PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
a.Pada masa sekarang ini keberhasilan suatu penugasan audit bukan dari berapa
jumlah temuan yang dihasilkan namun dilihat dari kualitas rekomendasi yang diberikan
dapat ditindaklanjuti oleh auditan dan mampu menghilangkan akar permasalahan
dengan tuntas sehingga tidak terjadi temuan berulang.
b.
yang menganggap
bahwa auditor internal masih seperti watchdog. Auditor internal masih dicitrakan
sebagai sosok yang tidak ramah, sibuk sendiri dan bahkan tidak jarang auditor masih
dianggap sewenang-wenang.
d.
kinerja auditor pada saat pelaksanaan audit. Kerja sama yang baik antara auditor
dengan auditan
yang memiliki
pandangan demikian cenderung akan bersikap tertutup dan tidak mau bekerja sama.
e.Dalam meningkatkan profesionalisme seorang auditor haruslah terlebih
dahulu memahami dirinya sendiri dan tugas yang akan dilaksanakannya serta selalu
meningkatkan dan mengendalikan dirinya dalam berhubungan dengan auditan
Auditor juga harus berusaha memahami perilaku auditan
komunikasi dan kerjasama dengan pihak auditan
keahlian teknis, etika pergaulan, gaya berkomunikasi, dan kemampuan membaca sifat
psikologis auditan
Sedangkan
keterampilan
psikologi
membantu
auditor
untuk
dapat
Page 1 of 21
mengidentifikasi diri dan menjaga perilaku pada saat berhadapan dan berkomunikasi
dengan auditan. Keterampilan psikologis juga akan membantu auditor untuk lebih
mengetahui keadaan psikologis dari auditan
Disisi lain, komunikasi dengan unit kerja terkait lainnya juga sering
mengalami hambatan. Pada saat melakukan persiapan awal pelaksanaan audit kurang
mendapat dukungan yang cukup dari unit kerja lainnya. Informasi yang diberikan oleh
unit kerja lain kepada auditor mengenai kantor cabang yang akan diaudit sangat minim
dan jauh dari harapan.
Pada titik ini apabila auditor tidak peka dalam membaca situasi dan tidak segera
melakukan perbaikan komunikasi baik dengan pihak auditan maupun unit kerja terkait
maka hampir dapat dipastikan audit yang dilakukan akan menemui berbagai macam
hambatan sehingga sulit untuk mencapai hasil sebagaimana yang diharapkan.
1.3. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mendorong para auditor internal
mengembangkan keterampilan komunikasi dan psikologi serta penerapannya dalam
setiap pelaksanaan penugasan guna membantu kelancaran sekaligus meningkatkan
kualitas audit yang dilakukan
1.4. Ruang Lingkup Pembahasan
h.
pengembangan keterampilan komunikasi dan psikologi audit bagi para auditor untuk
menunjangn kelancaran dan peningkatan kualitas audit.
Page 2 of 21
Pendahuluan
Menjelaskan latar belakang, permasalahan yang dibahas dalam makalah
ini, tujuan penulisan, ruang lingkup pembahasan, dan sistematika
penulisan.
BAB II
Rujukan Teori
Bab ini menjelaskan tentang rujukan teori dari berbagai sumber seperti
pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, buku-buku kepustakaan, dan
sumber lain (internet) termasuk materi-materi yang telah dipelajari selama
mengikuti pembelajaran di YPIA.
BAB III
Pembahasan
Bab ini membahas tentang penerapan keterampilan komunikasi dan
psikologi audit dalam pelaksanaan audit internal berdasarkan rujukan teori
yang diperoleh
BAB IV
serta
memberikan
saran-saran
yang
dapat
dipergunakan
Page 3 of 21
BAB II
RUJUKAN TEORI
2.1 Komunikasi Dalam Audit
2.1.1
Page 4 of 21
Jenis Komunikasi
Secara garis besar komunikasi dapat dibedakan menjadi 2 (dua) bagian
besar, yaitu :
a. Komunikasi verbal, yaitu suatu proses komunikasi dengan menggunakan
simbol atau lambang-lambang. Simbol-simbol yang digunakan selain sudah
ada yang diterima menurut konvensi internasional seperti simbol lalu-lintas,
alfabet latin, simbol matematika, juga terdapat simbol-simbol lokal yang
hanya bisa dimengerti oleh kelompok-kelompok masyarakat tertentu.
b. Komunikasi non-verbal, yaitu proses komunikasi dilakukan dengan
menggunakan kode-kode non-verbal. Contohnya berkomunikasi dengan
menggunakan gerak tubuh (body language)
Dalam
konteks
organisasi,
menurut
Soejono
Trimo
(Analisis
yang
berlangsung
pada
saat
bawahan
(subordinate)
Page 6 of 21
2.1.5
Manfaat komunikasi
Apabila hambatan dalam berkomunikasi dapat dihilangkan atau
setidaknya diperkecil maka kemungkinan komunikasi yang dilaksanakan akan
menjadi lebih baik. Komunikasi yang dilakukan dengan baik dalam suatu
organisasi dapat memberikan mafaat, seperti :
a. Kelancaran tugas-tugas lebih terjamin
Komunikasi yang baik memudahkan seorang auditor untuk menggali
informasi seakurat mungkin yang bermanfaat untuk mendukung kelancaran
audit.
b. Biaya biaya dapat ditekan
Informasi yang akurat membantu auditor dalam melakukan pengujianpengujian yang efisien dan tepat sasaran
c. Meningkatkan partisipasi
Dalam suatu hubungan komunikasi yang baik, pihak auditan akan dengan
lebih partisipatif dalam memberikan informasi yang dibutuhkan oleh auditor
d. Pengawasan dapat dilakukan dengan baik
Hal-hal yang menyangkut seluruh aktifitas yang dilakukan dapat diketahui sedini
mungkin jika komunikasi antar individu dibangun dengan baik.
2.2.1
Pengertian Psikologi
Psikologi dalam sejarahnya berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu psyche
yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Psikologi dapat diartikan
sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang jiwa manusia. Hal ini berkaitan
dengan kepribadian, perilaku, dan sifat manusia.
Manusia sebagai individu merupakan kesatuan yang integral dan tidak dapat
dipisah-pisahkan antara aspek-aspek fisiologis, psikologis, dan sosial sebagai
berikut :
a. Aspek Fisiologis
Manusia sebagai organisme dengan segala masalah biologis serta fungsinya
seperti fungsi penginderaan, fungsi kelenjar, fungsi susunaan syaraf
pusat,fungsi peredaaraan darah, dan lain sebagainya
b. Aspek Psikologis
Manusia dengan segala fungsi kemampuan psikis seperti pengamatan,
perasaan, pikiran dan sebagainya
c. Aspek Sosial
Manusia dengan penghayatan pada kedua hal diatas dalam interaksinya
dengan lingkungan atau dunia luar, baik secara pasif maupun aktif.
Dalam setiap tingkah laku, aspek-aspek tersebut memainkan peranannya
sendiri-sendiri namun dalam keadaan tertentu salah satu aspek mungkin lebih
menonjol dari aspek lainnya. Untuk memahami makna tingkah laku, semua
aspek tersebut perlu diperhitungkan peranannya.
2.2.2
Praktek Psikologi
Dalam prakteknya, cara dan gaya berkomunikasi yang tepat dari seorang
auditor sangat dipengaruhi oleh keterampilan psikologi yang dimilikinya. Untuk
melakukan komunikasi yang efektif seorang auditor harus mampu membaca dan
mencermati lingkungan disekitarnya. Di mana dan sedang dalam kondisi apa dia
saat ini berada, situasi apa yang secara umum sedang terjadi disekitarnya, dan
dengan siapa dia berhadapan. Jika hal-hal tersebut dapat dicermati dengan baik,
maka auditor dapat dengan mudah menentukan bagaimana sikap dan cara
Page 8 of 21
berkomunikasi yang tepat dengan lingkungan sekitar. Dalam hal ini kaitan
peranan faktor psikologi dengan praktek audit bagi seorang auditor adalah :
a. Penguasaan personal, yakni ketrampilan untuk mengklarifikasi dan
memahami visi orang, dan mempunyai kesabaran dalam mencapai tujuan
b. Ketrampilan membuat asumsi, generalisasi, gambaran atau kesan secara
mendalam dalam memahami kehidupan dan menentukan sikap yang harus
diambil.
c. Ketrampilan dalam menciptakan visi bersama sehingga segala usaha menuju
tujuan tersebut tercapai.
Seorang auditor harus dapat menciptakan suasana nyaman dan aman
sehingga secara psikologis auditan tidak merasa terancam dalam memberikan
segala sesuatu atau informasi yang akan dibutuhkan dalam pelaksanaan proses
audit.
Secara normal aspek psikologis bekerja bedasarkan aspek fisiologis
yang sehat dan disesuaikan dengan keadaaan linngkungan sosial, fasilitas
sekitarnya, serta nilai-nilai kehidupan yang ada. Kesatuan dari ketiga aspek
tersebut dalam perkembangannya pada setiap orang berbeda.
-----oooOOOooo-----
Page 9 of 21
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
3.1. Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tenaga Auditor
3.1.1. Kebijakan Sistem Rekrutmen dan Penempatan
Pada umumnya pegawai yang ditempatkan di Unit Internal Audit adalah
hasil perekrutan baru yang masih minim kompetensi baik dari sisi pengalaman
maupun keterampilan. Sehingga secara umum perusahaan masih membutuhkan
banyak waktu dan biaya untuk meningkatkan kompetensi auditor tersebut.
Kebijakan rekrutmen dan penempatan tenaga auditor belum sepenuhnya
memperhatikan konsep the right men on the right place. Para auditor yang
ditempatkan belum melalui semacam proses assesment untuk mengetahui
tingkat kelayakan dan karakter pribadi tenaga auditor yang dibutuhkan.
Sering kali auditor-auditor baru mengalami kebuntuan pada saat
pelaksanaan audit. Hal ini disebabkan auditor baru belum mampu memahami
situasi, lingkungan, dengan siapa dia berhadapan, dan permasalahan apa yang
sebenarnya dihadapi saat itu. Auditor tersebut sulit untuk berkomunikasi dengan
cara yang tepat dan pada akhirnya dia menggunakan cara-cara yang cenderung
arogan.
Kebijakan rekrutmen/penempatan pegawai di Unit Internal Audit yang
semacam ini sudah saatnya diubah. Perusahaan seharusnya tidak memberikan
kesan asal-asalan dalam memenuhi kebutuhan tenaga auditor. Penempatan
tenaga auditor seharusnya tetap memperhatikan faktor keahlian, keterampilan,
dan pengalaman tanpa mengesampingkan faktor karakter dan kepribadian calon
auditor.
Perubahan sistem dan kebijakan rekrutmen ini dapat dilakukan sebagai
berikut :
1. Penetapan Persyaratan Minimal
Persyaratan minimal yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
a. Masa Kerja dan Pengalaman
b. Latar Belakang Pendidikan (formal dan non-formal)
c. Kemampuan dan Keterampilan Teknis (komputer dan aplikasi)
Page 10 of 21
Page 11 of 21
Page 12 of 21
audit dilaksanakan.
Pada umumnya, Daftar Pertanyaan Audit ini belum sepenuhnya dapat
memberikan informasi yang jelas dan berguna bagi auditor. Hal ini disebabkan
daftar pertanyaan tersebut masih berbentuk checklist dengan menggunakan
bahasa pertanyaan yang bersifat tertutup seperti apakah, sudahkan, adakah dan
hanya menggunakan pilihan jawaban ya dan tidak saja.
