Anda di halaman 1dari 30

I.

TUJUAN PRAKTIKUM
I.1 Mahasiswa mampu memformulasikan sediaan sirup kering amoxicillin.
I.2

Mahasiswa mengetahui tahapan-tahapan dalam pembuatan sediaan sirup kering


amoxicillin.

I.3 Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap sediaan sirup kering amoxicillin.
II. DASAR TEORI
Bahan-bahan obat tertentu tidak memiliki stabilitas yang cukup baik dalam larutan
berair terutama bahan-bahan antibiotika, untuki menutupi kekurangan tersebut dibuatlah
sediaan

sirup

kering.

Sirup

kering

adalah

suatu

campuran

padat

yang

ditambahkan/didispersikan dengan air saat akan digunakan, sediaan ini sebenarnya


adalah bentuk suspensi kering tetapi sering disebut sebagai sirup kering. Sediaan sirup
kering ini digunakan untuk bahan obat yang tidak stabil dan tidak/sukar larut dalam
pembawa air. Komposisi sirup kering biasanya terdiri dari bahan pengsuspensi agar
campuran sirup kering dan air membentuk dispersi yang sempurna, bahan pembasah,
pemanis, pengawet, penambah rasa/aroma, buffer dan zat warna (FI IV, 1995).
Sediaan sirup kering dapat disimpan lebih lama daripada sediaan larutan karena
sirup kering tidak mengandung air sehingga lebih stabil. Tetapi bila sudah didispersikan
dengan air, sediaan harus digunakan dalam waktu kurang lebih 2 minggu untuk
menghindari kontaminasi mikroba yang dapat menurunkan aktivitasnya. Biasanya waktu
2 minggu ini adalah periode yang cukup bagi pasien untuk menghabiskan volume obat
sesuai resep.
Metode pembuatan sirup kering ada 3 macam, yaitu metode granulasi, serbuk, dan
campuran antara serbuk dan granul. Granulasi merupakan proses pembentukan partikelpartikel besar atau agregrat-agregrat dalam bentuk beraturan. Dari bahan asal yang sama,
bentuk granul biasanya lebih stabil secara fisik dan kimia daripada bentuk serbuk.
Setelah dibuat dan didiamkan beberapa waktu, granul tidak segera mengering atau
mengeras seperti balok bila dibandingkan dengan bentuk serbuknya. Namun granulasi
memiliki kelemahan yaitu memerlukan waktu yang lama untuk membuatnya
dibandingkan dengan membuat serbuk. Adapun tujuan granulasi adalah untuk
mendapatkan suatu partikel dengan ukuran yang lebih besar dari partikel asalnya

sehingga meningkatkan fluiditas serta memudahkan pencampuran, mengurangi debu, dan


menurunkan volume ruahan serbuk.
Metode serbuk merupakan metode pencampuran bahan-bahan dengan dibuat
serbuk untuk memudahkan penghomogenan semua bahan dimana bahan-bahan obat
biasanya sudah berupa serbuk. Kelebihan metode ini adalah kemudahan proses
pembuatannya sehingga waktu yang diperlukan lebih singkat. Sedangkan kelemahannya
adalah kemungkinan untuk menggumpal lebih besar karena antar partikel mudah untuk
menempel. Dan metode yang terakhir adalah metode campuran antara granul dan serbuk
memiliki kelebihan yang dimiliki oleh serbuk dan granul sehingga lebih stabil namun
waktu dan pengerjaannya lebih lama dan bahan tambahan yang digunakanpun lebih
banyak.
Pada praktikum kali ini, bahan aktif yang digunakan adalah amoxicillin.
Amoxicillin lebih aktif secara in vitro bila dibandingkan dengan ampisilin untuk
melawan Enterococcus faecalis, Helicobacter pylori, dan Salmonella sp. tetapi kurang
aktif dalam melawan Shigella sp.. Amoxicillin tahan terhadap inaktivasi oleh asam
lambung dan amoxicillin lebih cepat diabsorbsi ketika diberikan secara oral daripada
ampisilin. Puncak konsentrasi amoxicillin dalam plasma sekitar 5 mikrogram/mililiter
setelah 1 sampai 2 jam sesudah pemberian dosis 250 mg. Waktu paruh amoxicillin adalah
1 sampai 1,5 jam dan dapat diperpanjang pada janin, orang tua dan pasien dengan
gangguan ginjal berat. Amoxicillin dimetabolisme secara terbatas sebagai asam penikiloit
yang nantinya akan dieksresikan bersama urin. (Anonim, 2009)
Umumnya dosis amoxicillin peroral adalah 250 - 500 mg setiap 8 jam atau 500 875 mg setiap 12 jam. Untuk anak-anak > 10 tahun diberikan 125 - 250 mg setiap 8 jam.
Untuk anak yang memiliki berat badan < 40 kg diberikan dosis 20 - 40 mg/kg setiap hari
dibagi 8 jam (Anonim, 2009)
Pemerian amoxicillin adalah bentuk serbuk hablur, putih dan praktis tidak berbau.
Rumus molekul amoxicillin :
3H2O

C16H19N3O5S.3
H2O

amoxicillin memiliki BM sebesar 419,45 dan kelarutan amoxicillin adalah sukar larut
dalam air dan metanol, tidak larut dalam benzena, dalam karbon tetraklorida dan dalam
kloroform. Amoxicillin untuk suspensi oral mengandung tidak kurang dari 90,0% dan
tidak lebih dari 120,0 % C16H19N3O5S dari jumlah yang tertera pada etiket. pH sediaan
adalah 5,0 - 7,5 dalam suspensi yang disiapkan seperti pada etiket. (FI IV, 1995).
III. EVALUASI PRODUK REFEREN
1. Nama produk
Nama pabrik
Kandungan
mg
Indikasi

: Amoksisilin
: Eritha Pharma
: Amoksisilin trihidrat 250mg ; 125mg/5ml ; 500
: Infeksi yang disebabkan oleh strain bakteri yang
peka

infeksi

kulit

Staphylococcus
Streptococcus,

dan

bukan

jaringan

penghasil

S.pneumoniae,

E.

lunak.

Penisilinase,
coli.

Infeksi

saluran nafas; H. Influenza, Streptococcus, S.


pneumoniae,

Staphylococcus

bukan

penghasil

penisilanase, E.coli, P. Mirabilis dan Streptococcus


faecalis. Gonore : N. gonorrhoe (bukan penghasil
Kontra indikasi

penisilanase).
: hipersensitivitas, pasien dengan riwayat alergi

penisilin.
Efek samping
: reaksi

kepekaan

spterythematosus

maculo

papular, rash, urtikaria, serum sickness. Reaksi


kepekaan serius

dan

fatal adalah

anafilaksis

terutama pada penderita yang hipersensitivitas


penisilin. Ganguan saluran pencernaan seperti
Dosis

mual, muntah, dan diare, reaksi hepatologik.


: dewasa dan anak-anak dengan BB> 20Kg
250mg-500mg tiap 8jam. Anak-anak dengan BB<
20Kg sehari 20-40mg/kg BB dalam dosis bagi 8
jam.

Anak-anak

dengan

BB<

8kg

sebaiknya

diberikan sediaan sirup kering , dosis sebaiknya


diberikan sesudah makan.

Kemasan
2. Nama produk
Nama pabrik
Kandungan
Indikasi
Dosis

: sirup kering botol 60 ml.


: Amoxicillin
: indofarma
: 250mg-500mg, 125mg/5ml.
: infeksi saluran pernafasan dan kemih. Infeksi lain
seperti septikemia dan endokarditis.
: dewasa dan anak BB> 20Kg : sehari 250mg500mg. Anak BB < 20kg : 20-40 mg/kg BB dalam

Kemasan

sehari terbagi 3.
: Dus 100, 120 dan 250 kaps 250mg , dus 100,
120 kapl 500mg , botol kapl 100 500mg , botol 60

3. Nama produk
Nama pabrik
Kandungan

ml sirup kering.
: bufamoxy
: Bufa Aneka
: Amoxicilllin trihidrat setara dengan amoxicillin
500mg/kapsul.Amoxicilllin trihidrat setara dengan

Indikasi

amoxicillin 125 mg/ 5ml suspensi.


: infeksi disebabkan strain bakteri yang peka,
infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi saluran

Kontra indikasi
Efek samping
Dosis

pernafasan, infeksi saluran genitourinari.


: hipersensitivitas
: alergi, mual, muntah, dan diare
: anak-anak BB< 20kg 20-40mg/ kg BB/ hari
dalam dosis terbagi dalam tiap 8 jam. Dewasa dan

Kemasan
4. Nama produk
Nama pabrik
Kandungan
Indikasi

anak BB> 20kg : 250-500mg tiap 8 jam.


: Botol serbuk untuk 60ml sirup.
: amoxicillin
: hexpharm
: amoxicillin 500 mg, 125mg/5ml
: infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi saluran
nafas atas , bronkipneumonia, otitis media, infeksi

Kontra indikasi
Dosis

saluran genital, isk, gonore tidak terkomplikasi.


: hipersensitivitas terhadap beta lactam
: dewasa dan anak BB< 20kg : 20-40mg/kg BB/
hari dalam dosis terbagi tiap 8 jam, dewasa dan

Kemasan
5. Nama produk
Nama pabrik

anak BB > 20kg sehari 3x1 kapl.


: dus kapl 100 500mg , botol 60 ml sirup kering.
: Ancla
: meprofarm

Kandungan

Indikasi
Kemasan

klavulanat 125 mg (62,5mg) tiap tablet / 5ml sirup


: antibiotika
: botol 60 ml sirup kering , botol 5x6 tablet

6. Nama produk
Nama pabrik
Kandungan

amoxicillin

anhidrat

500mg

(250mg)

asam

: aclam
: Lapi
: amoksisilin 500mg (125mg) (250mg) asam

Indikasi

klavulanat 125mg tiap 5ml sirup.


: infeksi saluran nafas atas dan bawah , saluran

Dosis

kemih, jaringan lunak, pasca op dan septikemia.


: dewasa dan anak > 12 tahun : sehari 3x500mg
7-12tahun : sehari 3x2 sendok sirup. 2-7tahun :

Kemasan

sehari 3x1 sendok sirup.


: botol 60ml sirup forte dan sirup kering.

IV. STUDI PRAFORMULASI BAHAN AKTIF


IV.1 STUDI PUTAKA
1.1

Antibiotik

Antibiotika adalah zat yang dibentuk oleh mikroorganisme yang dapat


menghambat atau membunuh pertumbuhan mikroorganisme lain. Antibiotika dapat juga
dibentuk oleh beberapa hewan dan tanaman tinggi.
Menurut Munaf (1994), berdasarkan aktivitas antimikrobanya turunan penisilin
dibagi menjadi beberapa kelompok sebagai berikut:

Penisilin G dan penisilin V yang sangat aktif terhadap kokus gram positif, tetapi
mudah dihidrolisir oleh penisilanase. Sehingga obat ini tidak aktif terhadap sebagian
besar strain stafilokokus.

Penisilin retensi penisilanase seperti metisilin, nafsilin, oksasilin, kloksasilin,


diklosasilin, kurang sensitif terhadap mikroorganisme yang sensitif terhadap
penisilin G, tetapi merupakan obat pilihan terhadap stafilokokus aureus penghasil
penisilanase.

Ampisilin, amoksisilin dan hetasilin termasuk satu grup penisilin dimana aktivitas
antimikrobanya lebih luas termasuk mikroba gram negatif seperti Hemofilus
influenza, Eshericia coli, Prosteus mirabilis.

