PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bertahun-tahun lamanya, dunia pendidikan kita terpasung di atas tungku
kekuasaan rezim Orde Baru yang serba represif dan otoriter. Pendidikan tidak
diarahkan untuk memanusiakan manusia secara utuh dan paripurna, tetapi
lebih diorientasikan untuk mempertahankan kepentingan kekuasaan semata.
Dengan dalih mengejar pertumbuhan ekonomi dan daya saing bangsa, nilainilai
akhlak,
budi
perkerti,
karakter yang notabene bisa dioptimalkan sebagai media yang strategis untuk
mengembangkan,
menyuburkan,
dan
dikebiri
mengakarkan
dan
nilai-nilai keluhuran
disingkirkan
melalui
proses
kebal
mau
menang
sendiri.
Nilai-
nilai moral, budaya, dan keluhuran budi yang seharusnya mengakar dan
membumi dalam ranah pendidikan kita, disadari atau tidak, telah terbonsai dan
tenggelam dalam hiruk-pikuk peradaban yang cenderung menghamba pada
kekuatan konsumtivisme, materialisme, dan hedonisme. Prosespenghambaan
pada nilai-nilai pragmatis yang secara diametral kurang sinergis dengan nilainilai luhur baku telah melahirkan generasi masa depan yang mengalami split
personality; sebuah kepribadian terbelah yang menggambarkan situasi
ambivalen dan gamang dalam menentukan perilaku dan pranata hidup yang
sesuai dengan kesejatian dirinya. Anak-anak yang tengah gencar memburu
ilmu di bangku pendidikan masih memiliki keyakinan terhadap keagungan dan
peradaban
bangsa
jangka
BAB II
PEMBAHASAN
Di dalam bab ini penulis akan mencoba menjawab permasalahanpermasalahan yang ada pada uraian sebelumnya. Pembahasan penulis disini
tentunya merupakan pembahasan yang sangat singkat dan sekilas saja. Namun
demikian penulis berharap semoga dengan pembahasan singkat ini selanjutnya
kita akan melanjutkan pembahasan serupa dengan lebih tuntas dan mendetail.
Pembahasan berikut ini hanya berkisar pada usaha menjawab pertanyaanpertanyaan tentang pengertian pendidikan karakter, arti penting pendidikan
karakter bagi mahasiswa, relevansi antara sastra dan drama, cara membangun
karakter mahasiswa melalui apresiasi karya sastra berupa puisi dan karakter apa
saja yang bisa di bentuk melalui apresiasi puisi ini.
a. Pengertian pendidikan karakter
Kata karakter berasal dari bahasa Yunani to mark yang berarti menandai dan
memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk
tindakan atau tingkah laku. Kata pendidikan berasal dari bahasa Latin
Pedagogi, yaitu dari kata paid artinya anak dan agogos artinya
membimbing. Jadi, istilah pedagogi dapat diartikan sebagai ilmu dan seni
mengajar anak. Oleh karena itu, pendidikan karakter merupakan suatu sistem
penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen
pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan
nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai the deliberate
use of all dimensions of school life to foster optimal character development.
Pengertian karakter menurut pusat bahasa Depdiknas adalah
bawaan ,Hati , jiwa , kepribadian ,budi pekerti , perilaku
,personalitas,sifat, tabiat, tempramen ,watak Adapun berkarakter
adalah Berkepribadian , berperilaku,bersifat , bermartabat, dan
berwatak
Menurut Tadkiroatun Musfiroh (UNY, 2008), karakter mengacu
kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi
(motivations), dan keterampilan (skills).
Menurut T. Ramli (2003), pendidikan karakter memiliki esensi dan
makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak
yang bertujuan untuk membentuk pribadi anak, supaya menjadi
manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik.