Agar dapat lebih memberikan manfaat kepada auditor, sebaiknya Daftar
pertanyaan menggunakan bahasa pertanyaan yang bersifat terbuka seperti
bagaimanakah, uraikan, jelaskan, dan lain sebagainya. Dengan pertanyaan
seperti itu maka jawaban dari auditan diharapkan akan lebih terperinci, lengkap,
dan memberikan informasi yang lebih mendalam.
3.2.3. Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses interaksi yang dilakukan dengan
komunikasi lisan dengan menggunakan metode tanya jawab yang mempunyai
tujuan untuk menggali informasi tertentu. Wawancara merupakan salah satu
bentuk dari komunikasi langsung (direct communication). Pada dasarnya
wawancara dilakukan secara berhadap-hadapan fisik antara auditor dan auditan
Dalam situasi seperti ini diperlukan keterampilan komunikasi dan psikologi
yang baik.
Page 13 of 21
bahwa
yang bersikap
merasa
aman, nyaman dan tidak merasa terancam sehingga informasi audit dapat
diperoleh sesuai tujuannya. Pada kondisi demikian auditor diharapkan dapat
menjaga penampilan diri, menguasai suasana dan benar benar menimbulkan
suasana yang bebas pada auditan
Dalam prakteknya, wawancara sering kali dipersamakan dengan
interogasi. Auditor tidak memperhatikan dan bahkan tidak berusaha untuk
membuat kondisi senyaman mungkin. Misalnya, auditor tidak mau melakukan
wawancara selain di ruang kerja auditor, wawancara dilakukan di dalam ruangan
yang hanya berisi sekelompok auditor saja sehingga auditan seolah-olah sedang
disidang.
Page 14 of 21
suka, takut, dan was-was biasanya akan cenderung bersikap tertutup dan
menjawab apa adanya. Kondisi ini dapat menjadi lebih parah manakala auditan
bersikap defensive, melawan, dan tidak mau bekerja sama. Tujuan utama dari
wawancara untuk menggali informasi sedetil mungkin pun dengan sendirinya
akan gagal.
3.2.4. Pemaparan dan Penyampaian Hasil Audit
Bentuk komunikasi pada akhir satu rangkaian penugasan adalah
pemaparan dan penyampaian hasil audit. Pada situasi ini auditor masih harus
memperhatikan dan mencermati situasi dan psikologi lingkungan auditan pada
saat itu. Hal ini penting agar pada saat auditor memaparkan hasil auditnya
seluruh audience yang hadir mau mendengarkan dengan penuh antusias
sehingga tujuan untuk memperoleh penafsiran yang sama antara pesan atau
maksud yang disampaikan dengan yang diterima dapat terpenuhi.
Selanjutnya hasil audit kemudian dituangkan dalam bentuk laporan.
Laporan Hasil Audit adalah salah satu bentuk dari alat komunikasi dimana
melalui laporan ini internal auditor mengkomunikasikan hasil audit yang
diperolehnya kepada para pembaca laporan. Laporan ini harus menggambarkan
dengan jelas mengenai pesan yang disampaikan sehingga dapat diperoleh
kesamaan penafsiran sesuai dengan maksud dari auditor.
Agar komunikasi melalui laporan dapat berjalan efektif, maka dalam
membuat dan menyampaikan laporan auditor perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
1. Lengkap dan Informatif, hanya memuat poin-poin penting dari hal-hal yang
disampaikan, dirancang sedemikan rupa agar terhindar dari kesalahan
penafsiran dari pembacanya.
2. Pilihan Kata Yang Tepat, menggunakan bahasa yang sederhana, mudah
dimengerti dengan pilihan kata yang tepat.
3. Tepat Waktu, laporan harus disampaikan secara tepat waktu dan tidak terlalu
lama agar informasi-informasi yang disampaikan dapat memberikan manfaat
dan relevan dengan kondisi terkini.
