad dalam
pengertian ini pulalah yang hukumnya asalnya fardlu kifayah dan dalam
beberapa kondisi tertentu menjadi fardlu ain. Adapun dakwah dst itu
termasuk jihad dengan makna kedua, dan jihad tidak dimaknai dengan
makna kedua ini bila tidak ada qarinah. Kesalahan sebagian pihak saat
ini adalah memaksakan jihaddengan qarinah ini untuk bisa menempati
makna jihad mutlaq tanpa qarinah ini. Wallahu Alam.
Oleh karena itu, Syaikh Abdul Akhir Hamad Al-Ghunaimy dalam
mendudukkan persoalan ini mengatakan, Yang benar, memang jihad
dalam Islam mencakup jihad melawan syetan, hawa nafsu dan godaan
dunia. Akan tetapi yang paling tinggi adalah memerangi musuh-musuh
Allah dengan pedang dan tombak dan inilah puncak ketinggian Islam
dan ini pulalah yang dimaksud dengan jihad kalau diungkapkan secara
mutlak (berdiri sendiri). 41 Begitu juga ungkapan Imam Ibnu Rusyd, yang
telah kita ungkapkan dua kali di atas.
Jadi segala bentuk jihad, baik jihad melawan hawa nafsu, syetan atau
godaan dunia disyariatkan dalam Islam bahkan segala bentuk jerih
payah dalam rangka beribadah kepada Alloh adalah jihad fi sabilillah.
Namun semua bentuk dan macam jihad tesebut bukanlah yang
dimaksud pada ayat-ayat dan hadits-hadits yang menerangkan jihad
secara mutlak (berdiri sendiri) baik hukum-hukum yang berlaku
padanya maupun keutamaan-keutamaannya.
38
39
40
41
Barangsiapa mati, sedangkan ia belum pernah berperang atau berniat
untuk berperang, maka ia mati dalam keadaan jahiliyah.
Peringkat pertama jihad adalah pengingkaran dengan hati dan
peringkat terakhir adalah berperang di jalan Alloh. Di antara keduanya
terdapat jihad dengan pena, tangan dan lesan berupa kata-kata yang
benar di hadapan penguasa yang zlolim. Tidaklah dakwah menjadi
hidup kecuali dengan jihad. Kadar ketinggian dakwah dan keluasan
bentangan ufuknya adalah penentu bagi sejauh mana keagungan jihad
di jalan-Nya dan sejauh mana pula harga yang harus ditebus untuk
mendukungnya. Sedangkan keagungan pahalanya diberikan kepada
mujahid.
Dan berjihadlah di jalan Alloh dengan sebenar-benar jihad.
Dengan demikian engkau telah mengerti slogan abadimu:Jihad adalah
jalan kami.
Syaikh Said Hawa menerangkan perkataan beliau di atas dengan
berkata, Kami sebutkan dalam kitab jundulloh tsaqofatan wa
akhlaqon bahwa jihad itu ada lima macam yaitu; jihad dengan tangan,
42
jihad dengan lisan, jihad dengan harta, jihad dengan politik. Lebih
lanjut beliau berkata,Jika jihad disebutkan secara mutlak maka yang
dimaksud adalah jihad dengan tangan. 43
Seperti telah diungkapkan di atas, seluruh ulama menyebutkan
melawan hawa nafsu, syetan, berdakwah dst itu juga jihad namun jihad
dalam artian bahasa, atau jihad dalam artian sekunder. Hal itu memang
benar dan tidak diingkari, namun demikian pengertian ini tetap tidak
bisa dimasukkan kedalam pengertian jihad secara khusus (syari/saat
jihad disebut secara mutlaq). Kenapa ? Karena memang perbedaan
hukum-hukum, kedudukan dan keutamaannya. Hukum-hukum jihad
seperti fai, ghanimah, kharaj, ghulul, membunuh lawan dst, keutamaan
mati syahid dst, itu semua hanya berlaku untuk jihad dengan makna
syari (mutlaq), bukan untuk dakwah dst itu. Itulah kenapa makna syarI
jihad menurut seluruh ulama salaf adalah perang, bukan dakwah dst.
