Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Untuk mengetahui ada tidaknya kandungan hidrokarbon didalam suatu batuan, ada
beberapa jenis hal yang harus dilakukan, yaitu :
1. Analisa odor / ignition test (pengujian bakar)
Metode ini merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui
keberadaan minyak di dalam suatu batuan tertentu dengan menganalisa bau yang
dihasilkan oleh kepingan batuan tersebut setelah melalui proses pembakaran.
Cutting yang mengindikasikan keberadaan hidrokarbon akan memiliki bau
tertentu, berikut ini adalah klasifikasinya :
none :
tidak berbau
poor :
agak berbau
fair
:
berbau
good :
berbau kuat
2. Analisa staining
Metode ini dapat digunakan untuk mengetahui keberadaan minyak didalam
batuan dengan cara mengidentifikasi noda yang ditinggalkan oleh kepingan
batuan yang dicampurkan dengan larutan tertentu, seperti etanol. Kepingan
batuan yang mengandung minyak akan meninggalkan noda yang terlihat cukup
jelas. Berikut ini adalah tabel klasifikasi stainning
%Stain
0
0 40
40 85
85 - 100
Show Number
0 (Tidak Bernoda)
1 (Sedikit Bernoda
2 (Bernoda)
3 (Bernoda Banyak )
3. Analisa fluorescence
Metode ini merupakan salah satu metode yang digunakan untuk
mengetahui keberadaan hidrokarbon didalam batuan dengan mengidentifikasi
cahaya yang terbentuk akibat sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh minyak.
Warna yang dihasilkan tergantung berat jenis yang dimiliki oleh minyak
didalamnya. Berikut ini adalah tabel klasifikasi warna fluorescence
Warna Fluoresence
Coklat
Orange
Kuning Cream
Putih
Biru putih sampai violet
Foto 2. Pembakaran sebagian sampel cutting untuk selanjutnya dilakukan analisa odor
(dokumentasi pribadi)
3. Analisa Fluoresence
Kemudian metode selanjutnya yang dilakukan setelah analisis odor adalah,
analisis fluorescence, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, metode ini merupakan
metode analisis yang digunakan untuk mengetahui jenis warna yang dihasilkan oleh
sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh kepingan-kepingan batuan. Hal-hal yang harus
dilakukan dalam metode analisis ini adalah :
- Sampel cutting dimasukkan kedalam tabung reaksi
- Lalu larutan tertentu seperti ethanol dicampurkan kedalam tabung reaksi tersebut
- Setelah terjadi percampuran antara sampel cutting dengan ethanol, maka tabung
reaksi dimasukkan kedalam tabung fluoroscence
- Sampel Cutting yang mengandung minyak, akan memendarkan sinar ultraviolet
tertentu
Foto 4. Contoh warna sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh sampel cutting pada
tabung fluoeresence (dokumentasi pribadi).
4. Analisa Stainning
Setelah analisis fluoroscence, metode selanjutnya yang harus dilakukan adalah
analisa Staining, hal-hal yang harus dilakukan dalam metode ini adalah :
- Sampel cutting dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- Larutan ethanol dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- Setelah terjadi percampuran antara kepingan batuan dan larutan ethanol, kemudian
sedikit dari campuran tersebut dituangkan ke sebuah tisu kering
Foto 5. Stain (noda) yang terlihat pada kertas tisu (dokumentasi pribadi).
5. Analisa Oil Cut
Metode analisis terakhir yang harus dilakukan adalah metode oil cut, didalam
pelaksanaan analisis ini ada beberapa hal yang harus dilakukan diantaranya :
- Sampel cutting diletakkan pada suatu cawan dalam suat ukuran tertentu
- Kemudian cawan tersebut diletakkan ke dalam tabung fluorescence
- Setelah itu, pelarut tertentu dituangkan kedalam kepingan kepingan batuan
tersebut (sampel cutting)
- Kecepatan pelarutan yang terjadi akan mengindikasikan apakah sampel cutting
tersebut mengandung minyak atau tidak
D. Tabel Data
memiliki warna hitam dengan ukuran butir lanau. sortasinya baik dengan bentuk butir
yang rounded, memiliki porositas baik dan permeabilitas yang buruk. Batuan ini
tersusun oleh material sedimen berukuran halus (lempung-lanau). Berdasarkan
analisis-analisi yang telah dilakukan untuk mengetahui potensi keberadaan minyak
idalam sampel ini, maka didapatkan hasil-hasil sebagai berikut :
Analisis odor yang dilakukan pada sampel cutting ini menunjukkan
bahwa setelah mengalami pembakaran, sampel cutting 3 ini
menghasilkan bau yang jelas bukan berasal dari cawan yang ikut
terpanaskan, sehingga pada tahapan ini, sampel cutting 3 dikategorikan
kedalam jenis yang berbau (fair)
Kemudian tahapan selanjutnya, yaitu analisis fluorescence. Pada saat
sampel yang telah tercampur dengan ethanol dimasukkan kedalam
tabung fluorescence, dapat terlihat bahwa pada tahap ini sampel cutting 3
memancarkan warna yang cukup berbeda dengan 2 sampel lainnya,
warna yang dihasilkan oleh sampel ini adalah warna biru tua
Setelah analisis fluorescence dilakukan, tahapan analisis selanjutnya
adalah analisis staining. Pada tahapan ini, campuran sampel cutting 3 dan
ethanol yang dituangkan ke kertas tisu meninggalkan sedikit noda yang
dapat terlihat, sehingga pada analisis ini, sampel cutting 3 dikategorikan
kedalam kelompok sedikit noda
Karena ketiga analisis sebelumnya menunjukkan bahwa terdapat indikasi
keberadaan minyak di dalam sampel cutting 3, maka untuk mendapatkan
hasil yang lebih valid dilakukan analisis oil cut. Setelah dilakukan
analisis oil cut, dapat diketahui bahwa sampel cutting 3 termasuk
kedalam kelompok yang bereaksi dengan cepat.
F. Interpretasi
Setelah melakukan berbagai jenis analisis dan juga deskripsi, maka dapat diketahui
bahwa salah satu diantara ketiga sampel cutting yang dianalisa memiliki kandungan
hidrokarbon, sehingga sampel tersebut dapat dikategorikan sebagai suatu source rock.
Sedangkan dua sampel lainnya dapat dikategorikan sebagai reservoar yang mampu
menampumg hidrokarbon pada saat lepas dari source rock. Dan berikut ini adalah
penjelasannya :
1. Batuan Induk (Source Rock)
Sampel cutting yang diduga dapat berperan sebagai source rock adalah sampel
cutting 3 yaitu sampel yang berada pada kedalaman paling dangkal atau bisa
dikatakan berumur paling muda. Hal ini dapat diketahui berdasarkan analisis analisis
yang teah dilakukan sebelumnya, dan setiap analisis-analisis tersebut mengindikasikan
bahwa sampel cutting 3 ini memiliki kandungan hidrokarbon. Sebenarnya tanpa harus
melakukan analisis-analisis tersebut, sudah dapat dilihat bahwa sampel cutting 3 ini
memang memiliki kandungan hidrokarbon, hal ini dapat dilihat dari kondisi petrofisik
yang dimilikinya. Selain ukurannya yang halus, warnanya pun cenderung gelap, yang
H. Daftar Pustaka
Dosen dan Asisten Laboratorium Sedimentografi. 2014. Buku Panduan Praktikum
Geologi Minyak dan Gas Bumi 2013/2014. Yogyakarta : Laboratorium
Sedimentografi Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada