PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pendinginan merupakan teknologi pengawetan pangan yang didasarkan pada
pengambilan panas dari bahan. Penurunan suhu mengakibatkan reaksi biokimia dan
pertumbuhan mikroba menjadi lambat. Kemudian dampaknya adalah daya simpan
produk menjadi lebih panjang. Apabila diinginkan penyimpanan yang semakin lama,
maka penurunan suhu yang dibutuhkan semakin rendah. Namun walaupun suhu
rendah itu dapat menghambat perubahan dalam produk, tetapi proses ini tidak
merupakan proses sterilisasi sehingga tidak menyebabkan inaktivasi mikroba. Perlu
penanganan bahan secara hati-hati sebelum pendinginan dan pembekuan (Agustina,
2011).
Penyimpanan karkas atau daging pada suhu dingin, meskipun dalam waktu
yang singkat tetap diperlukan untuk mengurangi kontaminasi atau untuk
mengendalikan perkembangan mikroorganisme. Kemungkinan kerusakan daging atau
karkas selama penyimpanan dingin dapat diperkecil dengan cara penyimpanan karkas
dalam bentuk yang dipotong-potong (Sutaryo, 2004).
Temperatur internal karkas sesaat setelah pemotongan yang berkisar antara
30-39C, selama penyimpanan dingin temperatur internal tersebut segera diturunkan
sampai kurang lebih 5C atau lebih dingin. Faktor yang mempengaruhi laju
pendinginan antara lain: panas spesifik karkas atau kapasitas panas, berat ukuran
karkas, jumlah lemak eksternal, temperatur udara lingkungan pendingin, jumlah
karkas dalam ruangan pendinginan dan jarak antara karkas (Sutaryo, 2004).
Penyimpanan dingin daging sebaiknya dibatasi dalam waktu yang relative
singkat, karena perubahan-perubahan kerusakan yang meningkat sesuai dengan lama
waktu penyimpanan. Faktor yang mempengaruhi lama simpan daging, antara lain
adalah jumlah mikrobia awal, temperatur dan kelembaban selama penyimpanan, ada
tidaknya pelindung (lemak atau kulit), spesies ternak dalam ruang pendinginan dan
tipe produk yang disimpan (Sutaryo, 2004).
BAB II
Rary Ardiyanti Rauf
PEMBAHASAN
II.1 Tinjauan Umum Pendinginan
Pendinginan adalah penyimpanan bahan pangan diatas suhu pembekuan
bahan yaitu -2 sampai 10 C. Pendinginan yang biasa dilakukan sehari-hari dalam
lemari es adalah pada suhu 5-8 C (Winarno, 1993). Pendinginan dan pembekuan
juga akan berbeda pengaruhnya terhadap rasa, tekstur, nilai gizi dan sifat-sifat lain
dari bahan pangan. Pendinginan merupakan cara yang sudah umum bagi pengawetan
makanan yang sifatnya sementara. Beberapa faktor yang kritis dalam pendinginan
adalah temperatur, kelembaban relatif, ventilasi dan penggunaan cahaya ultra violet
(Apandi, 1974). Penyimpanan pada suhu rendah dapat menghambat kerusakan
makanan, antara lain kerusakan fisiologis, kerusakan enzimatis maupun kerusakan
mikrobiologis. Pada pengawetan dengan suhu rendah dibedakan antara pendinginan
dan pembekuan. Pendinginan dan pembekuan merupakan salah satu cara pengawetan
yang tertua.
Pendinginan atau refrigerasi ialah penyimpanan dengan suhu rata-rata yang
digunakan masih di atas titik beku bahan. Kisaran suhu yang digunakan biasanya
antara 1 oC sampai 4 oC. Pada suhu tersebut, pertumbuhan bakteri dan proses
biokimia akan terhambat. Pendinginan biasanya akan mengawetkan bahan pangan
selama beberapa hari atau beberapa minggu, tergantung kepada jenis bahan
pangannya. Pendinginan yang biasa dilakukan di rumah-rumah tangga adalah dalam
lemari es yang mempunyai suhu 2 oC sampai 16 oC (Rusendi, 2010).