Karena itu tidak bisa kita artikan, misalnya, hadits orang mati syahid
memberi syafaat 70 anggota keluarganya itu untuk orang yang dakwah
(tabligh atau mengajar di pondok lalu sakit dan mat, misalnya), karena
hadits itu untuk jihad dengan makna syari, jihad dengan artian perang.
Wallahu Alam.
43
.
Tidaklah sama antara orang mukmin yang duduk ( tidak turut
berperang) yang tidak mempunyai udzur dengan orang yang berjihad di
jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orqngorang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang orang yang
duduk satu derajat, kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan
pahala yang baik ( syurga) dan Allah melebihkan orangorang yang jihad
atas orangorang yang duduk dengan pahala yang besar.()Yaitu beberapa
derajat, ampunan serta rahmat. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang [QS An Nisa 95-95].
Juga
Rabb mereka mengembirakan mereka dengan memberikan rahmat
daripada-Nya, keridhoan dan surga, mereka memperoleh di dalamnya
kesenangan yang kekal, Rabb mereka mengembirakan mereka dengan
memberikan rahmat daripada-Nya, keridhoan dan surga, mereka
memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal, [QS. At Taubah ; 2122].
Keterangan : Orang yang berjihad diutamakan atas orang yang
duduk-duduk (tidak berjihad). Bisa jadi orang yang duduk-duduk ini
melakukan jihad dakwah, amar ma'ruf nahi munkar, jihad melawan hawa
nafsu dan setan, karena Allah juga menjanjikan bagi mereka pahala dan
kebaikan. Namun demikian tetap saja Allah melebihkan yang berjihad
dengan derajat, maghfirah dan rahmat-Nya. Ini menunjukan jihad dengan
makna perang adalah jihad terbesar dan paling utama. Hal ini juga
menunjukkan bahwa makna jihad secara syar'i adalah perang, bukan
dakwah dst.
Rasulullah bersabda :
" Pokok segala urusan adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan
puncaknya adalah jihad." [Tirmidzi no. 2616, Al Hakim 2/76].
Keterangan :Dalam hadits ini Rasulullah menempatkan jihad dengan
makna perang sebagai amalan paling tinggi dalam Islam, kenapa makna
perang? Karena shalat sendiri adalah jihad, namun beliau tidak
menyebutnya dengan jihad. Dengan demikian, jihad di sini adalah perang.
.
"Siapa di antara kalian melihat kemungkaran hendaklah ia merubah
dengan tangan, bila tidak mampu hendaklah dengan lisan, bila tetap
tidak mampu hendaklah dengan hati dan itulah selemah-lemah iman."
[HR. Muslim no. 49, Abu Daud no. 1140 dan 4340, Tirmidzi 2172, Ibnu
Majah no. 1275, Ahmad 3/54, Nasa'I 8/111].
Keterangan : Kemungkaran yang paling besar di muka bumi ini
adalah adanya kekafiran dan kesyirikan. Hadits ini menjelaskan tingkatan
merubah kemungkaran mulai dari yang paling tinggi hingga yang paling
rendah. Idealnya, merubah adalah dengan tangan. Kalau tidak bisa maka
dengan lisan, kalau tetap tidak bisa maka dengan hati. Merubah dengan
tangan termasuk di dalamnya adalah jihad. Dengan demikian, jihad
dengan artian perang lebih utama dari jihad da'wah, jihad melawan hawa
nafsunya sendiri dst. [Lihat penjelasan hadits ini dalam Jami'u al Ulum wa
al Hikam hal. ]. Juga hadits Ibnu Masud tentang amar ma;ruf nahi mukar
di atas, dimana disebutan yang paling tinggi adalah amar makruf dengan
tangan, termasuk di dalamnya jihad.
Dari Abu Said Al-Khudri ra. ia berkata, Dikatakan kepada Rosululloh
saw, Wahai Rosululloh, orang bagaimanakah yang paling utama ?
Rosululloh saw. Menjawab, Orang mukmin yang berjihad di jalan Alloh
dengan jiwa dan hartanya. Mereka bertanya lagi, Kemudian siapa?
Beliau menjawab, Seorang mukmin yang (menyendiri) berada dalam
suatu lembah, takut kepada Alloh dan meninggalkan manusia karena
kejahatan mereka .(Al-Bukhori no. 2786].
