MAKALAH
Tugas mata kuliah Manajemen Aset Manusia yang diampu oleh
Bapak Dr. Ir. Rahmat Nurcahyo, M.Eng.Sc.
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM PASCA SARJANA TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
FEBRUARI 2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT karena berkat segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
baik.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Manajemen Aset Manusia
yang membahas hubungan antara human capital measures (HCM), strategi,
kinerja, serta peranan manajer sumber daya manusia terhadap pelaksanaan human
capital measures. Makalah ini juga mengulas ulang (review) yang terdapat pada
bab studi kasus dari paper berjudul Human Capital Measures, Strategy, and
Performanceyang diteliti oleh Stephen Gates dan Pascal Langevin pada tahun
2008.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
penulis pada khususnya. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih ada kekurangan untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat
membangun kearah yang lebih baik. Akhir kata penulis sampaikan terima kasih.
Penulis,
Trisna Yuniarti
ii
ABSTRAK
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
ii
ABSTRAK
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
vi
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
2. TINJAUAN PUSTAKA
14
3.
18
18
18
18
19
20
20
Strategi (INVOLV)
3.2.5. Perhatian terhadap HCM
20
21
22
22
23
24
PENUTUP
25
4.
DAFTAR REFERENSI
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1.
Gambar 2.2.
Ramstad (2003)
Gambar 2.3.
15
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Factor Analysis of The Variables Measuring Performance
20
21
vi
22
BAB I
PENDAHULUAN
Universitas Indonesia
1.2. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah meninjau paper yang berjudul Human
Capital Measure, Strategy, and Performance yang memberikan informasi
mengenai kombinasi dan menarik kesimpulan yang diambil dari literatur berbeda,
khususnya fokus lebih spesifik kepada HCM daripada tindakan non-financial
yang sering digunakan dalam literatur MACS dengan melakukan pembuktian
hipotesis bahwa HCM membantu organisasi untuk mengendalikan aset tidak
berwujud yang diakui sebagai salah satu faktor kunci keberhasilan mencapai
tujuan strategis
1.3. Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari hasil tinjauan paper ini adalah memberikan
kontribusi dari berbagai literatur yang berbeda dengan menganalisis hubungan
antara HCM, kinerja dan strategi, termasuk peran yang dimainkan oleh manajer
SDM.
Universitas Indonesia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
pada
praktek
HRM
dimaksudkan
untuk
mengembangkan
dan
Universitas Indonesia
strategi. Peran praktik HR adalah untuk mendorong perilaku dan sikap dengan
selaras. Praktik HR Ini diatur dalam sistem yang konsisten dimana beberapa
penulis menyebutnya "sistem kerja kinerja tinggi" (Becker et al, 2001;. Huselid,
1995) dan yang terbukti berhubungan dengan kinerja (Arthur, 1994; Delaney dan
Huselid, 1996; Hitt et al, 2001;. Huselid, 1995; Huselid et al, 1997;.. Youndt et al,
1996; Youndt dan Snell, 2004).
Importantly, the results suggest that human capital may affect the
implementation of firm strategies but that the relationship may be more
complex than originally assumed. The results largely supported the theoretical
arguments presented suggesting that the effects of human capital and
resources on firm performance are both direct and indirect. Human resource
management scholars have argued for some time that human resources have
performance implications. (Hitt et al, 2001:24)
Our research provides further support for their work and extends it as well.
Using two separate measures (human capital, leverage), we found direct and
moderating effects on firm performance. One important finding is the
curvilinear relationship between human capital and performance. We suggest
that forms of human capital such as those examined in our study are costly.
(Hitt et al, 2001:25)
Mengingat peran utama HC dalam kinerja dan penciptaan nilai, pertanyaan cepat
muncul sebagai cara untuk membuat tak berwujud menjadi nyata ini serta
membuat pengetahuan secara eksplisit. (Johanson et al, 2001;.. Tayles et al, 2007),
baik untuk berkomunikasi dengan investor dan pemangku kepentingan eksternal
nilai yang terkandung di HC, atau untuk membantu perusahaan meningkatkan
produktivitas HC-nya. Hal tersebut memerlukan pengukuran, dan masuk ke dalam
domain akuntansi dan pengontrolan. Saat ini, banyak organisasi menyadari
pentingnya IC sebagai pendorong utama kinerja perusahaan dan inti pembeda .
Menurut Marr dkk (2003), organisasi mengukur IC dengan lima alasan:
membantu organisasi merumuskan strateginya, menilai pelaksanaan strategi,
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
But we also find evidence that partially supports the performance alignment
view, namely that performance measurement has to fit strategy, and that the
strategy-measurement fit affects performance. Specifically, we find that
firms pursuing a quality-based manufacturing strategy make more extensive
use of both objective and subjective nonfinancial measures. In turn, we find a
positive relationship between the strategy-measure pairing and firm
performance when quality-based manufacturing strategies are combined with
extensive use of subjective measures. However, there is no similar positive
performance effect from more extensive use of objective nonfinancial
measures.
Dalam literatur ini, perbedaan antara ukuran kinerja tetap pada tingkat tinggi,
yang paling sering hanya antara keuangan versus non-keuangan. Secara khusus,
tindakan modal manusia, ketika disertakan, tetap didefinisikan secara luas di
tingkat sumber daya manusia, seperti kepuasan karyawan, turnover, atau biaya
tenaga kerja.
Literatur menunjukkan bahwa jenis strategi perusahaan mengejar dampak MACS
yang mengimplementasikannya (Chenhall, 2003; Hartmann dan Moers, 1999;
Ittner dan Larcker, 1997; Langfield-Smith, 1997, 2007). Berikut beberapa
pernyataan yang menunjukkan bahwa jenis strategi perusahaan mengejar dampak
MACS yang mengimplementasikannya :
The above research studies give us only limited knowledge about the forms of
control systems that suit particular types of strategies. A common feature of
Universitas Indonesia
10
these studies is the focus on intended business strategy; MCS are viewed as
playing a supportive role within the rational strategy implementation process.
(Langfield-Smith, 1997)
dengan
mencoba
peluang-peluang
baru.
Perusahaan
yang
tipe
organisasi
ini
merupakan
kecenderungan
dari
tipe defenders & prospectors, bertujuan pada efisiensi produksi dengan jenis
produk tertentu serta mengadopsi trend pasar baru yang cukup menjanjikan
dengan kemampuan inovasinya. R & D memiliki fokus trend spesifik yang
muncul dan berpeluang dipasar yang dilihat dari prospectorsnya,
menekankan pada strategi second-to-market. Produksi tergantung pada
jenis produknya, berorientasi pada volume dan penekanan harga (low cost),
Universitas Indonesia
11
selain itu tipe analysers juga berfokus pada rekayasa proses (process
engineering) termasuk pada product / brand management-nya.
d. Reactor:bercirikan dengan strategy environment inconsistency ataupun poor
strategy-structure-process, tipe reactor menurut Miles & Snow lebih sulit
berkembang dibandingkan dengan tipe lainnya.
2. Tipologi kedua menentang Porter (1980) strategi kompetitif:
a. Strategi Kepemimpinan Biaya: produk standar dengan biaya murah shg
mampu memenangkan persaingan
b. Strategi Diferensiasi : produk unggulan shg konsumen mau membayar
harga mahal
c. Stategi Fokus : konsentrasi pada segmen pasar tertentu, menghindari
persaingan
3. Penelitian Govindarajan dan Gupta (1985)
Govindarajan dan Gupta (1985) dalam Juanda (2008) membuat klasifikasi atas
dasar variasi misi strategi yakni build, hold, harvest, dan divest. Pemilihan misi
strategi tersebut merupakan trade-off antara pertumbuhan pangsa pasar dengan
maksimalisasi laba jangka pendek. Perusahaan yang mengikuti strategi build
bertujuan untuk mengembangkan market share dan posisi persaingan. Strategi
harvest menekankan pada maksimalisasi earnings jangka pendek dan aliran kas.
Strategi hold sering digunakan untuk melindungi pangsa pasar yang bertujuan
untuk menjaga pangsa pasar sambil memperoleh return on investment yang
menguntungkan. Strategi divest terjadi ketika perusahaan merencanakan untuk
menghentikan operasinya.
Studi empiris menunjukkan bahwa perusahaan mengikuti strategi biaya
kepemimpinan cenderung menggunakan proses akuntansi dan pengendalian yang
bersifat formal, standar, terpusat, dan stabil. Di sisi lain, perusahaan mengikuti
strategi diferensiasi ingin mendorong inovasi dengan menerapkan desentralisasi,
fleksibel dan tidak terlalu formal MACS (Auzair dan Langfield-Smith, 2005;
Govindarajan, 1988; Govindarajan dan Fisher, 1990; Govindarajan dan Gupta,
Universitas Indonesia
12
1985; Gupta, 1987; Miles dan Snow, 1978; Porter, 1980; Van der Stede, 2000).
Berikut adalah beberapa pernyataan mengenai strategi kepemimpinan biaya dan
strategi differensiasi:
To sum up the discussion, a differentiation strategy is associated with an
MCS characterized by results, informal, loose, flexible, and interpersonal
controls, which are features of a less bureaucratic MCS. On the other hand, a
cost leadership strategy is associated with action, formal, tight, restricted and
impersonalcontrols, which are features of a more bureaucratic MCS. (Auzair
dan Langfield-Smith, 2005)
The data provided support for the systems approach to fit. Result based on
the system analysis indicated that when budget evaluate style, decentralization,
and locus of control were aligned appropriately to meet the requirements of
SBU strategy, superior performance occurred. Further, this systems fit was
quite strong among differentiation SBUs but not so strong among low-cost
units. (Govindarajan, 1988)
The data suggest that differentiation business units generally undergo less
rigid budgetary controls, which are associated with mmore budgetary slack,
and presumably allow ahigher degree of flexibility to respond to changes in
the environment. Hence budgetary slack is not exactly counterproductive for
differentiators given their focus on product innovation with long term and less
certain payoffs. (Van der Stede, 2000)
"Keselarasan" antara strategi dan MACS berlaku khusus untuk sistem pengukuran
kinerja. Menurut literatur, perbaikan sistem pengukuran kinerja dapat dicapai
Universitas Indonesia
13
dengan dua cara: keragaman indikator atau keselarasan indikator dengan strategi
(Ittner et al, 2003; Van der Stede et al, 2006.).
Collectively, then, our findings provide stronger support for the performance
measurement diversity than contingency/alignment view. First, using more
objective and subjective nonfinancial measures appears to enhance
performance, even in firms with relatively low emphasis on quality in
manufacturing. Second, considering the match between performance
measurement and strategy, our results suggest that using fewer measures than
firms with similar quality-based manufacturing strategies hurts performance,
whereas using more does not. (Van der Stede et al, 2006)
Pendekatan keragaman menyatakan bahwa berbagai tindakan harus digunakan
untuk memotivasi karyawan untuk memperhatikan berbagai aspek kegiatan
mereka (Lillis 2002). Di sisi lain, keselarasan menganggap bahwa kinerja
meningkat
ketika
sistem
pengukuran
kinerja
yang
dirancang
untuk
Universitas Indonesia
14
Universitas Indonesia
15
Universitas Indonesia
16
oleh
perusahaan
untuk
mencapai
keunggulan
kompetitif.
Keberhasilan tenaga kerja adalah tujuan akhir dari setiap sistem HR. Sebagai
mitra bisnis yang terlibat dalam perumusan strategi, HR profesional harus berada
dalam posisi untuk mendukung pengembangan langkah-langkah strategis yang
relevan dengan HC.
Universitas Indonesia
17
BAB III
PEMBAHASAN STUDI KASUS
Judul Paper
Penulis
Tahun
: 2008
Jurnal
th
Universitas Indonesia
18
3.2.Pengukuran Variabel
Pertanyaan di survei terdiri
Universitas Indonesia
19
Universitas Indonesia
20
(sumber : Gates, Langevin, 2008 : Human Capital Measures, Strategy, and Performance
th
Universitas Indonesia
21
(sumber : Gates, Langevin, 2008 : Human Capital Measures, Strategy, and Performance
th
Universitas Indonesia
22
(sumber : Gates, Langevin, 2008 : Human Capital Measures, Strategy, and Performance Strategic
th
H2b menunjukkan korelasi negatif antara STRAT dan variabel perusahaan tertarik
karyawan yang mampu menurunkan biaya (EFFI). Tabel 3 menunjukkan bahwa
Universitas Indonesia
23
H2a dan H2b keduanya didukung. Korelasi antara STRAT dan INNOV positif
dan signifikan (R = 0,297, p <0,01). Korelasi antara STRAT dan EFFI adalah
negatif dan signifikan (R = -0,193, p <0,05). Dengan demikian, perusahaan
diketahui bahwa mendukung "kesesuaian" antara strategi dan jenis implementasi
HCM.