Page 15 of 21
Keberhasilan dari suatu penugasan audit adalah rekomendasi yang diberikan dapat
secara tuntas menghilangkan akar permasalahan dan tidak terjadi lagi temuan berulang. Hal
ini sangat tergantung dari bagaimana dalam melakukan pekerjaannya auditor dapat dengan
semaksimal mungkin memperoleh segala informasi yang dibutuhkannya. Keterampilan
berkomunikasi adalah faktor yang sangat menentukan dalam setiap usaha menggali informasi
dari auditan Keterampilan berkomunikasi ini perlu didukung dengan keterampilan psikologi
agar auditor dapat menentukan cara dan gaya berkomunikasi yang tepat sehingga kelancaran
proses dan kualitas audit dapat lebih ditingkatkan.
-----oooOOOooo-----
Page 16 of 21
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari uraian yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
a.
Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi kelancaran proses audit adalah
terjalinnya hubungan komunikasi yang baik antara auditor dengan auditan. Dalam
hal ini auditor harus memiliki keterampilan komunikasi dan psikologi yang baik.
Pemahaman mengenai tingkah laku auditan menjadi penting manakala terjadi
interaksi antara auditor dengan auditan.
b.
c.
Auditor didorong untuk dapat mengenali dirinya sendiri dan tugas yang
diembannya. Pengendalian diri dalam berhubungan dengan lingkungannya seperti
penampilan,
kemampuan
dan
keahlian,
etika
pergaulan,
kemampuan
e.
Dalam hal ini dituntut peran serta perusahaan dalam hal pengembangan wawasan
perusahaan dengan merancang suatu sistem dan kebijakan yang berkaitan dengan
program pengembangan kompetensi para auditornya.
Page 17 of 21
4.2. Saran-Saran
Adapun saran-saran perbaikan yang dapat diberikan penulis adalah sebagai
berikut :
a. Manajemen melalui Divisi Umum dan SDM secara bersama-sama dengan Divisi
Internal Audit agar :
1. Merancang kebijakan sistem rekrutmen dan penempatan tenaga auditor
dengan mengedepankan prinsip the right man on the right place
2. Menetapkan standar kompetensi minimal dan melakukan proses assesment
bagi para calon auditor yang akan ditempatkan di Divisi Internal Audit
3. Merancang sistem
Page 18 of 21
DAFTAR PUSTAKA
1. Materi Komunikasi dan Psikologi Audit, Yayasan Pendidikan Internal Audit (2014)
2. Analisis Kepemimpinan, Soejono Trimo (1986)
3. Makalah Pendekatan Psikologi dan Komunikasi Audit Dalam Mendukung Penugasan
Profesional Audit, Achmad Badjuri (2008)
4. Teknik Komunikasi Audit, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (2007)
Page 19 of 21
CURRICULUM VITAE
A.
B.
PERSONAL DATA
Full Name
M. ERICK CRIZAL
Current Address
Contact Number
Gender
Male
Marital Status
Married
Nationality
Indonesian
EDUCATIONAL BACKGROUND
a. Formal
1984 1990
1990 1993
1993 1996
2005 2009
b. Non-Formal
1996 1997 :
Accounting for Banking
NBABusinessCollege Jakarta
(4 subjects)
2002 present
:
Professional Degree of AAAI-K
Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI)
2002 present
:
Professional Degree of Qualified
Internal Auditor (QIA)
(On process)
Yayasan Pendidikan Internal Auditor (YPIA)
C.
FAMILY BACKGROUND
No
Full Name
Age
Educational
Background
Family Status
M. Erick Crizal
37
S1
Husband
Suzy LaureenReskeHendriks
35
S1
Wife
Children
Page 20 of 21
D.
E.
Children
WORK EXPERIENCES
1997 1998
: Administration Staff
PT. Bina Setia Corpora (Labour Supplier)
1998 1999
1999 2000
2000 2010
CERTIFICATES
2005
2009
2002 - 2009
Page 21 of 21