Imam Ibnu Daqiq al 'Ied berkata," Qiyas menuntut jihad menjadi
amalan dengan kategori wasilah yang paling utama, karena jihad
merupakan sarana untuk meninggikan dan menyebarkan dien serta
44
45
: :
.
Qatadah berkata, Saya mendengar Anas bin Malik dari Nabi beliau
bersabda, Tidak ada seorang pun masuk surga yang ingin kembali ke
dunia padahal ia mempunyai (di surga) seluruh apayang ada di dunia,
kecuali orang yang mati syahid. Ia berangan-angan kembali ke dunia dan
terbunuh sepuluh kali, karena ia mengerti keutamaan (bila mati syahid di
medan perang). [HR. Bukhari no. 2817].
Hadits ini juga diriwayatkan oleh imam An NasaI dan al Hakim. Imam
Ibnu Bathal berkata,Hadits ini merupakan hadits yang paling agung
dalam menerangkan keutamaan mati syahid. Tidak ada amal kebaikan
yang di dalamnya nyawa diprtaruhkan selain jihad, karena itu pahalanya
pun besar.
46
44
45
46
Juga hadits :
Mujahid adalah orang yang berjihad melawan hawa nafsunya dalam
rangka taat kepada Allah dan muhajir adalah orang yang berhijrah dari
larangan-larangan Allah.
Juga perkataan Imam Ibnu Qoyyim, Oleh karena jihad
melawan musuh-musuh Allah yang dhohir itu adalah cabang dari
jihad nafs karena Allah, sebagaimana sabda Nabi, Mujahid adalah
orang yang berjihad melawan hawa nafsunya dalam rangka taat kepada
Allah dan muhajir adalah orang yang berhijrah dari larangan-larangan
Allah. maka jihadun nafs lebih didahulukan dari melawan musuh yang
dhohir, dan jihadun nafs adalah pokok dari pada jihad kuffar karena
siapa belum berjihad melawan hawa nafsunya dengan
melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya serta
memerangi hawa nafsu karena Allah dia tidak akan mampu untuk
berjihad melawan musuh-musuh Allah yang dhohir. Bagaimana
mungkin dia mampu berjihad melawan musuh Allah, sedang musuh yang
mengusai dirinya saja belum ia perangi? Ia tidak akan mungkin
mampu keluar pergi berjihad melawan musuh Allah sampai ia
berjihad menundukkan hawa nafsunya sehingga mau keluar
melawan musuh-musuh Allah. Seorang hamba diuji untuk berjihad
melawan kedua musuh ini (musuh yang lahir dan bathin). Di antara kedua
musuh tersebut masih ada lagi musuh ketiga, ia tidak akan mungkin
memerangi kedua musuh tersebut kecuali bila dia (telah) bisa melawan
musuh yang ketiga yang melemahkan semangatnya, menakut-nakuti dan
selalu membikin khayalan baginya betapa beratnya jihad melawan
keduanya dan hilangnya seluruh kesenangan. Ia tidak mungkin berjihad
melawan kedua musuh tersebut musuh tersebut kecuali setelah melawan
musuh yang ketiga ini. Karena itu jihad melawan musuh yang ketiga ini
pokok dari jihad melawan kedua musuh di atas. Musuh yang ketiga ini
adalah syaithon. Allah berfirman,Sesungguhnya syaithon itu musuh bagi
kalian maka jadikanlah ia sebagai musuh. Perintah untuk menjadikan
syaiton sebagai musuh adalah peringatan supaya mengerahkan segala
kemampuan untuk memeranginya, karena syaithan (merupakan) musuh
yang tidak pernah berhenti untuk memerangi hamba setiap detak nafas,
dengan demikian maka sebenarnya seorang hamba diperintah untuk
memerangi tiga musuh ini.47
Jawaban Atas Pernyataan Ini :
1. Hadits pertama begitu terkenal di masyarakat kita. Untuk
menjawabnya kita serahkan kepada para ulama pakar hadits. Komentar
Ulama hadits tentang hadits ini ;
Para ulama hadits yaitu imam Ibnu Muin, Al Baihaqi, Al-Iroqi dan al
Suyuti menyatakan bahwa sanad hadits ini dhoif, sebagian ulama hadits
lainnya seperti Imam Ahmad dan Ibnu Taimiyah menyatakan hadits ini
hadits palsu :
Imam Al Iraqy berkata dalam takhrij Ihya Ulumi al Dien
2/6,Diriwayatkan oleh Al Baihaqy dalam kitab al Zuhdu dari riwayat
Jabir, sanad hadits ini lemah.