Karbenislin, tikarsilin, dan azlosilin digunakan untuk Pseudomonas, Enterobacter,


dan spesies Proteus.

Grup penisilin baru. Mezlosin dan piperasilin berguna untuk Klebsiela dan
mikroorganisme gram negatif tertentu.

1.2 Amoksisilin
Amoksisilin adalah antibiotika golongan -laktam dengan spektrum luas,
digunakan untuk pengobatan infeksi pada saluran napas, saluran empedu dan saluran
seni, gonorhu, gastroenteritis, meningitis dan infeksi karena Salmonella sp., seperti
demam tipoid. Amoksisilin merupakan turunan penisilin yang tahan asam tetapi tidak
tahan terhadap penisilanase. Beberapa keuntungan dibandingkan ampisilin adalah
penyerapan obat dalam saluran cerna lebih sempurna, sehingga kadar darah dalam
plasma dan saluran seni lebih tinggi, serta adanya makanan tidak mempengaruhi
penyerapan obat (Siswandono dan Soekardjo, 1995).
Amoksisilin telah dilaporkan untuk lebih aktif daripada ampisilin terhadap
Enterococcus faecalis, Helicobacter pylori, dan Salmonella spp., tetapi kurang aktif
melawan Shigella spp.
Amoksisilin menjadi inaktif oleh beta laktamase dan telah dilaporkan dapat
menimbulkan resistansi silang antara amoksisilin dan ampisilin. Spektrum aktivitas
amoksisilin dapat diperpanjang dengan menggunakan inhibitor beta-laktamase seperti
asam klavulanat. Juga membalikkan resistensi amoksisilin terhadap strain-betalactamase- yang memproduksi spesies lain, asam klavulanat juga telah dilaporkan untuk
meningkatkan aktivitas amoksisilin terhadap beberapa spesies umumnya tidak dianggap
sensitif. Hal ini termasuk Bacteroides, Legionella, dan Nocardia spp., Haemophilus
influenzae,

Moraxella

catarrhalis

(Branhamella

catarrhalis),

dan

Burkholderia

pseudomallei (Pseudomonas pseudomallei). Namun, Ps. aeruginosa, Serratia marcescens,


dan banyak bakteri Gram-negatif lainnya tetap tahan. Resistensi Transferable dilaporkan
pada di H. pylori.

Amoksisilin terdapat dalam beberapa bentuk yaitu :


Nama bahan aktif
Amoksisilin

1. Pemerian : Serbuk hablur, putih, praktis tidak berbau


2. Kelarutan : Sukar larut dalam air dan methanol tidak
larut daam benzene, dalam karbontetraklorida dan
dalam kloroform

3. Tahan terhadap pemanasan


4. Sulit terbasahi air
Amoksisilin trihidrat

5. pH 3,5-6
1. Pemerian : putih atau hampir putih, bubuk kristal.
2. Kelarutan : Sedikit larut dalam air; sangat sedikit larut
dalam alkohol; praktis tidak larut dalam minyak lemak.
Larut dalam larutan encer asam dan hidroksida alkali
encer. Larutan 0,2% amoksisilin trihidrat dalam air
memiliki pH 3,5-5,5. Simpan dalam wadah kedap
udara. 1 dalam 400 bagian air ; 1 dalam 1000 bagian
alkohol ; 1 dalam 200 bagian etil alkohol ; praktis tidak
larut dalam CHCl3, eter, CCl4, campuran munyak 0,3%
larut dalam air..
3. Kesetaraan : 1 g amoksisilin setara dengan 1,15 g
amoksisilin trihidrat

Amoksisilin Natrium

4. Stabilitas : stabil pada pH 3,5 5,5


1. Pemerian : serbuk hablur putih atau hampir putih,
bubuk sangat higroskopik.
2. Kelarutan :Sangat mudah larut dalam air, agak sukar
larut dalam etanol, sangat sukar larut dalam aseton,
praktis tidak larut dalam kloroform dan eter. Larutan
10% amoksisilin natrium dalam air memiliki pH 8,010,0. Simpan dalam wadah kedap udara.
3. Stabilitas : stabil pada pH 5,8-6,5

IV.2. ALASAN PEMILIHAN BAHAN AKTIF


Dalam praktikum kali ini, kami akan membuat sediaan antibiotik. Berdasarkan hasil
studi pustaka yang telah dilakukan menunjukkan bahwa antibiotik yang mempunyai aktivitas
antimikroba luas dan aktif membunuh mikroba gram negatif seperti Hemofilus influenza,
Eshericia coli, Prosteus mirabilis adalah ampisilin, amoksisilin dan hetasilin. Amoksisilin
adalah derivat-hidroksi dengan aktivitas sama dengan ampisilin. Tetapi resorbsinya lebih
lengkap dan pesat dengan kadar darah dua kali lipat. Waktu paruhya 1-2 jam. Persentasi
pengikatan pada protein jauh lebih ringan daripada pen-G dan pen-V. Difusinya ke jaringan
dan cairan tubuh lebih baik, antara lain ke dalam air liur pasien bronchitis kronis (Tjay dan
Kirana, 2002). Amoksisilin diabsorbsi dengan cepat dan baik di saluran pencernaan, tidak
tergantung adanya makanan dalam lambung dan setelah 1 jam konsentrasinya dalam darah
sangat tinggi sehingga efektivitasnya tinggi. Amoksisilin diekskresikan atau dibuang terutama
melalui ginjal, dalam air kemih terdapat dalm bentuk aktif. Amoksisilin sangat efektif
terhadap organisme gram positif dan gram negatif. (Junaidi, 2009).
Selain itu, setelah diabsorpsi amoksisilin didistribusikan ke berbagai jaringan tubuh.
Kadar terapi dalam jaringan-jaringan seperti cairan sendi, pleural, pericardium dan empedu.
Dalam jumlah kecil ditemukan dalam sekresi prostate, jaringan otak, dan cairan intraokuler
(Munaf, 1994). Sehingga memilih menggunakan amoksisilin.
Selanjutnya, amoksisilin tersedia dalam beberapa bentuk yaitu amoksisilin,
amoksisilin natrium dan amoksisilin trihidrat, kami lebih memilih menggunakan amoksisilin
karena amoksisilin natrium bersifat sangat higroskopis. Amoksisilin trihidrat sulit larut dalam
air dan secara kimia tidak stabil dalam media air sehingga kami ebih memilih mengunakan
amoksisilin. Menghindari masalah stabilitas fisika tersebut yakni amoxycilinn sukar larut
dalam air (FI IV;95). Sehingga kami memilih menggunakan sediaan dalam bentuk dry sirup.
Selain itu, sediaan dry sirup juga memiliki kelebihan yakni mengurangi bobot dari masingmasing botol, karena di dalam sediaan tidak mengandung air sehingga akan mengurangi biaya
distribusi dan sediaan dalam bentuk kering lebih tahan terhadap bakteri penisilinase karena
sediaan tidak kontak langsung dengan air.