Tujuan penyimpanan suhu dingin (cold storage) adalah untuk mencegah
kerusakan tanpa mengakibatkan pematangan abnormal atau perubahan yang tak
diinginkan sehingga mempertahankan komoditas dalam kondisi yang dapat diterima
oleh konsumen selama mungkin (Tranggono, 1990).
Pendinginan atau refrigerasi adalah proses pengambilan panas dari suatu
bahan sehingga suhunya akan menjadi lebih rendah dari sekelilingnya. Bila suatu
medium pendingin kontak dengan benda lain misalnya bahan pangan, maka akan
terjadi pemindahan panas dari bahan pangan tersebut ke medium pendingin sampai
Rary Ardiyanti Rauf
suhu keduanya sama atau hampir sama. Pendinginan telah lama digunakan sebagai
salah satu upaya pengawetan bahan pangan, karena dengan pendinginan tidak hanya
citarasa yang dapat dipertahankan, tetapi juga kerusakan-kerusakan kimia dan
mikrobiologis dapat dihambat. Sebelum pendinnginan dilakukan, biasanya ada
perlakuan-perlakuan khusus yang diterapkan pada bahan. Salah satu jenis
perlakuannya adalah blanching. Proses blanching mempunyai beberapa tujuan.
Namun demikian tidak dapat diaplikasikan untuk semua buah dan sayuran yang
diperlakukan. Ada beberapa reaksi yang merugikan yang dapat mempengaruhi
kualitas produk (Larousse, 1997).
Proses pendinginan dan pembekuan tidak mampu membunuh semua mikroba,
sehingga pada saat dicairkan kembali (thawing), sel mikroba yang tahan terhadap
suhu rendah akan mulai aktif kembali dan dapat menimbulkan masalah kebusukan
pada bahan pangan yang bersangkutan (Hudaya, 2008). Maka pertumbuhan dan
perkembangbiakan mikroba dapat berlangsung dengan cepat. Penyimpanan dingin
dapat menyebabkan kehilangan bau dan rasa beberapa bahan bila disimpan
berdekatan. Misalnya:
Mentega dan susu akan menyerap bau ikan dan bau buah-buahan
Telur akan menyerap bau bawang
Bila memungkinkan sebaiknya penyimpanan bahan yang mempunyai bau tajam
terpisah dari bahan lainnya, tetapi hal ini tidak selalu ekonomis. Untuk mengatasinya,
bahan yang mempunyai bau tajam disimpan dalam kedaan terbungkus (Winarno,
2004).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pendinginan yaitu :
Suhu
Kualitas bahan mentah
Sebaiknya bahan yang akan disimpan mempunyai kualitas yang baik
Perlakuan pendahuluan yang tepat
Misalnya pembersihan/ pencucian atau blanching
Kelembaban
Umumnya RH dalam pendinginan sekitar 80 95 %. Sayur-sayuran disimpan
dalam pendinginan dengan RH 90 95 %
Aliran udara yang optimum
Distribusi udara yang baik menghasilkan suhu yang merata di seluruh tempat
pendinginan, sehingga dapat mencegah pengumpulan uap air setempat (lokal).
Dapat menahan kecepatan reaksi kimia dan enzimatis, juga pertumbuhan dan
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pendinginan
pangan ialah dengan suhu -2 hingga 10C. pendinginan yang biasa dilakukan adalah
Rary Ardiyanti Rauf
pendinginan lemari es dengan suhu 5-8C. Selain itu, terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi laju pendinginan yaitu jenis dan varietas produk, suhu, kelembaban
relatif, kualitas bahan, dan jenis pengemas.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina,
N.
2011.
Pendinginan
dan
Pembekuan.
https://www.academia.edu/5046169/Pendinginan_dan_pembekuan.
Apandi, R. M. 1974. Pengantar Teknologi Pangan. Fakultas Pertanian. Universitas
Padjajaran, Bandung.
Rary Ardiyanti Rauf