Anda di halaman 1dari 5

Gonorrhea

Definisi: semua penyakit yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae.


Etiologi: Neisseria gonorrhoeae.
Gram (-), diplokokus, berbentuk biji kopi.
Tahan asam, intra/ekstraselular (leukosit).
Tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati dalam keadaan kering, tidak tahan
suhu >390C, tidak tahan desinfektan.
4 tipe: tipe 1&2 mempunyai vili yang bersifat virulen, sedangkan tipe 3&4 tidak
bervili dan tidak virulen.
Insidensi:
Remaja dan dewasa muda, laki-laki 1,5x > dari wanita, lebih sering pada pria
homoseksual, jika terjadi pada anak mengindikasikan adanya child sexual abuse.
Transmisi:
Kontak seksual dan secara vertikal (dari ibu ke bayi saat partus).
Faktor risiko:
Berhubungan sex dengan orang yang terinfeksi tanpa pengaman, multiple sexual
partners, bayi (karena melewati birth canal ibu yang terinfeksi), anak-anak (akibat sexual
abuse), PID (misal: pengunaan IUD).
Gejala:
Masa tunas: pria 2-5 hari (lebih lama bila diobati sendiri, dosis tidak cukup); wanita
sulit ditentukan.
Pada pria:
Infeksi pertama: uretritis.
Komplikasi:
o Lokal: tysonitis, parauretritis, littritis, cowperitis.
o Ascendens: prostatitis, vesikulitis, vas deferentis/funikulitis, epididimitis,
trigonitis.
Pada wanita:
Infeksi pertama: uretritis, sevisitis.
Komplikasi:
o Lokal: parauretritis, bartholinitis.
o Ascendens: salpingitis, PID.
Komplikasi diseminata pada pria dan wanita dapat berupa: artritis, miokarditis,
endokarditis, perikarditis, meningitis, dermatitis.
Kelainan lain akibat kontak kelamin selain genitogenital: orofaringitis, proktitis,
konjungtivitis.
Pada Pria:
Uretritis. Paling sering dijumpai: uretritis anterior akuta, menjalar ke proksimal,
mengakibatkan komplikasi lokal, asendens, dan diseminata. Gejala: gatal + panas
di distal uretra sekitar ostium uretra eksternum, disuria, polakisuria, keluar duh
kadang + darah, nyeri saat ereksi, pembesaran KGB inguinal (uni/bilateral).
Tysonitis. (Tyson kelenjar yang menghasilkan smegma). Biasanya terjadi pada
penderita yang preputiumnya panjang + higiene buruk. Gejala: butir
pus/pembengkakkan daerah frenulum yang nyeri tekan, bila duktus tertutup
abses dan menjadi sumber infeksi laten.

Parauretritis. Pada orang dengan OUE terbuka/hipospadia. Gejala: butir pus


pada kedua muara parauretra.
Littritis. Gejala: pada urin ditemukan benang2/butir2. Salah satu saluran
tersumbat abses folikular.
Cowperitis. Bila pada duktus saja biasanya tanpa gejala, bila pada kelenjar dapat
terjadi abses. Gejala: nyeri + benjolan pada perineum + rasa penuh dan panas,
nyeri saat defekasi, disuria. Bila abses tidak diobati pecah melalui kulit
perineum, uretra, atau rektum dan mengakibatkan proktitis.
Prostatitis. Gejala prostatitis akut: rasa tidak enak di perineum & suprapubis,
malaise, demam, disuria, hematuria, spasme otot uretra retensi urin, tenesmus
ani, sulit BAB, obstipasi, pembesaran prostat + konsistensi kenyal, nyeri tekan,
dan ada fluktuasi bila abses. Abses pecah masuk uretra posterior/arah rektum
proktitis. Gejala bila menjadi kronik: ringan & intermiten, kadang menetap, rasa
tidak enak pada perineum/bila duduk terlalu lama. Prostat terasa kenyal,
berbentuk nodus, sedikit nyeri tekan.
Vesikulitis. Merupakan radang akut yang mengenai vesikula seminalis dan
duktus ejakulatorius, dapat timbul menyertai prostatitis/epididimitis akut. Gejala:
demam, polakisuria, hematuria terminal, nyeri saat ereksi/ejakulasi, vesikula
seminalis membengkak dan keras seperti sosis, memanjang di atas prostat.
Vas deferentitis/funikulitis. Gejala: nyeri abdomen bagian bawah pada sisi
yang sama.
Epididimitis. Biasanya unilateral dan disertai epididimitis. Predisposisi: trauma
uretra posterior. Gejala: epididimis bengkak, panas, juga terjadi pada testis,
sehingga menyerupai hidrokel sekunder, nyeri tekan, bila pada kedua epididimis
dapat mengakibatkan sterilitas.
Trigonitis. Infeksi asenden menyebabkan infeksi trigonum vesika urinaria. Gejala:
poliuria, disuria, hematuria.

Pada wanita:
Masa perkembangan wanita:
o Prapubertas: epitel vagina belum berkembang (tipis) dapat terjadi
vaginitis gonore.
o Reproduktif: mukosa vagina matang, tebal dengan banyak glikogen dan
basil Doderlein. Basil Doderlein akan memecah glikogen suasana asam
tidak menguntungkan tumbuhnya gonococci.
o Menopause: mukosa vagina atrofi, suasana asam berkurang
menguntungkan tumbuhnya gonococci.
Pada mulanya hanya serviks yang terkena infeksi. Duh tubuh mukopurulen
(mengandung banyak gonococci) mengalir keluar menyerang uretra, duktus
parauretra, kelenjar Bartholin, rektum, ke atas hingga ovarium.
Uretritis. Gejala: disuria, kadang poliuria. OUE tampak merah, edema, sekret
mukopurulen (+).
Parauretriris/skenitis. Kelenjar parauretra dapat terkena, tetapi abses jarang
terjadi.
Servisitis. Gejala: dapat asimtomatik, kadang nyeri pada punggung bawah,
serviks kemerahan, erosi,sekret mukopurulen (+). Sekret lebih banyak bila
akut/disertai vaginitis e.c. Trichomonas vaginalis.
Bartholinitis. Gejala: labium mayor pada sisi yang terkena membengkak, merah,
nyeri tekan. Kelenjar Bartholin membengkak, nyeri sekali bila pasien berjalan,
sukar duduk. Bila salurannya tersumbat abses dan dapat pecah melalui
mukosa/kulit. Bila tidak diobati rekuren/menjadi kista.

Salpingitis. Dapat bersifat akut/subakut/kronis. Infeksi langsung dari serviks


sampai daerah salping dan ovarium sehingga dapat menyebabkan PID (pelvic
inflammatory disease). PID dapat menuebabkan sterilitas dan kehamilan ektopik.
Gejala: nyeri pada abdomen bawah, duh tubuh vagina, disuria, menstruasi
abnormal.

Infeksi nongenital:

Proktitis. Biasanya karena hubungan genitoanal. Gejala: pada wanita biasanya


lebih ringan dari pria, terasa seperti terbakar pada daerah anus, mukosa
eritematosa, edematosa, tertutup pus mukopurulen.
Orofaringitis. Infeksi akibat kontak orogenital. Keluhan sering asimtomatik, bila
ada keluhan sukar dibedakan dengan infeksi tenggorokan lain, tampak eksudat
mukopurulen yang ringan/sedang.
Konjungtivitis. Dapat terjadi pada bayi yang baru lahir dari ibu yang menderita
servisitis gonore. Pada orang dewasa penularan melalui tangan/alat-alat. Gejala:
fotofobia, konjungtiva bengkak, merah, eksudat mukopurulen. Bila tidak diobati
ulkus kornea, panoftalmitis, kebutaan.
Gonore diseminata. 1%. Banyak ditemukan pada penderita gonore
asimtomatik sebelumnya, terutama wanita. Gejala: artritis (monoartritis),
miokarditis, endokarditis, perikarditis, meningitis, dermatitis.

Patogenesis:
Transmisi melalui kontak
Masuk ke dalam
lumen (uretra, vagina,
anal, faring)
Attachment dan penetrasi
gonococci ke sel host (sel epitel
silindris tidak bercilia) dimediasi
oleh Pili, PorB, dan Opa protein
Masuknya gonococci ke sel host
secara parasite-directed
endocytosis saat endositosis,
membran sel mukosa retraksi
membentuk vakuola yang berisi
Vakuola ditransport ke basis sel
dilepaskan secara eksositosis ke
jaringan subepitel bermultiplikasi
di membran basal
LOS dari gonococci
menstimulasi respon inflamasi
dan pelepasan TNF-
Terjadinya gejala gonococcal
disease

Gonococcal LOS memiliki aktivitas


endotoksik dan menyebabkan kerusakan
jaringan. Selain itu, LOS juga berperan
dalam resistensi gonococci terhadap
aktivitas bakterisidal dari serum orang
Gonococci dapat menggunakan host-derived
N-acetylneuraminic acid (sialic acid)
sialylate (sialilasi) komponen oligosakarida
pada LOS mengubah organisme yang
serum-sensitive menjadi serum-resistent

Gonococci
dengan
nonsialylated
LOS lebih

Gonococci dengan
sialylated LOS dapat
menutupi terjadinya
bactericidal antibody
binding epitope pada
LOS dan Por
menurunkan
opsonophagocytosis dan
menghambat stress
Diagnosis:
oksidatif
di PMN lebih
Didirikan atas dasar anamnesis, pemeriksaan klinis, pemeriksaan pembantu
yang terdiri
tidak invasif, tetapi lebih
atas 5 tahap:
1. Sediaan langsung.
Dengan pewarnaan gram gonokokus gram (-) intraselular dan ekstraseluler.
Bahan duh pria diambil dari daerah fosa navikularis, sedangkan wanita diambil
dari uretra, muara kelenjar bartolin, serviks, rektum.
2. Kultur.
Media transpor:
o Media Stuart.
o Media transgrow.
Media pertumbuhan:
o Mc Leods chocolate agar kuman lain juga dapat tumbuh.
o Media Thayer Martin selektif mengisolasi gonokok.
o Modified Thayer Martin.
3. Tes definitif.
Tes oksidase. Reagen mengandung larutan tetrametil-p-fenilendiamin
hidroklorida 1% ditambahkan pada koloni gonokok tersangka. Semua
Neisseria memberikan hasil positif dengan perubahan koloni yang semula
benung berubah menjadi merah muda-lembayung.
Tes fermentasi. Tes oksidase (+) dilanjutkan dengan tes fermentasi
memakai glukosa, maltosa, sukrosa. Kuman gonokok hanya meragikan
glukosa.
4. Tes beta laktamase.
Pemeriksaan ini dengan menggunakan cefinase TM disc. BBL 961192 yang
mengandung chromogenic cephalosporin, akan menyebabkan perubahan warna
dari kuning menjadi merah apabila kuman mengandung enzim beta laktamase.
5. Tes Thompson.
Tes ini berguna untuk mengetahui sampai dimana infeksi sudah berlangsung.
Pada tes ini syarat yang dibutuhkan:
Sebaiknya dilakukan setelah bangun pagi.
Urin dibagi dalam 2 gelas.
Tidak boleh menahan kencing dari gelas I ke gelas II.
Syarat mutlak kandung kencing harus menagndung air seni minimal 80100 mL.
Hasil pembacaan:
Gelas I
Gelas II
Arti
jernih
jernih
tidak ada infeksi
keruh
jernih
infeksi uretritis anterior
keruh
keruh
panuretritis
jernih
keruh
tidak mungkin

Pengobatan:
Perlu diperhatikan efektivitas, harga, dan sesedikit mungkin efek toksiknya.
Pilihan utama: penisilin dan probenesid, kecuali di daerah yang tinggi N.gonorrheae
penghasil penisilinase. Macam-macam obat:
1. Penisilin.
Efektif penisilin G prokain akua.
Dosis: 4,8 juta unit + 1 gram probenesid.
KI: alergi penisilin.
2. Ampisilin dan amoksisilin.
Ampisilin 3,5 gram + 1 gram probenesid.
Amoksisilin 3 gram + 1 gram probenesid.
KI: alergi penisilin.
3. Sefalosporin.
Seftriakson (generasi ke -3) 250 mg, IM.
Sefoperazon 0,5 1 gram, IM.
Sefiksim 400 mg PO, single dose.
4. Spektinomisin.
Dosis: 2 gram IM.
Baik untuk yang alergi penisilin dan gagal dengan pengobatan penisilin,
dan terhadap penderita yang juga tersangka penisilin.
5. Kanamisin.
Dosis: 2 gram IM.
Baik untuk yang alergi penisilin, gagal dengan pengobatan penisilin, dan
tersangka sifilis.
6. Tiamfenikol.
Dosis: 3 gram, PO.
Tidak dianjurkan pada kehamilan.
7. Kuinolon.
Ofloksasin 400 mg PO.
Siprofloksasin 250 500 mg PO.
Norfloksasin 800 mg PO.
Karena resistensi terhadap siprofloksasin dan ofloksasin semakin tinggi,
maka golongan kuinolon yang dianjurkan adalaj levofloksasin 250 mg PO.
Obat yang digunakan untuk gonorea penghasil penisilinase kuinolon, spektinomisin,
kanamisin, sefalosporin, dan tiamfenikol.

Anda mungkin juga menyukai