Bahan Aktif

Efek Utama

Efek

Indikasi

Kontra Indikasi

Samping
Amoksisilin

Spesifikasi
Lain

Antibiotik

Kulit

Infeksi

kulit, Hipersensitivitas Digunakan

(derivate

kemerahan

jaringan

lunak, , hati-hati pada secara oral,

penisilin)

mual, saluran nafas bagian penderita ginjal

muntah,

bawah,

diare,

kemih

yang

kejadianny

disebabkan

oleh

saluaran

ijeksi
IV

lebih Staphylococcus,

rendah

Streptococcus,

H.

daripada

influenzae, E. coli,

penisilin

Proteus

mirabilis

yang menghasillkan
non
infeksi

penisilinase,
anogenital

dan
gonococcus

uretral
non

komplikasi

IV.3. DOSIS LITERATUR

Tjay dan Kirana, 2002


Oral 3 dd 375-1000mg, anak-anak < 10 tahun 3 dd 10 mg/kg, 3-10 tahun 3 dd 250 mg,
1-3 tahun 3 dd 125 mg, 0-1 tahun 3 dd 100 mg. juga diberikan secara i.m./i/v.

IV.4. ALASAN PEMILIHAN KEMASAN


Perhitungan Dosis
Kandungan : 125mg/5ml
Pemakaian : 3-4x sehari

Umur 2-7 tahun : 2,5ml (1/2 sendok takar)


Untuk 1 hari : 2,5 ml x 3 = 7,5 ml
Untuk 3 hari : 3 x sehari : 7,5 ml x 3 hari = 22,5 ml

IM,

Umur 7-12 tahun : 5 ml (1 sendok takar)


Untuk 1 hari : 5 ml x 3 = 15 ml
Untuk 3 hari : 3 x sehari : 15 ml x 3 hari = 45 ml

Umur lebih dari 12 tahun : 10ml (2 sendok takar)


Untuk 1 hari : 10 ml x 3 = 30 ml
Untuk 3 hari : 3 x sehari : 30 x 3 hari = 90 ml

Alasan Pemilihan Kemasan


Berdasarkan perhitungan diatas , maka kami memilih kemasan 60 ml.karena kemasan
botol 60 ml lebih efisien dibandingkan dengan kemasan botol yang lebih besar. Dengan
menggunakan botol lebih besar dari 60 ml akan menyebabkan sisa sediaan yang lebih
banyak. Penyimpanan obat yang terlalu lama juga tidak baik karena obat dapat mengalami
kerusakan dan masalah dalam stabilitasnya. Sehingga kemasan 60 ml adalah kemasan yang
paling efisien.
IV.5. PERHITUNGAN ADI

Sodium cyclamate
ADI = 1,5 mg/kg BB
Umur 2-7 tahun : (9,6-18,9) x 1,5 mg : 14,4 mg-28,35 mg
Umur 7-12 tahun : (18,9-29,1) x 1,5 mg : 28,35mg-43,65mg

Sodium cyclamate yang digunakan 0,21 gram dalam 60 ml


Umur 2-7 tahun : 7,5/60 ml x 210 mg : 26,25 mg (tidak melebihi)
Umur 7-12 tahun : 15/60 ml x 210 mg : 52,5 mg (melebihi)

Sodium Benzoat
ADI = 5 mg/kgBB/hari
2-7 tahun = (9,6-18,9) x 5 mg : 48 mg-94,5 mg
7-12 tahun = (18,9-29,1) x 5 mg : 94,5mg-145,5mg
Sodium benzoat yang digunakan 12 mg dalam 60 ml
Umur 2-7 tahun : 7,5/60 ml x 12 mg : 1,5 mg (tidak melebihi)
Umur 7-12 tahun : 15/60 ml x 12 mg : 3 mg (tidak melebihi)

V. JENIS DAN CONTOH BAHAN TAMBAHAN DALAM FORMULA

Akasia (PGA) (exipien, hal 1, FI IV 432)


Pemerian
: tidak berbau
Makroskopik : Butiran, bentuk bulat seperti ginjal atau bulat telur, warna
putih kekuningan, kuning atau coklat muda, rapuh, buram.
Kelarutan
: larut hamper sempurna pada 2 bagian air, tetapi sangat lambat,
praktis tidak larut dalam etanol dan eter, larut dalam 20 gliserin.

Penggunaan

: emulsifying agent 10% - 20%


Suspending agent 5% - 10%
PH = 4,5 5,0 (5% b/v larutan)
Viskositas : 100 mpa.S (100 cp) untuk 30% b/v larutan pada 20C
Inkompatibilitas : etanol (95%), garam ferri, morphin, phenol, physostigimine,
tannin, thymol, vanillin.