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat ditegaskan bahwa pendidikan
karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan
kepribadian
utuh
yang
di
pelajari
selama
sekolah.
pekerti yang kuat, tentu hal itu tidak akan terjadi. Jadi untuk alasan
kebaikanlah maka perlu di tekankan pentingnya pendidikan karakter bagi
mahasiswa. Selain itu juga karena mahasiswa merupakan generasi penerus
bangsa yang menjadi tumpuan dan harapan bangsa untuk mengisi
kemerdekaan selanjutnya. Jadi mahasiswa harus memiliki karakter yang baik.
Maka dari itu pendidikan karakter sangat penting bagi para mahasiswa.
c. Relevansi sastra dan pendidikan karakter
Sastra secara etimologis berasal dari kata sas dan tra. Akar kata sasberarti mendidik, mengajar, memberikan instruksi, sedangkan akhiran tra
menunjuk pada alat. Jadi, sastra secara etimologis berarti alat untuk mendidik,
alat untuk mengajar, dan alat untuk memberi petunjuk. Oleh karena itu,
sastra pada masa lampau bersifat edukatif (mendidik).
Banyak hal yang dapat diperoleh dari sastra. Tjokrowinoto (Haryadi, 1994)
memperkenalkan istilah pancaguna untuk menjelaskan manfaat sastra
lama, yaitu
(1) mempertebal pendidikan agama dan budi pekerti,
(2) meningkatkan rasa cinta tanah air,
(3) memahami pengorbanan pahlawan bangsa,
(4) menambah pengetahuan sejarah,
(5) mawan diri dan menghibur.
maupun
negatif
direspon
oleh
pengarang.
Dalam
proses
itu,
pada
benak
pengarang
terbersit
keinginan
untuk
sangat
diutamakan.
Pengarang
berusaha
akan
berusaha
mengakarkan pendidikan
karakter adalah
sastra di bangku
kuliah.
cinta Tuhan,
bertanggung jawab, mempunyai amanah, berdisiplinan, dan mandiri,
bersikap jujur,
bersikap hormat dan santun,
mempunyai rasa kasih sayang dan peduli;
percaya diri, kreatif, dan pantang menyerah,
mempunyai rasa keadilan dan sikap kepemimpinan, dan mampu kerja
sama
8. baik, rendah hati, dan mengampuni,
9. mempunyai toleransi dan cinta damai; dan
10. integritas dan konsistensi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditegaskan bahwa pendidikan karakter
merupakan upaya-upaya yang di rancang dan di laksanakan secara
sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku
manusia yang berhubungan dengan tuhan yang maha esa,diri sendiri
,sesama manusia , lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam
pikiran ,sikap, perasaan ,perkataan ,perbuatan berdasarkan norma-norma
agama , hukum ,tata krama , budaya, dan adat- istiadat.
Salah
satu
menyuburkan,
upaya
yang
dan
bisa
dilakukan
untuk
mengakarkan pendidikan
mengembangkan,
karakter adalah
sastra di bangku
optimal,
mahasiswa
kuliah.
akan
cinta Tuhan,
bertanggung jawab, mempunyai amanah, berdisiplinan, dan mandiri,
bersikap jujur,
bersikap hormat dan santun,
mempunyai rasa kasih sayang dan peduli;
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat disarankan bahwa :
1. Pendidikan karakter sebaiknya harus ditanamkan sejak kecil pada anak agar
karakter-karakter baik dapat bertumbuh dalam dirinya.
2. Lingkungan sekolah yang positif dapat membantu seorang siswa dalam
membangun karakternya. Oleh arena itu, pihak sekolah hendaknya
menciptakan lingkungan sekolah yang positif.
3. Sebaiknya, guru sebagai orang tua siswa di sekolah dapat menanamkan
pendidikan karakter kepada mereka dengan cara memberi teladan dan
disiplin tentang pendididkan karakter yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Suyanto.
2009.
Urgensi
Pendidikan Karakter.
http://
www.mandikdasmen.depdiknas.go.id/web/pages/urgensi.html.
Zuchdi, Darmiyati. 2011. Pendidikan Karakter dalam Perspektif Teori dan Praktik.
Zuhlan, Najib. 2011. Pendidikan Berbasis Karakter. Surabaya: JePe Press Media
Utama.