Imam Ibnu Hajar dalam takhrij al Kasyaf 4/114 berkata, Hadits ini
dari riwayat Isa bin Ibrahim dari Yahya bin Yala dari Laits bin Abi
Sulaim. Ketiga perawi ini lemah. Juga diriwayatkan oleh an Nasai
dalam kitab al Kuna dari perkataan Ibrahim bin Abi Ablah, seorang
tabiin dari Syam.
Dalam Tasdidu al Qaus, beliau juga berkata, Hadits ini begitu
terkenal di kalangan mansyarakat, (padahal) merupakan perkataan
Ibrahim bin Abi Ablah, dalam kitab al Kuna karangan imam an
Nasai.
47
Silsilatu al Ahaditsu al Dhaifah wa al Maudhuah 5/478-480 no. 2460, Dhaifu al Jami al Shaghiru hal.
595no. 4080
49
51
kemudian bidah, setelah itu dosa besar, lalu dosa kecil, dst. Hari ini, tak
kurang dari 4,5 milyar umat manusia masih kufur dan musyrik. Bukan itu
saja, mereka juga meraja lela di dunia ini dengan mengatur dunia sesuka
hati mereka, dengan aturan setan dan menindas serta membantai Islam
dan kaum muslimin. Bila seseorang gagal dijebak oleh setan dengan enam
jebakan pertama maka ia kan dihadapi setan dengan cara kekerasan,
yaitu perang fisik antara wali Allah dan wali setan. Dengan demikian,
perang melawan orang-orang kafir merupakan tingkatan yang paling
utama dan paling tinggi. Tingkatan tertinggi ini oleh imam Ibnu Qayyim
disebut sebagai ibadah yang hanya bisa dilakukan oleh khawashul
arifin. Ubudiyah ini disebut sebagai Ubudiyah Muraghamah, ibadah
yang membuat musuh-musuh Allah marah dan takut. Beliau menyebutkan
beberapa dalil hal ini, antara lain: [QS. An Nisa:100, Al Taubah: 120-121
dan Al Fath: 29].52
Dengan demikian jihadun nafs yang dimaksud oleh Imam Ibnu
Qoyyim tidaklah sama dengan apa yang dipahami oleh sebagian orang
yang mengharuskan belajar, tarbiyah dan tashfiyah tadi. Makna jihad nafs
menurut Ibnu Qoyyim adalah menepati perintahperintah Allah
secara kaffah dan mendakwahkannya pada seluruh manusia
dengan merealisasikan tauhid dan mengkufuri thaghut. Jihad
melawan orang kafir dengan pedang itu adalah buah dari aplikasi
tauhid. Ibnu Qoyyim membagi jihad nafs itu dengan empat tahapan :
a). Berjihad dengan mempelajari din yang haq ( Islam ).
b). Berjihad dengan mengamalkan perintah perintah agama yang telah
dipelajari.
c). Berjihad dengan mendakwahkan agama Islam serta mengajarkannya
kepada orang yang tidak tahu.
d). Berjihad dengan bersabar terhadap rintangan-rintangan dakwah.
53
Ibid 1/225-226
53
Barang siapa mati sementara ia belum pernah berperang dan belum
pernah terdetik dalam hatinya untuk berperang, maka kalau mati ia mati
pada salah satu cabang kemunafikan. [HR. Muslim].
Makna hadits ini sebagaimana ditegaskan Imam Ibnu Tamiyah
adalah, Lafal al faqru dalam syari kadang bermakna faqir
(membutuhkan) harta dan kadang bermakna makhluk membutuhkan
Rabbnya. Sebagaimana Allah berfirman, Sesungguhnya sedekah (zakat)
itu untuk para fuqara, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat,
para mualaf yang dibujuk hatinya, budak, orang-orang yang berhutang,
jalan Allah dan orang-orang yang dalam perjalan dan kehabisan bekal,
sebagai sebuah ketetapan yang diwajibkan Allah.[QS. Al Taubah :60].