Natrium Cyclamate (Exipien hal 643)


Pemerian : warna putih, bau lemah, rasa manis
Penggunaan : pemanis
Rasa manis 30x dari sukrosa pada konsentrasi 0,17%, jika ditingkatkan
kadarnya sampai 0,5% akan muncul sedikit rasa pahit
Kearutan : larut dalam 5 bag air, 25 bag propilen glikol dan 250 bagian dalam
etanol 95%
PH = 5,5 7,5

Natrium benzoat (Exipien hal 627, FI IV hal 584)


Pemerian : granul / serbuk hablur, putih, tidak berbau, atau praktis tidak
berbau, stabil diudara.
Kelarutan : Larut dalam 1,8 bag air, 1,4 bag air 100C, 50 bag etanol 90%, 75
bag etanol 95%
Fungsi : pengawet
Persyaratan : 0,02% - 0,5% dalam sediaan oral
ADI = 5mg/kg BB

Asam Sitrat (Exipien, 181 ; FI IV, 48)


Pemeriaan : hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur glanur sampai
halus, putih, tidak berbau / praktis tidak berbau, rasa sangat asam.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol, agak sukar
larut dalam eter.
Penggunaan 0,1% - 2% : buffer solution
0,3% - 2% : squeshing agent
0,3% - 2% : flavor enhancer

Natrium Sitrat (exipien, 640 : FI IV, 588)


Pemeriaan : hablur tidak berwana / serbuk hablur, putih,.
Kelarutan : larut dalam 1,5 bag air, 0,6 bag air panas, tidak larut dalam etanol
95%

Penggunaan : buffer : 0,3% 2%


PH : 7,0 9,0
MP : 150C
Keamanan : tidak toksis, tidak mengiritasi .

VI. SUSUNAN FORMULA DAN KOMPOSISI BAHAN YANG DIRENCANAKAN


Bahan

Fungsi

Presentase (%)

Amoksisilin
PGA

Bahan aktif
Pengental
penstabil

Sukrosa

Pemanis,
Pengental
Sodium siklamat Pemanis
Na Benzoat
Pengawet
Na Sitrat
Dapar
Asam sitrat
Dapar
PEwana
Pewarna
Strawberry
Strawberry
Perasa
flavor
Aquadest
Pelarut

Batch (500 ml)

2,5
20

Botol (60
ml)
1,5
12

20

12

100

0, 35
0,02
6,265
4,475
0,075

0,21
0,012
3,759
2,685
0,045

1,75
0, 1
31,325
22,375
0, 375

0, 1

0,06

0,5

46,215

27.729

231,075

Perhitungan Bahan
1. Amoksisilin

: 2,5/100 x 60

= 1,5 gram

2. PGA

: 20/100 x 60

= 12 gram

3. Sukrosa

: 20/100 x 60

= 12 gram

4. Sodium siklamat

: 0,35/100 x 60

= 0,21 gram

5. Na Benzoat

: 0,02/100 x 60

= 0,012 gram

6. Na Sitrat

: 6,265/ 100 x 60

= 3,759gram

7.Asam sitrat

: 4,475/100 x 60

= 2,685gram

8.PEwana Strawberry : 0,075/100 x 60

= 0,045 gram

9. Strawberry flavor : 0, 1/100 x 60

= 0,06 gram

10. Aquadest

= 27.729m

: 46,215/100 x 60

Perhitungan Dapar Sitrat

12,5
100

Kadar dapar sitrat dalam sediaan 0,5%-2%


Dapar Sitrat :
pka1 = 3,3
pka2 = 4,77
pka3 = 6,4
dipakai pH = 6, pka2= 6,4; kapasitas dapar= 0,1N
pH= log[H+] = 6
[H+ ] = 1.10-6
= 2,303. C Ka. [H+]
( Ka+ [H+ ])2
0,1 = 2,303. C 3,9811.10-7. 1 .10-6
(3,9811.10-7.+ 10-6 )2
C = 0,213
pH = PKa + Log [ G] / [A]
6 = 6,4 + Log [ G] / [A]
Log [ G] / [A] = - 0,4
[ G] / [A] = 0,3981
[ G] = 0,3981 [A]
C = [ G] + [A]
0,213 = 0,3981 [A] + [A]
0,213 = 1, 3981 [A]
[A] =0,152
[G] = 0,061

H3sitrat + NaOH NaH2Sitrat+ H2O


M 0,213

0,213

0,213

0,213

0,213
-

0,213

NaH2sitrat + NaOH Na2HSitrat+ H2O


M 0,213

0,213

R 0,213

0,213

0,213

0,213

Na2Hsitrat + NaOH Na3Sitrat+ H2O


M

0,213

0,061

0,061

0,061

0,061

0,152

0,061

Penimbangan :
Asam sitrat M =

gr
Mr

0,213

= gr
210,14

gr
Na3Sitrat

gr

1000
60

1000

Mr
=

gr
294,1

gr

V
x

1000
60 ml

= 3,759 gram

VII. METODE
-

= 2,685 gram

M =

0,213

1000

Alat :

Mortir dan Stamper

Timbangan Analitik

Gelas Ukur

Beker Glass

Batang Pengaduk

Oven

Bahan

Amoksisilin

PGA

Sodium Siklamat

Na Benzoat

Na Sitrat

Pewarna

Sukrosa

Perasa

Aqua

Prosedur Pembuatan
Siapkan mortir

Timbang Sukrosa 12 gram masukkan ke dalam mortir gerus ad


halus.

Timbang Amoksisilin 1,5 gram masukkan ke dalam mortir gerus


ad halus.

Timbang PGA, 4,8 gram masukkan ke dalam mortir gerus


ad halus.

Timbang Sodium Siklamat 0,21 gram masukkan ke dalam mortir


gerus ad halus.

Timbang Na Benzoat 0,012 gram masukkan ke dalam mortir


gerus ad halus.

Timbang Na Sitrat 0,0234 gram masukkan ke dalam mortir gerus


ad halus.

Timbang Asam Sitrat 0,0534 gram masukkan ke dalam mortir gerus


ad halus.