3.3.3. Partisipasi
Manajer
HR
pada
Pengembangan
Strategi
dan
Universitas Indonesia
24
3.4. Kesimpulan
Berdasarkan studi empiris, baik hasil kuantitatif dan kualitatif yang telah
dilakukan sebelumnya oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa:
1. Semakin maju sebuah perusahaan dalam pengembangan metrik HC, maka
kinerja perusahaan tinggi;
2. Perusahaan mengikuti strategi diferensiasi tertarik pada indikator inovasi,
sementara mereka mengikuti strategi pengurangan biaya tertarik pada indikator
efisiensi;
3. Semakin berfungsi SDM berpartisipasi dalam strategi, semakin maju
perusahaan dalam mengimplementasikan HC.
Universitas Indonesia
25
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari hasil ulasan paper yang berjudul Human Capital Measures, Strategy, and
Performanceyang diteliti oleh Stephen Gates dan Pascal Langevin pada tahun
2008 dapat diketahui bahwa antara HCM, kinerja, strategi dan peran manajer
SDM sangat berhubungan. Hasil menunjukkan bahwa kinerja secara positif terkait
dengan tahap pelaksanaan HCM. Hasil penelitian juga menegaskan bahwa
perusahaan mengembangkan HCM agar sesuai dengan strategi perusahaan dimana
perusahaan yang mengikuti strategi diferensiasi tertarik indikator HC untuk
mengukur kapasitas karyawan yang inovatif, sedangkan perusahaan biayapemimpin (leader cost) lebih memilih metrik HC untuk mengukur kemampuan
karyawan untuk mengelola biaya. Terakhir, partisipasi HR manajer dalam
pengembangan strategi secara positif berkaitan dengan tahap pelaksanaan HCM.
Hasil ini menegaskan bahwa para profesional HR sadar akan pentingnya
implementasi HC untuk pencapaian tujuan strategis.
Universitas Indonesia
26
Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
Auzair S. M. and Langfield, Smith K. (2005), The Effect of Service Process Type,
Business Strategy and Life Cycle Strategy on Bureaucratic MCS in Service
Organizations, Management Accounting Research, vol. 16, n4, p. 399-480
Beatty R.W., Huselid M.A. and Schneier. C.E. (2003), New HR Metrics: Scoring
on the Business Scorecard, Organizational Dynamics, vol. 32, n2, p. 107-121.
Boudreau J. and Ramstad P. (2003), Strategic HRM measurement in the 21st
century: From justifying HR to strategic talent leadership, In M.
GOLDSMITH, R. GANDOSSY and EFRON, HRM in the 21st century, New
York : John Wiley)
Govindajaran V. (1988), A Contingency Approach to Strategy Implementation at
the Business-Unit Level: Integrating Administrative Mechanisms with
Strategy, Academy of Management Journal, vol. 31, n4, p. 828-853.
Gupta A. K. (1987), SBU Strategies, Corporate-SBU Relations, and SBU
Effectiveness in Strategy Implementation, Academy of Management Journal,
vol. 30, n3, p. 477-500.
Hitt M.A., Bierman L., Shimizu
Moderating Effects of
K. and
Kochar
Universitas Indonesia
Marr B., Gray D. and Neely A. (2003), Why do Firms Measure their Intellectual
Capital?, Journal of Intellectual Capital, vol. 4, n4, p. 441-464.
Universitas Indonesia (2008). Pedoman Teknik Penulisan Tugas Akhir Mahasiswa
Universitas Indonesia
Petty R. and Guthrie J. (2000), Intellectual Capital Literature Review Measurement,Reporting and Management, Journal of Intellectual Capital, vol.
1, n2, p. 155-176.
Stewart T.A. (1997), Intellectual Capital - the New Wealth of Organizations.
London: Nicholas Brealey.
Van Der Stede, W. A., Chow C.W. and Lin T.W. (2006), Strategy, Choice of
Performance Measures, and Performance, Behavioral Research in Accounting,
vol. 18, p. 185-205.
Van Der Stede, W. A. (2000), The Relationship between Two Consequences of
Budgetary Controls: Budgetary Slack Creation and Managerial Short-Term
Orientation, Accounting, Organizations and Society, vol. 25, n6, p. 609-622.
Universitas Indonesia