Allah juga berfirman,Wahai manusia, kalian faqir (membutuhkan) Allah.
Dalam Al Quran Allah memuji dua golongan fuqara yaitu: orang yang
menerima sedekah dan orang yang menerima fai. Allah berfirman
tentang yang pertama:
(Berinfaqlah) Bagi para faqir yang tertahan di jalan Allah (jihad),
mereka tidak dapat berusaha di muka bumi. Orang yang tidak tahu
menyangka mereka itu orang kaya karena memelihara diri dari memintaminta[QS. Al Baqarah :273], sedang bagi yang kedua yang
merupakan kelompok yang lebih utama, Allah berfirman :
Bagi para faqir yang berhijrah, yang diusir dari negerinya dan
dari harta bendanya karena mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya
serta menolong Allah dan Rassul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang
benar.[QS.Al Hasyr: 8].
Inilah sifat muhajirin yang berhijrah meninggalkan kejahatan dan
berjihad melawan musuh-musuh Allah secara lahir dan batin.
Sebagaimana sabda Nabi, Orang mukmin itu orang yang darah dan harta
orang lain selamat dari gangguannya, orang muslim itu orang yang kaum
muslimin selamat dari lisan dan tangannya, orang yang berhijrah itu
orang yang meninggalkan apa yang dilarang Allah orang yang berjihad itu
orang yang berjuang melawan hawa nafsunya demi Allah.
54
55
Allah berfirman:
.
.
Tidaklah sama antara orang mukmin yang tak mempunyai udzur yang
duduk saja (tidak berjihad) dengan mujahidin fi sabililah dengan harta dan
nyawa mereka. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta
dan nyawa mereka atas orang-orang yang duduk saja (tidak berjihad)
dengan satu derajat. Kepada masing-masing Allah menjanjikan kebaikan.
Dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan nyawa
mereka dengan pahal yang besar. (95) yaitu beberapa derajat, ampunan
dan rahmat Allah. [QS. Al Nisa: 95-96].
Dalam hadits disebutkan :
55
Sesungguhnya di janah ada seratus tingkatan yang disiapkan
untuk para mujahidin di jalan Alloh. Jarak antara dua tingkatan
sebagaimana jarak antara langit dan bumi.(Al-Bukhori No. 2790, Tirmidzi
no. 2529, Ahmad 2/235). Dalam riwayat Imam A Tirmidzi, Antara dua
derajat selama seratus tahun. Dalam riwayat Imam Al Thabrani, lima
ratus tahun. [Fathu al Bari 6/15].
Ini baru makna derajat, belum rahmah, maghfirah dan ajrun adzim
yang dijanjikan Allah, yang semuanya tertera dalam buku-buku hadits.
Dengan demikian, keutamaan yang berperang di jalan Allah jauh di atas
orang yang hanya jihadun nafs (tasfiyah, tarbiyah dst) saja tanpa jihad.
Bila kita kembali kepada sunah nabawiyah, akan kita pahami
dengan baik bahwa maksud berjihad melawan hawa nafsu adalah belajar
ilmu yang dengannya aqidah dan ibadahnya benar. Bila sudah berilmu
maka ia segera mengamalkannya. Itulah berjihad melawan hawa nafsu
itu. Imam Bukhari menyebutkan dalam shahihnya dalam Kitabu Jihad
sebuah bab, Amalun Sholihun qabla al Qital {amal sholih sebelum
perang}. Beliau menyebutkan perkataan Abu Darda, Sesungguhnya
kalian itu berperang dengan amal-amal kalian. Lalu menyebutkan QS.
Ash Shaf ; 2-4. Beliau lalu menyebutkan hadits :
:
: , :
: , .
.
Dari Abu Ishaq ia berkata, Saya mendengar al Bara bin Azib
berkata,Seorang laki-laki mendatangi Nabi sedang ia telah memakai
helm besi untuk perang dan bertanya, Ya Rasulullah, saya masuk Islam
dulu atau ikut perang dulu? Beliau menjawab, masuklah Islam baru
kemudian ikut berperang? Maka ia masuk Islam dan ikut berperang,
57