Timbang Pewarna 0,045 gram dan Perasa 0,06 gram masukkan ke dalam
mortir gerus ad halus.

Gerus sampai halus, kemudian ayak menggunakan ayakan B14 dan


masukkan loyang.

Masukkan oven pada suhu hampir mendekati


60oC.

Keluarkan dari Oven, ayak kembali menggunakan ayakan B16, dan


masukkan dalam botol.

Beri etiket, label, dan brosur. Lalu masukkan dalam


kemasan.

Prosedur Evaluasi

A. Uji Organoleptis
Bentuk

: Dry syrup

Warna

: Oranye

Bau

: Seperti jeruk

Rasa

: Jeruk

B. Tes pH
Masukkan indicator PH universal pada
suspensi.

Cocokkan pada rentang indicator yang telah


tersedia.

C. Tes Viskositas (Kekentalan)


Uji Viskositas atau Kekentalan
Alat instrument: VT-03F
Masukkan sample sebanyak ke dalam cup, jika kental gunakan cup yang
berukuran kecil, jika encer gunakan cup yang berukuran besar

Pegang viskotester di satu tangan, gunkan level ukuran atau meteran pada
unit untuk memastikan unit kira-kira telah horintal.

Letakkan rotor pada pusat


cup.

Pindahkan apitan/kepitan jarum meter hingga


berlawanan arah.

Nyalakan power switch pada posisi ON

Ketika rotor mulai untuk berputar, jarum indicator viskositas secara berka;la
bergerak ke kanan dan seimbangkan pada posisi yang menghubungkan
viskositas dengan sample cairan.

Baca nilai viskositas dari skala untuk rotor yang sedang digunakan ( pada
rotor, angka yang ditunjukkan pada ganjalan sekrup. Skala menujukkan angka
rotor pada sebelah kiri.

Ketika pengukuran berjalan sempurna, atur power switch pada posisi OFF.
Setelah jarum dikembalikan pada posisi awal amankan dengan memindahkan
kepitan jarum meter sesuai dengan petunjuk arah.

D. Uji Berat Jenis


Alat piknometer
Timbang piknometer kosong

Isi dengan suspensi ad tanda batas

Timbang 2x

Ulangi ad 3x

Hitung berat jenis dengan rumus


=m/v

Lakukan

pada

aquadest

sebagai

pembanding

E. Uji Sedimentasi
Sediaan 100 mL dimasukkan ke gelas ukur, didiamkan dan biarkan
mengendap.

Ukur berapa mL suspensi yang


mengendap.

Hitung menggunakan Rumus :

F=

Volume sedimentasi
Volume total

F. Uji ukuran partikel


Digunakan mikroskop optic untuk menentukan ukuran partikel dan distribusinya.
Kalibrasi micrometer okuler terhadap
obyektif.
Pembuatan preparat (granul + air)

Amati ukuran partikel sebanyak 110 kali,


catat hasilnya

Catat ukuran partikel terbesar dan terkecil untuk membuat intervala kelas
catat hasilnya

Hitung diameter tengahnya yang berupa d ln, dsn, dvn, dsl, dvs,
dan dwm

G. Penetapan kadar
Alat : Spektrofotometer UV VIS
1. Preparasi Standar
Dibuat standar amoksisilin dalam aquadest tertentu dengan konsentrasi 4
ppm, 6ppm, 8 ppm, 10 ppm dan 12 ppm.

2. Preparasi Sampel
Ditimbang secara seksama sejumlah sampel tertentu sampel sehingga
mengandung 25 mg (replikasi 2 kali), masukkan labu ukur 100 mL.

Ditimbang secara seksama sejumlah sampel tertentu sampel sehingga


mengandung 25 mg (replikasi 2 kali), masukkan labu ukur 100 mL. Adkan
menggunakan aquadest.

Ditimbang secara seksama sejumlah sampel tertentu sampel sehingga


mengandung 25 mg (replikasi 2 kali), masukkan labu ukur 100 mL. Adkan
menggunakan aquadest.

Ambil 1 mL masukan labu ukur 25 mL, Tambahkan aquadest sampai


tanda batas.

Periksa konsentrasi sampel dengan spektrofotometer UV VIS pada


panjang gelombang 257 nm.

Hitung kadar
amoksisilin.

VIII. RANCANGAN ETIKET, BROSUR DAN KEMASAN


Design Etiket

Design Brosur

Design Kemasan

IX. HASIL DAN PEMBAHASAN


HASIL
N

Evaluasi

Hasil

o
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Warna
Bau
Rasa
pH
Sifat Alir
Viskositas

Kuning
Jeruk dan amoxicillin
Kecut semi pahit
pH 4,5
15,88 g/detik
30 mPa

HASIL EVALUASI
1. Uji pH

2. Uji Viskositas

PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan pemformulasian suspensi berupa dry
sirup. Suspensi adalah sediaan heterogen yang terdiri dari fase dispersi
dan fase pendispersi sedangkan dry sirup merupakan sediaan suspensi
yang bahannya kering dan dapat ditambahkan pelarut ketika akan
digunakan. bahan aktif yang digunakan adalah amoksisilin dan asam
klavulanat, akan tetapi karena dilaboratorium bahan aktif yang tersedia
hanya amoksisilin maka yang digunakan adalah amoksisilin dengan kadar
setiap 5 ml mengandung 125 mg amoksisilin. Dibuat dry sirup Karena

bahan obat ini secara kimia tidak stabil dalam media air, karena dalam air
amoxycillin dapat mengalami degradasi karena terhidrolisis oleh air, dan
menghindari masalah stabilitas fisika karena amoxycilinn sukar larut
dalam air. Selain itu bentuk sediaan dry syrup dapat mengurangi bobot
dari masing-masing botol, karena di dalam sediaan tidak mengandung air
sehingga akan mengurangi biaya distribusi dan Sediaan dalam bentuk
kering lebih tahan terhadap bakteri penisilinase karena sediaan tidak
kontak langsung dengan air.
Amoxicillin dipilih karena amoxicillin termasuk dalam antibiotik
derivat penisilin spektrum luas. Dipilih turunan penisilin karena merupakan
senyawa bakterisid dengan indeks terapetik tinggi yang bekerja lebih
besar pada fasa perbanyakan mikroorganisme dibandingkan fase istirahat
sehingga sering digunakan sebagai drug of choice untuk pencegahan dan
pengobatan infeksi. Dan mempunyai gugus hidrofil dan bentuk praobat
yang mempunyai spektrum antibakteri yang luas dan efektif tidak hanya
pada bakteri gram(+) dan gram (-). Sedangkan sefalosporin kepekaan
untuk betalaktamase lebih rendah daripada penisilin, dapat menimbulkan
resistensi lebih cepat daripada penisilin. Selain itu Absorpsi amoxicillin
dalam saluran cerna jauh lebih baik dari ampisilin.
Ada beberapa macam Amoxicillin yaitu amoxicillin, amoxicillin
sodium, dan amoxicillin trihidrat. Pada formulasi ini digunakan amoxicillin
karena amoxicillin lebih dimungkinkan untuk dijadikan bahan aktif dry
sirup.

Dimana

amoxicillin

sodium

merupakan

bahan

yang

sangat

higroskopis sehingga tidak cocok jika digunakan dalam dry sirup, karena
akan menyebabkan sediaan serbuk atau granul dry syrup menjadi mudah
basah dan tentu akan mempengaruhi stabilitas dari bahan aktif tersebut.
Sedangkan amoxicillin trihidrat merupakan senyawa berbentuk kristal
sehingga kurang cocok jika digunakan dalam dry sirup,namun pada skala
industri dan peralatan serta teknik yang lebih canggih amoxcillin trihidrat
dimungkinkan untuk digunakan sebagai bahan untuk dry syrup seperti
yang ada di produk-produk pasaran.
Pembuatan dry sirup ada tiga metode yaitu metode serbuk, metode
granulasi, dan metode campuran (serbuk dan granulasi). Pada awalnya

kami

merencanakan

membuat

dry

syrup

dengan

metode

serbuk,

dikarenakan metode serbuk lebih efisisen baik secara waktu maupun


teknis, selain itu bahan-bahan formulasi ini kami perkirakan berbentuk
serbuk semua sehingga kami memilih menggunakan metode serbuk.
Metode serbuk memilki kelemahan yaitu memungkinkan untuk terjadi
penggumpalan karena antar partikel lebih mudah menempel.

Namun,

dikarenakan di laboratorium perasa jeruk yang tersedia berupa cairan,


sehingga metode serbuk tidak dimungkinkan dan kami beralih pada
metode

granulasi.metode

granulasi

memiliki

kelebihan

yaitu

akan

membuat sediaan lebih stabil secara fisika kimia dibanding serbuk,


metode ini juga memilki kelemahan yaitu memerlukan waktu yang lebih
lama karena masih memerlukan proses pengeringan dan pengayakan.
Adapun tujuan dari granulasi adalah untuk memperbaiki sifat alir dan
memperbesar ukuran partikel dari ukuran awalnya sehingga meningkatkan
fluiditas serta memudahkan pencampuran , mengurangi debu dan
menurunkan volume ruahan serbuk. Metode granulasi yang dilakukan
adalah granulasi basah.
Dalam
penimbangan

melakukan
semua

pemformulasian
bahan-bahan

ini
yang

pertama

dilakukan

digunakan,

lalu

mencampurkannya di mortir sambil digerus ad homogen. Bagian terakhir


yang ditambahkan adalah perasa dan pewarna yang sekaligus berguna
sebagai pembasah. Setelah semua bahan tercampur, campuran tersebut
diayak dan ditampung pada loyang. kemudian dikeringkan dengan oven
dengan suhu 50C. Dan dilakukan pengayakan yang kedua untuk
mendapat ukuran partikel yang lebih seragam. Namun pada percobaan
formulasi skala kecil ( 60 ml) suspensi yang kami peroleh memiliki
viskositas atau kekentalan yang kurang sehingga lebih nampak sebagai
larutan bukan suspensi, selain itu jika terlalu encer akan membuat tingkat
sedimentasi berjalan lebih cepat dan membuat suspensi ini kurang stabil,
sehingga sediaan ini harus ditingkatkan kekentalannya. Adapun beberapa
bahan yang dapat digunakan sebagai pengental yaitu diantaranya PGA,
CMC Na, Sukrosa, dls. Pada formulasi kami sudah digunakan PGA 8%
sebagai suspending agent, jika ditingkatkan lagi maka akan membuat

kadar PGA menjadi tinggi dan menyebabkan bau yang kurang enak pada
sediaan, selain itu PGA kurang efektif bila dijadikan sebagai pengental.
Bahan lain yaitu CMC Na, namun kelemahannya adalah CMC Na perlu
dikembangkan terlebih dahulu dengan air panas, jadi kurang efektif juga
jika digunakan untuk dry sirup mengingat pengembangan CMC Na tidak
mudah. Sehingga kami memilih sukrosa. Sukrosa yang kami gunakan
adalah sebesar 20%. Sukrosa dipilih karena efektif sebagai pengentalyaitu
meningkatkan viskositas,selain itu sukrosa bersifatdapat larut dalam air.
Sukrosa

ditambahkan

pada

campuran

bahan

lain

dengan

cara

menggerusnya sampai halus kemudian ditambahkan sedikit demi sedikit


pada campuran bahan lainnya. Setelah ditambah sukrosa terbukti
suspensi menjadi lebih kental saat dilarutkan dengan aquadest.
Setelah sediaan dry sirup dalam batch 500 ml dibuat, maka dilakukan berbagai uji untuk
evaluasi sediaan dry sirup. Beberapa uji yang dilakukan yaitu :
1. Uji laju alir
Granul yang dihasilkan dari proses granulasi basah pada umumnya tidak mempunyai
ukuran yang seragam tetapi merupakan suatu distribusi ukuran. Dalam metode granulasi ini
digunakan ayakan mesh 16. Granul yang tersuspensi harus uniform untuk mendapatkan
sediaan yang aseptabel dan bebas dari gritty texture.Granul juga perlu diuji laju alirnya karena
laju alir granul akan mempengaruhi kemudahan suspensi kering untuk dituang ke gelas atau
wadah tempat suspensi kering tersebut akan direkonstitusikan dengan air atau pelarut yang
sesuai lainnya.
Granul memiliki laju alir baik apabila memiliki kecepatan mengalir 10 gram/detik.
Semakin besar nilai laju alir dari suspense kering maka laju alirnya akan semakin baik dan
suspensi kering tersebut semakin mudah untuk dituang.. Hasil praktikum yang telah dilakukan
menunjukkan granul yang kami buat memiliki kecepatan mengalir 15,88 gram/detik.
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dianalisis bahwa granul yang kami buat memiliki laju
alir yang baik karena telah mencapai 10 gram/detik. Meskipun kecepatan alirnya melebihi 10
gram/detik dapat dikategorikan bahwa granul yang dibuat baik.
2. Uji pH
Uji pH dilakukan untuk melihat pH larutan suspensi yang dihasilkan, hal ini berkaitan
dengan kenyamanan pasien saat mengkonsumsi larutan suspensi selain itu pH juga
mempengaruhi kestabilan dari zat aktif. Secara teoritis pH sediaan dry sirup yang baik adalah

5-7,5. Berdasarkan uji pH sediaan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pH sediaan kami
adalah 4,5. Hal tersebut tidak sesuai dengan teoritis yang terdapat dalam FI IV dan tidak
sesuai dengan pH yang diinginkan. Nilai pH akan mempengaruhi kondisi atau bentuk obat
dalam tubuh oleh karena itu pH sediaan harus diatur agar sesuai dengan pH saluran
pencernaan karena sediaan dry sirup diberikan secara per oral. Untuk mempertahankan pH
sesuai dengan yang diinginkan maka pada sediaan dry sirup perlu ditambah dapar. Dapar
adalah bahan yang dapat mempertahankan nilai pH dengan penambahan sedikit asam atau
basa. Pada sediaan kami dapar yang kami gunakan adalah asam sitrat dan natrium sitrat.
Dipilih dapar tersebut karena dapar sitrat memiliki nilai rentang pKa sesuai dengan pH yang
kita inginkan yakni asam.
Apabila pH sediaan berubah dalam waktu penyimpanan maka kemungkinan bahan
aktif obat akan mengalami degradasi ataupun permasalahan stabilitas lainnya. Sehingga
mempertahankan nilai pH sediaan dibutuhkan untuk menjaga obat sehingga dapat diabsorbsi
oleh tubuh dan memiliki efek terapetik.
3. Uji viskositas
Suatu suspensi memerlukan bahan pensuspensi, bahan pensuspensi yang digunakan
adalah PGA yang bekerja meningkatkan kekentalan larutan. Dengan meningkatnya
kekentalan maka akan meningkatkan stabilitas suspensi. Kekentalan suatu larutan yang
dikonsumsi dengan cara diminum mempengaruhi

kenyamanan

pasien

saat akan

mengkonsumsi sediaan suspensi.


Pada sediaan farmasi umumnya dan dry suspensi khususnya dibutuhkan viskositas
yang baik dan bersifat pseudoplastis agar dalam penggunaannya sediaan farmasi lebih mudah
dan aman digunakan. Hal tersebut ditujukan agar sediaan mudah dituang dalam sendok dan
apabila diperlukan penggojokan sebelum pemakaian maka sediaan dapat tetap dituang. Pada
uji viskositas sediaan dry sirup didapatkan nilai viskositasnya adalah 30.
X. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pembuatan dry syrup diganti menggunakan metode granulasi basah karena perasa yang
digunakan berbentuk cairan.

2. Evaluasi sediaan yang dilakukan adalah uji laju alir, uji pH dan uji viskositas dan hanya
hasil uji pH saja yang tidak sesuai dengan persyaratan pH teoritis sedangkan uji yang
lainnya menghasilkan pH yang mendekati teoritis.

XI. DAFTAR PUSTAKA


-

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : DepKes RI


Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : DepKes RI
Anonim. 2009. Martindale The Complete Drug Reference Ed. 33. Pharmaceutical

Press
Anonim. 2012. ISO Indonesia Vol. 47. Jakarta : PT. ISFI Penerbitan
Ansel, Howard, C. 2011. Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery System

Ed. 9. Wolters Kluwer


Bobone. 2012. Antibiotik. Pangkal Pinang : Poltekkes Kemenkes RI
Rowe, Raymon. C. 2005. Handbook of Pharmaceutical Excipient Fifth Edition.
Pharmaceutical Press

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI


SEDIAAN LIKUIDA DAN SEMISOLIDA

Judul Praktikum

: Pembuatan Dry Syrup dengan Bahan Aktif Amoksisilin

Hari/Tanggal

: Rabu/ 22 Oktober 2014

Kelompok

: B2

Nama Peserta

: 1. Garian Erga

(092210101048)

2. Novia Hilma

(122210101043)

3. Sendy Puspitosary

(122210101045)

4. Hidayah Dwi R.

(122210101047)

5. Shahnaz Apsari M.

(122210101051)

6. M. Bayu Sanjaya

(122210101053)

7. Lisa Ayu W.

(122210101061)

Materi Praktikum

: Dry Syrup Amoksisilin

Dosen Pendamping

: Lusia Oktora R.K.S.,S.F.M.Sc.Apt.

LABORATORIUM FARMASETIKA BAGIAN FARMASETIKA


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2014

Anda mungkin juga menyukai